Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu (Q.S. Al-Baqarah : 185)
يُرِيدُاللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Ayat tersebut, "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" (Q.S. Al-Baqarah:185), menegaskan bahwa Allah SWT. menghendaki kemudahan dalam menjalankan perintah-Nya, bukan kesukaran. Ayat ini memberikan keringanan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah, terutama dalam konteks puasa Ramadhan, dimana Allah memberikan keringanan bagi mereka yang sakit atau sedang dalam perjalanan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain.
Ayat ini juga mengandung pesan bahwa Allah SWT. tidak ingin menyulitkan hamba-Nya, dan Dia selalu memberikan kemudahan dalam menjalankan syariat-Nya. Hal ini terlihat dari berbagai keringanan (rukhsah) yang diberikan dalam Islam, seperti keringanan dalam shalat bagi yang sakit, keringanan dalam berpuasa bagi musafir, dan sebagainya.
Hal penting dari Al-Baqarah ayat 185 :
1. Kemudahan dalam beribadah.
Allah menghendaki kemudahan, bukan kesulitan, bagi umat-Nya dalam menjalankan perintah agama.
2. Keringanan (rukhsah).
Allah memberikan keringanan dalam menjalankan ibadah bagi mereka yang memiliki udzur syar'i, seperti sakit atau bepergian.
3. Tidak ingin menyulitkan.
Allah tidak ingin menyulitkan hamba-Nya dalam menjalankan perintah-Nya.
4. Motivasi untuk bersyukur.
Ayat ini juga mengandung dorongan untuk bersyukur atas kemudahan yang diberikan Allah SWT.
Dengan memahami makna ayat ini, umat Islam diharapkan dapat menjalankan ibadah dengan lebih ringan dan ikhlas, serta senantiasa bersyukur atas segala kemudahan yang diberikan oleh Allah SWT.
Filosofi Al-Baqarah 185
Surat Al-Baqarah ayat 185 memiliki beberapa filosofi penting terkait puasa di bulan Ramadan. Ayat ini menjelaskan bahwa bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan tentang petunjuk tersebut, dan pembeda antara yang benar dan yang batil. Ayat ini juga menegaskan kewajiban berpuasa bagi setiap muslim yang mampu, dengan memberikan kemudahan bagi mereka yang sakit atau sedang dalam perjalanan.
Al-Baqarah · Ayat 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٨٥
syahru ramadlânalladzî unzila fîhil-qur'ânu hudal lin-nâsi wa bayyinâtim minal-hudâ wal-furqân, fa man syahida mingkumusy-syahra falyashum-h, wa mang kâna marîdlan au ‘alâ safarin fa ‘iddatum min ayyâmin ukhar, yurîdullâhu bikumul-yusra wa lâ yurîdu bikumul-‘usra wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullâha ‘alâ mâ hadâkum wa la‘allakum tasykurûn
Artinya :
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili :
Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya untuk pertama kali diturunkan Al-Qur'an pada lailatul qadar, yaitu malam kemuliaan, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang salah. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada, yakni hidup, di bulan itu dalam keadaan sudah akil balig, maka berpuasalah. Dan barang siapa yang sakit di antara kamu atau dalam perjalanan lalu memilih untuk tidak berpuasa, maka ia wajib menggantinya sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dengan membolehkan berbuka, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu dengan tetap mewajibkan puasa dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dengan berpuasa satu bulan penuh dan mengakhiri puasa dengan bertakbir mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur atasnya.
Kanti Suci Project