Al-Hikam - Hikmah 03
Himmah dan Qadar
"KEKUATAN TAQDIR"
Syeikh, Al-Imam Ahmad ibnu Muhammad Ibnu 'Atha’illah As-Sakandari Ra, Al Ghouts Fii zamanihi, Mu'allif Al Hikam berkata :
سَـوَ ابِـقُ الْهِمَمِ لاَ تَخـْرِقُ أَسْوَارَ اْلأَقْدَارِ
"Kekuatan himmah-himmah (keinginan yg kuat) tidak akan mampu mengoyak/menjebol tirai qadar-qadar."
Syarah / Penjelasannya sebagai berikut :
Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Hikam Hikmah 02, himmah adalah sebuah tarikan ke atas, keinginan menuju wushul sadar kepada Allah, merupakan lawan kata dari syahwat. Adapun pengertian sawaabiqu (dari akar kata sabaqa) bermakna kekuatan atau perlombaan-satu akar kata dengan istilah musabaqah.
Pengertiannya adalah bahwa sekalipun seseorang memiliki himmah yang sangat kuat, namun pencapaian dalam bersuluk itu hakikatnya sudah ditentukan kadarnya, porsinya, dan waktunya. Segala sesuatu sudah ditentukan takdirnya. Bersuluk itu pada intinya adalah berserah diri kepada Allah (Lillah Billah); pencapaian dalam jalan suluk hakikatnya tidak dapat dipercepat maupun diperlambat.
Kekeramatan atau kejadian-kejadian yang luar biasa dari seorang wali Alloh itu, tidak dapat menjebol qodar, tidak dapat menembus keluar dari takdir, maka segala apa yang terjadi sesungguhnya semata-mata hanya dengan takdir Allah. (Billah)"
Hikmah 03 ini menjadi ta'lil atau sebab dari hikmah sebelumnya (Iroodatuka tajriid) seakan akan Mushonnif berkata : "Hai murid, keinginan / himmahmu pada sesuatu, itu hakikatnya tidak ada gunanya, karena himmah yang keras / kuat itu tidak bisa menjadikan apa-apa seperti yang kau inginkan, apabila tidak ada dan bersamaan dengan taqdir dari Allah".
Jadi hikmah ini (Sawa-biqul himam) mengandung arti/ makna menentramkan hati murid dari keinginannya yang amat sangat kuat.
SAWAA-BIQUL HIMAM (keinginan yang kuat) : apabila keluar dari orang-orang sholih / walinya Allah itu disebut "Karomah". Apabila keluar dari orang fasiq disebut istidroj /penglulu, penghinaan dari Allah.
Firman Allah subhanahu wata'ala: "Dan tidaklah kamu berkehendak, kecuali apa yang dikehendaki Allah (Billah) Tuhan yang mengatur alam semesta." [At-Takwir 29].
"Dan tidaklah kamu menghendaki kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah (Billah), sungguh Allah maha mengetahui, maha bijaksana." [QS. Al-Insaan 30].
Al Faatihah ...
Mujahadah ...
Catatan :
1. Suluk adalah kegiatan berzikir secara terus-menerus mengingat Allah SWT wa Rosuulihi SAW, dimanapun dan kapanpun, setiap naik turunnya nafas dan sllu berusaha meninggalkan pikiran dan perbuatan yg bersifat duniawi (Linnafsi-binnafsi), niat ikhlas hanya untuk mendekatkan diri dan memperoleh keridhaan Allah SWT. (Lillah Billah). Seseorang yang menempuh jalan suluk disebut salik.
Kanti Suci Project