SRIKANDI
By, Kanthi Suci
Srikandi / Sikandin adalah salah satu puteri Raja Drupada
dengan Dewi Gandawati dari Kerajaan Panchala yang muncul dalam kisah wiracarita
dari India, yaitu Mahabharata. Ia merupakan penitisan Dewi Amba yang tewas
karena panah Bisma. Dalam kitab Mahabharata ia diceritakan lahir sebagai
seorang wanita, namun karena sabda dewata, ia diasuh sebagai seorang pria, atau
kadangkala berjenis kelamin netral (waria). Dalam versi pewayangan Jawa terjadi
hal yang hampir sama, namun dalam pewayangan jawa ia dikisahkan menikahi Arjuna
dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah
Mahabharata versi India.
Dalam bahasa Sanskerta, Srikandi dieja Śikhaṇḍin, bentuk feminimnya adalah
Śikhaṇḍinī. Secara
harfiah, kata Śikhandin atau Śikhandini berarti "memiliki
rumbai-rumbai" atau "yang memiliki jambul".
Di kehidupan sebelumnya, Srikandi terlahir sebagai wanita
bernama Amba, yang ditolak oleh Bisma untuk menikah. Karena merasa terhina dan
ingin membalas dendam, Amba berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab
kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba bereinkarnasi
menjadi Srikandi.
Pada saat lahir, suara dewata menyuruh ayahnya agar
mengasuh Srikandi sebagai putera. Maka Srikandi hidup seperti pria, belajar
ilmu perang dan kemudian menikah. Pada malam perkawinan, istrinya sendiri menghina
dirinya setelah mengetahui hal yang sebenarnya. Setelah memikirkan usaha bunuh
diri, ia kabur dari Panchala, namun diselamatkan oleh seorang Yaksa yang
kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandi. Srikandi pulang sebagai pria
dan hidup bahagia bersama istrinya dan memiliki anak pula. Setelah kematiannya,
kejantanannya dikembalikan kembali kepada Yaksa.
Saat perang di Kurukshetra, Bisma sadar bahwa Srikandi
adalah reinkarnasi Amba, dan karena ia tidak ingin menyerang "seorang
wanita", ia menjatuhkan senjatanya. Tahu bahwa Bisma akan bersikap
demikian terhadap Srikandi, Arjuna bersembunyi di belakang Srikandi dan
menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Maka dari itu, hanya dengan
bantuan Srikandi, Arjuna dapat memberikan pukulan mematikan kepada Bisma, yang
sebenarnya tak terkalahkan sampai akhir. Akhirnya Srikandi dibunuh oleh
Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha.
Srikandi dikisahkan lahir karena keinginan kedua
orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran
seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Dropadi dan Drestadyumna,
dilahirkan melalui puja semadi. Dropadi dilahirkan dari bara api pemujaan,
sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna.
Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan
mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya
ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan
tersebut ia tidak memperoleh seorang putera.
Dewi Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. Ia
bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara
dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai
senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah
gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Korawa. Dengan panah
Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba,
puteri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang dendam kepada Bisma.
Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa ia
tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah
berakhirnya perang Bharatayuddha.