PENCIPTAAN NUR MUHAMMAD
Nur
Muhammad adalah suatu ajaran tentang keyakinan bahwa Allah SWT menciptakan Nabi
Muhammad SWA dari NurNya [Allah SWT]. Sejak semula dari Nur Allah itu dicipta
Nur Muhammad, hal ini telah menjadi aqidah para penganut thariqat atau mereka
yang bertasawuf dalam Islam.
Segala
sesuatu yang ada di dunia berawal dari cahaya yang agung bernama Nur Muhammad.
Cahaya ini diciptakan oleh Allah SWT dari Nur-Nya sendiri.
Nur
Muhammad berkeliling di alam semesta selama 9.000 tahun. Ketika berada di
tempat yang gelap, dia bersujud kepada Allah selama 1.000 tahun.
Kemudian,
Allah membagi Nur Muhammad menjadi empat bagian. Pertama, Allah ciptakan Lauhul
Mahfud, kemudian Qalam, Arasyi, dan terakhir untuk menciptakan Nabi Muhammad.
Namun
sebelum itu, Allah titipkan Nur Muhammad di punggung Nabi Adam AS. Bagaimana
hakikat Nur Muhammad dalam Islam? Simak penjelasannya dalam artikel berikut
ini.
Hakikat Nur Muhammad
Menurut
Syaikh Abdul Qadir, hakikat Nur Muhammad ialah termasuk anugerah dan ciptaan
Allah yang mampu menerangi, memahami, dan menebarkan makna kehidupan. Tanpa Nur
Muhammad, kehidupan di bumi ini menjadi gelap gulita.
Nur
Muhammad bisa menghindarkan umat manusia dari jurang kesesatan dan terhimpit
oleh kebodohan. Nur Muhammad adalah intisari kosmos (alam semesta) yang menjadi
awal mula kehidupan di dunia.
Terkait
dengan masalah penciptaan yang berawal dari Nur Muhammad, Syaikh Abdul Qadir
menjelaskannya secara lebih detail dan mendalam. Beliau mengatakan bahwa
penciptaan roh itu dilakukan dalam bentuk lapis-lapis dimensi.
Mengutip
buku Telaga Cinta Rasulullah karya Fuad Bawazir (2020), dalam lapis dimensi
penciptaan yang pertama (al-alam al lahut), Allah telah menciptakan seluruh roh
yang berasal dari Nur Muhammad. Roh-roh ini diciptakan dalam bentuk terbaiknya.
Karena
sebab itulah, "Muhammad" sebenarnya adalah nama bagi seluruh ciptaan
Allah yang ada di dimensi pertama (lahut). Dengan kata lain,
"Muhammad" adalah tanah air sejati (al-wathan al-ashli) bagi seluruh
makhluk di alam semesta.
Lebih
lanjut, Syaikh Abdul Qadir dalam kitabnya Sirr al-Asrar Wa Mazhhar al-Anwar
mengatakan bahwa setelah 4.000 tahun kemudian, Allah menciptakan Arsy dari
cahaya yang terpancar dari bola mata Nabi Muhammad SAW.
Diciptakannya
Arsy ini bersamaan dengan diciptakannya entitas-entitas yang lain. Dengan
demikian, entitas yang berada di bumi merupakan sesuatu yang berasal dari
cahaya bola mata Nabi Muhammad SAW.
Allah
kemudian mengantarkan roh-roh turun ke dimensi penciptaan yang lebih rendah,
yaitu alam jasmani, alam jirim, atau alam fisik. Hal ini sebagaimana disebutkan
dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
"Kemudian
Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya" (QS. At-Tin:5)
Penjelasan
tentang hakikat Nur Muhammad dipercaya kebenarannya oleh ilmuwan tasawuf.
Mereka meyakini bahwa alam semesta ini adalah bentuk dari tajalli (penampakan)
Tuhan.
Tajalli
Tuhan yang pertama adalah Nur Muhammad. Sedangkan tajalli terakhir bagi-Nya
adalah alam semesta yang berwujud benda-benda.
Sebagian
besar kalangan sufi meyakini bahwa pada hakikatnya, antara Tuhan dan manusia
adalah satu. Inilah penjelasan ringkas tentang konsep ajaran wihdatul wujud
atau wujud kesatuan Allah ta’ala dengan alam semesta.
Nur Muhammad dalam Kitab Barzanji
Kitab
Qashidah Barzanji mengandung konsep yang kemudian dikenal dengan istilah Nur
Muhammad. Kitab karya As-Sayyid Ja‘far yang kerap dibaca masyarakat Muslim di
pelbagai belahan dunia ketika peringatan maulid ini menyebutnya dengan “Ushalli
wa usallimu ‘alan nuril maushufi bit taqaddumi wal awwaliyyah.” Konsep ini
mengundang diskusi tanpa kata putus.
Konsep Nur Muhammad ini kerap memicu polemik di tengah umat Islam.
Sebagian orang menolaknya karena konsep ini bertentangan dengan konsep
penciptaan manusia dalam Al-Qur’an. Sebagian orang lainnya menolak karena
konsep terpengaruh oleh doktrin salah satu sekte dalam Islam, yaitu Syiah. Adapun sebagian kelompok lainnya menolak
karena konsep ini membuka lebar pemikiran yang ditengarai oleh kosmologi
sufisme yang dianggap berlebihan dan melewati batas. Sebagian orang Islam
lainnya menolak konsep Nur Muhammad ini karena membuka jalan pada paham
wahdatul wujud. Paham sufisme yang berkembang di Nusantara menyebutnya kurang
lebih martabat lima atau martabat tujuh. Sedangkan sebagian orang menolak
pijakan konsep Nur Muhammad ini melalui kritik hadits. Berikut ini kami kutip bagian dari qashidah
tersebut yang menyebut konsep Nur Muhammad dan terjemahannya secara harfiah.
أصلي وأسلم على النور الموصوف بالتقدم والأوليه
Artinya,
“Aku mengucap shalawat dan salam untuk cahaya yang bersifat terdahulu dan awal”
(Lihat As-Sayyid Ja‘far Al-Barzanji, Qashidah Al-Barzanji pada Hamisy Madarijus
Shu‘ud ila Iktisa’il Burud, [Surabaya, Syirkah Ahmad bin Sa‘ad bin Nabhan wa
Auladuh: tanpa catatan tahun], halaman 4).
Di tengah pelbagai polemik perihal konsep Nur Muhammad itu, Syekh
Muhammad Nawawi Banten, ulama Nusantara yang otoritas keilmuannya teruji dan
diakui oleh ulama di Timur Tengah di zamannya, menjelaskan konsep tersebut dari
sudut pandang aqidah Ahlusunnah wal Jamaah.
Menurutnya, konsep Nur Muhammad tidak sulit untuk dipahami dan tidak
perlu dibikin ruwet. Status Nur Muhammad bukan qadim sebagaimana keqadiman
sifat Allah. Nur Muhammad adalah makhluk yang pertama kali Allah ciptakan
sebelum Dia menciptakan
قوله (أصلي) أي أطلب
صلاة الله أي رحمته (وأسلم) أي أطلب سلام الله أي تحيته (على) صاحب (النور الموصوف
بالتقدم) على كل مخلوق (والأوليه) أي كونه أولا بالنسبة لسائر المخلوقات
Artinya,
“(Aku mengucap shalawat) aku memohon shalawatullah, yaitu rahmat Allah (dan)
aku memohon (salam) Allah, yaitu penghormatan-Nya (untuk) yang empunya (cahaya
yang bersifat terdahulu) sebelum segala makhluk (dan awal) yang entitasnya
lebih awal dalam kaitannya dengan semua makhluk,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten,
Madarijus Shu‘ud ila Iktisa’il Burud, [Surabaya, Syirkah Ahmad bin Sa‘ad bin
Nabhan wa Auladuh: tanpa catatan tahun], halaman 4). Dengan keterangan Syekh M Nawawi Banten ini,
kepercayaan kelompok Ahlussunnah wal Jamaah tidak menjadi cacat, ternoda,
terkontaminasi, tersesat, atau bergeser dari aqidah ahlussunnah hanya karena
mempercayai konsep Nur Muhammad.
Kepercayaan kelompok Ahlussunnah wal Jamaah atas konsep Nur Muhammad
tidak kemudian membuat mereka terjatuh pada lubang tasybih (imanensi) yang
menyerupakan hingga kemudian menyatukan Allah dan Nur Muhammad. Dengan
pengertian yang disampaikan Syekh M Nawawi Banten, kelompok Ahlussunnah wal
Jamaah yang kerap membaca Qashidah Barzanji tetap konsisten pada logika tanzih
(transendental) yang membedakan zat Allah dan Nur Muhammad. Entitas Nur Muhammad sendiri sebagai makhluk
pertama Allah merupakan sebuah anugerah luar biasa dari Allah yang dapat Dia
berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Keberadaan Nur Muhammad merupakan
hak prerogatif Allah tanpa intervensi dan pengaruh siapa dan apa pun. Syekh M Nawawi Banten juga membawa hadits
riwayat Jabir yang menjadi salah satu dasar konsep Nur Muhammad di samping
beberapa riwayat hadits lainnya.
كما في حديث جابر أنه سئل رسول الله صلى الله عليه
وسلم عن أول ما خلقه الله تعالى قال إن الله خلق قبل الأشياء نور نبيك فجعل ذلك النور
يدور بالقدرة حيث شاء الله ولم يكن في ذلك الوقت لوح ولا قلم ولا جنة ولا نار ولا ملك
ولا إنس ولا جن ولا أرض ولا سماء ولا شمس ولا قمر وعلى هذا فالنور جوهر لا عرض
Artinya,
“Sebagaimana tersebut dalam hadits riwayat sahabat Jabir RA bahwa ketika
ditanya perihal makhluk pertama yang diciptakan Allah, Rasulullah SAW menjawab,
‘Sungguh, Allah menciptakan nur nabimu sebelum segala sesuatu.’ Allah
menjadikan nur itu beredar dengan kuasa Allah sesuai kehendak-Nya. Saat itu
belum ada lauh, qalam, surga, neraka, malaikat, manusia, jin, bumi, langit,
matahari, dan bulan. Atas dasar ini, nur itu adalah substansi, bukan aksiden,”
(Lihat Syekh M Nawawi Banten, Madarijus Shu‘ud ila Iktisa’il Burud, [Surabaya,
Syirkah Ahmad bin Sa‘ad bin Nabhan wa Auladuh: tanpa catatan tahun], halaman
4). Riwayat lain yang mengungkapkan Nur
Muhammad antara lain adalah hadits riwayat Imam Bukhari dari sahabat Maysarah
RA yang bertanya, “Wahai Rasulullah, kapan kau menjadi nabi?” “Saat Adam AS di
antara roh dan jasad,” jawab Rasulullah SAW. (Lihat Syekh M Nawawi Banten,
Targhibul Musytaqin li Bayani Manzhumatis Sayyid Al-Barzanji Zainil Abidin fi
Maulidi Sayyidil Awwalin wal Akhirin SAW, [Surabaya, Al-Hidayah: tanpa catatan
tahun], halaman 6).
Adapun
pemaknaan sebagian orang Islam atas konsep Nur Muhammad dengan sudut pandang
atau syak wasangkanya sendiri dan dibuat ruwet sendiri lalu kemudian menghakimi
konsep tersebut sebagai sebuah penyimpangan atau kesesatan adalah sebuah
keniscayaan. Yang diperlukan dalam perbedaan tafsir atau pemaknaan atas konsep
Nur Muhammad ini adalah sikap saling menghargai satu sama lain dan tidak
memaksakan tafsirnya atas pihak lain karena hanya akan memicu polemik dan debat
kusir tidak berkesudahan.
Suatu
hari Sayedena Ali, karam Allahu wajhahu, misanan dan menantu Nabi Suci s.a.w.
bertanya, .Wahai Muhammad, kedua orang tuaku akan menjadi jaminanku, mohon
katakan padaku apa yang diciptakan Allah Ta.Ala sebelum semua makhluq ciptaan?.
Berikut ini adalah jawaban nya yang indah :
Sesungguhnya,
sebelum Rabb mu menciptakan lainnya, Dia menciptakan dari Nur Nya nur Nabimu,
dan Nur itu diistirahatkan haithu mashaAllah, dimana Allah menghendakinya untuk
istirahat. Dan pada waktu itu tidak ada hal lainnya yang hadir . tidak lawh
al-mahfoudh, tidak Sang Pena, tidak Surga ataupun Neraka, tidak Malaikat
Muqarabin (Angelic Host), tidak langit ataupun dunia; tiada matahari, tiada
rembulan, tiada bintang, tiada jinn atau manusia atau malaikat. belum ada
apa-apa yang diciptakan, kecuali Nur ini.
Kemudian
Allah . Subhan Allah . dengan iradat Nya menghendaki adanya ciptaan. Dia
kemudian membagi Nur ini menjadi empat bagian. Dari bagian pertama Dia
menciptakan Pena, dari bagian kedua lawh al-mahfoudh, dari bagian ketiga Arsy.
Kini
telah diketahui bahwa ketika Allah menciptakan lawh al-mahfoudh dan Pena, pada
Pena itu terdapat seratus simpul, jarak antara kedua simpul adalah sejauh dua
tahun perjalanan. Allah kemudia memerintahkan Pena untuk menulis, dan Pena
bertanya, .Ya Allah, apa yang harus saya tulis?. Allah berkata, .Tulislah : la
ilaha illAllah, Muhammadan Rasulullah.. Atas itu Pena berseru, .Oh, betapa
sebuah nama yang indah, agung Muhammad itu bahwa dia disebut bersama Asma Mu
yang Suci, ya Allah.
Allah
kemudian berkata, .Wahai Pena, jagalah kelakuan mu ! Nama ini adalah nama
Kekasih Ku, dari Nurnya Aku menciptakan Arsy dan Pena dan lawh al-mahfoudh;
kamu, juga diciptakan dari Nur nya. Jika bukan karena dia, Aku tidak akan
menciptakan apapun.. Ketika Allah S.W.T. telah mengatakan kalimat tersebut,
Pena itu terbelah dua karena takutnya akan Allah, dan tempat dari mana
kata-katanya tadi keluar menjadi tertutup/terhalang, sehingga sampai dengan
hari ini ujung nya tetap terbelah dua dan tersumbat, sehingga dia tidak
menulis, sebagai tanda dari rahasia ilahiah yang agung. Maka, jangan seorangpun
gagal dalam memuliakan dan menghormati Nabi Suci, atau menjadi lalai dalam mengikuti
contoh nya (Nabi) yang cemerlang, atau membangkang/meninggalkan kebiasaan mulia
yang diajarkannya kepada kita.
Kemudian
Allah memerintahkan Pena untuk menulis. .Apa yang harus saya tulis, Ya Allah?.
bertanya Pena. Kemudian Rabb al Alamin berkata, .Tulislah semua yang akan
terjadi sampai Hari Pengadilan !. Berkata Pena, .Ya Allah, apa yang harus saya
mulai?. Barkata Allah, .Kamu harus memulai dengan kata-kata ini : Bismillah
al-Rahman al-Rahim.. Dengan rasa hormat dan takut yang sempurna, kemudian Pena
bersiap untuk menulis kata-kata itu pada Kitab (lawh al-mahfoudh), dan dia
menyelesaikan tulisan itu dalam 700 tahun.
Ketika
Pena telah menulis kata-kata itu, Allah S.W.T. berbicara dan berkata, Telah
memakan 700 tahun untuk kamu menulis tiga Nama Ku; Nama Keagungan Ku, Kasih
Sayang Ku dan Empati Ku. Tiga kata-kata yang penuh barakah ini saya buat
sebagai sebuah hadiah bagi ummat Kekasih Ku Muhammad.
Dengan
Keagungan Ku Aku berjanji bahwa bilamana abdi manapun dari ummat ini
menyebutkan kata Bismillah dengan niat yang murni, Aku akan menulis 700 tahun
pahala yang tak terhitung untuk abdi tadi, dan 700 tahun dosa akan Aku
hapuskan..
Sekarang
(selanjutnya), bagaian ke-empat dari Nur itu Aku bagi lagi menjadi empat bagian
:
1.
Dari bagian pertama Aku ciptakan Malaikat Penyangga
Singgasana (hamalat al-‘Arsh);
2.
Dari bagian
kedua Aku telah ciptakan Kursi,
majelis Ilahiah (Langit atas yang menyangga Singgasana lahiah, ‘Arsh);
3.
Dari bagian ketiga Aku ciptakan seluruh malaikat
(makhluq) langit lainnya;* dan
4.
Bagian ke-empat Aku bagi lagi menjadi empat bagian:
Dari
bagian pertama Aku membuat semua langit, dari bagian kedua Aku membuat
bumi-bumi , dari bagian ketiga Aku membuat Jinn dan api.
1.
Bagian keempat Aku bagi lagi menjadi empat bagian :
dari bagian pertama Aku membuat cahaya yang menyoroti muka kaum beriman; dari
bagian kedua Aku membuat cahaya di dalam jantung mereka, merendamnya dengan
ilmu ilahiah; dari bagian ketiga cahaya bagi lidah mereka yang adalah cahaya
Tawhid (Hu Allahu Ahad),
2.
dan dari bagian keempat Aku membuat berbagai cahaya
dari ruh Muhammad s.a.w. Ruh yang cantik ini diciptakan 360,000 tahun sebelum
penciptaan dunia ini,
3.
dan itu dibentuk sangat (paling) cantik dan dibuat
dari bahan yang tak terbandingkan.
4.
Kepalanya dibuat dari petunjuk, lehernya dibuat dari
kerendahan hati,
5.
Matanya dari kesederhanaan dasn kejujuran, dahinya
dari kedekatan (kepada Allah),
6.
Mulutnya dari kesabaran, lidahnya dari kesungguhan,
7.
Pipinya dari cinta dan ke-hati-hati-an,
8.
Perutnya dari tirakat terhadap makanan dan hal-hal
keduniaan,
9.
Kaki dan lututnya dari mengikuti jalan lurus,
10. dan jantungnya
yang mulia dipenuhi dengan rahman.
11. Ruh yang penuh
kemuliaan ini diajari dengan rahmat dan dilengkapi dengan adab semua kekuatan
yang indah. Kepadanya diberikan risalahnya dan kualitas kenabiannya dipasang.
12. Kemudian Mahkota
Kedekatan Ilahiah dipasangkan pada kepalanya yang penuh barokah, masyhur dan
tinggi diatas semua lainnya, didekorasi dengan Ridha Ilahiah dan diberi nama
Habibullah (Kekasih Allah) yang murni dan suci.
duabelas
Tabir Bismi = 786 7+8+6 = 21 Mirror of 21 = 12 Bulan, 12th Rabil Awal, 12 suku,
12 Menunjukkan Penuntasan} Sesudah ini Allah S.W.T., menciptakan duabelas
tabir.
1.
Yang pertama dari itu adalah Tabir Kekuatan didalam
mana Ruh Nabi s.a.w. mukim (tinggal) selama 12,000 tahun, membaca Subhana
rabbil-.ala (Maha Suci Rabb-ku, Maha Tinggi).
2.
Yang kedua adalah Tabir Kebesaran dalam mana dia
ditutupi selama 11,000 tahun, berkata, Subhanal .Alim al-Hakim (Maha Suci
Rabb-ku, Maha Tahu, Maha Bijak).
3.
Yang ketiga
Dia dipingit selama
10,000 tahun dalam Tabir
Kebaikan, mengucapkan Subhana man huwa da.im, la yaqta (Maha Suci Rabb-ku Yang
Abadi, Yang Tidak Berakhir).
4.
Tabir ke-empat adalah Tabir Rahman, disitu ruh mulia
itu tinggal selama 9,000 tahun, memuja Allah, berkata: Subhana-rafi.-al-‘ala
(Maha Suci Rabb ku Yang Ditinggikan, Maha Tinggi).
5.
Tabir kelima adalah Tabir Nikmat, dan di situ tinggal
selama 8,000 tahun, mengagungkan Allah dan berkata, Subhana man huwa qa.imun la
yanam. (Maha Suci Rabb-ku Yang Selalu Ada, Yang Tidak Tidur).
6.
Tabir ke-enam adalah Tabir Kemurahan; dimana dia
tinggal selama 7,000 tahun, memuja, Subhana-man huwal-ghaniyu la yafqaru (Maha
Suci Rabb-ku Yang Maha Kaya, Yang Tidak Pernah Menjadi Miskin).
7.
Kemudian diikuti tabir ke tujuh, Tabir Kedudukan.
Disini ruh tercerahkan itu tinggal selama 6,000 tahun, memuja Allah dan berkata
: Subhana man huwal Khaliq-an-Nur (Maha Suci Rabb-ku Maha Pencipta, Maha Cahaya
Light).
8.
Berikutnya, Dia menyelimutinya dengan tabir ke
delapan, Tabir Petunjuk dimana dia tinggal selama 5,000 tahun, memuja Allah dan
berkata, Subhana man lam yazil wa la yazal. (Maha Suci Rabb-ku Yang Keberadaan
Nya Tak Pernah Berhenti, Yang Tidak Musnah).
9.
Kemudian diikuti tabir ke sembilan, yaitu Tabir
Kenabian dimana dia tinggal selama 4,000 tahun, mengagungkan Allah: .Subhana
man taqarrab bil-qudrati wal-baqa.. (Maha Suci Rabb-ku yang Mengajak Dekat
dengan Maha Kuat dan Maha Langgeng).
10. Kemudian datang
Tabir Keunggulan, tabir ke sepuluh dimana ruh yang tercerahkan ini tinggal
selama 3,000 tahun, membaca pepujian untuk Pencipta dari Semua Sebab, berkata,
.Subhana dhil-.arshi .amma yasifun.. (Maha Suci Rabb-ku Pemilik Singgasana
Diatas Semua Karakter Yang Dilekatkan Kepada Nya).
11. Tabir ke-sebelas
adalah Tabir Cahaya. Disana dia tinggal selama 2,000 tahun, berdoa, .Subhana
dhil-Mulk wal-Malakut.. (Maha Suci Rabb-ku Maha Raja semua Kerajaan Langit dan
Bumi).
12. Tabir ke-dua belas
adalah Tabir Intervensi (Syafa.at), dan disana dia tinggal selama 1,000 tahun,
berkata .Subhana-rabbil-.azhim. (Maha Suci Rabb-ku, Maha Anggun).
Penciptaan AHMAD Tercinta
Setelah
itu Allah menciptakan sebuah pohon yang dikenal sebagai Pohon Kepastian.
1.
Pohon ini memiliki empat cabang. Dia menempatkan ruh
yang diberkahi tadi pada salah satu cabang, dan dia terus menerus memuja Allah
untuk 40,000 tahun, mengatakan, Allahu dhul-Jalali wal-Ikram. (Allah, Pemilik
Keperkasaan dan Kebaikan).
2.
Setelah dia memuja Nya demikian itu dengan pepujian
yang banyak dan beragam, Allah S.W.T. menciptakan sebuah cermin, dan Dia
meletakannya demikian hingga menghadapi ruh Habibullah, dan memerintahkan ruh
itu untuk memandangi cermin itu.
3.
Ruh itu
melihat ke dalam
cermin dan melihat
dirinya terpantul sebagai pemilik bentuk yang paling cantik/ bagus dan
sempurna.
4.
Dia kemudian membaca lima kali, Shukran lillahi ta.ala
(terima kasih kepada Allah, Maha Tinggi Dia), dan tersungkur dalam posisi sujud
dihadapan Rabb-nya. Dia tetap bersujud seperti itu selama 100 tahun, mengatakan
Subhanal-aliyyul-azhim, wa la yajhalu. (Maha Suci Rabb ku Maha Tinggi Maha
Anggun, Yang Tidak Mengabaikan Apapun); Subhanal-halim alladhi la yu.ajjalu.
(Maha Suci Rabb-ku Maha Toleran, Yang Tidak Tergesa-gesa); Subhanal-jawad
alladhi la yabkhalu. (Maha Suci Rabb ku Maha Pemurah Yang Tidak Pelit).
5.
Karena itulah Penyebab (Adanya) Makhluq mewajibkan
ummat Muhammad s.a.w. untuk melakukan sujud (sajda) lima kali dalam sehari.
lima shalat dalam jangka waktu siang sampai malam ini adalah sebuah hadiah
kehormatan bagi ummat Muhammad s.a.w..
Dari Nur Muhammad
Berikutnya
Allah menciptakan sebuah lampu jamrut hijau dari Cahaya,
1.
dan dilekatkan pada pohon itu melalui seuntai rantai
cahaya.
2.
Kemudian Dia menempatkan ruh Muhammad s.a.w. di dalam
lampu itu dan memerintahkannya untuk memuja Dia dengan Nama Paling Indah (Asma
al-Husna).
3.
Itu dilakukannya, dan dia mulai membaca setiap satu
dari Nama itu selama 1,000 tahun. Ketika dia sampai kepada Nama ar-Rahman (Maha
Kasih), pandangan ar-Rahman jatuh kepadanya dan ruh itu mulai berkeringat
karena kerendahan hatinya.
Tetesan
keringat jatuh dari padanya, sebanyak yang jatuh itu menjadi nabi dan rasul,
setiap tetes keringat beraroma mawar berubah menjadi ruh seorang nabi.
1.
Mereka
semua berkumpul di sekitar
lampu di pohon itu, dan Azza wa Jala berkata kepada Nabi Muhammad
s.a.w., .Lihatlah ini sejumlah besar nabi yang Aku ciptakan dari tetesan
keringatmu yang menyerupai mutiara.
2.
Mematuhi perintah ini, dia memandangi mereka itu, dan
ketika cahaya mata itu menyentuh menyinari objek itu, maka ruh para nabi itu
sekonyong konyong tenggelam dalam Nur Muhammad s.a.w., dan mereka berteriak,
.Ya Allah, siapa yang menyelimuti kami dengan cahaya?.
3.
Allah menjawab mereka, .Ini adalah Cahaya dari
Muhammad Kekasih Ku, dan kalau kamu akan beriman kepadanya dan menegaskan
risalah kenabiannya, Aku akan menghadiahkan kepada kamu kehormatan berupa
kenabian.
4.
Dengan itu semua ruh para nabi itu menyatakan iman
mereka kepada kenabiannya, dan Allah berkata, .Aku menjadi saksi terhadap
pengakuanmu ini,. dan mereka semua setuju. Sebagaimana disebutkan di dalam al
Quran yang Suci :
Dan
ketika Allah bersepakat dengan para nabi itu : Bahwa Aku telah memberi kamu
Kitab dan Kebijakan; kemudian akan datang kepadamu seorang Rasul yang
menegaskan kembali apa-apa yang telah apa padamu.kamu akan beriman kepadanya
dan kamu akan membantunya; apa kamu setuju? Dia berkata. Dan apakah kamu
menerima beban Ku kepadamu dengan syarat seperti itu. Mereka berkata, .Benar
kami setuju.. Allah berkata, .Bersaksilah demikian, dan Aku akan bersama kamu
diantara para saksi..
(Ali
Imran, 3:75-76)
-
Kemudian ruh yang murni dan suci itu kembali
melanjutkan bacaan Asma ul Husna lagi.
-
Ketika dia sampai kepada Nama al-Qahhar, kepalanya
mulai berkeringat sekali lagi karena intensitas dari al Qahhar itu, dan dari
butiran keringat itu Allah menciptakan ruh para malaikat yang diberkati.
-
Dari keringat pada mukanya, Allah menciptakan Singgasana
dan Hadhirat Ilahiah, ! Kitab Induk dan Pena, matahari, rembulan dan bintang
-bintang.
-
Dari keringat di dadanya Dia menciptakan para ulama,
para syuhada dan para mutaqin.
-
Dari keringat pada punggungnya dibuat lah
Bayt-al-Ma.mur (rumah surgawi),
-
Kabatullah (Kaba), dan Bayt-al-Muqaddas (Haram
Jerusalem),
-
dan Rauda-i-Mutahhara (kuburan Nabi Suci s.a.w.di
Madinah), begitu juga semua mesjid di dunia ini.
Dari
keringat pada alisnya dibuat semua ruh kaum beriman, dan dari keringat punggung
bagian bawahnya (the coccyx) dibuatlah semua ruh kaum tak-beriman, pemuja api
dan pemuja patung.
Dari
keringat di kaki nya dibuatlah semua tanah dari timur ke barat, dan semua
apa-apa yang berada didalamnya. Dari setiap tetes keringatlah ruh seorang
beriman atau tak-beriman dibuatnya. Itulah sebabnya Nabi Suci s.a.w.disebut
juga sebagai .Abu Arwah., Ayah para Ruh. Semua ruh ini berkumpul mengelilingi
ruh Muhammad s.a.w., berputar mengelilinginya dengan pepujian dan
pengagungannya selama 1,000 tahun; kemudian Allah memerintahkan para ruh itu
untuk memandang ruh Muhammad s.a.w..Para ruh mematuhi.
Siapa Memandang kepada Ruh Muhammad s.a.w.
Nah,
di antara mereka yang pandangannya jatuh kepada kepalanya ditakdirkan menjadi
raja dan kepala negara di dunia ini. Mereka yang memandang kepada dahinya
menjadi pemimpin yang adil. Mereka yang memandang matanya akan menjadi hafiz
Kalimat Allah (yaitu seorang yang memegangnya kedalam ingatannya). Mereka yang
memandang alisnya akan menjadi pelukis dan artist. Mereka yang memandang
telinganya akan menjadi mereka yang menerima peringatan dan nasehat. Mereka
yang melihat pipinya yang penuh barakah menjadi pelaksana karya yang bagus dan
pantas. Mereka yang melihat mukanya menjadi hakim dan pembuat wewangian, dan
mereka yang melihat bibirnya yang penuh barokah menjadi menteri.
Barang
siapa melihat mulutnya akan menjadi mereka yang banyak berpuasa. Barangsiapa
yang melihat giginya akan menjadi kelihatan raja-raja. Barang siapa melihat
tenggorokannya yang penuh barokah akan menjadi khatib dan mu.adhdhin (yang
mengumandangkan adhan). Barang siapa memandang janggutnya akan menjadi pejuang
di jalan Allah. Barang siapa memandang lengan atasnya akan menjadi seorang
pemanah atau pengemudi kapal laut, dan barang siapa melihat lehernya akan
menjadi usahawan dan pedagang.
Siapa
yang melihat tangan kananya akan menjadi seorang pemimpin, dan siapa yang
melihat tangan kirinya akan menjadi seorang pembagi (yang menguasai timbangan
dan mengukur catu kebutuhan hidup). Siapa yang melihat telapak tangannya
menjadi seorang yang gemar memberi; siapa yang melihat belakang tangannya akan
menjadi kolektor. Siapa yang melihat bagian dalam dari tangan kanannya menjadi
seorang pelukis; siapa yang melihat ujung jari tangan kanannya akan menjadi
seorang calligrapher, dan siapa yang melihat ujung jari tangan kirinya akan
menjadi seorang pandai besi.
Siapa
yang melihat dadanya yang penuh baraokah akan menjadi seorang terpelajar,
meninggalkan keduniaan (ascetic) dan berilmu. Siapa yang melihat punggungnya
akan menjadi seorang yang rendah hati dan patuh pada hukum Shari.a. Siapa yang
melihat sisi badanya yang penuh barokah akan menjadi seorang pejuang. Siapa
yang melihat perutnya akan menjadi orang yang puas, dan siapa yang melihat
lutut kanannya akan menjadi mereka yang melaksanakan ruk.u dan sujud. Siapa
yang melihat kakinya yang penuh barokah akan menjadi seorang pemburu, dan siapa
yang melihat telapak kakinya menjadi mereka yang suka bepergian. Siapa yang
melihat bayangannya akan mejadi penyanyi dan pemain saz (lute). Semua yang
memandang tetapi tidak melihat apa-apa akan menjadi kaum tak-beriman, pemuja
api dan pemuja patung. Mereka yang tidak memandang sama sekali akan menjadi
mereka akan menyatakan bahwa dirinya adalah tuhan, seperti Nimrod, Pharoah dan
sejenisnya.
Kini
semua ruh itu diatur dalam empat baris.
-
Di baris pertama berdiri ruh para nabi dan rasul, a.s.
-
Di baris kedua ditempatkan ruh para orang suci, para
sahabat Allah;
-
Di baris ketiga berdiri ruh kaum beriman, laki dan
perempuan;
-
Di baris ke empat berdiri ruh kaum tak-beriman.
Semua
ruh ini tetap berada dalam dunia ruh di hadhirat Allah S.W.T.sampai waktu
mereka tiba untuk dikirim ke dunia fisik.
Tidak
seorang pun tahu kecuali Allah S.W.T. yang tahu berapa selang waktu dari waktu
diciptakannya ruh penuh barokah Nabi Muhammad sampai diturunkannya dia dari
dunia ruh ke bentuk fisiknya itu.
Diceritakan
bahwa Nabi Suci Muhammad s.a.w. bertanya kepada malaikat Jibra’il ,
-
Berapa lama sejak engkau diciptakan?.
-
Malaikat itu menjawab, .Ya h Rasulullah, saya tidak
tahu jumlah tahunnya, yang saya tahu bahwa setiap 70,000 tahun seberkas cahaya
gilang gemilang menyorot keluar dari belakang kubah Singgasana Ilahiah; sejak
waktu saya diciptakan cahaya ini muncul 12,000 kali.
-
Apakah engkau tahu apakah cahaya itu?. bertanya
Muhammad s.a.w.
- Tidak, saya tidak tahu,. berkata malaikat itu. .Itu adalah Nur ruhku dalam dunia ruh,. jawab Nabi Suci s.a.w.. Pertimbangkan kemudian, berapa besar jumlah itu, jika 70,000 dikalikan 12,000. !
Kanti Suci Project
Imajiner
jumlah itu, jika 70,000 dikalikan 12,000. !