Kitab Nashoihul Ibad Karya Syekh Imam Nawawi Berserta Terjemahannya
Kitab Nashoihul Ibad (Kumpulan Nasihat bagi Para Hamba) ini menduduki posisi yang sangat penting dan populer di kalangan umat Islam. Di Indonesia, buku ini merupakan kitab rujukan bagi para pelajar dan santri di madrasah maupun pesantren.
Penyusun kitab ini adalah ulama besar dari Banten, yaitu Syekh Imam Nawawi al-Bantani. Ia pernah menjadi Imam Masjidil Haram dan karya-karyanya menjadi referensi di Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.
Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani adalah seorang ulama Indonesia bertaraf Internasional yang menjadi Imam Masjidil Haram. Ia bergelar al-Bantani karena berasal dari Banten, Indonesia. Ia adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab, jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. Karena kemasyhurannya, Syekh Nawawi al-Bantani kemudian dijuluki Sayyid Ulama al-Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz), al-Imam al-Muhaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq (Imam yang Mumpuni ilmunya), A'yan Ulama al-Qarn al-Ram Asyar li al-Hijrah (Tokoh Ulama Abad 14 Hijriyah), hingga Imam Ulama al-Haramain, (Imam 'Ulama Dua Kota Suci). Syekh Nawawi lahir di Kampung Tanara Desa Tanara, sebuah desa kecil di kecamatan Tirtayasa (dulu, sekarang Kecamatan Tanara), Kabupaten Serang, Banten pada tahun 1230 Hijriyah atau 1815 Masehi, dengan nama Muhammad Nawawi bin 'Umar bin 'Arabi al-Bantani. Dia adalah sulung dari tujuh bersaudara, yaitu Ahmad Syihabudin, Tamim, Said, Abdullah, Tsaqilah dan Sariyah. Ia merupakan generasi ke-12 dari Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Banten Putra Sunan Gunung Jati, Cirebon. Nasabnya melalui jalur Kesultanan Banten ini sampai kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Mengutip jurnal yang berjudul Materi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Nashoihul Ibad karya Ahmad Rizky Hidayat, tujuan Syekh Imam Nawawi menulis kitab ini adalah untuk memelihara ajaran Islam yang tertuang dalam kitab-kitab klasik sebelumnya. Maka dari itu, kebanyakan isi dari kitab ini berasaal dari kitab-kitab karya ulama terdahulu.
Kitab Nashoihul Ibad
Masih menurut Materi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Nashoihul Ibad, kitab Nashoihul Ibad berisi beberapa nasihat yang akan mencerahkan umat Islam sehingga bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat. Nasihat-nasihat di dalam kitab ini dikelompokkan menjadi 10 bab yang berisi 214 nasihat.
Sebanyak 45 nasihat di antaranya bersumber dari hadist dan sisanya adalah atsar atau ucapan para sahabat serta pengikut nabi SAW. Di setiap bab, Syekh Imam Nawawi selalu memberikan uraian terlebih dahulu mengenai jumlah nasihat yang beliau paparkan dan jumlah poin dalam setiap nasihatnya beserta jumlah hadist maupun atsarnya.
Misalnya, pada bab pertama beliau menyebutkan, “Bab ini terdapat 30 nasehat yang masing-masing terdiri dari dua poin. Empat di antaranya berupa hadis nabi, sedang sisanya berupa atsar.”Sumber kitab hadist yang digunakan oleh pengarang adalah dari Kutub al Tis’ah maupun kitab-kitab di luar Kutub al Tis’ah. Penulisan kitab ini diselesaikan Syekh Nawawi pada Kamis, 21 Safar 1311 H (1893 M).
Pendidikan Akhlak dalam Kitab Nashoihul Ibad
Mengutip dari buku Terjemahan Nashaihul Ibad oleh An Nawawi, dalam kitab ini mengandung banyak nilai-nilai pendidikan akhlak yang bisa ditanamkan dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Berikut ini beberapa pendidikan akhlak yang dapat kita pelajari dari kitab Nashoihul Ibad :
1. Tawadhu
Syekh Imam Nawawi menjelaskan umat Muslim harus memandang orang lain kelebih baik daripada diri sendiri dan memandang diri sendiri lebih jelek dari orang lain dalam hal iman, ilmu, dan amal. Dalam kitab Nashoihul Ibad dituliskan sebagai berikut :
َع ْن َعلِ ٍّي َر ِض َياللهُ َعْنهُ: ُك ْن ِعْنَداللهِ َخْي َرالنَّا ِس َو ُك ْن ِعْنَدالنَّْف ِس َش َرالنَّا ِس َو ُك ْن ِعْنَدالنَّا ِسَرُجالَِمَنالنَّا ِس
Artinya : “Sayidina Ali ra. Berkata, “Jadilah manusia yang paling baik disisi Allah dan jadilah manusia paling jelek dalam pandangan diri-mu, serta jadilah manusia biasa dihadapan orang lain.”
2. Sabar
Sabar yang dimaksud dalam kitab ini terdapat empat macam, yaitu sabar dalam menghadapi musibah, kesulitan, melaksanakan ketaatan, dan menjauhi maksiat. Dituliskan dalam kitab Nasoihul Ibad sebagai berikut :
َمْن َلااَ َدبلَهُلاَ ِعْلَملَهُ َو َمْنلاَ َصْبَرلَهُلاَ ِدْيَنلَهُ َوَمْنلاََوَر َعلَهُلاَُزْلفَىلَهُ.
Artinya :
“Orang yang tidak memiliki sopan-santun berarti dia tidak berilmu. Orang yang tidak sabar, berarti dia tidak menghayati agamanya. Dan orang yang tidak memiliki sifat wara’, berarti tidak memiliki derajat .”
3. Adil
Syekh Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab Nashoihul Ibad bahwa orang yang adil itu orang yang baik. Apalagi jika adil sebagai seorang pemimpin di pemerintahan. Dalam kitab dikatakan yang artinya: “Adil pada setiap orang adalah baik, tapi adil pada pemerintah (pemimpin) itu lebih baik.”
Catatan :
Pesan khusus dari pak Lek KH. Syaifuddin Zuhri Ngadiluwih :
قاطع الرحم ملعون ولو مات في جوف الكعبة. الحديث.
Bagi orang yang memutus silaturahmi/tali persaudaraan,itu di la'nat walau meninggal di dalam Ka'bah.
نعوذ بالله من ذالك.
insya'allh, besuk hari ahad tanggal, 12 Mei 2024 di mulai ngaus Nashoihul ibaad.
Sekalian silaturahmi.
Mugi wonten kesempatan. 🙏🙏🙏
Ditulis/ dirilis ulang oleh Kanti Suci Project (Imajiner Nuswantoro)
Berikut ini Kitab Nashoihul Ibad dan Terjemahannya (pdf) :