RATU ATUT CHOSIYAH
By, Rr. Rahma Kanthi Suci
Hj. Ratu Atut Chosiyah, S.E. (lahir di Ciomas, Serang,
Banten, 16 Mei 1962; umur 51 tahun) adalah Gubernur Banten saat ini. Ia adalah
Gubernur Wanita Indonesia pertama. Pada 4 Januari 2007, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mengirim radiogram tentang keputusan presiden (keppres) penetapan
gubernur melalui Depdagri. Radiogram No 121.36/04/SJ tertanggal 4 Januari 2007
ditandatangani Sekjen Depdagri, Progo Nurjaman. Radiogram berisi permintaan
kepada ketua DPRD Banten agar mengadendakan dan menetapkan jadwal rapat
paripurna istimewa DPRD dalam rangka pelantikan gubernur dan wakil gubernur
terpilih.
Bersama wakil gubernur terpilih, Mohammad Masduki, ia
dilantik pada 11 Januari 2007 dalam Sidang Paripurna Istimewa di Cipocok Jaya.
Pelantikannya dipimpin oleh Ketua DPRD Banten, Ady Surya Dharma.
Pelantikan yang dilakukan oleh Mendagri Muhammad Ma'ruf
dihadiri sekitar 2700 undangan. Selain Gubernur Jakarta Sutiyoso, hadir juga
Ketua DPR-RI Agung Laksono dan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad serta
bupati/wali kota se-Provinsi Banten dan sejumlah tokoh nasional lain.
Sidang paripurna mendapat pengamanan sedikitnya 2500 anggota
kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, Satuan Polisi Pamong Praja, serta
petugas Dinas Perhubungan di sekitar Gedung DPRD dan sepanjang jalan menuju
lokasi pelantikan.
Sebelumnya, Ratu Atut terpilih sebagai wagub berpasangan
dengan Djoko Munandarpada 11 Januari 2002. Ketika Djoko Munandar dicopot dari
jabatannya karena terkait kasus korupsi, ia ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas
Gubernur Banten. Ia adalah wanita pertama yang menjabat sebagai gubernur sebuah
Provinsi di Indonesia.
Sebagai pelaksana tugas gubernur, ia mempersiapkan dan
menyelenggarakan pemilihan kepala daerah 2006. Dalam pilkada itu, ia
mencalonkan diri sebagai gubernur dan berpasangan dengan calon wakil gubernur
Mohammad Masduki. Pencalonan mereka didukung Partai Golkar, PDI-P, PBR, PBB,
PDS, Partai Patriot, dan PKPB.
Empat hari sebelum pelaksanan pemilihan kepala daerah
(pilkada), Lingkaran Survei Indonesia menampilkan hasil survei dan dimuat Radar
Banten pada 22 November 2006. Hasil survei lembaga ini menempatkannya berada di
urutan teratas. Pada 27 November 2006, Koran Kompas juga mempublikasikan dengan
39,18% di urutan teratas. Sembilan hari kemudian, 6 Desember 2006, Komisi
Pemilihan Umum Provinsi Banten menetapkannya sebagai gubernur bersama
pasangannya sebagai wakil gubernur.
Berdasarkan hasil penghitungan manual yang dilakukan KPU
Provinsi Banten, bersama pasangan wakil gubernur, ia memperoleh 1.445.457
(40,15 persen) dari 3.599.850 suara sah. Suara tidak sah mencapai 177.141
suara. Dengan demikian, tingkat partisipasi pemilih mencapai 60,83 persen dari
total warga yang menggunakan hak pilih sebanyak 3.776.385 atas 6.208.951
pemiluh terdaftar. Sedangkan, 2.432.566 (39,17 persen) pemilih lainnya tidak
menggunakan hak pilihnya. Proses penghitungan manual dilakukan di Hotel Le
Dian, Serang. Hasil itu memastikan dirinya memenangi pemilihan kepala daerah
Banten yang diselenggarakan pada 26 November 2006.
Tiga pasangan calon gubernur, yakni Zulkieflimansyah -
Marissa Haque, Tryana Sjam'un - Benyamin Davnie dan Irsjad Djuwaeli - Mas A.
Daniri menyatakan menolak dan menggugat Komisi Pemilihan Provinsi Banten, Biro
Pemerintahan Provinsi Banten, dan Dinas Kependudukan Provinsi Banten. Pasangan
Irsjad Djuwaeli - Mas A. Daniri menuntut penetapan Pasangan Calon Terpilih
karena pencoblosan Pilkada yang dilaksanakan pada Minggu 26 November dibatalkan
karena tidak sah.[1] Tuntutan lainnya adalah mengenai pendaftarkan kembali
warga yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap, Pilkada harus diulang,
dan membiayai dana kampanye pasangan calon.[1] Bahkan, selain menggugat Komisi
Pemilihan Umum Provinsi Banten, pasangan Irsjad-Daniri juga mengajukan gugatan
terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada tanggal 22 Oktober 2011, diadakan pilkada Gubernur dan
Wakil Gubernur Banten periode 2011-2015. Hasil pilkada tersebut diumumkan oleh
KPUD Banten pada tanggal 30 Oktober 2011 dan memastikan pasangan Ratu Atut
Chosiyah dan Rano Karno memenangkan hasil pilkada. Pasangan Atut-Rano Karno
mengalahkan pasangan nomor urut 2 Wahidin Halim-Irna Nurulita dan nomor urut 3
Jazuli Juwaeni-Makmun Muzzaki.