Bukti-bukti Peristiwa Isra Miraj
Isra Miraj adalah peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, kemudian naik ke langit hingga Sidratul Muntaha. Peristiwa ini memiliki makna yang mendalam dalam Islam, di antaranya :
- Menegaskan kedudukan Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir
- Menghubungkan agama Islam dengan tradisi nabi-nabi sebelumnya
- Menunjukkan kekuasaan dan keajaiban Allah SWT
- Memberikan pelajaran spiritual tentang keimanan, kesabaran, dan kekuatan doa
Kata Isra berasal dari bahasa Arab yang berarti perjalanan di malam hari, sedangkan Miraj berarti anak tangga yang dipakai untuk naik.
Peristiwa Isra Miraj diperingati dengan berbagai cara, di antaranya: Salat tahajud di malam hari, Menghias kota dengan lampu dan lilin, Berkumpul di masjid dan salat berjemaah, Mendengarkan khotbah mengenai Isra Miraj.
Ada beberapa bukti peristiwa Isra Miraj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu :
1. Teleportasi
Nabi Muhammad SAW mampu berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa melewati jarak.
2. Perintah sholat 5 waktu
Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan sholat 5 waktu dalam sehari semalam.
3. Pertemuan dengan nabi-nabi terdahulu.
Nabi Muhammad SAW bertemu dengan nabi-nabi terdahulu, seperti Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim.
4. Melihat surga dan neraka.
Nabi Muhammad SAW melihat surga dan neraka, serta tempat terakhir manusia.
5. Melihat malaikat Jibril
Nabi Muhammad SAW melihat malaikat Jibril dengan wujud aslinya, yaitu memiliki 600 sayap.
6. Surat Al Isra ayat 1.
Surat Al Isra ayat 1 menjelaskan jarak yang ditempuh oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah hingga Masjidil Aqsa di Palestina.
Peristiwa Isra Miraj merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang benar dan berasal dari Allah SWT
9 Bukti Keagungan Peristiwa Isra Mi'raj
Mayoritas Muslim, sebagian ulama salaf, ahli fikih, ahli hadis, dan ahli tauhid umumnya meyakini dan memercayai bahwa peristiwa Isra Mi'raj dialami Nabi Muhammad ﷺ dalam keadaan sadar dengan seluruh jasad beliau. Bahkan, telah banyak hadis yang menyatakan keagungan peristiwa yang terjadi pada malam 27 Rajab itu tanpa harus menafsirkannya kembali.
Penjelasan senada datang dari Ibnu Hajar, bahwa peristiwa Isra Mi'raj terjadi dalam satu malam, dialami oleh Rasulullah dalam keadaan sadar dengan seluruh jiwa dan raganya. Hadis-hadis shahih pun menerangkan dan menguatkan pendapat ini nian banyak.
Sebagaimana tertera dalam surah Al-Isra ayat 1 yang menjelaskan terkait peristiwa Isra Mi'raj. Adapun bunyinya sebagai berikut.
"Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Isra: 1)
Ayat tersebut mengingatkan kepada kita semua bahwa Isra Mi'raj merupakan sesuatu yang sangat agung.
Berikut, Tim https://pointconsultant3.blogspot.com/
merangkum 9 bukti keagungan peristiwa Isra Mi'raj, Dikutip dari : Disarikan dari keterangan dalam Sirah Nabawiyah karya Syeikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri sebagai berikut :
1. Kebenaran terjadinya peristiwa Isra Mi'raj telah disepakati oleh pqra ahli hadis dan ahli sejarah Nabi Shallallahu alaihi wasallam (SAW).
Banyak ayat hadis yang menjelaskan keberadaannya. Isra Mi'raj merupakan sesuatu yang absolut atau mutlak. Beberapa ulama juga bersepakat bahwa peristiwa tersebut merupakan satu dari sekian mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW)
2. Mukjizat ini diterima Rasulullah setelah beliau mengalami berbagai rintangan dan cobaan. Peristiwa Isra Mi'raj mengisyaratkan untuk menghidupkan lagi semangat dan tekad Rasulullah dalam melaksanakan dakwah.
Selain itu, sebagai bukti bahwa kesulitan dan kesedihan yang diakibatkan oleh perlakuan buruk kaum Quraisy bukan dikarenakan sebagai penelantaran, melainkan sunatullah dan terjadi pada orang-orang yang dicintai-Nya.
3. Penyertaan waktu dan tempat antara Isra dari Mekkah ke Baitul Maqdis dan Mi'raj menuju tujuh lapis langit merupakan bukti nyata tentang besarnya keagungan dan kesucian Baitul Maqdis di mata Allah Swt.
Selain itu, peristiwa Isra dan Mi'raj menjelaskan adanya keterkaitan yang kuat antara ajaran yang dibawa Nabi Isa Alaihis salam (AS) dan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam (SAW).
4. Pemberangkatan Mi'raj dari Baitul Maqdis, bukannya dari Masjidil Haram, langsung menuju Sidratul Muntaha untuk mengingatkan bangsa Yahudi bahwa keberanian mereka menyia-nyiakan kemuliaan wahyu dan tidak mentaati hukum-hukum Allah.
Singkatnya, turunnya wahyu kepada Rasulullah merupakan simbol perpindahan kepemimpinan dari satu tempat ke tempat lain, dari satu umat ke umat yang lain, dari keturunan Israil ke keturunan Ismail.
5. Pilihan Rasulullah pada susu dan bukan khamr (minuman keras) saat malaikat Jibril menawarkan dua macam minuman tersebut merupakan simbol bahwa agama Islam adalah agama fitrah (nurani). Yakni, jika dianalisa susu tidak pernah berubah bentuknya sampai kapan pun.
Sementara, minuman keras adalah hasil proses kimia dari anggur dan bahan lainnya. Selain itu, minuman keras sangat membahayakan jiwa manusia karena dapat menghilangkan fungsi akal.
6. Pengumpulan semua nabi dan rasul untuk menyambut kedatangan Rasulullah merupakan bukti bahwa Nabi Muhammad ﷺ membawa ajaran penyempurna dari semua ajaran yang pernah turun dan menjadi lambang kedudukan Rasulullah di sisi Allah Swt.
7. Diperlihatkannya beberapa tanda ke Maha-an Allah yang ada di langit-Nya kepada Rasulullah, memberikan pengaruh yang sangat penting dalam upaya memperlihatkan remehnya tipu daya orang-orang kafir. Juga, menunjukkan kepada Rasulullah dan umatnya tentang betapa menderitanya nasib orang-orang kafir pada hari kiamat kelak.
8. Isra dan Mi'raj terjadi setelah 12 tahun dari penobatan beliau sebagai Rasulullah. Fakta ini menunjukkan bahwa berbagai keajaiban dan mukjizat luar biasa yang diturunkan kepada Rasulullah adalah semata-mata sebagai penghormatan dan kasih sayang Allah terhadap beliau.
9. Turunnya kewajiban salat lima waktu pada malam Mi'raj membuktikan betapa pentingnya salah satu rukun Islam, sebuah ibadah yang harus menjadi tiang manusia untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.
Sejarah dan Keutamaan Isra Miraj (Memperteguh Keimanan Umat Islam)
Isra Miraj adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam, yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-12 kenabian Nabi Muhammad SAW.
Isra Miraj terjadi ketika Nabi Muhammad SAW sedang berada di Masjidil Haram di Mekkah. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Yerusalem dengan menggunakan Buraq.
Setelah sampai di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan ke Sidratul Muntaha yang berada di lapisan langit ke tujuh dan bertemu dengan para Nabi terdahulu pada setiap lapisan yang dilewati.
Pada lapisan langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah mendirikan salat sebanyak 5 waktu dalam satu hari.
Isra Miraj memiliki banyak keutamaan dalam Islam, yang jika dipahami dengan kesucian hati setiap umat Islam dapat memperteguh keimanan kepada Allah SWT, sang Maha Kuasa.
Berikut ini beberapa keutamaan Isra Miraj, di antaranya :
1. Menjadi bukti kebesaran Allah SWT
Peristiwa Isra Miraj merupakan bukti kebesaran Allah SWT, yakni perjalanan Nabi Muhammad dari Mekkad ke Yerusalem dan naik ke langit ketujuh dalam waktu semalam merupakan hal yang tidak mungkin terjadi menurut logika manusia.
Hal ini hanya dapat terjadi atas Kuasa Allah SWT. peristiwa Isra Miraj adalah murni kekuasaan Allah SWT, sang pemilik Alam Semesta yang Maha Mengetahui dan Maha Berkehendak, yang mana tak bisa dinalar oleh akal manusia.
Hal ini sesuai dengan QS Al-Isra 17:1, yang berbunyi : "Sub-hannallazi asra bi abdihi lailam minal-masjidil harami ilal-masjidil-aqsallazi barakna haulahu linuriyahi min ayatina, innahu huwas-sami'ul-basir".
Artinya : “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
2. Menjadi bukti kenabian Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya manusia yang pernah melakukan perjalanan Isra Miraj. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT yang membawa kebenaran bagi umat Islam di dunia.
3. Menjadi bukti bahwa surga dan neraka adalah nyata
Tergambar jelas dalam perjalanannya, Nabi Muhammad SAW melihat surga dan neraka adalah yang tempat yang nyata, dan akan dihuni oleh manusia setelah kematian.
4. Menjadi bukti Allah SWT mampu melakukan apa saja atas Kuasa-Nya
Peristiwa Isra Miraj menunjukkan bahwa Allah SWT mampu melakukan apa saja. Allah SWT dapat melakukan hal-hal yang di luar logika manusia.
Hal ini sesuai dengan QS An-Najm 53 : 13-18, yang berbunyi : "Wa laqad ra ahu nazlatan ukhra inda sidratil muntaha indaha jannatul-ma wa iz yagsyas-sidrata ma yagsya ma zagal-basaru wa mat taga lawad ra a min ayati rabbihil-kubra".
Artinya : "Dan sesugguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar".
Secara keseluruhan isi surat An-Najm menjelaskan tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW serta peristiwa Isra Mi'raj.
5. Menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang benar
Peristiwa Isra Miraj merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW. Terbukti mukjizat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang benar dan berasal dari Allah SWT, sang pencipta alam semesta.
Dengan memahami keutamaan Isra Miraj, umat Islam diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan atas segala nikmat hidup yang Allah SWT limpahkan kepada kita.
Memahami Peristiwa Isra Miraj dari Sejarah hingga Hikmahnya
Fakta yang terkandung dalam sejarah singkat Isra Mi’raj dalam Hadits dalam Islam adalah sejarah yang penting untuk diketahui oleh umat Islam. Banyak sekali hikmah yang didapat dalam peristiwa dan sejarah Isra Mi’raj.
Kejadian yang berlangsung pada 27 Rajab di tahun kedelapan kenabian ini merupakan peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW. Dilakukan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina, hingga naik ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh dalam satu malam.
Jika dipikir menggunakan logika terasa tidak masuk akal, namun umat Islam harus mengimaninya karena terdapat keterangan dari hadits-hadits yang shahih dan juga Al-Qur’an. Pengertian peristiwa Isra Miraj mencatat, berdasarkan kajian sebagian besar ulama tafsir bahwa peristiwa Isra Miraj adalah suatu peristiwa yang amat istimewa dan maha agung.
Karena pada awal ayat Allah SWT berfirman diawali dengan kata ‘subhana’ yang berarti ‘maha suci’, tidak terdapat pada 113 surat lain dalam Al Qur’an. Ini dapat mewakili pembuktian kecintaan dan kasihNya terhadapnya hamba tercintaNya, Nabi Muhammad SAW.
Hal ini juga merupakan sebuah peristiwa yang amat dahsyat karena tidak pernah dialami oleh manusia-manusia sebelumnya. Rasulullah SAW menempuh perjalanan secepat kilat lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha.
Daftar Isi :
- Sejarah Singkat Peristiwa Isra Mi’raj dalam Hadits
- Fakta di Balik Sejarah Peristiwa Isra Mi’raj dalam Islam
Hikmah Peristiwa Isra Mi’raj
- Kategori Ilmu Berkaitan Agama Islam
- Materi Agama Islam
- Sejarah Singkat Peristiwa Isra Mi’raj dalam Hadits
Menurut Syekh Muhammad Khudori dalam Nur Al Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin, menjelaskan adapun hal yang memicu terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj yaitu sebagai bentuk tasliyah (hiburan) yang Allah SWT berikan kepada kekasihnya (Nabi Muhammad SAW) karena ditinggal oleh dua orang yang dicintainya yaitu Khadijah sang istri dan Abu Thalib sang paman. Peristiwa ini tepatnya terjadi pada tahun ke-11 dari kenabian (Nabi Muhammad SAW saat itu berumur 51 tahun) atau biasa disebut dengan ‘amul huzn (tahun kesedihan).
Dalam sebuah malam selepas solat isya’ Rasulullah SAW beristirahat sejenak sambil berbaring di Masjidil Haram. Kemudian beliau didatangi malaikat Jibril dan dada beliau di belah.
“Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air ZAM ZAM, kemudian dikembalikan ke tempatnya den memenuhinya dengan iman dan hikmah”. (HR Bukhari)
Setelah itu, di datangkanlah buraq yang menjadi kendaraan beliau sewaktu isra. Buraq satu akar kata dengan barq yang artinya kilat.
“Didatangkan kepadaku Buraq-yakni seekor tunggangan berwarna putih, tinggi, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal, ia meletakkan langkahnya sejauh pandangannya”. (HR Muslim)
Setibanya di Masjidil Aqsha, beliau shalat dua rakaat mengimami ruh para Nabi. Usai shalat dan keluar dari Masjidil Aqsha, Malaikat Jibril datang membawa dua wadah minuman. Satu berisi susu dan satu lagi berisi khamar. Rasulullah SAW pun memilih susu.
“Sungguh engkau telah memilih kesucian”, kata Jibril dalam lanjutan hadits tersebut. Mi’raj pun dimulai. Rasulullah naik buraq bersama Jibril hingga tiba di langit pertama. Dalam lanjutan dari hadits shahih Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah dijelaskan lanjutannya.
‘Lalu aku bawa di atas punggung Buraq dan Jibril pun berangkat bersamaku hingga aku sampai ke langit dunia lalu dia meminta dibukakan pintu langit”.
Hingga beliau pun melewati pintu-pintu langit yang dihuni oleh arwah para Nabi. Di langit ke tujuh, Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim yang sedang menyandarkan punggungnya di Baitul Makmur. Di mana tempat itu setiap harinya dimasuki oleh 70.000 malaikat dan mereka tidak kembali lagi sesudahnya. Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha yang lebar daun-daunnya seperti telinga gajah dan besar buah-buahnya seperti tempayan besar.
Tatkala perintah Allah SWT memenuhi Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha berubah dan tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha karena keindahannya. Maka Allah memberikan Wahyu dan mewajibkan kepadaku solat lima puluh kali dalam sehari semalam. Setelah mendapat tugas salat lima puluh kali dalam sehari, Rasulullah turun dan bertemu dengan Nabi Musa.
“Apa yang diwajibkan Rabbmu terhadap umatmu?” tanya Nabi Musa. Aku menjawab,”Saat 50 kali”.
Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, mintalah keringanan karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. Sesungguhnya aku telah menguji Bani Israil dan aku telah mengetahui bagaimana kenyataan mereka”. “Aku akan kembali kepada Rabbku”. Lalu aku memohon,”Ya Rabb, berilah keringanan lima shalat. Lalu aku kembali kepada Musa ‘alaihis salam. Aku berkata kepadanya,”Allah telah memberikan keringanan lima kali”. Musa mengatakan,”Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu, maka kembalilah kepada Rabbmu dan minta keringanan”. Aku terus bolak balik antara Rabbku dengan Mudah hingga Rabbku berfirman:
“Wahai Muhammad sesungguhnya kewajiban shalat itu lima kali dalam sehari semalam. Setiap shalat mendapat pahala 10 kali lipat, maka 5 kali shalat sama dengan 50 kali shalat. Barangsiapa berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak melaksanakannya maka dicatat untuk ya satu kebaikan. Dan jika ia melaksanakannya maka dicatat untuk ya sepuluh kebaikan. Barang siapa berniat melakukan satu kejelekan namun dia tidak melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali.
Dan jika ia melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejelekan”. Kemudian aku turun hingga bertemu Nabi Musa lalu aku beritahukan kepadanya. Maka ia mengatakan,”Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan lagi”. Aku menjawab,”Aku telah berulang kali kembali kepada Rabbku hingga aku merasa malu kepadaNya”.
Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis langit yaitu :
- Langit pertama, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Adam as
- Langit kedua, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yahya as dan Nabi Ishaq as
- Langit ketiga, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yusuf as
- Langit keempat, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Idris as
- Langit kelima Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Harun as
- Langit keenam, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa as
- Langit ketujuh Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim as
Ketika telah selesai menerima perintah shalat, Nabi Muhammad SAW kembali menunggangi buraqnya untuk pulang ke Mekkah diantar dengan Malaikat Jibril. “Menurut sebuah kisah saking cepatnya Buraq ketika Nabi Muhammad SAW pulang konon katanya tempat tidur nabi masih terasa hangat”. (Abi Rachman /Nashih).
Fakta di Balik Sejarah Peristiwa Isra Mi’raj dalam Islam.
Tim https://pointconsultant3.blogspot.com/ merangkum dari beberapa sumber, ada beberapa hal yang perlu diketahui di dalam peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut di antaranya sebagai berikut :
Nabi Muhammad SAW naik ke atas langit dengan Ruh dan Badannya Nabi Muhammad SAW di perjalanan oleh Allah SWT hingga ke atas langit dengan Badan dan Ruhnya. Dan badan beliau masih tetap dalam bentuk aslinya, tidak berubah menjadi cahaya.
Pemahaman Kewajiban Shalat. Perayaan Isra Mi’raj maknanya adalah mengagungkan dan menghidupkan Sunnah Nabi Muhammad SAW karena perayaan Isra Mi’raj akan selalu mengangkat tema kisah Isra Mi’raj Nabi, dengan pembahasan panjang lebar dan ditekankan pada pemahaman kewajiban shalat.
Nabi Muhammad SAW melihat Allah SWT dengan Mata Hatinya ketika Nabi Muhammad SAW di Mi’rajkan oleh Allah SWT, disebutkan bahwa beliau berbicara langsung dengan Allah SWT. Namun menurut jumhur ulama bahwa Nabi Muhammad SAW saat itu tidak melihat dengan mata kepala beliau, akan tetapi melihat Allah SWT dengan mata hati ya.
Allah SWT Tidak Butuh Tempat. Nabi Muhammad SAW berbicara dengan Allah SWT di atas Mustawa. Namun jangan berangan-angan bahwa Allah SWT ada di atas langit. Maka yang perlu diketahui bahwa atas Mustawa bukan tempat Allah SWT, melainkan tempat Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW bertemu para Nabi dan Rasul. Nabi Muhammad SAW dalam keadaan hidup bertemu dengan para Nabi dan Rasul yang telah meninggal dunia dan berbincang. Itu adalah mukjizat dan yang dipahami para ulama bahwa orang yang hidup saat ini bisa saja bertemu dengan Nabi Muhammad SAW sebagai karomah yang diberikan oleh Allah SWT. Meski peristiwa Isra Mi’raj ini mungkin tidak terfikir oleh nalar manusia biasa wajib diimani oleh kaum muslim.
Tajdid Jurnal Ilmu Ushuludin UIN Jambi mencatat, berdasarkan kajian sebagian besar ulama tafsir bahwa peristiwa isra mi’raj adalah suatu peristiwa yang amat istimewa dan maha agung. Karena pada awal ayat Allah SWT berfirman diawali dengan kata ‘Subhaan‘ yang berarti ‘Maha Suci’, tidak terdapat pada 113 surat lain dalam Al-Qur’an.
Ini dapat mewakili pembuktian kecintaan dan kasih-Nya terhadapnya hamba tercinta-Nya, Nabi Muhammad SAW. Ini juga merupakan peristiwa yang amat dahsyat karena tidak pernah dialami oleh manusia-manusia sebelumnya. Rasulullah SAW menempuh perjalanan secepat kilat lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha.
Hikmah Peristiwa Isra Mi’raj
Dari peristiwa Isra Mi’raj, kita tentu perlu memahami hikmah dari perjalanan ini. Banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita dapatkan dari perjalanan Nabi Muhammad SAW ini. Isra dan Mi’raj adalah perkara yang sangat jelas dan eksplisit disebutkan dalam Al Qur’an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar dan tak ada keraguan sama sekali meskipun akal manusia tidak dapat menjangkaunya.
Sebelum perjalanan Isra Mi’raj dimulai, Rasulullah SAW terlebih dahulu dibedah hatinya oleh malaikat Jibril dan Mikail untuk selanjutnya dicuci dengan air Zam-zam tiga kali dan isinya hati mulia itu dengan hikmah dan iman. Pembedahan ini dilakukan sebelum memasuki inti cerita perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, untuk selanjutnya diteruskan hingga Sidratul Muntaha. Dari pembedahan hati Nabi Muhammad SAW ini, kamu mendapatkan pelajaran bahwa hati adalah hal terpenting dalam diri manusia.
Hati merupakan pusat metabolisme keimanan dan ketaqwaan. Sedangkan sekarang banyak orang hanya mengandalkan otaknya dengan logika dan rasio dan meluapkan peran hati yang sangat penting ini. Padahal berbagai pertimbangan keadilan dan kebenaran sumbernya adalah hati, bukan otak. Hati membawa kita kepada kebaikan universal, sedangkan otak hanya akan mengantarkan kamu kepada kebaikan parsial, kebaikan yang telah tercampur dengan berbagai kepentingan.
Peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW dalam waktu singkat telah tersebar luas kabarnya di masyarakat Mekkah. Mengenai peristiwa itu kaum kafir Quraisy semakin membenci serta mengejek dan mencemooh Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal menantang kepada Nabi Muhammad SAW untuk menceritakan peristiwa itu kepada masyarakat Mekkah, setelah masyarakat Mekkah berkumpul maka Nabi Muhammad SAW menceritakan peristiwa itu dengan rinci dan tiada yang terlewati. Mendengar cerita
Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam yang masih lemah imannya banyak yang menjadi murtad tetapi bagi yang kuat imannya tetap tidak tergoyahkan dan tidak terpengaruh oleh ejekan itu, sebab mereka telah yakin tentang kebenaran Nabi Muhammad SAW. Cerita lain dari peristiwa ini terhadap apa yang dilakukan Abu Bakar Ash Shiddiq, ia mempunyai sikap yang berbeda dengan yang lain, setelah ia datangi orang-orang yang masih ragu dengan peristiwa Isra Mi’raj.
Abu Bakar mendatangi Rasulullah SAW dan meminta penjelasan langsung. Setelah mendengar sendiri dari Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash Shiddiq langsung menerimanya oleh sebab itu Nabi Muhammad SAW memanggilnya dengan sebutan “Ash-Shiddiq”. Dari penjelasan tersebut dapat diambil hikmah bahwa peristiwa Isra Miraj hendaknya menambah dan mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintahNya yakni melaksanakan sholat lima waktu.
Artikel By Tim :
Kanti Suci Project
Imajier Nuswantoro
POINT Consultant