MERAH DELIMA ITU = DAL LIMO MENURUT SYAIKH KH. MAIMOEN ZUBAIR
Delima pada Surah Qulhu |
Beliau Syeikhona KH. Maimoen Zubair menyampaikan tentang filosofi delima (dal lima) yang terdapat dalam surat Al-Ikhlas. Dalam ceramahnya, beliau juga menjelaskan tentang pentingnya memahami diri sendiri sebagai jalan untuk memahami Rabb kita.
من عرف نفسه فقد عرف ربه
Kisah Surat Kulhu dan Sejarah Pusaka Merah Delima
Dulu, Wali Sanga menggunakan bahasa kiasan saat menerangkan kesaktian merah delima. Sayangya, orang awam mengira pusaka itu berbentuk batu. Padahal, Surat Al-Ikhlas alias Kulhu.
Batu merah delima merupakan pusaka yang masyhur di kalangan para pencari pusaka. Orang-orang sakti, mencari batu merah delima sebagai ageman kesaktian.
Bahkan proses mencarinya pun lewat bermacam cara. Ada yang lewat bertapa hingga lewat mengunjungi tempat-tempat gawat bin keramat.
Batu merah delima memang sangat spesial dan sering dikatakan memiliki banyak kesaktian. Konon, siapa pun yang memilikinya, bakal mendapat apa pun yang diinginkan.
Batu ini selalu dikaitkan dengan banyak manfaat gaib; seperti kebal senjata, bisa bikin usaha laris, bahkan bisa membuat si penggunanya menghilang, hingga kemudahan mendapat harta, tahta, dan, tentu saja, wanita.
Tapi, tahu tidak jika sesungguhnya, merah delima bukan berwujud batu. Tapi surat dalam Al Qur’an yang memang terkenal ampuh. Merah delima itu adalah Surat Al-Ikhlas alias Kulhu — surat pendek yang mayoritas sudah banyak yang tahu.
Dalam penuturan cerita, kyai zaman dulu, para Wali Sanga, memberi ijazah pada masyarakat awam dengan meminta mereka untuk mencari merah delima sebagai pusaka pegangan. Maksudnya, para wali meminta masyarakat mencari surah yang ada huruf “dal” nya lima.
Ada sejumlah santri yang salah paham dengan mencari delima (batu) warna merah. Ujung-ujungnya, mencari batu akik pusaka merah delima seperti yang kita semua ketahui saat ini.
Padahal sesungguhnya, masyarakat disuruh mencari merah delima itu maksudnya mencari surah yang huruf “dal” nya berjumlah lima. Sayangnya, diartikan secara harfiah mencari akik merah delima. Akhirnya banyak yang salah paham hingga saat ini.
Kulhuallahu Aha(d), Allahu Soma(d), lamyali(d) walam yula(d), walam yakulahu kufuan Aha(d) = Katakanlah (Muhammad); “Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu, (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tiada sesuatu yang setara dengan Dia.
Meski pendek dan banyak yang hafal. Kita semua wajib tahu bahwa sesungguhnya Surat Kulhu memang surat pusaka. Surat yang amat istimewa dan spesial.
Sebab, isi dan intinya adalah menegaskan keesaan Allah sembari menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya. Bahkan, paling tak berkepentingan (manusiawi) di antara surat-surat lain.
Jika dibanding Al-Falaq (Kul Audzu Birobbil Falak), misalnya: ada kepentingan manusiawi berupa minta perlindungan dari kejahatan. Atau jika dibanding An-Nas (Kul Audzu Birobbinnas), misalnya: ada kepentingan manusiawi berupa minta dilindungi dari kejahatan jin maupun manusia.
Sementara di surat Kulhu, tak ada permintaan (kepentingan manusiawi) apapun, kecuali mensyifati keesaan Allah. Ini menjadikan surat Kulhu amat istimewa. Karena itu disebut Al-Ikhlas. Sebab, dibaca penuh jujur dan ikhlas.
Itu pula yang menjadikan surat Kulhu sebagai pusaka. Sesuatu yang istimewa. Merah delima. Tapi sayangnya, pusaka merah delima yang dimaksud justru disalahpahami sebagai batu akik belaka.
Makna Filosofis Merah Delima dalam Al-Qur’an
Merah delima atau yang biasa disebut batu yaqut maupun batu rubi merupakan salah satu batu yang banyak dikenal oleh para pecinta batu dan pengrajin batu akik. Batu tersebut masyhur akan keindahan warnanya yang memiliki variasi warna dari merah muda hingga merah darah. Batu merah delima itu bebatuan yang tercipta dari pembentukan kronium yang berasal dari jenis mineral korundum aluminium oksida.
Istilah merah delima berasal dari nama buah, yaitu buah delima. Buah delima berkarakteristik serupa dengan batu merah delima, mulai dari segi bentuk sampai dengan warnanya. Juga merupakan salah satu bagian dari jejeran 4 batu berharga tinggi seperti batu Safir, Zamrud, dan Intan. Secara implisit, hal ini sangat langka dan memiliki harga yang tinggi. Tapi seiring perkembangan zaman, terdapat banyak tiruan atau imitasi dari batu merah delima yang dapat dibeli dengan harga murah.
Makna Merah Delima Bagi Sebagian Orang
Pada zaman dahulu, nusantara adalah daerah yang sebagian besar penduduknya menganut ajaran-ajaran kejawen dan tak pernah lepas dari unsur animisme dan dinamisme. Mereka meyakini bahwa batu merah delima merupakan salah satu daripada benda keramat atau biasa disebut dengan benda pusaka, akan tetapi tidak semua orang dapat memiliki benda tersebut.
Batu merah delima itu ageman atau pusaka yang banyak dicari-cari oleh para lelakon atau orang-orang yang memiliki ilmu kesaktian. Dalam mendapatkannya, tentu harus melewati lika liku yang disepakati. Seperti halnya dengan mendatangi tempat-tempat keramat, bertapa, sampai kepada tirakat. Mereka meyakini, bahwa siapa saja yang memiliki benda tersebut, tentu mendapatkan segala hal yang diinginkan dalam ranah ilmu ghaib. Seperti kekebalan, penglaris, mendapatkan harta, tahta, wanita, bahkan ilmu menghilang.
Di zaman wali songo, sunan kalijaga mengajarkan kepada masyarakat awam untuk mengetahui bahwa sebenarnya yang dimaksud dengan batu merah delima, bukanlah batu merah yang memiliki kekuatan magis atau berbagai macam kesaktian. Tapi, merah delima itu berasal dari kata “Merah Dzal Lima” atau bisa diartikan sebagai “Huruf Dzal yang Lima”. Kita diperintahkan untuk mencari surat di dalam Al-Qur’an yang hanya memiliki lima huruf dzal di dalamnya. Surat apakah itu? Tentunya surat al-Ikhlas.
Merah Delima dalam Al-Qur’an
Surat al-Ikhlas merupakan surat pendek yang sering dibaca oleh mayoritas umat muslim. Karena surat ini merupakan surat yang mudah dihafal dan pendek ayatnya. Selain itu, di dalamnya mengandung berbagai keistimewaan. Terutama membahas tentang konsep ketuhanan yang menyatakan tentang keesaan Allah beserta isi penolakan dari segala bentuk penyekutuhan terhadap Allah.
Tak salah yang kemudian, surat ini memiliki banyak keutamaan di dalamnya antara lain: dapat menjauhkan diri dari segala marabahaya, menyelamatkan seseorang dari niat jahat dan aniaya, penyembuhan penyakit, menjauhkan dari godaan setan, membuka pintu rezeki, melunaskan hutang, mencegah dari fitnah siksa kubur, mengampuni dosa-dosa, mendapatkan istana di surga, diberkahi dalam hidup, dan mendapatkan derajat yang tinggi,
Banyak dari para ulama dan sahabat yang mengamalkan surat al-Ikhlas dan menjadikan hal tersebut sebagai sebuah amalan yang sangat berguna jika diamalkan dengan sungguh-sungguh dan istiqamah. Amalan tersebut dapat memudahkan seseorang dalam menghadapi segala urusan dunia maupun urusan akhirat. Meskipun surat al-Ikhlas merupakan surat yang pendek tetapi memiliki kedudukan yang tinggi. Berikut ayahnya :
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
“Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa”.
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
“Allah tempat meminta segala sesuatu”.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
“(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan”.
وَلَمْ يَكُنْ لَّه كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ
“Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia”.
Dari surat al-Ikhlas tersebut, gambaran filosofis merah delimanya, terlihat pada kul huwa Allahu aha(d), Allahu shoma(d), lamyali(d) walam yula(d), walam yakulahu kufuan aha(d).
Kesimpulan :
Dari pemaparan yang di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ikhlas dan berserah diri kepada Allah dengan kekuatan tersembunyi dalam diri setiap manusia, ikhlas dalam menjalankan segala sesuatu, ikhlas dalam menghadapi segala cobaan, dan ikhlas dalam menerima ketetapan Allah. Semua orang dapat membacanya, namun belum tentu bisa mengamalkannya. Oleh karenanya, ini merupakan senjata dalam mengahadapi segala godaan yang berasal dari jin ataupun segala godaan dari manusia itu sendiri.
Itulah yang menjadikan surat al-Ikhlas sebagai pusaka. Selain berisikan tetang keesaan Allah dan larangan menyekutukannya, masih banyak hal istimewa yang terkandung di dalamnya. Sebagian menggambarkan pusaka merah delima dengan arti batu akik belaka, akan tetapi dibalik itu semua surat al-Ikhlas mengajarkan kita untuk berserah diri kepada Allah dengan hati yang ikhlas, karena hal tersebut merupakan pusaka yang lebih sakti dari sekedar batu.
Sumber referensi :
Cuplikan ceramah Syeikhona KH. Maimoen Zubair. Diilhami dari mauidhoh hasanah Syaikhina KH. Bahauddin Nur Salim.
Kanti Suci Project