QUENN BILQIS
By, Kanthi
RATU BILQIS VERSI 1
Kisah Ratu Bilqis dan Nabi Sulaiman a.s ini terbilang
sangat mengunggulkan makhluk yang bernama manusia. Manusia yang iblis bilang
adalah makhluk yang lemah dan tidak sempurna, terbukti tidak benar adanya. Sang
jagoan dari para Jin yang bernama Ifrit pun melihat sendiri begitu hebatnya
manusia.
Kisahnya
Dalam kitab Ihya' Ulumuddin karya sufi besar Imam AL
Ghazali dikatakan bahwa Ashif bin Barkhiya adalah sepupu Nabi Sulaiman a.s, dan
ada juga yang bilang bahwa dia adalah juru tulis Nabi Sulaiman a.s. Ashif ini
dahulunya adalah seorang pemboros, sering melakukan maksiat, namun kemudian dia
bertobat.
Ketika Ashif dan Nabi Sulaiman a.s bertemu, Nabi Sulaiman a.s menyampaikan apa yang telah diwahyukan Allah tentang dirinya, dan setelah mendengar penjelasan tersebut, Ashif keluar dan menaiki bukit.
Di bukit itulah dia menengadahkan kepala ke langit dan berdoa,
"Tuhanku, Junjunganku, Engkau ya Engkau, aku ya aku, bagaimana aku akan bertobat sedangkan Engkau tidak menerima tobatku?
Bagaimana aku akan minta perlindungan dari dosa sedangkan Engkau tidak menjagaku? Aku pasti kembali."
Demikianlah akhirnya Ashif ini meminta pertolongan Allah SWT, sehingga dirinya berubah drastis dari seorang yang selalu melakukan maksiat menjadi orang yang patuh kepada perintah Allah SWT.
Allah SWT pun selalu membantunya dalam melakukan ibadah, ketaatan, penngakuan terhadap dosanya, serta tobatnya.
Pada akhirnya Allah pun memberikan karomah kepada Ashif.
Karomah Ashif Si Pemindah Singgasana Ratu Bilqis
Salah satu karomahnya yang terkenal adalah ia mampu menghadirkan singgasana Ratu Bilqis di Yaman untuk dibawa ke Baitul Maqdis di Palestina.
Dikisahkan bahwa suatu saat Ashif bin Barkhiya berwudhu kemudian dia melakukan shalat sunnah 2 rakaat, setelah itu dia berkata kepada Nabi Sulaiman,
"Wahai Nabiyullah, arahkan pandanganmu ke arah yang jauh!"
Nabi Sulaiman a.s pun mengarahkan pandangannya ke arah Yaman.
Setelah itu Ashif berdoa memohon bantuan Allah SWT, maka tiba-tiba singgasana Ratu Balqis yang berada di Yaman muncul di hadapan Nabi Sulaiman dan ketika beliau melihat hal itu, Nabi Sulaiman berkata,
"Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku."
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ ٤٠
40. berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
(QS. An-Naml: 40).
Surat An-Naml 27: 38-40 sebagai pedoman artikel ini.
Ayat-Ayat Al Qur'an Yang Menjelaskan Singgasana Ratu Bilqis.
Dalam ayat Al Qur'an, Allah SWT berfirman,
قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلأ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ ٣٨
قَالَ عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ ٣٩
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ ٤٠
Artinya:
38. berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".
39. berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".
40. berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Namun, setelah Jin Ifrit berkata demikian, majulah seorang yang ahli kitab yang tak lain adalah Ashif, dab berkata,
"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu itu kepada engkau sebelum matamu berkedip."
Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu telah terletak dihadapnnya, ia pun berkata,
"Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmatnya).
Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan ) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."
Berkenaan dengan firman Allah SWT tersebut, Ibnu Katsir berkata,
"Orang itu adalah Ashif seorang juru tulis Nabi Sulaiman."
Jin Ifrit Kalah oleh Ahli Kitab.
Dialah Ashif bin Barkhiya, seorang manusia yang diberi karomah oleh Allah SWT karena tobat dan doanya.
Dia selalu menjaga wudhu, seorang yang jujur dan mengetahui.
Jin Ifrit yang terkenal kuat dan sakti itu pun langsung tertunduk malu, kiranya ada orang sakti yang bisa melebihinya.
Ini juga membuktikan bahwa manusia adalah makhuk yang sempurna, melebihi dari jin-jin.
Oleh karena itu sahabat, jangan jadikan jin sesembahan, jangan jadikan jin-jin sebagai penolong, karena telah dibuktikan Ashif bahwa para jin masih kalah imunya dengan manusia.
Allah SWT sajalah tempat meminta dan tempat menyembah.
Sungguh hebat Ashif ini yang memiliki kekuatan untuk memindahkan singgasana hanya dalam satu kedipan mata saja.
Semua adalah berkat pertolongan Allah SWT. Kecepatan pindah teresbut ada yang menyebut melebihi dari kecepatan cahaya atau hampir sama dengan kecepatan cahaya.
Ketika Ashif dan Nabi Sulaiman a.s bertemu, Nabi Sulaiman a.s menyampaikan apa yang telah diwahyukan Allah tentang dirinya, dan setelah mendengar penjelasan tersebut, Ashif keluar dan menaiki bukit.
Di bukit itulah dia menengadahkan kepala ke langit dan berdoa,
"Tuhanku, Junjunganku, Engkau ya Engkau, aku ya aku, bagaimana aku akan bertobat sedangkan Engkau tidak menerima tobatku?
Bagaimana aku akan minta perlindungan dari dosa sedangkan Engkau tidak menjagaku? Aku pasti kembali."
Demikianlah akhirnya Ashif ini meminta pertolongan Allah SWT, sehingga dirinya berubah drastis dari seorang yang selalu melakukan maksiat menjadi orang yang patuh kepada perintah Allah SWT.
Allah SWT pun selalu membantunya dalam melakukan ibadah, ketaatan, penngakuan terhadap dosanya, serta tobatnya.
Pada akhirnya Allah pun memberikan karomah kepada Ashif.
Karomah Ashif Si Pemindah Singgasana Ratu Bilqis
Salah satu karomahnya yang terkenal adalah ia mampu menghadirkan singgasana Ratu Bilqis di Yaman untuk dibawa ke Baitul Maqdis di Palestina.
Dikisahkan bahwa suatu saat Ashif bin Barkhiya berwudhu kemudian dia melakukan shalat sunnah 2 rakaat, setelah itu dia berkata kepada Nabi Sulaiman,
"Wahai Nabiyullah, arahkan pandanganmu ke arah yang jauh!"
Nabi Sulaiman a.s pun mengarahkan pandangannya ke arah Yaman.
Setelah itu Ashif berdoa memohon bantuan Allah SWT, maka tiba-tiba singgasana Ratu Balqis yang berada di Yaman muncul di hadapan Nabi Sulaiman dan ketika beliau melihat hal itu, Nabi Sulaiman berkata,
"Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku."
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ ٤٠
40. berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
(QS. An-Naml: 40).
Surat An-Naml 27: 38-40 sebagai pedoman artikel ini.
Ayat-Ayat Al Qur'an Yang Menjelaskan Singgasana Ratu Bilqis.
Dalam ayat Al Qur'an, Allah SWT berfirman,
قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلأ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ ٣٨
قَالَ عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ ٣٩
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ ٤٠
Artinya:
38. berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".
39. berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".
40. berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Namun, setelah Jin Ifrit berkata demikian, majulah seorang yang ahli kitab yang tak lain adalah Ashif, dab berkata,
"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu itu kepada engkau sebelum matamu berkedip."
Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu telah terletak dihadapnnya, ia pun berkata,
"Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmatnya).
Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan ) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."
Berkenaan dengan firman Allah SWT tersebut, Ibnu Katsir berkata,
"Orang itu adalah Ashif seorang juru tulis Nabi Sulaiman."
Jin Ifrit Kalah oleh Ahli Kitab.
Dialah Ashif bin Barkhiya, seorang manusia yang diberi karomah oleh Allah SWT karena tobat dan doanya.
Dia selalu menjaga wudhu, seorang yang jujur dan mengetahui.
Jin Ifrit yang terkenal kuat dan sakti itu pun langsung tertunduk malu, kiranya ada orang sakti yang bisa melebihinya.
Ini juga membuktikan bahwa manusia adalah makhuk yang sempurna, melebihi dari jin-jin.
Oleh karena itu sahabat, jangan jadikan jin sesembahan, jangan jadikan jin-jin sebagai penolong, karena telah dibuktikan Ashif bahwa para jin masih kalah imunya dengan manusia.
Allah SWT sajalah tempat meminta dan tempat menyembah.
Sungguh hebat Ashif ini yang memiliki kekuatan untuk memindahkan singgasana hanya dalam satu kedipan mata saja.
Semua adalah berkat pertolongan Allah SWT. Kecepatan pindah teresbut ada yang menyebut melebihi dari kecepatan cahaya atau hampir sama dengan kecepatan cahaya.
RATU BILQIS VERSI 2
Suatu hari disebuah kerajaan besar dimuka bumi, berkumpul
para punggawa, mulai dari prajurit sampai menteri-menteri kerajaan memenuhi
panggilan sang Raja. Anehnya, tidak hanya bangsa manusia yang datang memenuhi
panggilan itu, tetapi juga banyak jin-jin serta burung-burung
berbondong-bondong berkumpul memenuhi balairung istana. Sang Raja yang gagah
perkasa duduk di singgasana sambil memandang mereka satu-persatu.
“MENGAPA aku tidak melihat Hud-hud? Tahukah kalian dimana
dia?” tanya sang Raja memecah keheningan suasana.
Parapunggawa diam membisu sambil saling pandang satu sama
lain. Mereka memang tidak tahu menahu soal kepergian seekor burung yang
dimaksud oleh sang Raja. Maka sang Rajapun mengeluarkan sabdanya,”Dengar wahai
punggawa! Oleh karena Hud-hud tidak hadir tanpa seizinku, maka sungguh aku akan
menghukumnya dengan hukuman yang berat, atau aku akan memenggal kepalanya.
Kecuali jika ia dapat memberikan alasan yang tepat tentang kepergiaannya!”
Sulaiman bin Daud, itulah nama sang raja yang juga
seorang Nabi Allah. Allah telah memberinya anugerah yang luar biasa yaitu bisa
berbicara dengan burung-burung dan menguasai jin-jin. Selain itu Allah juga
memerintahkan angin supaya tunduk dan patuh terhadap Nabi Sulaiman. Kemanapun
Nabi Sulaiman hendak pergi, angin akan membawanya dengan sangat cepat menuju
tempat yang diinginkan. Demikian mukjizat dari Allah yang menyertai Nabi
Sulaiman dalam memimpin umat, memberantas kebathilan dan menegakkan kebenaran
dimuka bumi.
Nabi Sulaiman sangat dekat dengan punggawa maupun
rakyatnya. Pada waktu-waktu tertentu di kumpulkannya para punggawa untuk
diminta saran, pendapat maupun keluhan-keluhan mereka. Perhatian Nabi Sulaiman
yang begitu besar tersebut menjadikan hapal satu persatu seluruh nama
pengikutnya. Sehingga kalau ada salah satu dari mereka tidak datang memenuhi
panggilannya, pasti Nabi Sulaiman akan mencarinya. Seperti yang terjadi pada
burung Hud-hud.
Selang beberapa saat setelah Nabi Sulaiman menjatuhkan
sabdanya pada Hud-hud, tiba-tiba Hud-hud datang dan bersimpuh dihadapan
Nabi Sulaiman. ”Ampun paduka, sebelum paduka menghukum hamba, perkenankan hamba
untuk menyampaikan berita yang belum pernah paduka dengar sebelumnya,”
Katakan, berita apa yang kau bawa?”
“Hamba baru saja datang dari negeri Saba’. Sebuah negeri
yang kaya raya, dipimpin seorang Ratu berparas Cantik rupawan. Dia memiliki
singgasana yang besar dan indah, panjangnya 80 hasta, lebarnya 40 hasta dan
tingginya 30 Hasta. Para pengikutnya memanggilnya Ratu Bilqis. Akan tetapi
paduka, Ratu Bilqis dan pengikutnya telah terpedaya oleh syetan, mereka
menjadikan matahari sebagai tuhan mereka yang mereka puja-puja setiap hari.”
“Mmm, benarkah?”
“Hamba tidak berdusta, paduka”
“Baiklah. Aku ingin membuktikan kebenaran perkataanmu.
Berangkatlah kembali ke negeri saba’ dengan membawa surat dariku. Berikan surat
itu pada Ratu Bilqis dan pengikutnya. Lalu dengarkan apa yang mereka bicarakan
setelah mereka membaca surat itu.”
Sesaat kemudian Hud-hud sudah terbang tinggi melewati
pegunungan dan hamparan padang pasir membawa sepucuk surat dari Nabi Sulaiman
untuk Ratu Bilqis. Hingga sampailah pada disebuah istana kediaman Ratu
bilqis yang sangat megah dan indah. Hud-hud terbang menerobos masuk kedalam
istana, lalu menjatuhkan gulungan surat yang dibawanya di hadapan sang Ratu.
Dengan serta merta Ratu memungut dan membaca surat itu di hadapan para pembesar
kerajaan Saba”.
“Dari Sulaiman. Dengan menyebut nama Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang, janganlah kamu berlaku sombong terhadapku, dan
datanglah padaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Ratu Bilqis tertegun setelah membaca surat dari Nabi
Sulaiman yang seolah olah akan merebut negeri Saba’ dari kekuasaan Ratu Bilqis.
Maka berkatalah sang Ratu, “Wahai para pembesarku, berilah aku pertimbangan
dalam menghadapi masalah ini. Sebab aku tidak pernah memutuskan suatu
permasalahan sebelum meminta pendapat dan saran dari kalian.”
“Paduka Ratu, kita memiliki bala tentara yang besar dan
kuat. Pasukan-pasukan kita sangat terlatih dan pemberani. Kita siap menghadapi
tantangan itu. Namun demikian semua itu kembali pada keputusan paduka. Oleh
karena itu mohon kiranya paduka mempertimbangkan segala sesuatunya dengan
cermat sebelum paduka mengeluarkan perintah.”
“Wahai para pembesarku, walaupun kita semua telah siap
berperang demi membela keagungan dan kejayaan negeri kita, tetapi ketahuilah
bahwa peperangan hanya akan meninggalkan kepedihan dan kesengsaraan bagi rakyat
kita. Karena sesungguhnya raja-raja apabila menyerang suatu negeri, niscaya
mereka akan membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina.
Aku benci perang!”
“Lalu apa yang akan paduka lakukan ?”
“Kita akan mengirim utusan pada Raja Sulaiman dengan
membawa hadiah sebagai tanda perdamaian. Kita tunggu saja hasilnya.”
Para utusan Ratu Bilqis yang membawa hadiah telah sampai
di kerajaan Nabi Sulaiman. Tetapi, apa yang terjadi? Nabi Sulaiman marah.
“Apakah Ratu kalian ingin menyuapku, bukan harta benda
maupun kekuasaan yang aku inginkan. Sebab segala sesuatu yang telah diberikan
oleh Allah kepadaku, jauh lebih baik dibandingkan apa yang diberikan-Nya pada
Ratu kalian. Sampaikan pada Ratu Bilqis, janganlah dia merasa bangga karena
memberiku hadiah seperti itu. Aku hanya ingin dia beserta pengikutnya tunduk
mengikuti ajakanku untuk menyembah pada Allah. Dan katakan pada pimpinan
kalian, kalau dia tidak mau menghadapku, aku akan datang ke negerinya. Tetapi
kedatanganku akan mengusirnya dari negeri itu dan mereka menjadi tawananku yang
hina!”
Para utusan Ratu Bilqis pulang dengan perasaan kecut demi
mendengar ancaman Nabi Sulaiman. Sementara itu Nabi Sulaiman segera mengatur
siasat untuk memperdaya Ratu Bilqis. Nabi Sulaiman mengumpulkan para
pembesarnya.
“Wahai Para pembesarku! Siapakah diantara kalian yang
sanggup membawa singgasana Bilqis sebelum dia datang untuk menyerahkan padaku
?”salah satu pembesar Nabi Sulaiman dari golongan jin, bernama ifrit
mengacungkan tangannya.
“Hamba sanggup mendatangkan singgasana Bilqis kehadapaan
paduka sebelum paduka beranjak dari singgasana paduka. Karena hamba memiliki
kekuatan yang besar untuk mengangkatnya. Percayalah pada hamba,”
Seluruh mata yang hadir dalam pertemuan itu tertuju pada
ifrit. Mereka kagum dengan kesanggupan ifrit yang luar biasa. Ashof bin
Barkhiya seorang juru tulis Nabi Sulaiman yang ahli ibadah mengacungkan
tangannya dan berkata dengan kalem,
“Wahai Nabi Allah. Hamba Insya Allah akan membawa
singgasana Bilqis kehadapan paduka dalam sekejap mata”
“Benarkah?”
Ashrof menengadahkan kedua tangannya keatas memohon
pertolongan Allah seraya berkata, “Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan
kemuliaan! Tuhan kami dan Tuhannya segala sesuatu.Tidak ada tuhan kecuali
Engkau. datangkanlah pada kami singgasana Bilqis!”
Keajaiban terjadi. Bagian sudut balairung istana yang
tadinya kosong kini telah terpenuhi singgasana Bilqis yang megah bertatahkan
emas dan berlian. Semua terkesima melihat kejadian itu. Namun Nabi Sulaiman
segera menyadarkan mereka,
“Ini semua adalah karunia dari Allah dan sebagai cobaan
bagi kita apakah kita tergolong orang yang bersyukur atau justru malah
sebaliknya. Wahai para pembesarku! Kini singgasana Bilqis sudah berada dalam
kekuasaan kita. Ini adalah merupakan satu kemenangan bagi kita. Tetapi
tidak berhenti sampai disini. Sebelum Bilqis tiba dinegeri kita, rubahlah
bentuk singgasananya. Aku ingin tahu, apakah dia masih mengenali singgasananya
atau tidak”,
Nabi Sulaiman bermaksud menyadarkan Ratu Bilqis bahwa
apakah memiliki arti kecantikan, kemewahan dan kekuasaan, sedangkan hati dan
pikirannya terbelenggu oleh tipu daya syetan, sehingga matahari dianggapnya
sebagai tuhan. Betapa sempurna kenikmatan hidup didunia, jika kemewahan dan
kekuasaan yang telah dimiliki disertai dengan hati yang iman dan diliputi
dengan rahmat serta pengampunan dari Allah. Nabi Sulaiman berniat menjadikan
Ratu Bilqis sebagai permaisuri yang akan mendampinginya dalam memperjuangkan
dan menegakkan panji-panji tauhid di muka bumi.
Tetapi kemudian tersiar ‘gosip’ dikalangan para jin pengikut
Nabi Sulaiman bahwa tumit betis dan Ratu Bilqis dikabarkan mirip bertis khimar.
Nabi Sulaiman segera mengambil inisiatif. Diperintahkannya para jin untuk
melapisi kaca pada lantai ruangan yang akan dipergunakan menjamu Ratu Bilqis.
Pekerjaan itu dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Sebuah ruangan yang
ditata sedemikian indah, dengan lantai terbuat dari kaca bagai sebuah kolam
dengan airnya yang bening.
Tibalah pada saat yang di tunggu-tunggu. Ratu Bilqis
dikawal oleh para pembesar negeri Saba’ datang memasuki istana Nabi Sulaiman.
Nabi Sulaiman mempersilahkan Ratu memasuki balai rung istana dan menunjukan
sesuatu yang berdiri megah ditengahnya. “Wahai Bilqis, apa betul ini
singgasanamu?”
“Sepertinya ini memang singgasanaku. Tapi bagaimana bisa
sampai disini?”
“Wahai Bilqis. Ketahuilah, tuhan yang patut disembah
adalah Allah. Tuhan yang maha Esa. Dialah yang menciptakan segala sesuatu.
Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Dialah yang mengutusku sebagai Nabi
pemimpin umat dimuka bumi ini. Dan atas kekuasaan Nya singgasanamu sampai
disini. Tinggalkan menyembah matahari. Mulailah menyembah pada Allah Tuhan
seluruh alam.”
Kemudian Nabi Sulaiman mempersilahkan sang Ratu memasuki
sebuah ruangan yang telah disiapkan untuk menjamu. Pertama kali yang dilihat
Ratu Bilqis dalam ruangan itu adalah kolam yang luas dengan airnya yang bening.
Karena takut gaunnya basah terkena air, disingkapnya gaun indah yang membalut
tubuhnya sampai betisnya. Sehingga semua yang hadir dapat melihat betapa indah
betis sang Ratu, tidak seperti yang digosipkan oleh mereka selama ini.
Berkatalah Nabi Sulaiman,”Wahai Bilqis, kau tidak perlu
menyingkapkan gaunmu. Sebab itu bukan kolam, melainkan lantai yang terbuat dari
kaca.”
Sekali lagi Bilqis telah terpedaya oleh Nabi Sulaiman.
Dia merasa telah berbuat aniaya terhadap dirinya sendiri, karena selama ini
telah memuja-muja pada tuhan selain Allah.
“Ya Tuhanku. Sesungguhnya aku telah berbuat dzalim
terhadap diriku. Dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan
semesta alam”
Sang Ratu telah sadar dan insaf kini raja Sulaiman bin
Daud yang gagah perkasa didamping oleh seorang permaisuri, Bilqis binti
Syarohil, terus berjuang mengemban amanat dari Allah untuk memberantas segala
bentuk kemusyrikan dan menyebarluaskan kebenaran hingga agama Allah berdiri
tegak dimuka bumi*