PENGHUNI BUMI SEBELUM ADAM AS
(Penghuni Bumi Sebelum Adam Dan Julukan Iblis)
Sebelum Nabi Adam AS, bumi telah dihuni oleh makhluk-makhluk lain, di antaranya adalah bangsa Jin dan makhluk-makhluk yang disebut al-Hinnu dan al-Binnu. Ada juga pendapat yang menyebutkan tentang bangsa Nisnas dan makhluk-makhluk lain yang hidup di masa lampau.
Penjelasannya sebagai berikut :
1. Jin.
Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa Jin telah ada sebelum manusia dan merupakan penghuni awal bumi. Ada yang berpendapat bahwa Jin adalah nenek moyang bangsa Jin dan ada yang menyebut mereka sebagai Banul Jan.
2. Al-Hinnu dan Al-Binnu.
Menurut beberapa sumber, al-Hinnu dan al-Binnu adalah makhluk yang hidup sebelum Nabi Adam dan memiliki kemiripan dengan manusia. Ada yang menyebutkan bahwa mereka diciptakan dari empat unsur: api, air, tanah, dan angin, dan sebagian dari mereka memiliki sayap.
3. Bangsa Nisnas.
Ada cerita tentang bangsa Nisnas yang hidup di Kutub Utara sebelum Nabi Adam dan memiliki pengetahuan yang maju, namun menggunakan pengetahuan itu untuk berperang dan menghancurkan bumi, berdasarkan catatan di Scribd.
4. Manusia Purba.
Selain makhluk-makhluk supernatural, temuan arkeologi juga menunjukkan adanya kehidupan manusia purba di bumi sebelum Nabi Adam, seperti Homo habilis, Australopithecus, dan Pithecantropus erectus.
Jadi, ada beberapa pendapat dan temuan yang menunjukkan bahwa bumi telah dihuni oleh berbagai jenis makhluk sebelum Nabi Adam, baik itu makhluk gaib seperti Jin dan al-Hinnu, maupun makhluk fisik seperti manusia purba.
Penghuni Bumi Sebelum Adam
ﻭَﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻟِﻠْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﺇِﻧِّﻰ ﺟَﺎﻋِﻞٌ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺧَﻠِﻴْﻔَﺔً ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﺃَﺗَﺠْﻌَﻞُ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻣَﻦْ ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻭَﻳَﺴْﻔِﻚُ ﺍﻟﺪِّﻣَﺎﺀَ ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﻧُﺴَﺒِّﺤُﻚَ ﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﻭَﻧُﻘَﺪِّﺱُ ﻟَﻚَ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮْﻥَ
Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu Berfirman kepada para malaikatn: “Sesungguhnya Aku hendak Menjadikan di muka bumi itu seorang KHALIFAH.”
Mereka berkata: “Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan MENUMPAHKAN DARAH, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan Berfirman : “Sesungguhnya Aku lebih Mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” (QS al-Baqarah : 30)
Al-Baqarah · Ayat 30
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٣٠
wa idz qâla rabbuka lil-malâ'ikati innî jâ‘ilun fil-ardli khalîfah, qâlû a taj‘alu fîhâ may yufsidu fîhâ wa yasfikud-dimâ', wa naḫnu nusabbiḫu biḫamdika wa nuqaddisu lak, qâla innî a‘lamu mâ lâ ta‘lamûn
Artinya :
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili :
Setelah pada ayat-ayat terdahulu Allah menjelaskan adanya kelompok manusia yang ingkar atau kafir kepada-Nya, maka pada ayat ini Allah menjelaskan asal muasal manusia sehingga menjadi kafir, yaitu kejadian pada masa Nabi Adam. Dan ingatlah, wahai Rasul, satu kisah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah, yakni manusia yang akan menjadi pemimpin dan penguasa, di bumi.” Khalifah itu akan terus berganti dari satu generasi ke generasi sampai hari Kiamat nanti dalam rangka melestarikan bumi ini dan melaksanakan titah Allah yang berupa amanah atau tugas-tugas keagamaan. Para malaikat dengan serentak mengajukan pertanyaan kepada Allah, untuk mengetahui lebih jauh tentang maksud Allah. Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang memiliki kehendak atau ikhtiar dalam melakukan satu pekerjaan sehingga berpotensi merusak dan menumpahkan darah di sana dengan saling membunuh, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Malaikat menganggap bahwa diri merekalah yang patut untuk menjadi khalifah karena mereka adalah hamba Allah yang sangat patuh, selalu bertasbih, memuji Allah, dan menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya. Menanggapi pertanyaan malaikat tersebut, Allah berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Penciptaan manusia adalah rencana besar Allah di dunia ini. Allah Mahatahu bahwa pada diri manusia terdapat hal-hal negatif sebagaimana yang dikhawatirkan oleh malaikat, tetapi aspek positifnya jauh lebih banyak. Dari sini bisa diambil pelajaran bahwa sebuah rencana besar yang mempunyai kemaslahatan yang besar jangan sam-pai gagal hanya karena kekhawatiran adanya unsur negatif yang lebih kecil pada rencana besar tersebut.
Dalam al Baqarah 30 ini Allah Subhanahu wa Ta’ala Mengilmui Sayyidinaa Muhammad Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam tentang penciptaan manusia pertama Adam ‘Alayhis Salam yang hendak Dijadikan-Nya khalifah di bumi. Namun malaikat pun menjawab Firman Allah tersebut yang “seolah” telah mengetahui bahawa makhluk baru itu akan berbuat kerusakan di bumi. Sekali-kali tidak, sebab semua itu adalah Af’al Allah yang hendak Mengabarkan kepada Nabi tentang Keagungan-Nya. Dan tidaklah mungkin para Malaikat durhaka kepada Tuhan-nya.
Allah ‘Azza wa Jalla hendak menjadikan makhluk baru sebagai khalifah di bumi, apa arti kholifah yang berkaitan dengan QS al Baqarah 30 di atas ?
Mayoritas dari mufasirin beliau memaksudkannya dengan Khalifatullah “Pengganti Allah”. Pengganti dalam artian bahwa mereka dititahkan untuk menegakkan hukum-hukum-Nya, melestarikan, dan menjaga keseimbangan kehidupan di bumi.
Namun ada pula mufassir yang mengartikannya dengan “Pengganti para pendahulunya”. Jika demikian maka hal ini sesuai dengan pengertian khalifah menurut bahasa.
Al Imam Al-Hafizh Ibn Jarir al-Thabari beliau berkata :
ﻗﻴﻞ ﺍﻟﺨﻠﻴﻔﺔ ﻻﻧﻪ ﺧﻠﻒ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺒﻠﻪ
Disebut khalifah sebab dia menggantikan yang sebelumnya. [Jami’ul Bayan fii Ta’wilil Qur-an, I/199]
Al-`allamah Ibn Manzhur juga memberikan makna yang sama, beliau menjelaskan :
ﺍﻟﺨﻠﻴﻔﺔ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺴﺘﺨﻠﻒ ﻣﻤﻦ ﻗﺒﻠﻪ
Khalifah maksudnya yang menganggantikan orang yang sebelumnya. [ Ibnu Manzhur, Lisanul `Arab, bab “khalafa”, I/882]
Sebelum Adam ‘Alayhis Salam menjadi penduduk bumi, ternyata jauh sebelum itu sudah ada penduduk bumi yang lebih dulu menetap. Jika demikian, siapakah mereka yang digantikan itu, dan kenapa mereka digantikan ?
Maka dalam tafsir Ibn Katsir atas QS al Baqarah 30 membawakan keterangan al Dhahhak yang bersumber dari Ibn ‘Abbas dan keterangan Mujahid yang bersumber dari ‘Abdullah ibn `Amr :
ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ : ﻭﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﻛﺮﻳﺐ ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺳﻌﻴﺪ ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺑﺸﺮ ﺑﻦ ﻋﻤﺎﺭﺓ ، ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺭﻭﻕ ، ﻋﻦ ﺍﻟﻀﺤﺎﻙ ، ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ
ﻗﺎﻝ : ﺃﻭﻝ ﻣﻦ ﺳﻜﻦ ﺍﻷﺭﺽ ﺍﻟﺠﻦ ، ﻓﺄﻓﺴﺪﻭﺍ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﺳﻔﻜﻮﺍ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﺪﻣﺎﺀ ، ﻭﻗﺘﻞ ﺑﻌﻀﻬﻢ . ﺎﻀﻌﺑ ﻗﺎﻝ : ﻓﺒﻌﺚ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻲﻫﻢ ﺇﺑﻠﻴﺲ ، ﻓﻘﺘﻠﻬﻢ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻭﻣﻦ ﻣﻌﻪ ﺣﺘﻰ ﺃﻟﺤﻘﻬﻢ ﺑﺠﺰﺍﺋﺮ ﺍﻟﺒﺤﻮﺭ ﻭﺃﻃﺮﺍﻑ ﺍﻟﺠﺒﺎﻝ . ﺛﻢ ﺧﻠﻖ ﺁﺩﻡ ﻭﺃﺳﻜﻨﻪ ﺇﻳﺎﻫﺎ ، ﻓﻠﺬﻟﻚ ﻗﺎﻝ : ( ﺇﻧﻲ ﺟﺎﻋﻞ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﺧﻠﻴﻔﺔ )
Ibn Jariir beliau berkata : telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami ‘Utsman bin Sa’id, telah menceritakan kepada kami Bisyr bin ‘Umarah, telah menceritakan kepada kami Abu Rauq dari al Dhahhhak, dari Ibn Abbas beliau berkata : Yang pertama tinggal di bumi adalah golongan jin. Kemudian mereka berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah, satu sama lain saling membunuh. Kemudian Allah Mengutus Iblis, kemudian Iblis dan tentaranya berhasil memerangi mereka, hingga mengejar mereka ke ujung lautan dan puncak gunung. Kemudian Allah Menciptakan Adam dan menempatkannya di bumi. Dari itulah maksud Firman Allaah : “Aku hendak Menjadikan kholifah di bumi” . [Abu al-Fida’ al-Hafizh ibn Katsir. 1997. Tafsir al Qur-an al-‘Azhim . Daar al-Fikr: Beirut, Lebanon, I / 85 ]
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺣﺎﺗﻢ : ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻲ ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻄﻨﺎﻓﺴﻲ ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﻷﻋﻤﺶ ، ﻋﻦ ﺑﻜﻴﺮ ﺑﻦ ﺍﻷﺧﻨﺲ ، ﻋﻦ ﻣﺠﺎﻫﺪ ، ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ ، ﻗﺎﻝ : ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺠﻦ ﺑﻨﻮ ﺍﻟﺠﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺨﻠﻖ ﺁﺩﻡ ﺑﺄﻟﻔﻲ ﺳﻨﺔ ، ﻓﺄﻓﺴﺪﻭﺍ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ، ﻭﺳﻔﻜﻮﺍ ﺍﻟﺪﻣﺎﺀ ، ﻓﺒﻌﺚ ﺍﻟﻠﻪ ﺟﻨﺪﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻓﻀﺮﺑﻮﻫﻢ ، ﺣﺘﻰ ﺃﻟﺤﻘﻮﻫﻢ ﺑﺠﺰﺍﺋﺮ ﺍﻟﺒﺤﻮﺭ ، ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻠﻤﻼﺋﻜﺔ : ( ﺇﻧﻲ ﺟﺎﻋﻞ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﺧﻠﻴﻔﺔ ) ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﺃﺗﺠﻌﻞ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﻳﻔﺴﺪ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﻳﺴﻔﻚ ﺍﻟﺪﻣﺎﺀ ؟ ﻗﺎﻝ : ﺇﻧﻲ ﺃﻋﻠﻢ ﻣﺎ ﻻ ﺗﻌﻠﻤﻮﻥ
Sedang dari jalur Mujahid di atas menjelaskan bahwasannya yang diutus ke bumi adalah para malaikat. Namun perbedaan ini tidak menjadikan masalah sebab Iblis penghuni langit ke tujuh dalam suatu riwayat menyebutkan nama lain dari iblis adalah `Azazil yang merupakan “rais” (imam) dari para malaikat dunia sebagaimana disebutkan Hujjatul Islam Abu Hamid al Ghazali dalam Mukasyafatul Qulubnya beliau mengatakan :
ﺭﻭﻱ ﺃﻥ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻛﺎﻥ ﺍﺳﻤﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺍﻟﻌﺎﺑﺪ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺍﻟﺰﺍﻫﺪ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﺍﻟﻌﺎﺭﻑ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ ﺍﻟﻮﻟﻲ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺨﺎﻣﺴﺔ ﺍﻟﺘﻘﻲ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺩﺳﺔ ﺍﻟﺨﺎﺯﻥ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺑﻌﺔ ﻋﺰﺍﺯﻳﻞ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻠﻮﺡ ﺍﻟﻤﺤﻔﻮﻅ ﺇﺑﻠﻴﺲ، ﻭﻫﻮ ﻏﺎﻓﻞ ﻋﻦ ﻋﺎﻗﺒﺔ ﺃﻣﺮﻩ، ﻓﺄﻣﺮﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺴﺠﺪ ﻷﺩﻡ
( ﻣﻜﺎﺷﻔﺔ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ : 61 )
Dalam sebuah riwayat menerangkan bahawasannya iblis yang menghuni langit pertama bernama al-‘Abid, pada langit yang keduanya disebut al-Zahid. Pada langit ketiga, namanya disebut al-‘Arif. Pada langit keempat, namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut al-Taqi. Pada langit keenam namanya disebut al- Khazin. Pada langit ketujuh namanya disebut ‘Azazil manakala dalam Lauh Mahfuzh namanya ialah iblis diakibatkan dia lalai dari Perintah-Nya untuk sujud kepada Adam. [Mukaasyafatul Quluub : 61 ]
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﻭﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻭﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺴﻴﺐ : ﻥﻭﺮﺧﺁﻭ ﻛﺎﻥ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﺭﺋﻴﺲ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺑﺎﻟﺴﻤﺎﺀ . ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ
ﻋﺒﺎﺱ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﺳﻤﻪ ﻋﺰﺍﺯﻳﻞ
. ﺍﻟﺒﺪﺍﻳﺔ ﻭﺍﻟﻨﻬﺎﻳﺔ – ﺍﺑﻦ ﻛﺜﻴﺮ – ﺝ – – ١ ﺹ ٨
Berkata Ibn Mas ud dan Ibn Abbas dan sekalian para sahabat dan Sa id Ibn Musayyib dan lainnya bahwasannya iblis (kala itu) merupakan pemimpin para malaikat penghuni langit dunia.
Berkata Ibn ‘Abbaas : dia bernama Azazil. [al Bidayah wa al Nihayah Ibn Katsir 1/8]
Jadi bisa dibenarkan pendapat yang mengatakan bahawasannya makna “khalifah” dalam al Baqarah ayat 30 dimaksudkan sebagai pengganti, yaitu kehadiran Adam ‘Alayhis Salam di bumi sebagai pengganti Jin dan Banul Jan yang telah Dimusnahkan-Nya melalui perantara para perajurit-Nya.
Masa Antara Jin Dan Nabi Adam AS.
Berapa lamakah jarak masa antara Jin dan Nabi Adam ‘Alayhis Salam di bumi ?
ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺠﻦ ﺑﻨﻮ ﺍﻟﺠﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺨﻠﻖ ﺁﺩﻡ ﺑﺄﻟﻔﻲ ﺳﻨﺔ
Jin dan Banul Jan berada di bumi 1000 tahun sebelum diciptakan-Nya Adam
Masa antara penciptaan jin dan Nabi Adam AS tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Quran atau hadis. Namun, beberapa ulama dan ahli tafsir berpendapat bahwa jin diciptakan sebelum manusia, dan bumi telah dihuni oleh mereka sebelum kedatangan Nabi Adam. Ada juga yang menyebutkan bahwa sebelum jin, ada makhluk lain bernama al-Hin dan al-Bin yang mendiami bumi.
Perlu diketahui bahwa :
1. Jin diciptakan sebelum manusia.
Al-Quran menjelaskan bahwa jin diciptakan dari api sebelum penciptaan manusia.
2. Penghuni bumi sebelum Adam.
Beberapa pendapat menyebutkan bahwa ada makhluk lain bernama al-Hin dan al-Bin yang mendiami bumi sebelum jin dan manusia.
3. Masa pasti tidak diketahui.
Al-Quran dan hadis tidak memberikan informasi pasti mengenai berapa lama masa antara penciptaan jin dan Nabi Adam, atau berapa lama al-Hin dan al-Bin hidup di bumi.
4. Pemisahan dunia jin dan manusia.
Setelah penciptaan Nabi Adam, Allah memisahkan dunia jin dan manusia, sehingga manusia tidak bisa melihat jin secara langsung, kecuali dalam kondisi tertentu.
Jadi, meskipun tidak ada keterangan pasti mengenai masa antara jin dan Nabi Adam, ada pendapat yang menyebutkan bahwa jin dan makhluk lain telah mendiami bumi sebelum kedatangan manusia.
Artikel Kanti Suci Project