Islam Agama Diridhai Disisi Allah SWT
Agama Yang Diridhai Disisi Allah Adalah Islam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Artinya :
“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah adalah Islam. Tiada orang-orang yang diberi Al-Kitab berselisih melainkan setelah datang kepada mereka ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisabNya.” (QS. Ali-Imran[3]: 19)
Yang diinginkan dari makna “Ad-Din” dalam ayat ini adalah beribadah kepada Allah dan beramal untukNya, dia adalah Islam. Arti Islam ada dua makna; makna secara umum adalah beribadah kepada Allah Ta’ala dengan syariatNya. Adapun makna Islam secara khusus adalah beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan syariat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Dalil atas pembagian ini adalah dari Al-Qur’an. Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifati Nabi Ibrahim dalam Al-Qur’an dengan, حَنِيفًا مُّسْلِمًا (hanif dan muslim).
Juga tentang Raja atau Ratu Saba’ di dalam surat An-Naml ayat 44, Allah berfirman tentang perkataan Ratu Saba’:
وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya :
“Dan aku berislam (menyerahkan diri) bersama Sulaiman kepada Allah Rabbul ‘Alamin.” (QS. An-Naml[27]: 44)
Juga perkataan Nabi Ya’kub kepada anak-anaknya, Allah berfirman :
فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya :
“Jalanlah kalian meninggal melainkan dalam keadaan Islam.” (QS. Al-Baqarah[2]: 132)
Kemudian juga tentang Taurat, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا
Artinya :
“yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh Para Nabi yang muslim.” (QS. Al-Maidah[5]: 44)
Ayat tentang hal ini sangat banyak. Sehingga kalau ada orang yang bertanya apakah orang-orang Yahudi dan Nasrani itu adalah orang-orang muslim ? Maka jawabannya adalah bahwa secara umum mereka muslim. Yaitu maksudnya ketika syariat Taurat berdiri tegak dan mereka mengikutinya, maka mereka adalah orang-orang muslim tanpa ada keraguan. Tetapi kalau ditinjau dari makna yang khusus, dimana tidak diinginkan dari makna Islam melainkan adalah Islam yang dengannya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus, maka mereka tidak dikatakan muslim, tetapi mereka kafir kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Maka yang terjadi di masa sekarang di sekolah-sekolah, ketika mereka berbicara tentang Yahudi, Nasrani dan Islam, mereka mengatakan bahwa semuanya adalah agama samawi. Dengan kalimat “agama samawi” maka orang yang mendengarnya mengira bahwa agama Yahudi itu haq, agama Nasrani juga haq seperti agama Islam. Tentunya ini tidak benar.
Agama-agama yang tadi disebut -tanpa ada keraguan adalah merupakan agama samawi. Akan tetapi selain Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah terjadi perubahan-perubahan. Dan tentunya telah dihapus dengan apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan (agama-agama itu) bukan agama yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di hari ini. Bahkan orang-orang yang berpegang teguh dengan agama selain agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam disebut kuffar dan mereka tidak disebut orang-orang Islam.
Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an yakni surat Ali Imran ayat 19. Isinya menjelaskan tentang apa?
Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 19. Begini penjelasannya:
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ
Innad-dīna 'indallāhil-islām, wa makhtalafallażīna ụtul-kitāba illā mim ba'di mā jā`ahumul-'ilmu bagyam bainahum, wa may yakfur bi`āyātillāhi fa innallāha sarī'ul-ḥisāb
Artinya :
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya." (QS. Ali Imran: 19)
Komitmen seorang muslim terhadap Islam :
1.Mengimani/Meyakini Islam.
Setiap individu harus mengimani/meyakini,bahwa hanyaAgama Islamlah satu-satunya Dien yang benar dan diridoi Allah SWT. Hal ini sesuai firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 19 sebagai berikut :
Artinya : Sesungguhnya Agama yang diridoi Allah hanyalah Agama Islam.
Begitu pula pada Surat Ali Imran ayat 85-nya :
Artinya : Barangsiapa yang mencari Agama selain Agama Islam,maka sekali-kali tidaklah akan diterima Agama itu oleh Allah dan dia di Akhiratpun termasuk orang-orang yang merugi.
2.Mempelajari Islam.
Seseorang yang mnginginkan kwalitas ke-Islamannya baik,idealnya memang tidak ada kata lain, yaitu mempelajari Agama Islam dengan sungguh-sungguh dan sedalam-dalamnya. Bahkan bila bicara soal belajar,ada nasihat dariAllah SWT.
Bagi setiap orang di dalam mempelajari agama Islam, yaitu : “Jangan ikut-ikutan” alias “taqlid buta”,tapi “harus berdasarkan ilmu Allah”.
Hal ini sesuai firmanNya Surat Al Isra ayat 36 sebagai berikut :
Artinya : Dan “janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya”. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.
Sementara itu, Rasulullah saw juga berpesan kepada seluruh umat Islam agar mempelajari Din Islam dengan tidak melihat batasan usia. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw yang berbunyi :
Artinya : Tuntutlah ilmu dari sejak buaian hingga ke liang lahat.
Saking wajibnya mempelajari Agama Islam, Allah swt memerintahkan kepada setiap individu untuk mencari tahu ( menanyakan ) kepada orang-orang yang berilmu.
Hal ini sebagaimana firmanNya dalam Surat Al Anbiya ayat 7 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.
3. Mengamalkan ilmu yang kita punya. Ilmu yang kita punyai harus bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Dalam Islam, ilmu memiliki aksiologis yang sangat agung. Karena dengan ilmu-lah semuanya berawal dalam meniti jalan suci ini. Selain itu, ilmu juga dapat mengangkat derajat bagi siapa saja yang memilikinya. Begitulah nikmatnya islam sehingga segala tingkah laku kita diatur oleh Islam. Sampai pada ilmu pun Islam mengaturnya, mulai dari kewajiban menuntut ilmu, mengamalkan ilmu dan ancaman bagi orang yang tidak mengamlakan ilmu. hal tersebut harus kita pelajari secara mendetail sehingga kita tidak termasuk orang yang salah dalam memahami ilmu.
Ilmu yang telah kita peroleh membutuhkan lahan agar ilmu tersebut dapat menjadi penolong bagi kita yaitu dengan cara mengamalkannya, baik dengan mengajarkannya maupun yang lainnya. Ilmu tersebut berpotensi menjadi boomerang bagi kita jika kita tidak mengamalkan ilmu tersebut, diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ary bahwa Rasulullah bersabda :
والقرآن حجة لك أو عليك
“Al-Qur’an adalah hujjah untukmu dan juga dapat menghujatmu”.
Ini adalah bagian dari hadits yang panjang. Mungkin kita bisa mengatakan dengan kalimat ini: “ jangan biarkan satu orang pun tersesat karena ilmu yang kita peroleh tidak diamalkan”
4. Dakwah berdakwah lah demi Agama Islam. Dalam bahasa (Arab: دعوة, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Dakwah Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.
5. Sabar merupakan kata yang sering kali diucapkan oleh lisan. Orang yang memiliki sifat sabar akan memperoleh ketenangan, ketentraman dan kelapangan hati. Sabar memang bukanlah suatu perkara mudah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak pula mustahil seseorang memiliki sifat penyabar.
Islam memandang sifat sabar ini sebagai salah sifat terpuji yang harus dimiliki oleh orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Orang yang tidak sabar tidak bisa dikatakan sebagai orang yang beriman. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dibahas tentang pengertian sabar dalam Islam dan dalil-dalil yang berkaitan dengan sabar.
Kanti Suci Project (Imajiner Nuswantoro)