PENCIPTAAN MANUSIA
Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur'anIslam menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berasal dari tanah, Kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan memiliki berbagai kemampuan. Allah SWT sudah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan.
DARI ALAM KOSONG
Sebagaimana Alam Akbar (Makrokosmos) dimulai dari ketiadaan berupa Alam 'Adam Ma'dum, begitupun Alam Asghor (Mikrokosmos) dimulai dari ketiadaan atau Kosong.
Firman Allah :
اَوَلَا يَذْكُرُ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْـًٔا
Artinya :
Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, padahal (sebelumnya) dia belum berwujud sama sekali? (QS. Maryam: 67)
هَلْ أَتَىٰ عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ حِينٌ مِّنَ ٱلدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْـًٔا مَّذْكُورًا
Artinya:
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (QS. Al Insan: 1)
HAKIKAT PENCIPTAAN MANUSIA
Allah SWT menciptakan manusia dan makhluk lainnya di alam semesta ini dengan tujuan dan bukan untuk kesia-siaan. Manusia tidak hanya diciptakan tanpa sifat dan substansi. Untuk mengetahui hakikat penciptaan manusia, terlebih dahulu kita harus mengetahui asal mula penciptaan manusia. Seperti yang kita ketahui, Allah menciptakan Adam sebagai manusia pertama dan memberinya misi di bumi. Lihat penjelasan di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
ASAL PENCIPTAAN MANUSIA
Menurut ulama Abdurrahman an-Nahlawy, ada dua hakikat penciptaan manusia dilihat dari sumbernya. Yang pertama adalah asal atau sumber yang jauh yakni menyangkut proses penciptaan manusia dari tanah dan disempurnakannya manusia dari tanah tersebut dengan ditiupkannya ruh. Asal yang kedua adalah penciptaan manusia dari sumber yang dekat yakni penciptaan manusia dari nutfah yakni sel telur dan sel sperma. Di dalam Alqur’an disebutan tentang asal penciptaan manusia, diantaranya sebagai berikut :
1. Penciptaan manusia dari tanah
Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan kejadian penciptaan manusia dari tanah
“Yang membuat segala sesuatu yang memciptakan sebaik-baiknya dan memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunan dari saripati air yang hina kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya ruh (ciptaan) Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (tetapi) sedikit sekali tidak bersyukur.”(QS As sajadah 7)
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (QS Shad : 71-72)
2. Penciptaan manusia dari nutfah
Adapun penciptaan manusia dari nutfah atau mani disebutkan dalam ayat-ayat berikut ini
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS AlMukminun 12-14)
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia Hanya bekata kepadanya: “Jadilah”, Maka jadilah ia. (QS Al Mukmin 67)
Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan seluruh manusiadari tanah, kemudian Allah juga menciptakan manusia dari mani dan menyimpannya dalam rahim kemudian mengeluarkannya dari rahim sang ibu sebagai bayi yang kemudian tumbuh dan beranjak dewasa. Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim berikut ini
“Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam): rezekinya, ajal (umurnya),amalnya, dan buruk baik (nasibnya).” (HR. Muslim)
HAKIKAT PENCIPTAAN MANUSIA
Allah menciptakan manusia dengan dua unsur yakni jasmani dan rohani. Unsur jasmani Adalah tubuh atau jasad manusia yang tersusun atas organ dan sistem organ. Unsur yang kedua yakni unsur ruh atau jiwa. Kedua unsur ini berkaitan satu sama lain dan apabila kedua unsur tersebut berpisah maka manusia disebut mati sehingga tidak lagi dapat disebut sebagai manusia. Adapun hakikat manusia menurut islam berdasarkan substansi penciptaan adalah sebagai berikut mengenai hakikat penciptaan manusia :
1. Makhluk Allah yang paling sempurna.
Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan keunikan . hal ini dilihat dari segala hal yang menyangkut fisik dan jiwa seorang manusia. Ia berbeda dengan makhluk lainnya dan bahkan Allah memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam AS karena akal dan pengetahuan yang dianugerahkan kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At Tin berikut ini
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At tin : 4)
2. Manusia sebagai bukti kekuasaan Allah SWT.
Sejak awal penciptaannya, manusia pertama yakni Adam As telah mengakui Allah sebagai Tuhannya dan hal tersebut mendorong manusia untuk senantiasa beriman kepada Allah SWT. Penciptaan manusia juga memiliki hakikat bahwa Allah menciptakan agama islam sebagai pedoman hidup yang harus dijalani oleh manusia selama hidupnya. Seluruh ajaran islam adalah diperuntukkan untuk manusia dan oleh karena itu manusia wajib beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa yakni Allah SWT.
Adapun Allah menciptakan manusia untuk mengabdi dan menjadi hamba yang senantiasa beribadah dan menyembah Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(QS Adz zariyat : 56)
Ibadah yang semestinya dilakukan manusia terdiri dari dua golongan yakni ibadah yang bersifat khusus dan ibadah yang bersifat umum. Ibadah yang sifatnya khusus antara lain ibadah sholat wajib, puasa , haji dan sebagainya. Sedangkan ibadah yang bersifat umum adalah seperti melakukan amal saleh yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya akan tetapi bermanfaat juga untuk orang lain dan dilandasi niat yang ikhlas dan bertujuan hanya mencari keridhaan Allah semata seperti bersedekah , menyambung tali silaturahmi ), menikah dan sebagainya.
3. Manusia diciptakan Allah sebagai Khalifah.
Kata Khalifah berasal dari bahasa arab yakni khalafa atau khalifatan yang artinya meneruskan, sehingga kata khalifah yang dimaksud adalah penerus agama islam dan ajaran dari Allah SWT. Sebagai manusia yang berperan sebagai khalifah maka manusia wajib menjalankan tugasnya untuk senantiasa menjaga bumi dan makhluk lainnya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diperbuatnya kelak di hari akhir. Hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT Surat Albaqarah ayat 30 yang bunyinya
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanyas dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(QS Al Baqarah :30)
SIFAT SOMBONG
Sombong atau takabbur adalah masalah yang sangat serius. Sebab kesombongan inilah yang menyebabkan setan terusir dari surga dan kemudian dikutuk oleh Allah selamanya. Hadirnya rasa sombong sangat halus sekali. Banyak orang telah merasa tawadhu (rendah hati) padahal dirinya di mata orang lain sedang menunjukkan sikap takabburnya. Tentang sikap takabbur ini Rasulullah SAW bersabda: Tidak akan masuk surga siapa yang di dalam hatinya ada kesombongan walau seberat debu. (HR Muslim). Allah benar-benar mengharamkan surga untuk dimasuki orang-orang takabbur. Takabbur hanya layak bagi Allah yang memang memiliki keagungan sempurna. Sedang seluruh makhluk hanya sekadar menerima kemurahan dari-Nya.
Penyakit takabbur memang benar-benar seperti bau busuk yang tidak dapat ditutup-tutupi dan disembunyikan. Orang yang mengidap penyakit ini demikian mudah dilihat oleh mata telanjang orang awam sekalipun dan dapat dirasakan oleh hati siapapun.
Perhatikan penampilan orang takabbur! Mulai dari ujung rambut, lirikan mata, tarikan nafas, senyum sinis, tutur kata, jumlah kata, nada suara, bahkan senandungnya pun benar-benar menunjukkan keangkuhan. Begitupun cara berjalan, duduk, menerima tamu, berpakaian, gerak-gerik tangan bahkan hingga ke jari-jari kaki. Semuanya menunjukkan gambaran orang yang benar-benar buruk perangainya.
Ada pertanyaan menarik. Pantaskah sebenarnya orang bersikap takabbur, jika seluruh kebaikan pada dirinya semata-mata hanya berkat kemurahan Allah padanya? Padahal jika Allah menghendaki, dia bisa terlahir sebagai kambing. Tentu saja saat itu tidak ada lagi yang bisa disombongkan. Atau kalau Allah mau, dia bisa terlahir dengan kemampuan otak yang minim. Bahkan jika Allah takdirkan dia lahir di tengah-tengah suku pedalaman di hutan belantara, maka pada saat ini mungkin dia tengah mengejar babi hutan untuk makan malam. Apa lagi yang bisa disombongkan?
Marilah kita berhati-hati dari bahaya kesombongan ini. Jika penyakit ini datang pada kita, kita akan sengsara. Langkah kehati-hatian ini bisa dimulai dengan mengenali ciri-ciri kesombongan. Rasulullah SAW bersabda: Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia. (HR Muslim). Jika dalam hati kita ada satu dari dua hal ini, atau kedua-duanya ada, itu pertanda kita telah masuk dalam deretan orang-orang sombong.
Sebagian orang ada yang merasa dirinya paling mulia, baik, salih, dekat pada Allah, dikabul doanya, berkah urusannya, dan lainnya. Ketika ada kebaikan lalu kita laporkan padanya, dia berkata: Oh, siapa dulu dong yang mendoakannya? Dan ketika kita datang padanya dengan keluhan berupa musibah, dia berkata: Ah, itu sih tidak aneh, saya pernah mengalaminya lebih parah dari itu.
Ini adalah gambaran kesombongan. Orang merasa diri lebih dekat pada Allah, lalu memandang orang lain dengan pandangan yang merendahkan. Perilaku seperti ini jika diteruskan akan merugikan pelakunya. Hakikatnya, semua kebaikan dan keburukan terjadi karena izin Allah. Katakanlah (wahai Muhammad) bahwa semuanya (kebaikan dan keburukan itu) adalah dari sisi (atas takdir) Allah. (QS An Nisaa 4:78). Kita tidak berdaya membuat kebaikan dan keburukan jika Allah tidak menghen daki hal itu terjadi. Sekalipun berupa doa atau puasa, tidak bisa dijadikan alasan bahwa kita punya kuasa atas kebaikan dan keburukan.
Kanti Suci Project