Ilmu Lebih Baik Dari Pada Harta
(Keutamaan dan Kemuliaan Ilmu)
Ilmu Lebih Baik Dari Harta adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Keutamaan dan Kemuliaan Ilmu.
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu mengatakan:
العلم خير من المال؛ العلم يحرسك, وأنت تحرس المال
“Ilmu itu lebih baik dibandingkan harta: karena ilmu akan menjagamu dan kamulah yang menjaga harta.”
Ini pernyataan dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu yang menunjukkan kedudukan dan kemuliaan ilmu. Adapun harta, bahkan dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang shahih:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya masing-masing umat ada fitnahnya dan fitnah bagi umatku adalah harta.”
Inilah harta. Kalau orang yang memegangnya tidak punya benteng penjaga, tidak punya iman yang kuat, maka akan bisa menjerumuskan dia kedalam fitnah. Sedangkan ilmu, dia justru yang menjaga kita. Semakin banyak kita pelajari, semakin sering kita kaji, semakin banyak sebab-sebab yang akan menjaga kita dari tergelincir atau menyimpang dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lurus.
Kata Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala bahwa ilmu akan menjaga dan melindungi pemiliknya dari tempat-tempat kehancuran dan jurang-jurang kebinasaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ilmu agama dengan segala keberkahan dan kebaikannya bukan hanya menumbuhkan iman, bukan hanya untuk menjadikan hati tenang ketika kita mengkaji ilmu, membaca Al-Qur’an dan merenungkan isinya, tapi lebih dari itu sebagai penjaga dan sebab untuk senantiasa menuntun kita agar selalu menempuh jalan Allah yang lurus sampai di akhir hayat.
Seorang manusia, bagaimanapun dia tidak akan menjerumuskan dirinya dalam kebinasaan selama akalnya masih ada bersama dirinya. Artinya kalau dia paham bahwa sesuatu akan membinasakan dirinya, maka dia tidak akan melakukan atau menjerumuskan dirinya kedalam sesuatu itu. Terjadinya orang terjerumus dalam kebinasaan adalah karena dia tidak tahu bahwa itu bisa mencelakakan dirinya.
Kejahilan bisa membunuh seseorang. Mending kalau hanya tubuhnya yang dibunuh, bagaimana kalau aqidahnya yang dibunuh, bagaimana kalau imannya yang dibinasakan akibat perbuatan yang tidak diketahuinya tersebut? Na’udzubillahi min dzalik.
Kalau dia tidak punya ilmu tentangnya, maka orang ini perumpamaannya seperti orang yang mengkonsumsi makanan beracun. Adapun orang yang mengetahui tentang racun dan bahayanya bagi tubuh, maka ilmunya akan menghalangi dia untuk tidak memakannya. Dia tahu itu beracun meskipun kelihatannya menggiurkan. Sedangkan orang yang tidak tahu akan makan, maka dengan sebab ini kejahilan membinasakan dirinya. Ini adalah permisalan tentang penjagaan ilmu terhadap pemiliknya.
Subhanallah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan ilmu benar-benar disamping memiliki kekuatan untuk mengarahkan kepada kebaikan, ternyata juga menjaga kita dari keburukan. Bahkan ilmu menjaga mereka dalam kebaikan yang paling besar dalam Islam, yaitu ikhlas. Penyimpangan niat adalah kebinasaan paling besar.
Imam Ad-Daruquthni pernah mengatakan :
طلبنا العلم لغير الله فأبى أن يكون إلا لله
“Kami dahulu menuntut ilmu bukan karena Allah, tapi ilmu tidak mau kecuali membawa kami kepada keikhlasan karena Allah.”
Ilmu menuntun dan menjaga dari penyimpangan niat, sehingga di dalam perjalanan menuntut ilmu mereka digiring untuk dijadikan hatinya bersih dari penyimpangan-penyimpangan niat. Inilah wujud dari bimbingan sekaligus penjagaan ilmu kepada pemiliknya.
Contohnya adalah seorang dokter yang cerdas. Dengan ilmunya dia akan menghindari hal-hal yang bisa mendatangkan berbagai macam penyakit atau keburukan pada dirinya. Hal ini karena dia tahu, bahkan dia pernah menelitinya, makanya dia sangat berhati-hati dalam hal ini.
Demikian juga orang yang mengetahui tentang hal-hal yang menakutkan dari jurang-jurang kebinasaan yang akan dilewati dalam jalur perjalanan, dia akan sangat berhati-hati darinya, maka ilmunya akan menjaga dia dari kebinasaan.
Ketika Ali bin Abi Thalib Ditanya tentang Keutamaan Ilmu dan Harta
(Diterjemahkan dari Mawaa'idul Usfuriah, hal.4)
“Aku adalah kota ilmu sedang Ali adalah pintunya”
Dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah bin Mas’ud ra, ia berkata: bersabda Rasulullah SAW:
قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ أَعْمَالُ الْمَكْفِيِّيْنَ وَالصَّلاَةُ أَعْمَالُ الْأَعَاجِزِ وَٱلصَّوْمُ أَعْمَالُ الْفُقَرَاءِ وَالتَّسْبِيْحُ أَعْمَالُ النِّسَاءِ وَالصَّدَقَةُ أَعْمَالُ الْأَسْخِيَاءِ وَالتَّفَكُّرُ أَعْمَالُ الضُّعَفَاءِ أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَعْمَالُ الْأَبْطَالِ؛ قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ: وَمَا أَعْمَالُ الْأَبْطَالِ ؟ قَالَ: طَلَبُ الْعِلْمِ فَإِنَّهُ نُوْرُ الْمُؤْمِنِ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ. (رواه الحاكم)
Membaca Al-Qur’an itu adalah amal orang-orang yang dilindungi dan shalat itu adalah amal orang-orang yang tak berdaya dan puasa itu adalah amal orang-orang miskin dan tasbih itu amal orang-orang perempuan dan sedekah itu amal orang-orang yang murah hati sedang tafakur itu adalah amal orang-orang yang lemah. (amalkanlah itu semua!) Maukah kutunjukkan kepada kalian amal para pahlawan? Ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, apakah amal para pahlawan itu?” Beliau menjawab: “Menuntut ilmu, karena ia adalah cahaya orang mukmin di dunia dan akhirat”. (HR. Hakim).
Bersabda Rasulullah SAW:
أَنَا مَدِيْنَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌّ بَابُهَا.
“Aku adalah kota ilmu sedang Ali adalah pintunya”.
Tatkala kaum Khawarij mendengar hadits ini mereka mendengki kepada Ali ra dan berkumpullah sepuluh orang pemuka mereka: mereka berkata: Kita akan menanyakan satu masalah dan melihat bagaimana ia menjawab kita, seandainya ia menjawab masing-masing dari kita dengan jawaban lain, tahulah kita bahwa ia seorang yang alim sebagaimana dikatakan oleh Nabi SAW.
Seorang di antara mereka datang kepada Ali bertanya: Hai Ali, mana yang lebih baik, ilmu atau harta? Ali menjawab: Ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya: Dengan dalil apa? Ali menjawab: Ilmu itu warisan para nabi dan harta itu warisan Qarun dan Syaddad dan Fir'aun serta lainnya. Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang lain lalu bertanya seperti yang pertama. Ali menjawab: Ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya: Dengan dalil apa? Ali menjawab: Ilmu menjagamu sedang engkau menjaga harta. Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang lain lalu bertanya seperti pertanyaan orang pertama dan kedua. Maka Ali menjawab: Ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya: Dengan dalil apa? Ali menjawab: Pemilik harta mempunyai banyak musuh dan pemilik ilmu mempunyai banyak teman. Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang lain lalu bertanya :
Mana yang lebih baik, ilmu atau harta ?
Ali menjawab : Ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya: Dengan dalil apa ?
Ali menjawab : Apabila engkau belanjakan hartamu ia akan berkurang dan jika engkau amalkan ilmumu ia akan bertambah. Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang lain lalu bertanya: Mana yang lebih baik, ilmu atau harta? Ali menjawab: ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya dengan dalil apa? Ali menjawab: Pemilik harta bisa dipanggil si pelit dan menjadi hina sedang pemilik ilmu dipanggil dengan sebutan agung dan mulia. Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang lain lalu bertanya: Manakah yang lebih baik, ilmu atau harta? Ali menjawab: Ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya: Dengan dalil apa? Ali menjawab: Pemilik harta akan di hisab pada hari kiamat sedangkan pemilik ilmu akan memberi syafaat pada hari kiamat. Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang lain lalu bertanya : Mana yang lebih baik, ilmu atau harta ?
Ali menjawab: Ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya: Dengan dalil apa ?
Ali menjawab : Harta itu makin lama di diamkan makin bertambah usang, sedang ilmu itu tidak bisa lapuk dan usang. Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang lain lalu bertanya : Mana yang lebih baik, ilmu atau harta ?
Ali menjawab: Ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya: Dengan dalil apa ?
Ali menjawab: Harta itu bisa membuat hati menjadi keras, sedang ilmu itu menerangi hati. Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang lain lalu bertanya : Mana yang lebih baik, ilmu atau harta ?
Ali menjawab: Ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya: Dengan dalil apa ?
Ali menjawab : Pemilik harta dikatakan sebagai pemilik dengan sebab harta, sedang orang yang berilmu mengaku sebagai hamba Allah.
Andaikata mereka bertanya tentang ini niscaya akan kujawab dengan jawaban lain selama aku hidup. Kemudian datanglah mereka dan menyerah semuanya.
Kanti Suci Project