Al-Hikam - Hikmah 06
Doa dan Ijabah
"RIDHO (PUAS) DENGAN PILIHAN ALLAH"
Syeikh, Al-Imam Ahmad ibnu Muhammad Ibnu 'Atha’illah As-Sakandari Ra, Al Ghouts Fii zamanihi, Mu'allif Al Hikam berkata :
لاَ يَــكُنْ تَــأَخُّرُ أَ مَدِ الْعَطَاءِ مَعَ اْلإِلْـحَـاحِ فيِ الدُّعَاءِ مُوْجِـبَاً لِـيَأْسِكَ؛ فَـهُـوَ ضَمِنَ لَـكَ اْلإِجَـابَـةَ فِيمَا يَـخْتَارُهُ لَـكَ لاَ فِيمَا تَـختَارُ لِـنَفْسِكَ؛ وَفيِ الْـوَقْتِ الَّـذِيْ يُرِ يـْدُ لاَ فيِ الْـوَقْتِ الَّذِي تُرِ يدُ
"Janganlah karena keterlambatan datangnya pemberian (ijabah)-Nya kepadamu, saat engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdoa, menyebabkan engkau berputus asa (pesimis/patah semangat/cengeng); sebab Dia telah menjamin bagimu suatu ijabah (pengabulan doa) dalam apa-apa yang Dia pilihkan bagimu, bukan dalam apa-apa yang engkau pilih untuk dirimu; dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau kehendaki."
Syarah = Penjelasannya sebagai berikut :
Doa adalah sebuah bentuk ibadah. Bentuk ketaatan ibadah dngan berdoa hanya semata melaksanakan perintah Allah. (LILLAH). Berdoa dilaksanakan dengan ikhlas hanya karena melaksanakan perintah Alloh semata (LILLAH BILLAH), bukan karena hawa nafsu (Linnafsi Binnafsi).
Benar-benar ikhlas dlm berdoa, "AL IKHLAS TARKUL IKHLAS FIL IKHLAS" dlm berdoa.
Kwajiban kita hanya berdoa (Lillah), Ijabah doa haknya Alloh (Billah). Dalam Al-Quran, Allah memerintahkan kepada kita untuk berdoa kepada-Nya-dan Dia Ta'ala pasti kabulkan.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku (Lillah), niscaya akan Aku perkenankan bagimu." (Billah) - Q.S. Al-Mu'min [40]: 60
Tanda seorang mukmin sejati adalah : lebih yakin dengan apa yang ada di Tangan Allah ( Billah) dari pada apa yang dapat diusahakan oleh tangannya sendiri (Binnafsi). Ketika doa yang kita panjatkan seolah tidak/belum mendapat pengabulan dari Allah Ta'ala, disitu terdapat ruang pengetahuan yang kosong yang harus kita cari dan isi.
Doa disini bukan hanya terkait masalah duniawi; tetapi juga termasuk dalam hal spiritual. Misalkan, kita berdoa agar diterima taubatnya dan dibersihkan dari segala noda dan dosa. (Lillah).
Hakikatnya setiap doa yang kita panjatakan adalah sebuah refleksi dari objek yang telah Allah siapkan (Billah).
Tidak serta merta kita menginginkan sesuatu di dalam hati, kecuali telah ada objeknya.
Tanpa objek yang telah Allah sediakan, pada dasarnya setiap orang tidak akan punya keinginan untuk berdoa.
Seperti ketika menginginkan sebuah makanan, karena lapar dan baunya sudah tercium dari jauh.
Hanya saja manusia kerap terjebak oleh ketidak-sabaran dan waham (kesalahan pemikiran) tentang dirinya sendiri. Seperti ketika seorang sahabat meminta kepada Rasulullah SAW agar berjodoh dengan seorang perempuan; maka jawaban Rasulullah SAW adalah : "Sekalipun dirinya dan seluruh malaikat memanjatkan doa maka (hakikatnya) bila itu bukan haknya dan tidak tertulis di Lauh Mahfudz pasti tidak akan terlaksana" (Billah).
Keinginannya untuk memiliki jodoh adalah sebuah isyarat akan objek yang telah Allah sediakan, tetapi keinginannya akan perempuan tertentu adalah karena syahwat dan wahamnya yang masih belum surut.
Doa membutuhkan pengenalan (ma'rifah) kpd Allah dan kpd diri sendiri. Allah yang lebih tahu apa yang terbaik bagi makhluknya (Billah), lebih dari seorang ibu mengetahui kebutuhan bayinya.
Allah telah berjanji akan mengabulkan do'a. sesuai dengan firman-Nya, "Mintalah kamu semua kepada-Ku, Aku akan mengijabah do'amu semua" dan Allah berfirman :
"Tuhanmulah yang menjadikan segala yang dikehendaki-Nya dan memilihnya sendiri, (hakikatnya) tidak ada hak bagi mereka untuk memilih." (BILLAH).
Sebaiknya seorang hamba yang tidak mengetahui apa yang akan terjadi mengakui kebodohan dirinya, sehingga tidak memilih sesuatu yang tampak baginya sepintas baik, padahal ia tidak mengetahui sebenarnya bagaimana akibatnya.
Karena itu bila Tuhan yang maha mengetahui, maha bijaksana memilihkan untuknya sesuatu, hendaknya ridho/rela dan menerima pilihan Tuhan yang Maha pengasih, Maha mengetahui dan Maha bijaksana.
Walaupun pada lahirnya pahit dan menyakitkan rasanya, namun itulah yang terbaik baginya, karena itu bila berdoa, kemudian belum juga terkabulkan keinginannya, janganlah terburu-buru pesimis dan putus asa.
Al-Baqarah · Ayat 216
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَࣖ
Firman Allah : "Dan boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." [QS. al-Baqarah 216].
Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily radhiallahu 'anhu ketika mengartikan Surat Yunus Ayat 89
قَالَ قَدْ اُجِيْبَتْ دَّعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيْمَا وَلَا تَتَّبِعٰۤنِّ سَبِيْلَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ٨٩
Artinya :
Sungguh telah diterima do'amu berdua [Nabi Musa dan Nabi Harun alaihissalam] yaitu tentang kebinasaan Fir'aun dan tentaranya, maka hendaklah kamu berdua tetap istiqamah [sabar dalam melanjutkan perjuangan dan terus berdo'a], dan jangan mengikuti jejak orang-orang yang tidak mengerti [kekuasaan dan kebijaksanaan Allah]." [QS. Yunus 89].
Maka terlaksananya kebinasaan Fir'aun yang berarti setelah diterima do'a Nabi Musa dan Nabi Harun alaihissalam selama/sesudah 40 tahun lamanya.
Rasululloh shallAllahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pasti akan dikabulkan do'amu selama tidak terburu-buru serta mengatakan, aku telah berdo'a dan tidak diterima."
Anas rodhiAllahu 'anhu berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Tidak ada orang berdoa, melainkan pasti diterima oleh Allah doanya, atau dihindarkan dari padanya bahaya, atau diampuni sebagian dosanya, selama ia tidak berdoa untuk sesuatu yang berdosa atau untuk memutus silaturrahim.
Syeih Abu Abbas al-Mursi ketika ia sakit, datang seseorang membesuknya dan berkata : Semoga Allah menyembuhkanmu [AfakAllahu]. Abu Abbas terdiam dan tidak menjawab. Kemudian orang itu berkata lagi: Allah yu'aafika. Maka Abu Abbas menjawab : Apakah kamu mengira aku tidak memohon kesehatan kepada Allah ? Sungguh aku telah memohon kesehatan dan penderitaanku ini termasuk kesehatan, ketahuilah Rasululloh shallAllahu 'alaihi wasallam memohon kesehatan dan ia berkata: " Selalu bekas makanan khaibar itu terasa olehku, dan kini masa putusnya urat jantungku.''
Abu Bakar as-Siddiq Ra memohon kesehatan dan meninggal terkena racun. Umar bin Khottob Ra. memohon kesehatan dan meninggal dalam keadaan terbunuh. Usman bin Affan Ra memohon kesehatan dan juga meninggal dalam keadaan terbunuh.
Ali bin Abi Tholib kw. memohon kesehatan dan juga meninggal dalam keadaan terbunuh. Maka bila engkau memohon kesehatan kepada Allah, mohonlah menurut apa yang telah ditentukan oleh Allah untukmu, maka sebaik-baik seorang hamba ialah yang menyerahkan segala sesuatunya menurut kehendak Tuhannya, dan meyakini bahwa apa yang diberikan Tuhan kepadanya, itulah yang terbaik walaupun tidak sejalan dengan nafsu syahwatnya. Dan syarat utama untuk diterimanya doa ialah keadaan terpaksa/kesulitan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman: "
Bukankah Dia [Allah] yang memperkenankan [do'a] orang yang dalam kesulitan apabila dia berdo'a kepada-Nya..." [QS. an-Naml 62].
Keadaan terpaksa atau kesulitan itu, apabila merasa tidak ada sesuatu yang di harapkan selain semata-mata karunia Allah subhanahu wata'ala, tidak ada yang dapat membantu lagi baik dari luar berupa orang dan benda atau dari dalam diri sendiri. (BILLAH).
Al Faatihah ...
Mujahadah ...
-----
Catatan :
Doa merupakan sebuah permohonan dari seorang hamba yang ditujukan kepada Allah SWT. Doa adalah inti ibadah yang mendalam.
Pengertia Doa
Doa berasal dari bahasa Arab الدعاء
Menurut bahasa doa adalah merupakan permintaan dan permohonan. Sedangkan, menurut istilah doa adalah penyerahan diri kepada Allah SWT dalam memohon keinginan atau harapan dan meminta dihindarkan dari hal yang tidak disukai.
Doa berarti ibadah, berdoa menjadi ibadah utama. Berdoa kepada Allah SWT membuat setiap makhluk dicintai-Nya.
Al-Quran juga telah menunjukkan pengertian doa melalui beberapa surat, diantaranya sebagai berikut :
- Doa berarti ibadah (Q.S. Yunus:106)
- Doa berarti meminta pertolongan atau istighatsah (Q.S Al-Baqarah: 23)
- Doa berarti panggilan atau nida' (Q.S Al-Isrya: 110)
- Doa berarti perkataan atau qaul (Q.S Yunis: 10)
Diriwayatkan oleh At Tirmidzi no 2969, Rasulullah Saw bersabda,
الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ
Artinya: "doa itu merupakan inti dari ibadah"
Ibadah yang dimaksudkan : doa semata-mata dilakukan hanya ikhlas karena melaksanakan perintah Allah SWT. Berdoa dilakukan dengan tunduk, khusyu' dan penuh harap (roja') serta takut (khouf) kepada Allah SWT. (LILLAH BILLAH).
Setiap makhluk yang berdoa akan dikabulkan oleh Sang Pencipta. Hal ini menunjukkan bahwa setiap manusia yang hidup di bumi untuk bisa senantiasa beribadah dengan berdoa kepada Allah di saat sempit maupun lapang. Allah SWT telah berfirman dalam Q.S Al Mu'min ayat 60 sebagai berikut,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya:"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."
Allah SWT juga berfirman dalam Q.S al-Furqon ayat 77, bahwa Dia tidak mengindahkan makhluknya selain karena doa yang dipanjatkan.
قُلْ مَا يَعْبَؤُا۟ بِكُمْ رَبِّى لَوْلَا دُعَآؤُكُمْ ۖ فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًۢا
Artinya: "Katakanlah (kepada orang-orang musyrik): "Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada doamu/ ibadahmu. (Tetapi bagaimana kamu berdoa/beribadah kepada-Nya), padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya ? karena itu kelak (adzab) pasti (menimpamu)."
Setiap kegiatan yang diawali dan diakhiri dengan doa niscaya Allah SWT akan ridha kepada apa yang kita lakukan. Aamiin !.
Al Faatihah ...
Doa/ Mujahadah ...
Kanti Suci Project