CITA-CITA BUKAN HANYA SEKEDAR MIMPI
Pagi,
siang, sore, malam dan kembali pagi lagi, itulah perputaran waktu disepanjang
hari yg takkan berakhir sampai akhir itu datang pada saat yg telah diatur oleh
sang Maha Kuasa.
Tiada
pernah makhluq dimuka bumi ini sedikitpun terlepas dari rintangan, cobaan, baik
itu dalam cobaan yg menyenangkan atau pun cobaan yg sangat menyedihkan. Namun
wajib bagi diri untuk selalu Ridlo akan Qodlo’ dan Qodar Alloh Ta’alaa sebab
ianya merupakan salah satu rukun Iman yg wajib diketahui oleh setiap Muslim
Muslimaat sekalian.
Terkadang
saat gundah akan dunia yg fana ini, ada sebuah doktrin positif yg dapat di
cerna oleh hati dan fikiran. Semua itu, karena diri tetap yaqin terhadap janji2
Alloh SWT insya Alloh jika telah saatnya ianya akan dapat diketahui dengan
sebenar-benarnya.
Pelajaran hari ini :
“Tetap
tanamkan “HUSNUDHON” tanpa “SU’UDHON”, karena penyakit ‘AIN (penyakit hati)itu
lebih berbahaya daripada penyakit “HIV” namun wajib prihatin, bersabar dan
berdo’a insya Alloh ada jalan dan barokah. Sholluu ‘alan Nabiy, Laa haula walaa
quwwata illaa billaah. . .”
Sebagai
seorang hamba yang bertaqwa hendaklah senantiasa berprasangka baik terhadap
sang Kholiq. Jangan pernah merasa semua akan berakhir sia-sia dan tak ada
gunanya, ahsan kita segera memperbanyak beristighfar kepada Alloh Ta’alaa.
Astaghfirulloohal ‘adhiim…
Jika
didalam diri kita telah memiliki keyaqinan yang kuat atau “Haqqul Yaqin” in sya
Alloh apapun yang akan terjadi dan berusaha menghalangi diri untuk mencapai
pada sebuah impian mampu kita hadapi dengan jiwa yang stronger dan tak mudah
putus asa. Terlebih-lebih lagi bagi seorang pelajar yang memiliki cita-cita
yang sangat tinggi nan luhur, bahkan hal tersebut memang dianjurkan bagi seorang
pelajar dalam bertholabul ‘ilmi. Jadi, dapat diketahui hendak dibawa kemanakah
dirinya setelah usai meninggalkan bangku sekolah?, nah…hal tersebutlah yang
mulai detik ini harus difikirkan dengan matang dan segera membuat program
kedepan untuk kemajuan dirinya dimasa depan.
فانّ المرء يطير بهمّته
كالطير يطير بجناحيه
“sesungguhnya
seseorang akan terbang dengan cita-citanya sebagaimana burung terbang dengan
dua sayapnya”.
Abu
Thayyib berkata (A. Ma’ruf Asrori: 53)[1] berkata:
“cita-cita
akan tercapai sejauh orang-orang akan bercita-cita. Kemuliaan akan tercapai
sejauh seseorang berbuat mulia”
“Sesuatu
yang kecil akan tampak besar bagi orang-orang yang bercita-cita kecil. Dan
sesuatu yang besar akan tampak kecil bagi orang-orang yang bercita-cita besar”.
Modal
untuk mencapai segala sesuatu adalah kerja keras dan cita-cita luhur.
Diuangkapkan
pula, bahwa Abu Hanifah pernah berkata kepada Abu Yusuf (A. Ma’ruf Asrori: 54):
“kamu
bukanlah orang yang cerdas, tetapi kamu bisa mengatasinya dengan rajin belajar.
Hindarilah kemalasan, karena kemalasan adalah sesuatu yang buruk dan akibat
buruknya juga sangat besar”.
Salah
satu efek buruk bagi orang yang pemalas adalah penyesalan dikemudian hari dan
cita-cita yang tak terwujud. Ada ungkapan, bahwa rasa malas itu disebabkan oleh
kurangnya penghayatan terhadap keutamaan dan kelebihan ilmu.
Rasa
malas kadang-kadang ditimbulkan oleh dahak dan lemak di dalam tubuh yang
disebabkan karena banyak makan. Dahak disebabkan oleh banyaknya minum, banyak
minum disebabkan oleh banyaknya makan. Makan roti kering dan anggur kering
dapat menghilangkan dahak (lendir). Tetapi jangan terlalu banyak, sehingga akan
membutuhkan minum, sementara banyak minum akan dapat menambah dahak. Jadi,
makan dan minumlah sesuai yang diperlukan oleh tubuh saja agar mampu
meminimalisir dahak didalam tubuh.
Cara
lain mengurangi makan adalah merenungkan bahaya-bahaya yang timbul akibat
banyak makan, yaitu beberapa penyakit dan lemahnya fisik. Juga disebutkan
timbul kekenyangan yang mampu menghilangkan kecerdasan.
Itulah
sekilas mengenai efek yang ditimbulkan akibat terlalu berlebihan-lebihan dalam
makan dan minum. Bukankah kita dianjurkan membagi ruang dalam tubuh kita, yakni
sepertiga untuk makan, sepertiga lagi untuk minum dan sepertiga selanjutnya
untuk bernafas agar pencernaan didalam tubuh dapat menjalankan tugasnya dengan baik
dan benar sehingga kita pun akan beruntung terhindar dari rasa malas yang tidak
berkesudahan itu.
Ternyata
dalam meraih cita-cita yang bukan hanya sekedar mimpi belaka itu tidak lain
harus diperhatikan dari hal-hal yang mungkin dianggap remeh dan seolah-olah
kecil, namun imbas yang didapat begitu merugikan diri sendiri yang salah
satunya adalah banyak makan yang mengakibatkan diri lemah dan bermalas-malasan.
Untuk itu, jika ingin meraih cita-cita yang bukan hanya sekedar mimpi tersebut
hendaknya lebih berantusias menggapainya, open mind, open heart, open eyes and
open kesemua-muanya dalam artian yang positif. Hal tersebut, diharapkan dapat
memberikan stimulus dari dalam diri kita agar membangun kesadaran diri untuk
segera meraih kesuksesan, baik kesuksesan duniawi maupun kesuksesan ukhrowi
yang pada ujung goalnya ialah “bihusnil khotimah” in sya Alloh, Alloohumma
Aamiin wal qobul…
Selalu ingat 3B untuk meraih cita-cita :
1.
Berikhtiyar (berusaha dengan sungguh-sungguh)
2.
Berdo’a kepada Alloh Ta’alaa agar selalu diberikan
jalan kemudahan
3.
Bertawakkal kepada Alloh atas segala Ikhtiyar dan do’a
yang telah dilaksanakan dengan tulus.
Moto yang tak lekang oleh waktu “Man Jadda wa Jada” barangsiapa yang besungguh-sungguh pasti akan sukses. Teruslah semangat meraih Rohmat tanpa terpikat oleh ni’mat yang hanya sesaat yaitu “HUBBUD DUNYA” (cinta pada dunia).
Akhirul kalam wa ‘afwu minkum.