MENGENAL MODUS PENIPUAN DI ERA DIGITAL
Kepercayaan adalah sebuah harta yang diberikan orang ke kehidupan kita. Sebagaimana sebuah harta, kita harus menjaga supaya tidak ada yang mencuri dan tidak menjadi sebuah permasalahan di kehidupan kita.
Bentuk dari penipuan zaman sekarang sudah mulai beragam, mulai dari yang berbentuk SMS, Telefon Berhadiah, E-Mail dari lembaga yang tidak jelas, bahkan berbentuk Phishing, yang nantinya akan meminta informasi dari kita untuk kemudian dia gunakan untuk Hack akun kita dan digunakan untuk kriminalitas.
Cybercrime adalah salah satu jenis perilaku criminal yang sedang marak di dunia maya, khususnya di media sosial. Modusnya banyak sekali, mulai dari meminta netizen untuk klik link yang tidak jelas, yang akan mengarahkan pengguna ke sebuah website yang meminta informasi tertentu, sampai dengan mengajak orang lain untuk menyebarkan kabar gembira tentang hadiah yang tidak masuk akal, yang dapat diperoleh tanpa melakukan apapun.
Caranya tetap sama, pengguna akan diminta untuk membuka link yang sudah diberikan, lalu tanpa sepengetahuan pengguna, ia telah menjadi korban cybercrime. Maka berhati hatilah apabila anda dimintai informasi pribadi seperti misalkan nomor Hp, nama lengkap, bahkan hal yang sangat rahasia seperti username dan password, apalagi nomor rekening bank.
Adapun bentuk lain dari cybercrime adalah dengan menyebar berita palsu atau yang kita kenal sebagai Hoax. Berita palsu dibuat dengan tujuan untuk menyudutkan salah satu pihak atau saingan, adapun tujuan lainnya adalah untuk mengajak orang untuk ikut meyakini dan menjerumuskan orang pada kepalsuan.
Biasanya Hoax dibuat pada saat sebuah kasus sedang aktual, dan disebarkan ke sebuah halaman, atau kalangan yang diyakini akan sependapat dengan yang menulis Hoax tersebut. Orang-orang yang tidak kritis, cenderung langsung percaya pada berita yang ia dapat, dan sesuai dengan jalan pikirannya. Ini sangat disayangkan sekali, karena orang yang kurang kritis adalah korban dari mereka yang suka membuat Hoax.
Penipu sangat lihai untuk mempermainkan emosi kita. Bukan dengan cara membuat kita marah, bukan dengan cara membuat kita semangat, namun dengan cara membuat kita Percaya bahwa dia adalah orang yang tepat, yang bisa menjanjikan kebahagiaan dan mungkin kekayaan di masa depan.
Penipu mendekati korban yang kurang percaya diri dan kurang menghargai diri sendiri.
Mereka memberi kepercayaan palsu, dengan cara meminjam uang dan mengembalikannya, namun kemudian tanpa kita sadari, mereka meminjam dalam jumlah besar dan kita pun memberikannya.
Penipu akan mencoba mengasingkan korbannya, dan tidak memperbolehkan korbannya untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ini adalah salah satu cara penipu untuk menjaga kepercayaan sang korban pada semua kebohongannya.
Korban dari penipuan, biasanya adalah seseorang yang tidak keberatan untuk berbagi dengan sesama. Orang yang memiliki sifat seperti ini adalah sasaran empuk para penipu, karena para korban tidak akan memikirkan apa yang telah ia berikan kepada orang lain.
Penipu yang lihai akan bisa menggunakan segala cara untuk mempertahankan kepercayaan kita kepadanya, dan yang lebih berbahaya lagi, penipu ulung adalah mereka yang pintar mendengarkan, dan menunggu informasi-informasi penting keluar dari mulut si korbannya.
Maka jagalah privasi anda, jagalah informasi pribadi yang penting dalam kehidupan anda. Penipu memang tidak begitu banyak dalam kehidupan sehari-hari, namun dalam dunia maya, dimana semua akun bisa dipalsukan, mungkin salah satu dari mereka adalah orang yang sangat dekat dengan anda. Bijaklah dalam menerima seseorang yang baru. Baik dalam dunia maya, ataupun realita. Kita tidak bisa mencurigai semua orang, itu benar.
Fakta mengatakan bahwa tidak semua orang yang kita kenal adalah seorang penipu, ini akan sedikit membingungkan dan membuat kita pusing untuk membedakan manakah yang menipu, dan mana yang bukan penipu. Namun, selama kita tetap bisa menjaga privasi kita, dan semua informasi yang penting dan pokok dalam kehidupan kita, maka kita akan tetap aman. Tetaplah waspada dan siaga, jangan pernah mau dipisahkan dengan teman dan keluarga yang sudah kita kenal baik selama bertahun-tahun, dan marilah kita selalu memiliki informasi tentang bantuan terdekat yang bisa kita hubungi.
CELAH YANG SERING DIMANFAATKAN PARA PENIPU
Terkadang karena lengah, kita menjadi tidak sadar sering menjadi korban penipuan. Apalagi jika sang penipu sudah sangat berpengalaman dalam dunia tipu menipu. Waspadalah, orang yang punya sifat ini biasanya gampang sekali ditipu.
1. Rakus atau tamak.
Orang yang rakus biasanya mudah sekali ditipu. Sebab, sifat tamak atau rakus membuat seseorang gampang sekali tergiur iming-iming untung besar dengan cara mudah dan cepat. Investasi bodong, penipuan penggandaan uang, penipuan berhadiah atau hal-hal semacam itu biasanya ditawarkan para penipu untuk mengelabui korban.
Tanpa disadari mereka memanfaatkan sifat rakus yang ada dalam diri seseorang. Makanya, orang rakus biasanya dengan sukarela memberikan uang demi untung yang lebih besar. Semakin rakus korban, semakin untung si penipu.
2. Rasa kasihan.
Rasa kasihan yang berlebihan ini juga bisa dimanfaatkan para penipu untuk mengelabui korban. Penipu biasanya berpura-pura menderita atau sedang dalam masalah serius, banyak juga yang sampai berpura-pura cacat demi meraih untung. Modus itu sengaja dipakai untuk menimbulkan rasa iba para korbannya. Merasa kasihan itu baik, tapi kadang banyak para penipu mencari celah dari rasa kasihan dan mudah iba yang berlebihan ini, jadi berhati-hatilahlah. kenali diri sendiri agar kita terhindar dari para penipu yang memanfaatkan kebaikan, sehingga tidak merugi.
3. Rasa takut.
Orang yang gampang ditakut-takuti biasanya juga sering jadi korban penipuan. Para penipu biasa menjebak korban dengan memainkan rasa takut. Penipu ini biasanya pura-pura menelpon jika anak korban terkena kecelakaan atau anak korban ditangkap polisi lalu meminta korban mengirimkan uang secepatnya. Mereka tahu jika emosi rasa takut bisa mengalahkan logika, sehingga tanpa berpikir panjang, korban biasanya langsung mengirim sejumlah uang tertentu kepada si penipu. Modus seperti itu sudah marak sekali terjadi, sehingga kita harus lebih waspada lagi untuk tidak mudah ditakut-takuti.
4. Rasa mudah percaya.
Rasa mudah percaya jika berlebihan itu juga berbahaya, karena bisa dimanfaatkan para penipu untuk memperdaya adengan berbagai macam modus, misalnya pura-pura baik, pura-pura menolong. Pokoknya segala jurus kepura-puraan akan mereka gunakan untuk menipumu. Jadi berhati-hatilah jika kamu punya sifat mudah percaya dengan orang lain. Dalam peribahasa sunda dikatakan" jelema mah kudu boga saku dua," artinya kurang lebih jadi manusia harus bisa melihat dua arah jangan mudah percaya.
Nah, itulah sifat yang bisa dijadikan celah penipuan. Jelas yang paling disalahkan itu pastilah para penipu, tapi tentu saja itu di luar kontrol kita. Jika satu atau dua sifat itu yang kita punya, berhati-hatilah, atau jika semua sifat itu ada pada diri kita, maka selalu waspada dan berdoa semoga kita bisa selamat serta terhindar dari penipuan.
CIRI-CIRI PENIPU
Ada sejuta alasan mengapa kita mungkin merasa rendah diri terhadap orang lain dan tidak satupun dari mereka yang baik. Orang yang membuat Anda merasa rendah diri, bahkan mungkin tidak lebih baik dalam hal apa pun, atau mungkin hanya berpura-pura dalam menjalani hidupnya.
Banyak yang benar-benar percaya bahwa mereka kaya ketika mengenakan barang desainer atau mengendarai mobil yang tidak mampu mereka beli. Pintar ketika berbicara dalam kalimat berbelit-belit, percaya diri saat menyombongkan diri, cantik saat bersembunyi di balik topeng, bahkan baik saat pamer.
Berikut adalah ciri-ciri seorang penipu yang harus kita ketahui, diantaranya adalah :
1. Berbohong.
Seseorang yang berpura-pura harus mengada-ada dengan menggunakan kebohongan untuk bergaul secara sosial. Yang saya tidak rekomendasikan adalah seorang penipu menggunakan ketidak konsistenan atau kebohongan terang-terangan untuk mendapatkan keuntungan.
2. Terlihat terlalu aman.
Kebanyakan orang yang berpura-pura membuat pondasi di tempat yang terlalu aman. Padahal, orang lain seharusnya terkesan dengan kepercayaan dirinya.
Walaupun berbicara dengan percaya diri adalah sifat yang hebat. Tapi bisa menjadi terlalu menyebalkan bagi orang-orang dan dapat memberikan kepura-puraan.
3. Berbicara Lantang.
Benar, beberapa penipu berbicara dengan tenang untuk menghindari paparan. Tetapi banyak yang berbicara keras untuk meredam keraguan pada mereka yang mungkin merasakan pondasi lemah. Jangan biarkan diri Anda terombang-ambing.
4. Mengganggu.
Ketika seorang pura-pura takut terekspos, dia mungkin dengan cepat mengubah topik pembicaraan. Perilaku ini juga merupakan gejala dari rentang perhatian yang pendek atau pertahanan yang sederhana. Tetapi perhatikan jika pihak lain tidak akan kembali ke subjek dengan upaya yang lebih penting.
5. Nama panggilan.
Pemanggilan nama tidak dapat diterima untuk orang dewasa yang berbudaya. Karena banyak orang bereaksi secara emosional terhadap perilaku semacam itu, sang penipu lolos dengan membunuh kebenaran tentang dirinya sendiri. Sementara itu, panggilan nama adalah gangguan yang luar biasa.
6. Menjatuhkan nama.
Orang yang tidak mengatakan apapun memastikan orang lain tahu siapa yang mereka kenal. Ini adalah cara yang populer untuk membuat kesan, tetapi jika itu sering terjadi, Anda mungkin hanya berurusan dengan seorang penipu.
7. Meremehkan orang lain.
Penipu meremehkan orang lain untuk memperkuat hierarki. Sementara beberapa orang jahat menikmati kesenangan, yang juga merupakan aib yang tidak dapat diterima, seorang pura-pura melakukan perilaku seperti itu ketika merasa terancam. Waspadalah!
8. Pujian mandiri.
Semua orang perlu diakui atas tindakan baik mereka, tetapi orang yang berpura-pura harus menebus kenyataan bahwa tindakan baik jarang terjadi.
9. Membesar-besarkan.
Bagaimana dengan penipu yang tidak dibesar-besarkan? Perilaku mereka menetes dengan pernyataan muluk dan hiasan ornamen. Jika mereka memiliki emas, mereka akan menuangkan emas di atas kata-kata mereka.
10. Menawarkan zat kecil.
Penipu tidak tahu secara detail. Jika mereka melakukannya, mereka tidak akan berpura-pura.
11. Bertentangan dengan diri sendiri
Penipu tidak hanya berbohong, mereka mungkin mengatakan mereka rasional, tetapi bertindak tidak menentu dan naluriah. Mereka tidak menunjukkan keahlian, tetapi membicarakannya sepanjang waktu.
Penipu memiliki semua jawaban atas pertanyaan yang diberikan mereka. Banyak orang tidak memiliki kemampuan untuk mendengarkan ,tetapi bagi orang yang berpura-pura, mendengarkan adalah kelemahan, yang harus dihindari.
13. Permusuhan.
Penipu pemalu ada, tetapi sebagian besar harus agresif mempertahankan fantasi untuk menjaga penampilan. Apa cara yang lebih baik untuk melakukannya selain menyerang seseorang yang mungkin mengekspos mereka? Permusuhan juga merupakan cara untuk mengalihkan perhatian dari kekurangan aset yang dipermasalahkan. Juga, ketika semuanya gagal, sang penipu memproyeksikan permusuhannya kepada yang lain. Adalah tugas Anda untuk tidak mengidentifikasi dengan proyeksi.
14. Tidak menyukai ahli.
Musuh utama seorang penipu adalah sang ahli. Seseorang yang gagah benar-benar orang yang kompeten atau diberkati, mungkin saja tidak kompeten, merasa kosong dan tidak memiliki apa-apa.
Petunjuk ini tidak dimaksudkan untuk membantu menilai orang lain secara prematur, tetapi untuk memperhatikan pola. Untuk menjadi bahagia, penting untuk berhubungan dengan orang-orang dengan hati yang terbuka dan baik. Tetapi tidak dengan fantasi, terutama ketika itu dimaksudkan untuk membuat Anda merasa rendah diri.
PENIPU SIFAT TERCELA
Hadits 27
Tercelanya Sifat Penipu dan Pelit
عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ خِبٌّ، وَلا بَخِيلٌ، وَلا سَيِّئُ الْمَلَكَةِ
Dari sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda, “Tidak akan masuk surga seorang penipu, seorang yang pelit, dan orang yang berbuat buruk kepada budaknya.”
Ada tiga jenis orang yang disebutkan oleh Nabi ﷺ dalam hadits ini,
PENIPU
Seorang penipu pasti suka berbuat bohong, sedangkan pembohong merupakan sifat orang munafik, sebagaimana yang telah lewat penjelasannya. Dan berbohong itu adalah salah satu penyebab yang bisa mengantarkan ke dalam neraka jahanam. Rasulullah ﷺ bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
“Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).”
Yakni sifat jujur telah menjadi tabiatnya, apa pun kondisinya dia tidak bisa berbohong, karena Allah melabelinya sebagai orang yang jujur. Untuk sampai pada derajat tersebut seseorang harus berusaha. Begitu pula dengan orang yang telah dilabeli oleh Allah sebagai pembohong. Kemudian jadilah dia tukang penipu. Orang yang memiliki sifat ini tidak akan masuk surga.
BAKHIL
Sifat berikutnya adalah bakhil (pelit). Ancaman yang ditujukan kepada orang pelit berdasarkan hadits ini menunjukkan bahwasanya pelit merupakan dosa besar. Telah lewat pembahasan mengenai sifat pelit.
BERBUAT BURUK KEPADA BUDAK (PEMBANTU/ASISTEN)
Kemudian sifat berikutnya adalah orang yang suka berbuat buruk kepada budaknya. Padahal diantara wasiat Nabi g menjelang meninggal adalah untuk berbuat baik kepada budak. Anas berkata :
كَانَتْ عَامَّةُ وَصِيَّةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ حَضَرَهُ الْمَوْتُ: “الصَّلَاةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ الصَّلَاةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ” حَتَّى جَعَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُغَرْغِرُ بِهَا صَدْرُهُ، وَمَا يَكَادُ يُفِيضُ بِهَا لِسَانُهُ
“Kebanyakan washiat Rasulullah shallallahu álaihi wasallam tatkala kematian telah hadir adalah, “Perhatikanlah sholat dan budak-budak kalian, perhatikanlah sholat dan budak-budak kalian”. Sampai-sampai Rasulullah shallallahu álaihi wasallam mengucapkan hal tersebut dengan berat dadanya dan hampir-hampir lisannya tidak bisa mengucapkannya”
Jika budak yang dimiliki dan bisa diperjual belikan harus diperlakukan dengan baik maka bagaimana lagi dengan pekerja yang tidak kita miliki dan tidak bisa kita perjual belikan.
Maka bagi yang mempunyai anak buah, supir, ataupun pembantu, hendaknya tidak berakhlak buruk kepada mereka. Mereka juga manusia, mereka adalah seorang muslim, mereka bekerja untuk anak-anaknya, untuk istrinya. Hendaknya tidak menghinakan dan merendahkan kedudukan atau pekerjaan mereka.