ISLAM IMAN IHSAN BAGAIKAN
MENGGENGGAM BARA API
By, Rahma Kanthi Sucu
Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pula
dalam keadaan asing, maka berbahagialah orang-orang dikatakan asing
“Sesungguhnya Islam datang
dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka
berbahagialah orang-orang dikatakan asing.” (HR. Muslim dari hadits Abu
Hurairah dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma)
Sesungguhnya keajaiban
manusia di akhir zaman ini sangat banyak dan nyata sekali. Terkadang kita
kurang jeli memperhatikannya sehingga terlihat dunia ini berjalan baik-baik
saja. Namun, bila kita cermati dengan baik, kita akan menemukan segudang
keajaiban dan keanehan dalam kehidupan manusia akhir zaman dan hampir dalam
semua lini kehidupan. Keajaiban yang kita maksudkan di sini bukan terkait
dengan persitiwa alam seperti gempa bumi, tsunami dan sebagainya, atau kejadian
yang aneh-aneh lainnya, melainkan pola fikir manusia yang paradoks yang
berkembang biak di akhir zaman ini.
Berikut ini adalah
sebagian kecil dari cara berfikir paradoks yang berkembang akhir-akhir ini
dalam masyarakat luas. Lebih ajaib lagi, model berfikir paradoks tersebut malah
dimiliki pula oleh sebagian umat Islam baik dari kalangan awam, terpelajar,
politisi, pengusaha dan bahkan sebagian Ustadz, Kyai dan para tokoh mereka.
Kaum muslimin pun banyak yang “membebek” dan mengikuti pola pikir mereka yang
diantaranya adalah sebagai berikut :
MEDIA
Apa saja yang dituliskan
dalam Koran dan Majalah, dengan mudah orang mempercayainya kendati itu hanya
berupa tulisan manusia biasa yang belum teruji kebenarannya dan dibuat oleh
penulis yang dipertanyakan pemahaman agamanya. Membaca dan mempelajarinya
dianggap sebagai lambang kemajuan dan menambah “wawasan”.
Akan tetapi, apa yang
tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits belum tentu langsung dipercayai dan
diyakini kebenarannya, kendati mengaku sebagai Muslim. Padahal kebenaran
Al-Qur’an sudah teruji sepanjang masa dari berbagai sisi ilmu pengetahuan.
Akhir-akhir ini muncul anggapan bahwa memahami Al-Qur’an dan Hadits jangan
letter lecht dan tidak bisa diterima “mentah-mentah” namun harus “dibumikan
dahulu” agar sesuai dengan kondisi kekinian..
“Dan tidaklah patut bagi
laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah
dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.”
(Q.S. Al-Ahzab: 36)
TOLERANSI
Bila ada orang atau
kelompok yang dengan nyata-nyata merusak dan melecehkan ajaran Islam yang
sangat fundamental, seperti masalah Rabb, Al-Qur’an dan pribadi Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wasallam, maka orang dengan gampang mengatakan yang
demikian itu adalah kebebasan mengeluarkan pendapat dan berekspresi dalam
menafsirkan agama.
Namun, bila ada Khatib,
Ustadz atau masyarakat Muslim mengajak jamaah dan umat Islam untuk konsisten
dengan ajaran agamanya, maka orang dengan mudah menuduhnya sebabai Khatib,
penceramah atau Ustadz aliran keras dan tidak bisa berdakwah dengan cara yang
hikmah, bahkan perlu dicurigai sebagai calon teroris.
“Sesungguhnya barang siapa
yang masih hidup sepeninggalku nanti,ia akan melihat perbedaan prinsip yang
banyak sekali, untuk itu wajib bagi kalian mengikuti sunnahku dan sunnah
Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, peganglah erat-erat dan gigitlah
dengan gigi geraham dan jauhilah perkara baru dalam agama, karena setiap
perkara baru dalam agama itu bid’ah dan setiap bidah itu sesat.” (HR. Abu Daud
dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud no:
4607).
POLA HIDUP
Tidak sedikit manusia,
termasuk yang mengaku Muslim yakin dan bangga dengan sistem hidup ”ala amerika
atau eropa” kendati sistem yang mereka yakini dan banggakan itu sendiri
menyebabkan hidup mereka kacau dan mereka selalu menghadapai berbagai kezaliman
dan ketidak adilan dari para penguasa negeri mereka. Mereka masih saja
mengklaim : inilah sistem sosial yang paling cocok dan sesuai dengan
perkembangan zaman modern.
Namun, bila ada yang
mengajak dan menyeru untuk kembali kepada hukum Islam, maka orang akan menuduh
ajakan dan seruan itu akan membawa kepada keterbelakangan, kekerasan dan
terorisme, padahal mereka tahu bahwa Islam itu diciptakan oleh Allah Subhaanahu
wa Ta’ala untuk keselamatan dunia dan akhirat dan Allah Ta’ala mustahil keliru
dan tidak mungkin akan menzalimi hamba-Nya.
“Barangsiapa mencari agama
selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali
‘Imran : 85).
JENGGOT
Ketika seorang Yahudi atau
pemuka agama lain memanjangkan jenggotnya, orang akan mengatakan dia sedang
menjalankan ajaran agamanya dengan penuh ketaatan. Seorang artis atau public
figure yang berjenggot dikatakan terlihat “modis” dan “tampil beda” dengan
variasi penampilan.
Namun, saat seorang Muslim
memelihara jenggotnya, dengan mudah orang menuduhnya fundamentalis, “aliran
garis keras” atau teroris yang selalu harus dicurigai khususnya saat masuk ke
tempat-tempat umum seperti hotel dan sebagainya. Dengan enteng mereka mengejeknya
dan mengatakan “kambing berjalan..!!!”
Juga dari Ibnu Umar
radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berbedalah
dengan orang-orang musyrik; potonglah kumis dan biarkanlah jenggot.” (HR.
Muslim no. 625).
JUBAH
Jika seorang Biksu atau
Pendeta memakai jubah dan pakaian “kebesaran”nya, orang memandang bahwa
merekalah orang terbaik diantara mereka sehingga layak berpenampilan seperti
itu sebagai wujud kepatuhan terhadap agamanya yang mulia. Superstar mereka
Jacko yang bercelana “ngatung..” dikatakan terlihat sangat cool..
Sayangnya, jika seorang
Ikhwan memakai ghamis, dan jubah karena ingin mencontoh suri tauladan
Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam dalam hal berpakaian, tanpa rasa
bersalah mereka mengatakan “…sok alim” dan berujar “kita tidak sedang hidup di
negeri Arab..” Adapun memakai Celana dengan tidak boleh isbal (melebihi mata
kaki) dikatakan : “kebanjiran…”
“Pakaian yang disukai oleh
Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam adalah pakaian gamis”. (Asy-Syaikh
Al-Albani menshahihkan haditsnya dalam tahqiq beliau terhadap kitab Mukhtashar
Asy-Syama`il Al-Muhammadiyah karya Imam At-Tirmizi, pada hadits no. 46.)
Dan hadits ‘Aisyah
radhiyallahu’anha: “Bagian kain sarung yang terletak di bawah mata kaki berada
di dalam neraka.” (HR. Ahmad, 6/59,257).
CADAR
Ketika seorang Biarawati
memakai pakaian yang menutup kepala dan tubuhnya dengan rapi, orang akan
mengatakan bahwa sang Biarawati telah menghadiahkan dirinya untuk Tuhan-nya.
Namun, bila Akhwat
Muslimah menutup auratnya dengan jilbab, hijab atau cadar, maka orang lagi-lagi
akan menuduh mereka terbelakang dan tidak sesuai dengan zaman, tampil “seperti
NINJA” atau “GORDEN BERJALAN” padahal mereka yang menuduh itu katanya
adalah para penganut paham demokrasi, yang katanya setiap orang bebas
menjalankan keyakinan masing-masing.
“Hai Nabi, katakanlah
kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin:
hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu..” (QS. Al-Ahzab: 59)
PEKERJAAN
Bila wanita Barat tinggal
di rumah dan tidak bekerja di luar karena menjaga, merawat rumah dan mendidik
anaknya, maka orang akan memujinya karena ia rela berkorban dan tidak bekerja
di luar rumah demi kepentingan rumah tangga dan keluarganya.
Namun, bila wanita
Muslimah tinggal di rumah menjaga harta suami, merawat dan mendidik anaknya,
maka orang akan menuduhnya “terjajah” dan harus dimerdekakan dari dominasi kaum
pria atau apa yang sering mereka katakan dengan kesetaraan gender dan
“emansipasi”.
“Tetaplah kalian tinggal
di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj sebagaimana tabarrujnya
orang-orang jahiliah yang awal.” (Al-Ahzab: 33)
PENAMPILAN
Setiap wanita Barat
bebas ke kampus dan ke pasar dengan berbagai atribut hiasan dan pakaian yang
“serba minim”, ketat dan menampakkan lekuk tubuhnya, dengan alasan itu mereka
katakan adalah hak asasi mereka dan kemerdekaan mengekpresikan diri.
Namun, bila wanita Muslimah
yang ke kampus atau ke tempat kerja dengan memakai pakaian Islaminya, maka
orang akan menuduhnya “eksklusif” dan berfikiran sempit tidak sesuai dengan
peraturan dan paradigma kampus atau tempat kerja mereka.
“Dan katakanlah kepada
wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31)
PENDIDIKAN
Bila anak-anak mereka
sibuk dengan berbagai macam mainan yang mereka ciptakan, mereka akan mengatakan
ini adalah pembinaan bakat, kecerdasan dan melatih kreativitas sang anak.
Namun, bila anak Muslim
dibiasakan mengikuti pendidikan praktis agamanya atau masuk “Pondok Pesantren”,
maka orang akan mengatakan bahwa pola pendidikan seperti itu “tidak punya
harapan” dan memiliki masa depan yang suram..
“Menuntut ilmu adalah
wajib atas setiap muslim.” Hadits hasan diriwayatkan oleh sejumlah shahabat.
Dishohihkan oleh Al-Albâny dalam Takhrîj Musykilatul Faqr hal 80.
JIHAD
Ketika Yahudi atau Nasrani
membunuh dan membantai seseorang, atau melakukan Agresi ke negeri Islam
khususnya di Palestina, Afghanistan, dan sebagainya, tidak ada yang
mengaitkannya dengan agama mereka. Bahkan mereka mengatakan itu adalah hak
mereka dan demi menyelamatkan masyarakat Muslim yang ada di sana.
Akan tetapi, bila kaum
Muslim berjihad melawan Agresi Yahudi atas Palestina, atau Amerika Kristen di
Afghanistan, mereka pasti akan mengaitkannya dengan Islam dan menuduh kaum
Muslim tersebut sebagai Milisi pemberontak dan teroris..
“Barangsiapa yang
menyerang kamu maka seranglah ia, sebanding dengan serangannya terhadapmu.”
(Al-Baqarah: 194)
SYAHID
Bila seseorang kafir
mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan orang lain, maka semua orang akan
memujinya dan berhak mendapatkan penghormatan sebagai “martir” dengan berjejal
medali atas jasanya..
Namun, bila orang
Palestina melakukan hal yang sama untuk menyelamatkan anak, saudara atau orang
tuanya dari penculikan dan pembantaian tentara Yahudi Israel, atau
menyelamatkan rumahnya dari kehancuran serangan roket-roket Israel, atau
memperjuangkan masjid dan kitab sucinya dari penodaan pasukan Yahudi, orang
serta merta akan menuduhnya TERORIS.
“Dan siapkanlah untuk
menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda
yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan
musuh Allah dan (yang juga) musuh kalian serta orang-orang selain mereka yang
kalian tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (QS. Al-Anfâl : 60)
Allaahul musta’an….
Kenapa dan Kenapa semua
itu terjadi..? Karena kita adalah seorang Muslim..
“Katakanlah (wahai
Muhammad ), wahai Ahlul Kitab marilah bersatu dengan kalimat yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kalian bahwa tidak kita sembah kecuali Allah saja,
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu apa pun dan tidak pula sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai rabb selain Allah. Jika mereka berpaling
maka katakanlah pada mereka persaksikanlah bahwa kami adalah kaum muslimin.”
(QS. Ali Imran : 64)