Wasiat Abah Guru Sekumpul tentang anak (KH Muhammad Zaini Abdul Ghani = Abah Guru Sekumpul)
1. JANGAN SERING DIBUAT MENANGIS.
Karena kalau anak itu sering menangis atau sedih, otaknya akan sempit (tidak mau pintar) buatlah dia ( anak anak kita ) selalu gembira.
2. ANAK KECIL ITU SEPERTI WALI (tidak pernah berbuat berdosa)
Lalu kenapa dia (anak anak kita) sering sakit ...???
Sebab dia memikul dosa orang tuanya (ayah dan ibu) yang belum bertaubat kepada Allah SWT.
Sebaiknya kita perbanyak taubat kepada Allah SWT dan banyak banyak mengingat Allah SWT (Istighfar)
3. JANGAN SERING DIPUJI DENGAN PUJIAN YANG BERLEBIHAN.
Karena kalau sering di puji akan membuat anak kita akan menjadi sombong atau besar kepala.
4. INGIN MENJADIKAN ANAK KITA MENJADI ORANG YANG ALIM (sholeh dan sholehah) usahakan :
a. Carilah pekerjaan yang halal (berkah)
b. Arahkan anak-anak ke sekolah agama. Carikan guru yang jelas (faseh) karena anak anak kita tentunya akan mengikuti gurunya
c. Jagalah makanannya yang benar-benar halal
d. Carikan pergaulan dengan teman-teman yang baik.
e. Kenalkan dan cintakan serta bawa anak-anak kita ke orang-orang sholeh/alim
Dan semoga kita dan anak keturunan kita menjadi anak anak yang alim, sholeh dan sholehah dikumpukan di akhirat bersama Nabi dan keluarganya. Aaamiin
f. Kira Doakan Terus Menerus Dengan Doa yang Baik-baik
Mudah-mudahan jadi anak yang sholeh sambil bertawasshul kepada wali-wali dengan berkat wali mudahan anakku jadi wali.
Bersyukur kepada Allah dengan membaca :
اَلْحَمْدُلِلّهِ رَبّ الْعَالَمِيْن
"Abah Guru Sekumpul telah banyak memberikan Amalan-amalan tentang hal-hal Kebaikan kepada kita semua.
اللّهم صلّ و سلّم و بارك علي سيّدنا محمّد النّبيّ الامّيّ وعل اله و صحبه و سلّم
Semoga kita termasuk orang-orang yang mau mengamalkan apa yang telah di wasiatkan oleh Guru Sekumpul dan semoga anak turun kita akan menjadi anak-anak yang alim, sholeh dan sholehah yang kelak akan dikumpukan di akhirat bersama Rasulullah SAW, Para ulama’ dan auliya’.
امين يارب العالمين
Kisah Ilmu Melipat Bumi Abah Guru Sekumpul Saat Sowan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Guru Sekumpul, sosok ulama besar asal Kalimantan yang dikenang umat penjuru dunia. Bernama lengkap KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani ini menjadi rujukan masyarakat Kalimantan dalam menjalani hidupnya. Laku hidupnya menjadi cermin umat untuk meneladani Nabi Muhammad SAW. Kasih sayangnya kepada umat tak pernah pilih kasih, bahkan kepada orang yang mau menyakiti sekalipun malah didoakan untuk mendapatkan hidayah. Sungguh akhlaq mulia yang lahir dari keteladanan Nabi Muhammad SAW.
Kisah karomah Guru Sekumpul amat masyhur dalam hati jama’ahnya. Saat itu, saat masih usia 21 tahun, Guru Sekumpul pernah mengalami perjalanan gaib, yakni menembus jarak dan waktu. Dalam perjalanan itu, Guru Sekumpul dipertemukan dengan seorang kiai kenamaan dari Pulau Jawa ketika di negeri Timur Tengah.
Pada tahun 1962 itu, sebagaimana diceritakan Tuan Guru KH Syaifuddin Zuhri, ada kejadian ganjil yang dialami Guru Sekumpul. Cerita ini, diakui Guru Syaifuddin, langsung diceritakan Guru Sekumpul dengan beliau.
Pada waktu itu, Guru Sekumpul yang sedang berada di rumah diperintah seorang tua –tidak disebutkan siapa orang tersebut-. Orang tua itu menyuruh Guru Sekumpul untuk menyusuri jalan di belakang rumah beliau. Mendapat perintah itu, Guru Sekumpul pun kemudian memasang baju dan menyusuri jalan yang ditunjukkan orang tua tersebut.
Setelah disusuri beliau, ternyata Guru Sekumpul tak lagi melihat rumahnya. Di tempat “baru” tersebut, beliau duduk dengan penuh keheranan. Hingga kemudian, dipertemukan dengan seorang tua lainnya.
“Basalaman (berjabat tangan) aku (dengan orang tua itu),” ujar Guru Syaifuddin meniru perkataan Guru Sekumpul.
Orang tua itu kemudian mengajak Guru Sekumpul berziarah ke makam Syekh Abdul Qadir Jailani. Rupanya tempat baru itu berada di Irak.
Guru Sekumpul pun bertanya kepada orang tua tersebut, “Pian ini siapa?”
“Aku Abdul Hamid Pasuruan,” kata orang tua itu menjawab.
“Kamu siapa?” tanya Kyai Hamid Pasuruan.
“Ulun (saya) dari Kalimantan Selatan, Keraton. Zaini bin Abdul Ghani.”
“Oh santrinya Kiai Syarwani ya,” kata Kiai Hamid Pasuruan. Kiai Syarwani Abdan adalah murid Kiai Hamid. Kiai Syarwani asli dari Martapura, tapi kemudian pindah ke Bangil Pasuruan dan mendirikan pesantren dengan nama Pesantren Datuk Kalampayan.
Setelah berziarah dan berjabat tangan, Kiai Hamid kembali hilang. Guru Sekumpul pun kembali kebingungan. Beliau sempat berpikir untuk meminta pihak kedutaan Indonesia di Irak untuk memulangkan beliau ke kampung halaman.
Saat duduk-duduk sembari berpikir untuk pulang, seorang tua kembali datang dan menyapa Guru Sekumpul dengan bahasa yang beliau pahami.
“Nang, nyawa handak ke mana (Kamu mau ke mana)?” kata orang tua itu.
“Pian ini siapa?”
“Aku urang (orang) kita jua, di Masjid Martapura.”
“Aku adalah abdul Qohir anak Datu Bedoq (seorang jin anak dari jin Islam yang bernama Bedoq atau Badaqut. Badaqut adalah murid dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari). Umpatkah ikam nang bulik lawan aku (mau ikut pulang denganku)?”
“Kada wani (tidak berani),” ujar Guru, “Busiah gugur (takut jatuh), mati. Pian terabang (sampean bisa terbang).”
“Ke sini saja,” ujar abdul Qohir, “Kamu tadi berangkat mulai belakang rumah tembus di belakang pauduan (tempat wudhu). Masuk aja di situ.”
Guru Sekumpul pun kemudian menyusuri jalan di mana beliau datang. Tanpa dikira, beliau kembali sampai ke depan rumah beliau.
“Itulah setengah perjalananku nang (yang) masuk-masuk ke alam gaib,” ujar Guru Syaifuddin kembali meniru perkataan Guru Sekumpul.
Itulah sosok Guru Sekumpul. Di usia mudanya sudah mengalami fase perjalanan spiritual yang luar biasa..
Abah guru sekumpul
KISAH WALI SONGO BERKUNJUNG DI RUMAH GURU SEKUMPUL
Wali Songo dikenal sebagai ulama-ulama besar yang telah menyebarkan Islam di Nusantara khususnya pulau jawa. Jejak-jejak perjuangan Wali Songo sangat nyata dirasakan umat Islam, sampai sekarang. Wali Songo inilah yang melahirkan banyak ulama yang tersebar di berbagai penjuru Nusantara.
Salah satu ulama penerus Wali Songo itu adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (akrab disapa Guru Sekumpul). Beliau adalah ulama besar yang lahir di Martapura Kalimantan Selatan. Sosok Guru Sekumpul menjadi magnet yang sangat besar, karena pecintanya tersebar luas dari berbagai penjuru Nusantara.
Dikisahkan, dulu ada pelayan (khadam) Abah Guru Sekumpul hendak ziarah Wali Songo. Khadam itu lalu sowan ke rumah Abah Guru Sekumpul hendak minta izin untuk berangkat.
Lalu di ruang tamu bertemu dengan Abah Guru, “Abah, ulun (saya) minta ijin handak berangkat ziarah Wali Songo.”
Abah Guru menjawabnya dengan senyum dan berkata, “Handakkah betamu dengan Wali Songo?”
Khadam tadi langsung bingung dengan pertanyaan Abah Guru tadi. Lalu Abah Guru berdiri dan berjalan menuju kamar dan membukakan pintu kamar. Setelah terbuka ada sembilan orang duduk berbaris seperti posisi santri ingin mengaji. Dan satu tempat kosong yaitu tempat gurunya mengajar.
Lalu berkata Abah Guru kepada khadam tadi: "Ini Wali Songonya lagi belajar dengan ku.”
Menangis langsung khadam yang ingin berangkat ziarah Wali Songo tadi dan malu. Lalu khadam tadi batal berangkat karena dengan mata kepalanya sendiri Wali Songo mengaji dengan Abah Guru. Karena melihat Wali Songo belajar di kamar Abah Guru.
“Kisah ini merupakan sebuah khususiat seorang Wali, Wali itu melakukan banyak hal apa saja atas izin Allah. Semua itu merupakan kekuasaan Allah melalui seorang Wali-Nya.”
Itulah sosok Guru Sekumpul. Beliau sangat dekat dengan Wali Songo, karena sering kali bertemu Wali Songo.
Semoga artikel blogspot Kisah Wali Songo Datang di Rumah Guru Sekumpul ini memberikan manfaat dan keberkahan untuk kita semua.
آمِيْن اللّهُمَّ آمِيْن
اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ
Artinya: Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan Islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman dan akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah.
Kisah Wali Songo Datang di Rumah Guru Sekumpul
Wali Songo dikenal sebagai ulama’-ulama’ besar yang telah menyebarkan Islam di Nusantara. Jejak-jejak perjuangan Wali Songo sangat nyata dirasakan umat Islam, sampai sekarang. Wali Songo inilah yang melahirkan banyak ulama’ yang tersebar di berbagai penjuru Nusantara.
Salah satu ulama’ penerus Wali Songo itu adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (akrab disapa Guru Sekumpul). Beliau adalah ulama’ besar yang lahir di Martapura Kalimantan Selatan. Sosok Guru Sekumpul menjadi magnet sangat tinggi, karena pecintanya tersebar luas dari berbagai penjuru Nusantara.
Dikisahkan, dulu ada pelayan (khadam) Abah Guru Sekumpul hendak ziarah Wali Songo. Khadam itu lalu sowan ke rumah Abah Guru Sekumpul hendak minta izin untuk berangkat.
Lalu di ruang tamu bertemu dengan Abah Guru, “Abah, ulun (saya) minta ijin handak berangkat ziarah wali songo.”
Abah Guru menjawabnya dengan senyum dan berkata, “handakkah betamu dengan wali songo?”
Khadam tadi langsung bingung dengan pertanyaan Abah Guru tadi. Lalu Abah Guru berdiri dan berjalan menuju kamar dan membukakan pintu kamar. Setelah terbuka ada 9 orang duduk berbaris seperti posisi santri ingin mengaji. Dan satu tempat kosong yaitu tempat gurunya mengajar.
Lalu berkata Abah Guru kepada khadam tadi: ” ini wali songonya lagi belajar dengan ku.”
Menangis langsung khadam yang ingin berangkat ziarah wali songo tadi dan malu. Lalu khadam tadi batal berangkat karena dengan mata kepalanya sendiri wali songo mengaji dengan Abah Guru. Karena melihat wali songo belajar di kamar Abah Guru.
“Orang yang masih ada hubbud dunya di hati tidak bakal tahu tentang khususiat seorang wali, Wali itu bisa apa saja atas izin Allah. Hanya orang bodoh dan sombong yang tidak mempercayai kekuasaan Allah lewat seorang Wali-Nya.”
Itulah sosok Guru Sekumpul. Beliau sangat dekat dengan Wali Songo, karena sering kali bertemu Wali Songo