YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
As-Syeh As-Sayyid Abdul Madjid Ma'roef QS. wa RA Mu'allif Sholawat Wahidiyah adalah Mujaddid Tahqiq Hadzaz Zaman
Al Ghouts fii zamanihi
MUJADDID
Pemimpin Kebenaran Pewaris Rosul.. Khazanah Yang Sudah Lama Dilupakan Umat Islam..
Umat manusia di dunia dewasa ini sedang berhadapan dengan berbagai krisis yang sangat membahayakan kehidupan manusia : krisis politik, sosial, ekonomi, moral, pendidikan, kemanusiaan dan berbagai macam krisis lainnya.. Terjadi perselisihan, pendzaliman, pembunuhan dan peperangan yang menyebabkan pertumpahan darah.. Masyarakat hidup mengikuti nafsunya masing-masing.. Yang kaya menderita, susah hati dalam menjaga dan menambah kekayaannya, yang miskin tidak sabar, susah hati karena tak memiliki harta dan melihat si kaya dengan penuh cemburu.. Pergolakan politik di kalangan elite tidak pernah berhenti laksana air laut yang senantiasa bergolak, saling jatuh-menjatuhkan adalah perkara biasa, berebut jabatan hingga mengorbankan nyawa, muda-mudi hidup berfoya-foya dan terlibat narkoba, maksiat di mana-mana ibarat air sungai yang mengalir setiap waktu.. Manusia hidup dalam kesusahan dan penderitaan.. Jiwa-jiwa masyarakat tidak tenang, mereka bagai hidup dalam neraka dunia..
Krisis yang sangat membahayakan seperti yang dialami umat manusia sekarang ini pernah terjadi dalam sejarah kehidupan manusia dan Al-Qur'an memberikan contoh jalan keluarnya.. Jalan penyelesaian untuk keluar dari krisis multidimensi yang sangat berbahaya bagi umat manusia di dunia dan akhirat ini adalah dengan kembali dan merujuk kepada Tuhan melalui WAKIL-NYA di muka bumi..
Di zaman ketika masih ada Nabi dan Rosul, manusia merujuk kepada para Nabi dan Rosul utusan Tuhan.. Ketika kenabian sudah ditutup dengan kedatangan Rosululloh SAW, manusia diminta bertanya kepada para ulama yang haq, ulama pewaris nabi.. Untuk menyelamatkan umat Islam, dengan rohmat dan kasih sayang Alloh, setiap awal kurun Alloh kirimkan kepada umat Islam ini ulama besar yang bertaraf Mujaddid (pembaharu)...
Rosululloh SAW pernah bersabda :
Sesungguhnya Alloh akan mengutus pada umat ini (umat Rosululloh) setiap awal 100 tahun seorang Mujaddid yang memperbaharui urusan agama-Nya..
Jadi berdasarkan hadis ini jelas di setiap awal kurun (100 tahun), Alloh mendzahirkan seorang Mujaddid.. Mujaddid berasal dari perkataan Jaddada, Yujaddidu, Tajdidan, Mujadidun, Mujaddadun..
Jaddada : dia telah membaharui..
Yujadidu : dia sedang atau akan membaharui..
Tajdidan : pembaharuan..
Mujadidun : orang yang membawa pembaharuan..
Sehingga Mujaddid maknanya orang yang membawa pembaharuan.. Mujaddid itu bahasa Arab, dalam bahasa Inggris dikatakan REFORMER = Pembaharu..
Mujaddid yang lahir di setiap awal kurun tugasnya adalah Yujadidu, membaharui urusan agama.. Apakan maksud memperbaharui urusan agama..?
Adakah dia membaharui isi Al-Qur'an, atau isi Hadits atau isi Islam..? Tidak.. Ia tetap membawa Al-Qur'an, Hadits dan akhlak Islam, isi yang lama yang pernah dibawa oleh Rosululloh SAW.. Tetapi ia mendapat ilham dari Alloh dan membawa satu pentafsiran baru tentang Al-Qur'an dan Hadits.. Pentafsirannya yang bersumber dari ilham itulah yang paling tepat dan sesuai untuk diamalkan di zaman itu.. Dia tidak hanya mentafsirkannya tetapi juga mengamalkan tafsiran tersebut dalam diri, keluarga, jamaah dan perjuangannya.. Dialah Al-Qur'an dan Hadits berjalan di kurun itu.. Hasil dari keindahan Islam yang dibawa dan diperjuangkannya, banyak orang yang sangat fanatik dalam mencintai dan mengikutinya, tetapi tidak kurang juga yang sangat menentangnya, karena tidak faham atau hasad dengki dengannya..
Dia juga membawa style (gaya) yang baru yang tidak pernah ditempuh oleh orang lain selama ini.. Hingga Islam dapat diamalkan oleh masyarakat.. Dengan kata-kata lain, agama yang lama sudah ditinggalkan itu dapat dihidupkan kembali oleh Mujaddid tersebut dengan menggunakan methode, kurikulum, Uslub, Teknik, Strategi dan Kaidah baru yang sesuai dengan fikiran dan suasana zamannya..
Dalam ajaran Islam ini tujuan dan Matlamat ( sasaran ) tidak boleh berubah tetapi methode dan Uslub boleh berubah sesuai dengan fikiran manusia yang senantiasa berubah dan keadaan masa di zaman itu.. Sebab itu sekiranya ada seorang pemimpin tetapi dia ikut style yang lama, walau bagaimana hebat sekalipun pimpinannya dia tidak dianggap sebagai Mujaddid.. Lebih-lebih lagi kalau lahirnya bukan di awal kurun..
Karena zaman dan situasi yang berbeda antara satu Mujaddid dengan Mujaddid lain, maka style antara satu Mujaddid dengan Mujaddid yang lain juga tidak sama.. Tekniknya berbeda tetapi perkara yang diperjuangkan adalah sama yaitu mengajak manusia kembali kepada Alloh SWT... Fafirruu Ilalloh wa Rosuulihi Saw.
Sebab itu jika kita mengkaji sejarah walaupun Islam tidak menjadi empayar tetapi di tangan Mujaddid, Islam tetap hidup dan berkembang.. Masih berlaku kesyumulan Islam dalam jamaah pimpinannya..
Jadi Mujaddid itu tidak membawa agama yang baru, karena tidak ada Nabi dan Rosul selepas Rosululloh SAW.. Dia hanya membawakan ajaran Rosululloh SAW.. Supaya ajaran Rosululloh itu diamalkan oleh masyarakat, maka dia meniti di atas teknik, methode, uslub, cara, kaidah, style dan strategi yang baru yang sesuai dengan kerusakan yang berlaku di zamannya..
Sebab itu orang mudah menerimanya, sedangkan pejuang-pejuang lain di zamannya masih lagi mengekalkan style dan cara yang lama..
Sebab itu masyarakat tidak dapat menerima mereka.. Tetapi pejuang-pejuang yang tidak faham ini kadang-kadang menyalahkan masyarakat yang tidak mau menerima Islam..
Padahal bukan masyarakat yang tidak mau Islam, tetapi kaidah mereka yang gagal untuk menarik minat orang kepada Islam.. Tetapi kepada Mujaddid, Alloh membekalkan padanya melalui ilham satu cara, methode dan kaidah yang tersendiri.. Sehingga hati-hati manusia dapat menerima kaidah perjuangannya..
TUJUAN KEDATANGAN MUJADDID MEMPERBAIKI YANG RUSAK..
Dengan kasih sayang Tuhan, selepas kewafatan Rosululloh SAW didatangkan setiap seratus tahun seorang Mujadid.. Kedatangan seorang Mujadid yang membawa satu kaidah, cara teknik dan methode baru yang sesuai di kurunnya, bertujuan untuk memperbaiki yang rusak di waktu itu.. Methode itu hanya menyangkut perkara yang telah rusak saja.. Supaya yang rusak itu dapat dibetulkan dengan menggunakan methode yang baru..
Ini berarti, semakin keujung semakin banyak yang rusak dan perlu diperbaiki, makin banyaklah yang hilang, banyak yang rusak, banyak yang biasa wujud sudah tidak wujud lagi.. Artinya Mujadid yang datang makin keujung, makin berat tanggung jawabnya.. Sebab makin keujung makin banyak perkara dalam agama Islam yang sudah rusak..
Kalau begitu, tugas Mujadid pertama tidaklah seberat Mujadid kedua.. Tugas Mujadid kedua tidak seberat mujadid ketiga.. Juga tugas mujadid ketiga tidak seberat Mujadid keempat.. Tugas yang keempat tidak seberat yang kelima dan begitulah seterusnya..
Sebagai contoh, Mujadid pertama ialah Sayidina Umar bin Abdul Aziz.. Dia membawa pembaharuan hanya berkaitan dengan masalah negara saja.. Dia tidak menyentuh soal ibadah, akhlak, masyarakat atau ekonomi.. Sebab di zamannya semua aspek itu tidak rusak.. Yang rusak ialah soal pemerintahan negara...
Begitu juga kedatangan Mujadid kedua, Imam Syafi'i.. Dia datang bukan untuk membetulkan masalah ibadah, akhlak, ekonomi, atau masyarakat..
Dia menyelesaikan hal-hal mengenai ulama.. Sebelum kedatangan Imam Syafi'i, ulama-ulama memberi fatwa tanpa ada kaidah atau cara.. Pada masa itu, orang membuat hukum dan fatwa tidak mengikuti prosedur.. Maka Imam Syafi'i pun membuat kaidah.. Lahirlah dua kaidah yaitu Usul Fiqih dan Khowaidul Fiqhiyah.. Sampai sekarang ulama menerima dan memakai kaidah ini.. Jadi Imam Syafi'i datang untuk menyelesaikan masalah ijtihad..
Di waktu kedatangan Mujadid ketiga, Imam Abu Hassan Asy'ari, yang rusak adalah Aqidah.. Sebab di waktu itu Islam sudah mulai meluas, falsafah Barat dan Yunani sudah meresap masuk ke dalam Islam.. Jadi Mujadid ini tidaklah menyentuh hal-hal ekonomi, akhlak dan ibadah, tetapi membetulkan Aqidah yang sudah keliru.. Sebab itu ada kaidah Sifat 20 Alloh itu dalam ilmu Tauhid dan Usuludin..
Begitulah pula datang Mujadid seterusnya, Imam Fakhrurrozi.. Dia membuat kaidah bagaimana mentafsirkan Al-Qur'an..
Kemudian, kerusakan semakin bertambah berat.. Islam sudah terpecah-pecah.. Ibadah sudah tidak ada hubungan dengan akhlak.. Aqidah pula seolah-olah tersendiri..
Datanglah mujadid seterusnya yaitu Imam Ghozali, membawa suatu kaidah untuk menggabungkan ketiga-tiga asas agama yaitu Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.. Dalam setiap amalan umat Islam mesti terangkum Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.. Sebab ketiga-tiga asas tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain..
Kalau begitu, makin keujung makin besarlah masalah umat Islam.. Di kurun ini semua masalah sudah wujud.. Sistem pemerintahan sudah rusak, masyarakat rusak, rakyat rusak, ibadah rusak, aqidah rusak, akhlak rusak, tauhid rusak, ekonomi rusak, politik rusak, dan macam-macam lagi yang sudah rusak.. Artinya seluruh aspek kehidupan itu sudah tidak dikaitkan dengan Alloh dan Rosul-Nya Saw ... Sebab itu kedatangan Mujadid di kurun ini tentulah keadaannya lebih sulit lagi..
Apabila hendak membetulkan semua perkara tadi, semua golongan yang terlibat dalam kerusakan itu yang mungkin belum paham akan menjadi penentang perjuangan dan kedatangan Mujadid ini.. Bila semua sudah rusak, artinya semua golongan yang terlibat akan tertutup dengan kedatangan Mujadid kurun ini.. Tetapi dengan ilmu ilham yang diberikan oleh Alloh dan ketaqwaan yang dimiliki oleh Mujaddid tersebut, Insya Alloh, Beliau akan sanggup memperbaiki kerusakan yang ada..
Oleh sebab itulah dimasa sekarang ini, Alloh menurunkan seorang Mujaddid yang bertugas memperbaiki segala sesuatu yang telah rusak ini..
Panji Beliau sudah sangat jelas, Amalan dan Ajarannya pun sudah sangat jelas dan memadai bagi urusan Tauhid, Fiqih dan Tasawuf, Beliau pun menghapus kaidah Thoriqot bagi para salik sebab Thoriqoh sudahpun Beliau yang menjalaninya sehingga Ilham Kasyaf Beliau dzahir sebagai Tatanan Hidup Baru yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadits Rosul..
Jika Thoriqoh tidak dihapuskan maka nasib para salik akan berkutat pada hal-hal yang sama atau jalan ditempat tanpa pernah sampai pada Matlamat sebenarnya Tauhid, Fiqih dan Tasawuf..
Catatan :
Menghapus thoriqoh bukan berarti menghapus Thoriqoh peninggalan para Mujaddid terdahulu seperti Thoriqot Qodiriyyah dll, tapi Thoriqoh dalam perjalan salik itu sendiri..
Beliau adalah As-Syeh As-Sayyid Abdul Madjid Ma'roef QS. wa RA Mu'allif Sholawat Wahidiyah adalah Mujaddid Tahqiq Hadzaz Zaman ... Al Ghouts fii zamanihi ...
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !