BEKERJA MENURUT ISLAM
Sebuah hadits diriwayatkan oleh Aisyah ra mengenai hal ini, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan (menyempurnakan) pekerjaannya. “ (HR. Thabrani).
Bekerja dalam perspektif ajaran Islam sangatlah penting dalam keberlanjutan hidup seorang muslim di dunia. Betapa pentingnya bekerja, Allah bahkan menilai bekerja sebagai ibadah. Oleh karena itu, setiap muslim diwajibkan untuk bekerja, mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri dan keluarganya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa bekerja untuk anak dan istrinya melalui jalan yang halal, maka bagi mereka pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah." (HR Bukhari).
Pada hakikatnya, bekerja tidak hanya untuk memenuhi tuntutan di dunia, tetapi juga di akhirat. Segala aktivitas di dunia yang positif dan sejalan dengan nilai-nilai keislaman pastinya memiliki nilai tersendiri di mata Allah. Terlebih, semangat untuk mencukupkan nafkah telah dicontohkan oleh para nabi dan rasul.
Anjuran bekerja dan mencari rezeki telah tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan juga hadits Rasulullah SAW. Salah satunya, Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al Insyirah ayat 7,
فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ
Arab-Latin: Fa iżā faragta fanṣab
Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
Ayat tersebut menegaskan tentang keseimbangan urusan dunia dan akhirat, yakni di sela beribadah seorang muslim juga harus tetap bekerja.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ ثُمَّ يَغْدُوَ أَحْسِبُهُ قَالَ إِلَى الْجَبَلِ فَيَحْتَطِبَ فَيَبِيعَ فَيَأْكُلَ وَيَتَصَدَّقَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda: “Sungguh seorang dari kalian yang mengambil talinya lalu pergi ke gunung lalu dia mencari kayu bakar kemudian dia menjualnya lalu dari hasil jualan itu dia dapat makan dan bersedekah, itu lebih baik baginya daripada meminta kepada manusia”. (HR Bukhari No:1386) Status: Hadis Sahih
Kandungan hadits :
1. Bekerja dan berusaha mencari rezeki bagi keperluan hidup adalah kewajiban yang bernilai ibadah
2. Berusaha mencari rezeki yang halal perlu dilakukan walaupun dengan melakukan kerja yang sukar seperti mengambil kayu di dalam hutan untuk dijual. Termasuk juga pekerjaan yang mungkin kotor, berat dan beresiko.
3. Hasil kerja dan usaha sendiri untuk mencari rizki agar bisa bersedekah, itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang lain.
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى
Dari Nabi SAW bersabda: “Tangan yang diatas lebih baik dari pada tangan yang di bawah. (HR Bukhari No: 1338) Status: Hadis Sahih
4. Tidak ada baiknya hidup dari mengemis. Tidak ada makhluk Allah selain manusia yang mengemis kepada sesama nya.
Dari Qabishah bin Mukhariq Al-Hilali radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا قَبِيْصَةُ، إِنَّ الْـمَسْأَلَةَ لَا تَحِلُّ إِلَّا لِأَحَدِ ثَلَاثَةٍ : رَجُلٍ تَحَمَّلَ حَمَالَةً فَحَلَّتْ لَهُ الْـمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيْبَهَا ثُمَّ يُمْسِكُ، وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ اجْتَاحَتْ مَالَهُ فَحَلَّتْ لَهُ الْـمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيْبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ –أَوْ قَالَ : سِدَادً مِنْ عَيْشٍ- وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ حَتَّى يَقُوْمَ ثَلَاثَةٌ مِنْ ذَوِي الْحِجَا مِنْ قَوْمِهِ : لَقَدْ أَصَابَتْ فُلَانًا فَاقَةٌ ، فَحَلَّتْ لَهُ الْـمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيْبَ قِوَامًا مِنْ عَيْش ٍ، –أَوْ قَالَ : سِدَادً مِنْ عَيْشٍ- فَمَا سِوَاهُنَّ مِنَ الْـمَسْأَلَةِ يَا قَبِيْصَةُ ، سُحْتًا يَأْكُلُهَا صَاحِبُهَا سُحْتًا.
“Wahai Qabishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang: (1) seseorang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti, (2) seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan (3) seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya mengatakan, ‘Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup,’ ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk ketiga hal itu, wahai Qabishah! Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram.” (Shahih: HR. Muslim, Abu Dawud, Ahmad, an-Nasa-i, dan selainnya).
Hadits ini menunjukkan bahwa meminta-minta adalah haram, tidak dihalalkan, kecuali untuk tiga orang :
(1) Seseorang yang menanggung hutang dari orang lain, baik disebabkan menanggung diyat orang maupun untuk mendamaikan antara dua kelompok yang saling memerangi. Maka ia boleh meminta-minta meskipun ia orang kaya.
(2) Seseorang yang hartanya tertimpa musibah, atau tertimpa peceklik dan gagal panen secara total, maka ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup.
(3) Seseorang yang menyatakan bahwa dirinya ditimpa kemelaratan, maka apabila ada tiga orang yang berakal dari kaumnya memberi kesaksian atas hal itu, maka ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup.
Berikut adalah kumpulan hadits tentang bekerja keras dalam Islam.
1. Hadits bekerja keras untuk menafkahi diri sendiri
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
Artinya: “Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as. memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)
2. Hadits bekerja keras untuk mencari rezeki
باكروا الغدو -أي الصباح- في طلب الرزق، فإن الغدو بركة ونجاح'
Artinya: “Berpagi-pagilah (subuh) dalam mencari rezeki, sesungguhnya berpagi-pagi itu adalah berkat dan kejayaan.” (HR. At Thabrani)
3. Hadits bangun pagi untuk bekerja
يا بنية قومي اشهدي رزق ربك، ولا تكوني من الغافلين، فإن الله يقسم أرزاق الناس ما بين طلوع الفجر إلى طلوع الشمس
Artinya: “Wahai anakku, bangunlah dan hadaplah rezeki Tuhanmu. Janganlah engkau jadi dari kalangan orang yang lalai. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki manusia di antara terbit fajar hingga terbit matahari.” (HR. Al-Baihaqi)
4. Hadits bekerja keras untuk menafkahi keluarga
مَا كَسَبَ الرَّجُلُ كَسْبًا أَطْيَبَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَمَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَخَادِمِهِ فَهُوَ صَدَقَةٌ
Artinya: “Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari hasil tangannya (bekerja) sendiri. Dan apa saja yang dinafkahkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah.” (HR. Ibnu Majah)
Bekerja Adalah Ibadah
Dalam Islam, bekerja merupakan sebuah ibadah yang sangat mulia. Dengan bekerja, manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan menyisihkan sebagian hartanya untuk beramal di jalan Allah SWT.
Istilah kerja menurut ajaran Islam sejatinya memiliki makna yang sangat luas. Bekerja bukan semata-mata untuk mencari rezeki, tetapi juga bentuk amalan yang mengandung unsur kebaikan bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Hukum bekerja bagi umat Muslim adalah wajib, sebab orang yang menganggur dan tidak berusaha mencari kerja berarti tidak memanfaatkan anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT. Perintah untuk bekerja ini tercantum dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 105.
Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah[9]: 105)
Hadits tentang Bekerja Keras dalam Islam.
Rezeki pada dasarnya memang sudah diatur oleh Allah SWT. Meski begitu, umat Muslim tetap diwajibkan untuk selalu berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan rezeki tersebut dengan cara yang halal.
Anjuran untuk bekerja keras juga disampaikan dalam berbagai ayat Al-Quran dan hadits. Dihimpun dari buku Pendidikan Karakter karya Rusydi Ananda, dkk., berikut adalah kumpulan hadits tentang bekerja keras dalam Islam.
1. Hadits bekerja keras untuk menafkahi diri sendiri
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
Artinya: “Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as. memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)
2. Hadits bekerja keras untuk mencari rezeki
باكروا الغدو -أي الصباح- في طلب الرزق، فإن الغدو بركة ونجاح'
Artinya: “Berpagi-pagilah (subuh) dalam mencari rezeki, sesungguhnya berpagi-pagi itu adalah berkat dan kejayaan.” (HR. At Thabrani)
3. Hadits bangun pagi untuk bekerja
يا بنية قومي اشهدي رزق ربك، ولا تكوني من الغافلين، فإن الله يقسم أرزاق الناس ما بين طلوع الفجر إلى طلوع الشمس
Artinya: “Wahai anakku, bangunlah dan hadaplah rezeki Tuhanmu. Janganlah engkau jadi dari kalangan orang yang lalai. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki manusia di antara terbit fajar hingga terbit matahari.” (HR. Al-Baihaqi)
4. Hadits bekerja keras untuk menafkahi keluarga
مَا كَسَبَ الرَّجُلُ كَسْبًا أَطْيَبَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَمَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَخَادِمِهِ فَهُوَ صَدَقَةٌ
Artinya: “Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari hasil tangannya (bekerja) sendiri. Dan apa saja yang dinafkahkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah.” (HR. Ibnu Majah)
5. Hadits untuk bekerja keras dan tidak bermalas-malasan
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
“Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau malas.” (HR. Muslim)
Kanti Suci Project