TAKABUR
Takabur adalah contoh dari sifat tercela yang tidak Allah suka bahkan sangat membencinya. Sebagaimana telah ditegaskan Rasul dalam hadis riwayat Muslim, takabur bermakna menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. Sifat-sifat takabur juga termasuk penyakit hati sehingga sudah seharusnya untuk dijauhkan dalam diri.
Takabur adalah merasa diri mulia (hebat, pandai, dan sebagainya), angkuh atau sombong.
Sifat takabur yang suka membanggakan diri seringkali membuat luput, sehingga muncul perasaan memandang orang lain seakan jauh lebih rendah dibanding dirinya.
Oleh sebab itu, sifat takabur ini sangat dibenci Allah sebagaimana firman-Nya yang berbunyi seperti berikut, saat mengisahkan nasihat Lukman kepada anaknya :
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (سورة لقمان:(١٨
Makna ayat tersebut adalah janganlah engkau berpaling dari mereka dengan bersikap sombong, menghadaplah kepada mereka dengan mukami, jangan engkau hadapkan kepada mereka separuh bagian mukamu dan pipimu seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang bersikap congkak dan sombong. Jangan engkau berjalan dengan gaya jalan yang penuh kesombongan, kecongkakan dan rasa bangga diri.
Contoh sifat takabur adalah memiliki sifat sombong yang terbagi menjadi dua macam seperti di bawah ini:
1. Menolak kebenaran.
Ciri orang takabur pertama yaitu menolak suatu kebenaran hanya karena ia tidak terima, apabila hal benar itu diungkapkan oleh orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya.
Menolak suatu kebenaran ini biasanya karena merasa diri paling pintar dan benar. Contohnya ada pada kisah Fir'aun. Tidaklah ia binasa kecuali sifat takaburnya sebab merasa bahwa ia adalah Tuhan yang patut disembah.
Padahal Fir'aun sudah banyak melihat mukjizat yang diturunkan Allah lewat Nabi Musa. Dikarenakan tidak beriman maka sifat takabur itu menyelimuti dirinya.
2. Menganggap dirinya istimewa.
Ciri sifat takabur berikutnya yaitu selalu menganggap diri sangat baik, istimewa, sampai merasa lebih sempurna jika dibanding orang lain.
Menanamkan sifat seperti ini dalam diri tentu kurang tepat karena hanya melahirkan ujub yaitu rasa sombong sedangkan yang maha sempurna hanya milik Allah sepenuhnya.
Salah satu contoh sederhana di kehidupan sehari-sehari yang termasuk ciri takabur yaitu suka meremehkan pengetahuan orang lain karena merasa dirinya lebih hebat dan berpengalaman.
Atau seorang guru merasa muridnya kurang pemahaman, kemudian orang tua membandingkan kemampuan dirinya kepada anak-anak mereka, dan masih banyak lagi.
DALIL-DALIL TENTANG TAKABUR
Ada banyak dalil Allah yang mengingatkan untuk tidak memiliki sifat dan sikap takabur. Sebab takabur adalah contoh sifat tercela yang justru bisa menjerumuskan diri pada kesengsaraan. Berikut bunyi dalil tentang larangan takabur :
· لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Artinya: "Tidak akan masuk surga orang-orang yang dalam hatinya terdapat rasa takabur atau sombong meskipun hanya sekecil biji sawi." [HR. Muslim dari Abdullah bin Mas'ud].
· إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ: إِنَّ الْعِزَّ إِزَارِيْ وَالْكِبْرِيَاءَ رِدَائِيْ ، فَمَنْ نَازَعَنِي فِيْهِمَا عَذَّبْتُهُ
Artinya: Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, "Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan sombong adalah selendang-Ku. Barang siapa yang mengambilnya dari-Ku, Aku azab dia." [Hadis Qudsi Thabrani dari Ali bin Abi Thalib R.A].
· فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُوَفِّيْهِمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدُهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ اسْتَنْكَفُوْا وَاسْتَكْبَرُوْا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًاۙ وَّلَا يَجِدُوْنَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًا - ١٧٣
Artinya: "Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya, sedangkan orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih dan mereka tidak akan mendapat perlindungan dan penolong selain Allah." [QS. An Nisa, ayat 173].
Takabur adalah sifat paling dibenci Allah sehingga ganjarannya berupa azab pedih. Sebaliknya, tanamkan sifat tawadu yaitu rendah hati dan selalu bersyukur atas nikmat Allah.
TAKABUR UJUB
Secara bahasa (etimologi), ‘Ujub, berasal dari kata ajaba, yang artinya kagum, terheran-heran, takjub. Al-I’jabu bin Nafsi berarti kagum pada diri sendiri. Sedangkan takabur berarti sombong atau berusaha menampakkan keagungan diri. Dalam kitab lisanul Arab, antara lain disebutkan bahwa at-takabur wal istikbar berarti at-ta’azzhum (sombong/ Kibr).
Secara istilah dapat kita pahami bahwa ‘ujub yaitu suatu sikap membanggakan diri, dengan memberikan satu penghargaan yang terlalu berlebihan kepada kemampuan diri. Sikap ini tercermin pada rasa tinggi diri (superiority complex) dalam bidang keilmuan, amal perbuatan ataupun kesempurnaan moral. dan disaat ia menampakkan kelebihanya pada orang lain dengan sombong, maka ia telah terjangkit penyakit Takabur. Oleh karena itu, sikap Ujub dan Takabur memiliki keterkaitan satu sama lain. Dan sikap takabur adalah sifatnya Iblis.
Jika perasaan senang itu di sertai pelanggaran hak orang lain misalnya dengan cara meremehkan dan menganggap kecil apa yang keluar dari mereka maka hal ini dinamakan ghurur atau i’jab yang berlebihan. Jika rasa senang tersebut disertai pelampauan dan pelanggaran hak orang lain dengan cara meremehkan kepribadian dan jati diri mereka serta merasa lebih tinggi atas mereka maka hal ini dinamakan takabur atau ghurur berlebih.
PERBEDAAN UJUB DAN TAKABUR
Al-Mawardi mengatakan: Kibr itu terkait dengan kedudukan, sedangkan Ujub terkait dengan kelebihan. Jadi seorang yang memiliki akhlak Kibr membesarkan dirinya melebihi kapasitas orang yang sedang belajar sedangkan orang yang memiliki ‘Ujub memandang dirinya banyak memiliki kelebihan sehingga tidak perlu lagi untuk menambah ilmunya.
Sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa Kibr adalah akhlak batin yang darinya muncul banyak perbuatan. Akhlak yang dimaksud adalah melihat diri sendiri lebih tinggi daripada orang lain. Sedangkan Ujub bisa terjadi walaupun tidak ada pembandingan orang lain. Jadi seorang yang memiliki akhlak Kibr melihat dirinya lebih tinggi dari orang lain, karenanya ia merasa bangga berlebihan, gembira dan puas terhadap apa yang diyakininya
PENYEBAB TAKABUR UJUB
Ujub dan takabur karena kelebihan fisik, misalnya tampan, cantik dan Ia merasa bahwa fisiknya lebih hebat, lebih cantik atau lebih tampan dan kuat daripada yang lainnya. Ditambah dengan suaranya yang lebih merdu. lantas ia takabur dan merendahkan yang lainnya.
Ujub dan takabur karena kekuatan fisiknya dalam melawan musuh. Ia takabur dan sesumbar bahwa tidak akan ada orang yang dapat mengalahkan Ini adalah sikap yang keliru, karena akan menghilangkan kewaspadaannya. Ia akan lemah karena menganggap enteng lawan.
Ujub dan takabur karena ilmu, akal dan kecerdikannya dalam memahami ilmu-ilmu agama dan juga urusan-urusan keduniaannya. Umumnya orang yang demikian itu merasa dan menggap dirinya paling pintar dan merasa bahwa pendapatnya paling
Ujub dan takabur karena Artinya sombong dirinya, karena ia merasa dirinya turunan ningrat atau bangsawan. Biasanya orang yang demikian itu menganggap bahwa dirinyalah yang harus dihormati dan di muliakan. Ia harus di perioritaskan dalam segala hal. ia selalu mebayangkan bahwa orang yang ada di sekitarnya itu adalah pembantunya.
Ujub dan takabur karena banyak anaknya yang dapat diandalkan, banyak keponakan dan anggota lainnya yang sukses, banyak temannya yang mempunyai kedudukan tinggi dan lain sebagainya.
Ujub dan takabur karena harta yang berlimpah ruah. Ia sombong, takabur, dan riya dengan hartanya Seolah-olah dia saja yang yang kaya. Ia suka bercerita dan pamer tentang hartanya yang melimpah dan terdapat di mana-mana. Termasuk ketika ia berbuat baik dengan hartanya misalnya zakat dan sedekah ia lakukan bukan karena Allah tetapi karena pamer atau riya’.
BAHAYA TAKABUR UJUB
‘Ujub menyebabkan timbulnya rasa sombong (takabur), sebab memang ‘ujub itulah yang menyebabkan salah satu dari berbagai sebab kesombongan Dari ‘ujub maka muncullah ketakaburan.
Bila seseorang sudah dihinggapi penyakit ‘ujub dan takabur, ia lupa pada bahaya-bahaya ‘ujub dan takabur itu sendiri, ia sudah tertipu oleh perasaan, dan pendapatnya sendiri.
Karena ‘ujub dan takabur membuat seseorang kurang sadar terhadap kedudukan dirinya, ia akan memuji-muji dirinya, menyanjung dirinya sendiri dan menganggap suci dirinya serta bersih dari segala kesalahan
Seorang yang ‘ujub dan takabur tidak mau belajar kepada orang lain, sebab ia sudah merasa amat pandai. Ia tidak suka bertanya kepada siapapun juga
Orang yang memiliki sikap ujub dan takabur jika usahanya gagal, orang ini akan melemparkan kesalahan pada orang lain
Orang yang sombong dan takabur akan bangga dan gembira kalau segala sesuatu itu timbul dari gagasannya dan suka sekali mempopulerkan apa- apa yang ada pada dirinya.
Membatalkan Seseorang yang merasa ujub dengan amal kebajikannya, maka pahalanya akan gugur dan amalannya akan sia- sia. Karena Allah tidak akan menerima amalan kebajikan sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya.
Menyebabkan orang lain membenci pelakunya. Pada umumnya, orang tidak suka terhadap orang yang membanggakan diri, mengagumi diri sendiri dan sombong. Oleh karena itu, orang yang ujub tidak akan banyak temannya, bahkan ia akan dibenci meskipun luas ilmunya dan terpandang kedudukannya
Ujub dan takabur adalah gambaran kejiwaan yang sangat berlebih- lebihan, saat seseorang menganggap dirinya paling hebat dibandingkan yang lainnya. Ia merasa paling pintar, paling gagah, paling kaya, paling berkuasa, paling dominan dan Pokoknya ia merasa orang super dalam segala hal, yang akhirnya memicu sifat arogansi dalam dirinya, menghina dan melecehkan orang lain
Akibat buruk dari ujub dan takabur ialah hilangnya rasa saling hormat menghormati, lenyapnya rasa simpati orang kepadanya.
CARA MENGHINDARI TAKABUR UJUB
Kita harus memiliki sifat percaya diri, tetapi jika sudah memasuki ketakaburan dan menganggap rendah terhadap yang lain, inilah yang dikatakan ujub yang di larang agama. Hal tersebut harus dihindari dengan cara bahwa kita harus percaya diri tetapi ingat bahwa kita tetap punya sisi lemah. Orang lain juga mempunyai potensi dan kita harus menghargai potensi tersebut.
Kita harus ingat dan sadar, bahwa dalam sejarah, orang yang ujub, takabur dengan kekuatannya, maka Allah yang akan menghancurkannya
Kita juga harus sadar bahwa ilmu yang kita miliki sangatlah sedikit dibandingkan dengan ilmu Allah Swt. Bakhan sesungguhnya ilmu kita lebih sedikit dibandingkan dengan orang-orang sekitar kita. Kita hanya paham sesuatu yang pernah kita lihat, kita baca dan kita dengarkan, selebihnya kita tidak mengerti.
Kita harus sadar bahwa fisik yang gagah, wajah yang tampan rupawan, cantik jelita adalah anugrah Allah dan sifatnya sementara, yaitu ketika masih usia Hal tersebut juga merupakan ukuran kemulianseseorang di hadapan Allah Swt. Karena yang menentukan kemulian adalah ketakwaannya.
Kita juga harus ingat bahwa harta yang kita miliki juga titipan Allah yang harus dijaga dan digunakan untuk jalan yang Harta bukan untuk disombong-sombongkan seperti yang dilakukan oleh Qarun.
DALAM DIRI MANUSIA ADA EMPAT SIFAT DIANTARANYA BISA MENCELAKAKAN
Dalam diri manusia ada empat sifat. Tiga dari empat sifat itu berpotensi untuk mencelakakan manusia dan satu berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan.
Diantaranya adalah :
1. Sifat syaithaniyah.
Sifat identiknya adalah kecemburuan, hasad dan dengki, saling iri dan menjatuhkan. Pekerjaan dan targetnya bagaimana membuat jalan yang menyesatkan. Menjerumuskan dan menjatuhkan pada jalan kenistaan. Membasmi dan menghilangkan sifat kemanusiaan dan martabat anak Adam yang dimuliakan.
2. Sifat kebinatangan bahimah.
Difat binatang ternak. Kita tahu persis bagaimana sikap binatang ternak yang diciptakan tanpa fikir, tanpa rasa. Bagi binatang ini adalah sifatnya, ia begitu, adalah lumrah. Tapi kalau manusia yang diberi hati diberi rasa, bersikap dengan sikap bahimah, maka ini petaka dan berbahaya.
3. Sifat buas sabi’iyah bukan binatang ternak, tapi lebih tinggi, binatang liar dan buas. Kita tahu persis sifat-sifat identiknya adalah kesemena-menaan, tak punya rasa kasihan, tidak ada iba dan rasa. Ia akan menerkam siapa saja, andalannya adalah bringas dan tenaga, kuku tajam dan taringnya. Karakternya kezaliman, tidak ada keadilan. Yang kuat berkuasa, yang lemah binasa. Tidak ada ukuran kebenaran, yang ada unjuk kekuatan. Ini yang kita kenal dengan hukum rimba. Yang kuat selamat yang lemah terhina. Yang berani akan menindas yang pengecut. Yang kuat akan memakan yang lemah”.
Sedangan satu-satunya sifat yang menjamin keselamatan dan kebaikan manusia, adalah sifat ‘rububiyyah” sifat berketuhanan, beriman, bertaqwa, memiliki kontrol keyakinan. Yakin akan hari pembalasan. Dan percaya bahwa kehidupan dunia akan dipertanggungjawabkan.
Kebenaran mutlak adalah ketentuan Tuhan, dijelaskan nabi, dikandung Al Quran. Sifat yang tumbuh tidak mengedepankan napsu keserakahan, tidak ada kepuasan di atas kejahatan. Kebahagiaan bukan tumbuh di atas penderitaan orang lain. Bukan berhasil dengan menjahati orang lain. Atau bukan juga semangat yang tak pernah berharap kebaikan untuk orang lain.