Wushul Kepada Alloh SWT Washilah Melalui Jalur Sholawat
Di dalam disiplin ilmu tasawuf banyak sekali kitab yang mengulas bahwa di akhir zaman jalan yang paling dekat menuju kepada Alloh SWT , adalah Sholawat.
Sebab tidak ada washilah kepada Alloh yang paling agung selain Rosululloh SAW.
Dan tidak ada washilah kepada Rosululloh yang lebih agung selain sholawat.
Para Ulama Tasawuf bersepakat, bahwa cara yang paling gampang dan tidak beresiko dalam pendekatan diri kepada Allah yaitu dengan memperbanyak bacaan Sholawat dan beristiqhfar.
Dikatakan dalam kitab Sa’adatud Daroini yang berisi mengupas keutamaan sholawat :
“AQROBUTH THURUQI ILLALLAH FI AKHIRI ZAMANI KATSROTUL ISTIGHFAR WA SHOLAWATU ‘ALANNABIY SAW.”
“Jalan yang paling dekat (menuju wushul) kepada Allah pada akhir zaman, khususnya bagi orang-orang yang banyak dosa, adalah memperbanyak istighfar dan membaca sholawat kepada Nabi SAW”
Ditegaskan lagi oleh Syekh Hasan Al-Adawi di dalam kitab “Dalailul Khoirot” yang kemudian dibenarkan dan dan didukung oleh para Ulama Shufi lainya yaitu sebagai berikut :
”Sesungguhnya membaca Shalawat kepada Nabi SAW itu bisa menerangi hati dan mewushulkan kepada Tuhan Dzat Yang Maha Mengetahui perkara ghaib.
Juga di kalangan ulama tasawuf di sepakati bahwa sulitnya menemukan Guru di akhir zaman yang mampu irsyadul Qolbi hingga menghantarkan muridun (orang yang menghendaki wushul) hingga sampai ke hadrotulloh.
Maka ittifaq para ulama tasawuf bahwasannya sholawat mampu menempati posisi Guru yang irsyadul qolbi , di samping itu sholawat adalah amalan yang pasti di terima meskipun di amalkan dengan tujuan riya' / pamer.
قطع الإمام الشاطبي و السنوسي بحصول ثوابها للمصلى ولو قصد الرياء سعادة الدرين ٥٨ دار الفكر
Imam As Syatibi dan Imam Sanusi telah mantab dengan pendapat bahwasannya orang yang bersholawat dengan tujuan riya' tetap mendapat pahala.
Namun di dalam muqoddimah kitab Al Misanul lashif yang mensyarahi kitab Al matnu Syarif karya Syaikhona Kholil Bangkalan Rodhiyallohuan , menjelaskan bahwa menuju kepada Alloh SWT melalui jalur sholawat tetap harus berguru kepada Guru yang irsyadul qolbi
والصلاة والسلام على النبي صلى الله عليه و سلم تغني عن الشيخ فى الطريق لكونها تقوم مقامه لكن قال بعضهم ان ذلك في مجرد تنوير القلب أما الوصول الى درجة الولاية فلا بد من شيخ كما هو المعلوم عند اهله
Sholawat dan salam kepada Rosululloh saw. Dapat mencukupi kedudukan Guru di dalam Thoriqoh.
Karna sesungguhnya sholawat bisa menempati posisi Guru/Mursyid Thoriqoh
Akan tetapi para Ahli tasawuf berpendapat bahwa sholawat kepada Rosululloh hanya untuk menerangi hati, namun untuk wushul kepada Alloh sebagaimana derajat para wali maka harus ada Guru pembimbing.
Di sini akan saya kutipkan sedikit tentang definisi waliyulloh
الأولياء هم اتباعهم من يصل الى مقام تصير فيه حركاته وسكناته طاعات بالنيات
تجان الدراري ١٠
Para waliyulloh adalah orang orang yang mengikuti sunnah Nabi, yaitu orang yang sampai pada derajat dimana bergerak dan diamnya bernilai Thoat sebab niatnya.
Di sinilah Wahidiyah menawarkan mendekatkan diri kepada Alloh SWT melalui jalur sholawat yang di dalamnya juga terdapat tawasul dan istighoutsah kepada Ghoutsu Hadza zaman / Sulthonul Auliya yang di kenal sebagai Guru yang dengan izin Alloh SWT, mampu menghantarkan Kepada Hadrotulloh.
Sebagaimana di pahami dalam dunia Tasawuf bahwa beliau selalu ada di setiap zaman, jika wafat maka Alloh mengangkat penggantinya.
Di samping itu juga di bekali dengan Ajaran Wahidiyah Lillah Billah dst. agar bergerak dan diamnya kita sllu bernilai Ibadah kepada Alloh (Lillah) dan senantiasa tenggelam dalam pusat dasar samudra tauhid di setiap gerak dan diam kita. (Billah).
Al Faatihah
Mujahadah
Sumber bahasan referensi :
Wushul kepada Alloh SWT washilah melalui jalur Sholawat (Bahasan 15)
Ditulis ulang oleh Kanti Suci Project