SIAPAKAH ORANG YANG MERUGI ?
- Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
- Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
- Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
- Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali.
Ingat lima perkara sebelum lima perkara. Sihat sebelum sakit, Muda sebelum tua, Kaya sebelum miskin, Lapang sebelum sempit, Hidup sebelum mati (Lagu Raihan).
Lirik lagu yang dinyanyikan grup musik RAIHAN ini sejatinya adalah menukil ayat Al-Quran Surat al ‘Ashr (1-3):
“1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati dalam supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Sungguh Allah SWT tidak akan bersumpah kecuali dengan sesuatu yang hebat. Salah satunya adalah tentang waktu, sebagaimana yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an surat al-Ashr di atas.
Bahwa sesungguhnya manusia berada dalam kerugian disebabkan oleh kelalaian mereka mempergunakan waktunya, terlena dalam kesiasiaan. Waktu yang ada tidak dipergunakan untuk belajar, menuntut ilmu, beribadah dan melakukan amal-amal sholeh lainnya, hanya bersenda gurau dan berhura-hura serta bermaksiat, sehingga hasil yang didapat atau ditemui hanyalah kesiasiaan. Bayangkan jika waktu yang Allah berikan itu tak pernah dipakai beribadah, maka kesengsaraanlah yang akan dijumpai, sengsara di dunia dan sengsara di akhirat kelak (naudzubillah).
Sebagian orang mengistilahkan waktu dengan uang atau time is money, namun (dalam Islam) bagi seorang mukmin, waktu itu diibaratkan sebagai pedang, jika kita tidak menebaskannya maka ia yang akan menebasmu, sebagaimana di sebutkan dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasehat tersebut terdiri dari dua penggalan kalimat berikut :
“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” (mutiara hikmah).
Waktu yang ada tidak dipergunakan untuk belajar, menuntut ilmu, beribadah dan melakukan amal-amal sholeh sertra hal-hal bermanfaat lainnya, hanya bersenda gurau dan berhura-hura dan bermaksiat sehingga hasil yang didapat atau ditemui hanyalah kesiasiaan. Bayangkan jika waktu yang Allah berikan itu tak pernah dipakai beribadah, maka kesengsaraanlah yang akan dijumpai, sengsara di dunia dan sengsara di akhirat kelak (naudzubillah).
Begitu juga dalam menuntut ilmu dan bekerja, jika selalu bersungguh-sungguh, maka kesuksesan dan kebahagiaanlah yang akan dipetik hasilnya. Sesungguhnya orang yang merugi adalah orang yang tidak menghargai waktu.
Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya dan seburuk manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk amalnya.” (H.R Tirmidzi).
Saat kita membaca membaca hadist ini, ada 2 (dua) hal yang melekat pada manusia, yakni umur dan amal. Ini adalah pilihan, semuanya tergantung kita. Bagaimana kita menggunakan umur dan waktu yang Allah berikan, apakah diisi dengan amal-amal sholeh dan baik ataukah dengan amalan jelek (naudzubillah).
Pada saat sekarang ini banyak sekali hal yang melalaikan kita dalam kehidupan. Teknologi yang semakin canggih, menyebabkan pengunaan alat komunikasi HP/Gadget sangat banyak menyita waktu kita, belum lagi games yang tersedia yang dapat dimainkan anak-anak, semakin melalaikan mereka serta dapat menumbuhkan sifat malas disebabkan keasyikan memainkannya. Jika tidak disikapi dengan bijak, maka hal ini akan menjadi penyesalan di kemudian hari, baik untuk orang tua maupun anak itu sendiri.
Ingatlah...!! Anak-anak, remaja, dewasa, tua semuanya akan mati. Semuanya menunggu giliran dan waktu yang telah ditentukan (Faidzaaja ajaluhum laa yasta’khiruuna saatan walaa yastaqdimuun).
Orang Yang Merugi.
Orang yang merugi adalah mereka yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik dan tidak beriman serta beramal saleh. Dalam Surah Al-Asr, Allah SWT menyebutkan bahwa setiap manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Kerugian dalam Perspektif Islam.
Kerugian dalam konteks Islam tidak hanya merujuk pada kerugian materi, tetapi juga kerugian yang bersifat spiritual dan amal perbuatan. Orang yang merugi adalah mereka yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik untuk beribadah, beramal, dan melakukan kebaikan.
Ciri-ciri Orang yang Merugi :
1. Tidak Beriman.
Orang yang tidak beriman kepada Allah SWT, tidak percaya adanya hari akhir, dan tidak mengikuti ajaran agama.
2. Tidak Beramal Saleh.
Orang yang tidak melakukan amal baik dan tidak berusaha untuk meningkatkan kebaikan.
3. Tidak Menjaga Waktu.
Orang yang membuang-buang waktu dengan percuma atau melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.
4. Tidak Saling Menasihati.
Orang yang tidak saling mengingatkan dan menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Pencegahan Kerugian.
1. Beriman dan Beramal Saleh.
Memperbaiki iman dan meningkatkan amal baik.
2. Menjaga Waktu.
Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk beribadah, beramal, dan melakukan kebaikan.
3. Saling Menasihati.
Saling mengingatkan dan menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Surah Al-Asr.
Surah Al-Asr memberikan peringatan tentang kerugian yang dialami oleh setiap manusia, kecuali mereka yang memenuhi syarat di atas.
Perumpamaan Orang yang Rugi.
Orang yang merugi bisa diibaratkan seperti orang yang memiliki harta banyak, tetapi tidak bersedekah sedikit pun, atau orang yang memiliki ilmu, tetapi tidak bermanfaat bagi dirinya sendiri.
Surah Al Asr, Merupakan Peringatan Allah SWT Tentang Merugi.
Surah Al Asr adalah surah yang ke-103 dalam susunan Al Quran dan termasuk dalam juz 30. Al Asr disebut surat pendek karena terdiri dari tiga ayat yang mengandung peringatan dari Allah SWT.
Al-Asr mengingatkan manusia tentang keadaan yang orang-orang merugi. Dinamai Al Asr karena ayat pertama yang berbunyi wal-'aṣr atau demi masa. Surat ini menjadi pengingat soal pentingnya waktu.
Surah Al Asr dan Tafsirnya.
Berikut adalah bacaan surah Al Asr ayat 1-3 dan penjelasan lengkap mengenai tafsir setiap ayatnya.
وَالْعَصْرِ
Bacaan latin: wal-'aṣr
1. Artinya: Demi masa
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
Bacaan latin: innal-insāna lafī khusr
2. Artinya: sungguh, manusia berada dalam kerugian
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Bacaan latin: illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr
3. Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
Dikutip dari tafsir Kementerian Agama, demi masa yang dimaksud dalam kandungan surah Al Asr ayat 1 sebagai peringatan Allah agar manusia memperhatikan waktu dan memanfaatkannya dengan baik.
Demi masa dalam ayat ini sekaligus menekankan kebesaran Allah SWT atas penciptaan waktu atau masa itu sendiri, seperti pergantian siang dengan malam di bumi hingga umur setiap manusia.
Pada ayat kedua surah Al Asr disebutkan ciri manusia dengan keadaan yang merugi di dunia dan akhirat yaitu, mereka yang tidak menggunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan.
Ayat terakhir dari surah Al Asr menjelaskan empat golongan orang yang tak merugi. Mereka adalah orang yang beriman, orang yang menjauhi perbuatan maksiat, orang-orang yang saling menasihati dalam kebenaran, dan orang yang menasihati dalam kesabaran.
Kanti Suci Project