Gus Thuba Topo Broto Maneges (Raden Wisanggeni)
Gus Thuba Broto Maneges, Ini Biografinya
Gus Thuba Topo Broto Maneges adalah cucu dari dari ulama karismatik asal Kediri, KH Hamim Djazuli (Gus Miek), sekaligus juga cucu dari seorang tokoh besar NU yaitu KH Ahmad Sidik Jember yang dulu merumuskan Kalimatun Sawa, penerimaan Pancasila sebagai dasar negara oleh ormas terbesar di Indonesia.
Gus Miek terlahir dalam keluarga pesantren di daerah Ploso, Kediri, Jawa Timur, pada 17 Agustus 1940. Beliau wafat pada 5 Juni 1993 di Surabaya. Dia lahir dari pasangan ulama KH Jazuli Usman dan Nyai Radliyah. KH Jazuli Usman merupakan pendiri Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri.
Ayah Gus Thuba yaitu Kiai Tijani Robert Saifun Nawas atau dikenal dengan Gus Robert adalah salah satu anak dari Gus Miek, dari total 6 putra-putrinya.
Saat wafat 1993, Gus Miek meninggalkan 6 orang anak, di antaranya Agus Tajuddin Heru Cokro, Ning Riyadin Dani Fahtussunnah, Agus Obar Sadewo Ahmad, Ning Fitria Tahta Alvina Pagelaran, Agus Tsabut Panoto Projo, dan Agus Tijani Robet Saifun Nawas.
Gus Tsabut yang melanjutkan posisi sebagai Mursyid Dzikrul Ghafilin atau zikir dan salawatan ajaran Gus Miek. Gus Thuba keponakan Gus Tsabut.
Gus Thuba memiliki gaya yang unik dari ulama lain sehingga banyak pendengar yang menyukai dakwahnya. Tak heran dalam beberapa pengajian yang diisi Gus Thuba banyak dihadiri jamaah yang ingin mendengar ceramahnya.
Beberapa orang menilai bahwa Gus Thuba memiliki suara mirip dengan kakeknya. Selain suara, gaya berdakwahnya juga dianggap sama. Itulah salah satu alasan mengapa banyak orang yang mengaguminya dan memujinya.
Gus Thuba ini memimpin hafizhul Quran yang banyak. Meneruskan perjalanan Gus Miek dalam hal ini. Gus Miek banyak menghabiskan waktunya melakukan dakwah di luar pesantren. Dakwah di luar pesantren pun akhirnya dilanjutkan oleh Gus Thuba.
Cerita-cerita
Sosok Guru yang amat gemar menyembunyikan pribadi latar belakang dibawah bumi terdalam, dengan gimmick Boss Mafia
Terimakasih yang amat terdalam wahai sang pembimbing ruh...
Andaikan saja ku tak ditakdirkan berjumpa denganmu niscaya aku sudah tenggelam dengan kefanaan duniawi yang berbalutkan pengakuan nasab derajat dan pangkat....
Berkat engkau
Ku mengerti akan makna hakikat kehidupan...
Ku memahami tentang kefanaan duniawi....
Ku tersadar betapa pentingnya memperjuangkan mati Matian akan kehidupan abadi....
Karna ku meyakini bahwa engkau adalah guru haqiqot....
Haul Gus Miek
Perjalanan ruhani Gus Miek, terutama pergaulannya dengan para auliya‘, sangat sulit ditentukan bagaimana prosesnya. Namun pengakuan KH. Mubassyir Mundzir menyebutkan bahwa Gus Miek memiliki kemampuan istimewa sejak lahir untuk menggali dan mengetahui keberadaan para wali yang telah terkubur walaupun kuburan mereka sama sekali belum dikenal orang sebagai makam para wali (Makam auliya' Tambak, Setonogedong, Setonolandean, dan Iain-lain pada masa itu belum dikenal orang dan masih berupa semak belukar).
Wallahu a'lam.
Bukan mendewakan atau mengkultuskan, namun tanpa bimbingan Sang Guru kita tidak akan bisa menemukan jalan menuju keabadian yang sebenarnya, kita akan selalu mengharapkan bimbingan dan barokah do'a, agar selalu di jalan kebenaran walaupun tak pernah bisa sempurna, namun barokah Do'a dan bimbingan beliau Guru kita lah yang akan menuntun kita menuju keselamatan dunia Akherat,
Den Gus Thuba Topo broto maneges Robert Miek.
Komandan Moloekatan Gus Miek