KA'BAH, ARTEFAK LELUHUR NUSANTARA ADA DI DALAMNYA
Artefak prasasti ditemukan tertulis di piring emas yang digantung di dalam tempat suci Ka'bah di Mekah, bukan "Hindu".
Kapan istilah "Hindu" + "isme" ada...?
Simak klarifikasinya :
Penyebutan "Vikramaditya" yang paling awal dan tidak terbantahkan muncul dalam karya-karya di abad 6 M, kronologis "Hindu" + "isme" secara formil ada 1830 di india.
Bangsa yang pemberani dan religius mempunyai ajaran yang di bawa dari tanah asalnya di timur ini terindikasi adalah bangsa Schitya/Cakya/Saka ajaran itu bernama "Dharma", Leluhur Nusantara menyebar ke 3/4 muka bumi hingga Timur Tengah dan india.
Leluhur bangsa Nusantara di India ada sejak 3.102 SM sampai 1.300 SM yang kemudian menulis Veda di daratan india saat itu, "Veda" di tafsirkan bebas hingga di masa 500 SM, Melahirkan ajaran baru "Buddhism" & "Jainsm".
kronologis "Hindu" + "isme" secara formil ada 1830 di india.
Theologi dari Dharma yang ada di nusantara sumber awal "Veda" yang outentik sangat berbeda dengan yang ada di India, karena di nusantara meyakini dengan ke Esa an dari Tuhan.
Para penganut "Hindu" di India yang dominan "Sekte", "Veda" yang dipakai tidak sama dengan di Nusantara, di india ada sekte pakai Wisnu Purana, Brahma Purana, Siwa Purana , diantara sekte ini sudah terjadi perbedaan, dimana setiap sekte menganggap Dewa dewanya ini sebagai Tuhan yang tertinggi (Polytheism)
Karena Brahma, Wisnu dan Siwa adalah kemahakuasaan "Ida Sang Hyang Widhi" yang "Achintya" dalam Utpeti atau mencipta, Stiti atau memelihara dan Prelina atau melebur dewa dewa tersebut disebut manifestasi Sang Hyang Widhi/"Tuhan" Yang Maha Esa (Monotheism)
Hyang Widhi Tunggal, Sangkan Paraning Dumadi, Siwa, Sadha Siwa, Parama Siwa, Yang Achintya itu, Sang Hyang Kersa, Dimana semua itu adalah beliau yang bersifat "Achintya" yang "Esa" tersebut
Kalau di India menyatakan Tuhan adalah Dewa yang dipuja dan itu yang tertinggi dan mutlak, bukan yang Esa itu, tapi pisik Dewa Itu sendiri
Perjalanan "Dharma" dari negeri asalnya Nusantara sampai ketempat-tempat tertentu diseantero dunia ini, bersentuhan dengan tradisi-tradisi setempat juga memberikan pengaruh di tempatnya
Ajaran "Dharma" yang di bawa leluhur bangsa nusantara Bangsa Arya/Schythian/Sakya/Cakya/Saka, membentang luas ke Barat melalui Afganistan kuno hingga ke Mesir Kuno
Dewa-dewa mesir Kuno terindikasi bersumber dari tradisi "Sanatana Dharma", di mesir ada tempat terkenal bernama "Siwa Temple" atau Siwa Oasis yang dalam bahasa Arab disebut "Wahat Siwah", bahasa koptik disebut "Siwah" dan bahasa Barber "Isiwan"
Teks prasasti ditemukan tertulis di piring emas yang digantung di dalam tempat suci Ka'bah di Mekah, adalah bukan dari india,"Hindu" + "isme" secara formil ada 1830 di india.
Sedangkan penyebutan Vikramaditya yang paling awal dan tidak terbantahkan muncul dalam karya-karya abad 6 M
Prasasti itu berbunyi:
“Beruntunglah mereka yang lahir (dan hidup) pada masa pemerintahan raja Vikram, Dia adalah seorang penguasa yang mulia, murah hati dan berbakti, mengabdi pada kesejahteraan rakyatnya.
Namun pada saat itu, kami orang Arab, yang lupa akan Tuhan, tenggelam dalam kenikmatan indria, Bencana dan penyiksaan merajalela, Kegelapan ketidaktahuan telah menyelimuti negara kita.
Seperti anak domba yang berjuang untuk hidupnya di bawah cakar serigala yang kejam, kami orang Arab terjebak dalam ketidaktahuan.
Seluruh negeri diselimuti kegelapan yang sangat pekat seperti pada malam bulan baru.
Namun fajar dan sinar matahari pendidikan yang menyenangkan saat ini adalah hasil dari kebaikan raja mulia Vikramaditya yang pengawasannya yang baik hati tidak melupakan kami sebagai orang asing.
Beliau menyebarkan agama sucinya di antara kami dan mengirimkan ulama-ulama yang kecemerlangannya bersinar bagaikan matahari dari negerinya ke negeri kami.
Para cendekiawan dan pembimbing ini melalui kebajikannya
Kita sekali lagi disadarkan akan kehadiran Tuhan, diperkenalkan kepada keberadaan suci-Nya dan ditempatkan di jalan Kebenaran, telah datang ke negara kita untuk mendakwahkan agama mereka dan memberikan pendidikan atas perintah Raja Vikramaditya.”
Teks prasasti ditemukan tercatat di halaman 315 dari volume yang dikenal sebagai 'Sayar-ul-Okul' yang disimpan di perpustakaan Makhtab-e-Sultania di Istanbul Turki.
Si-yu-ki , Xuanzang ( 602 – 664 ) mengidentifikasi Vikramaditya sebagai raja Shravasti. Menurut catatannya, raja memerintahkan agar 500.000 koin emas dibagikan kepada orang miskin dan memberi seorang pria 100.000 koin emas untuk mengembalikannya ke jalan yang benar selama perburuan babi hutan.
Penyebutan Vikramaditya yang paling awal dan tidak terbantahkan muncul dalam karya-karya abad 6 M dalam biografi Vasubandhu oleh Paramartha (499–569) dan Vasavadatta oleh Subandhu.
Di India, Vasubandhu dikenal sebagai guru besar Mahayana, sarjana, dan ahli debat. Ia dilaporkan telah mengalahkan filsuf Samkhya dalam debat di hadapan raja Gupta "Vikramaditya" yang dikenal sebagai Chandragupta II atau Skandagupta.
Di Ayodhya , yang konon memberinya hadiah 300.000 keping emas. Vasubandhu menggunakan uang yang diperolehnya dari perlindungan kerajaan dan kemenangan debat untuk membangun biara dan rumah sakit .
Menurut cerita tradisional, Vasubandhu meninggal saat mengunjungi Nepal pada usia 100 tahun.
Kehidupan Dharmakirti, Hagiografi Tibet menyatakan bahwa ia adalah seorang Brahmana dan merupakan keponakan dari sarjana Mīmāṃsā Kumārila Bhaṭṭa .
Ketika ia masih muda, Kumārila berbicara kasar terhadap Dharmakirti ketika ia mengambil pakaian Brahmana-nya. Hal ini menyebabkan Dharmakirti mengambil jubah dari ordo sekolahnya sebagai gantinya, bertekad untuk "mengalahkan semua bidat."
Sebagai seorang siswa, ia pertama kali belajar di bawah Isvarasena dan kemudian pindah ke Nalanda di mana ia berinteraksi dengan Dharmapala abad ke-6.
Biksu Cina, Xuanzang , yang merupakan penduduk di Nalanda antara tahun 675 dan 685, menyebut Dharmakirti sebagai guru "baru".
Biksu Tiongkok lain yang hidup sezaman dengan Xuanzang, Yijing , menyebutkan bahwa seorang pengelana Tiongkok bernama Wuxing, sedang mempelajari ajaran Dharmakirti di biara Telhara yang terletak tidak jauh dari Nalanda, yang mengindikasikan bahwa Dharmakirti telah mencapai ketenaran sebagai seorang ahli logika di Magadha sekitar tahun 650–660 M.
Dharmakirti dianggap sebagai orang yang mengembangkan karya Dignāga , pelopor logika , dan sejak saat itu Dharmakirti dipandang berpengaruh dalam tradisi Buddhis kelak. Teorinya menjadi normatif di Tibet dan dipelajari hingga hari ini sebagai bagian dari kurikulum dasar monastik.
Tradisi Tibet menganggap bahwa Dharmakīrti ditahbiskan sebagai biksu Buddha di Nālandā oleh Dharmapāla .
Dalam tulisan-tulisannya, kita menemukan pernyataan bahwa tidak seorang pun akan memahami nilai dari karyanya dan bahwa usahanya akan segera dilupakan, namun sejarah membuktikan ketakutannya salah.
Kumārila pergi untuk belajar di Nalanda dengan tujuan untuk membantah doktrin Buddha demi agama Weda. Ia dikeluarkan dari universitas tersebut ketika ia memprotes gurunya ( Dharmakirti ) yang mengejek ritual-ritual Weda.
"Samkhya" dalam debat di hadapan raja Gupta "Vikramaditya" seorang Maharaja yang namanya tertulis di teks prasasti ditemukan tertulis di piring emas yang digantung di dalam tempat suci Ka'bah di Mekah
Raja Vikramaditya memberikan 300.000 koin emas kepada sarjana "Samkhya" atau "Samghāyā" Vindhyavasa karena mengalahkan guru Vasubandhu (Buddhamitra) dalam sebuah debat filosofis, Vasubandhu kemudian menulis Paramartha Saptati
Kata"Samkhya" atau "Samghāyā" tertulis di area Nalanda Bihar india, di situs stupa bernama"Sariputra" dan prasasti "Kalasan" di javadvipa
Kata"Samkhya" atau "Samghāyā" tertulis di area Nalanda Bihar india sebagai berikut :
īrī-Nālandā-Mahāvihārīya-Ārya- Bhikṣusaḿghasya "
literasi nama kata :
"Sariputra"
ini jelas nama Nusantara bukan india teks literasi kata "Saḿghasya" ini juga terdapat pada kalimat bait ke 8 di Prasasti "Kalasan"
Bait ke 8 :
bhuradaksineyam atulā dattā samghāyā rājasimhena śailendrarajabhūpair anuparipālyārsantatyā "saṃghāyā"
yang tak tertandingi oleh (rājasimha-)dari silsilah Syailendra dan penguasa berikutnya berganti-ganti Mahārāja Panangkarana, bangunan suci (nya) untuk menghormati ajaran yang telah berjalan selama 700 tahun (varsaśataih saptabhir )
Maksud nya bangunan "Kalasan" telah ada juga ilmu tentang "Samghāyā" sudah berjalan 700 tahun yang lalu, Ilmu ini pula selain "Veda" yang dipelajari di Nalanda india diantaranya oleh Vasubandhu di masa raja Vikramaditya
Para pelajar di Nalanda mempelajari keilmuan :Veda,Saḿghaya,Atharvaveda,Hetuvidyā/Logika,Chikitsavidya/Kedokteran,Shabdavidya/Tata Bahasa
Dharmakīrti, adalah seorang sarjana asal Sriwijaya, Suvarnadvipa (Sumatra), Ia adalah salah satu pendiri filsafat logika, Setelah menerima pendidikan, ia kemudian melakukan perjalanan ke Nalanda untuk menerima ajaran langsung dari Vasubandhu
Dharmakirti 610-520 SM adalah leluhur dari Suvarnadvipi Dharmakīrti 1013 M, Melahirkan keturunan yang tersebut bernama Chudamani atau Culamani Tiwarmadewa kadang disebut Cudamani Tiwarman
"Candi Bungsu" di area komplek candi muara takus dibangun pada abad ke 10 tahun ke 2 sampai selesai tahun ke 5 oleh "Shang Hyang Datuok Culamani Tiwarmadewa" atau Cudamani Tiwarman untuk menghormati leluhurnya Svarnadvippa Dharmakīrti dan pendahulunya Dharmakīrti, murid dari Vasubandhu
Dari gundukan tanah di kawasan sekitar candi utama Muara Takus, mereka menemukan artefak perunggu berwujud manusia berkepala gajah,Selain itu cermin perunggu yang salah satu sisinya dilapisi emas dengan presentasi mencapai 83 persen, artinya hampir 24 karat
Temuan lain "Vajra" , juga temuan bata bertulis yang secara paleograf Isinya mantra berbunyi:
“om ah bighnanta kr hum phat svaha”
di dalam situs "Candi Bungsu" di temukan kotak tembaga yang didalamnya terdapat 3 keping lempeng emas yang bertuliskan, Svaha' bermakna semoga diberkati. 'Svaha' adalah ucapan yang umumnya terjadi di akhir mantra
Di sisi kotak itu terdapat "Rabuk kremasi" ,Tongkat dan senjata dengan hiasan permata disisi kanan dan kiri,Bahasa lokal menyebut dengan "Pedang Lonjong/Sulo"
“om ah bighnanta kr hum phat svaha”
Ketiga Kata ......"Ohm", "Ah" , "Hom"...
ada pada Hindu/Buddha, Bukan hanya ada pada salah satu nya...ini terekam sempurna di Bali...dan Bali bukan india
Ketiga Kata ......"Ohm", "Ah" , "Hom"...adalah "Kata singkat dalam prosesi kontemplasi "Spiritual" sebuah kata yang mungkin juga digunakan oleh agama-agama Abrahamik/Samawi untuk menyimpulkan dan mengakhiri suatu doa dan bermakna "agar dikabulkan"
Amin dalam bahasa Ibrani: אָמֵן, Modern amen Tiberias ʾāmēn; bahasa Yunani: ἀμήν, amen; bahasa Arab: آمين/أٰمِيْنَ, ʾāmīn; bahasa Inggris: Amen) bahasa indonesia Aamiin yang bermakna sebagai "agar dikabulkan"
Teks prasasti ditemukan tertulis di piring emas yang digantung di dalam tempat suci Ka'bah di Mekah, adalah bukan "Hindu" kronologis "Hindu" + "isme" secara formil ada 1830 di india.
Bangsa pendatang dari tanah asalnya Nusantara di timur ini membawa "Dharma", sampai ke India sejak 3.102 SM sampai 1.300 SM, menulis "veda" disana, hingga ke mesir kuno, ini tampil pada teks prasasti ditemukan tertulis di piring emas yang digantung di dalam rumah suci ka'bah di era Maharaja "Vikramaditya" abad 6 Masehi.
Manusia Nusantara dalam "Berbudaya" dan ber "Spiritual" tidak berasal dari india dan menuju timur tengah, Tapi keduanya dari sini.
Sumber referensi :
INDONËSIARYĀ
True Back History of Indonesia
Exploration & Research
By : #santosaba
Info eBook : 085156424774
http://bit.ly/eBookGoogleSantosaba