Manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan telanjang
Ketika hari kiamat semua manusia akan dikumpulkan di padang Mahsyar. Pada saat itu manusia dikumpulkan dengan tanpa mengenakan alas kaki, dan dalam kondisi telanjang serta belum dikhitan. Lalu bila semua manusia baik itu laki-laki maupun perempuan telanjang di Padang Mahsyar.
Mahsyar (Arab: محشر) adalah dataran yang sangat luas tempat berkumpul para makhluk pertama, hingga makhluk yang terakhir hidup. Dataran Mahsyar berada di alam akhirat, dan dikatakan berpasir, tidak terlihat tinggi maupun rendah.
Di Mahsyar inilah semua makhluk Allah yang berada di tujuh lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, binatang berkumpul dan berdesak-desakan. Setiap manusia pada hari pengadilan akan hadir di mahsyar, diiringi oleh dua malaikat, yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia.
Menurut ajaran Islam, manusia yang pertama kali dibangkitkan oleh Allah adalah Muhammad. Hari-hari di Mahsyar itu disebut sebagai Yawm al Mahsyar (يوم المحشر, Yaumul Hasyir). Kemudian dikatakan dalam sebuah hadits oleh Muhammad bahwa Palestina adalah tanah Mahsyar (dikumpulkan) dan Mansyar (disebarkan) manusia.
Hal ini pernah ditanyakan oleh sayyidati Aisyah Radhiyallahu Anha kepada Rasulullah SAW sebagaimana dapat ditemukan pada hadits nabi Muhammad SAW :
و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ حَاتِمِ بْنِ أَبِي صَغِيرَةَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَةُ الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ حَاتِمِ بْنِ أَبِي صَغِيرَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ فِي حَدِيثِهِ غُرْلًا
Artinya :
Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Hatim bin Abu Shaghirah telah menceritakan kepadaku Ibnu Abi Malikah dari Al Qasim bin Muhammad dari Aisyah berkata, Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Manusia dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan kulup." Aku bertanya: Wahai Rasulullah, wanita-wanita dan lelaki-lelaki semua saling melihat satu sama lain? Beliau menjawab, "Wahai Aisyah, permasalahnnya lebih sulit dari saling melihat satu sama lain." Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ibnu Numair keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari Hatim bin Abu Shaghirah dengan sanad ini dan ia tidak menyebutkan dalam haditsnya: Kulup. (HR. Muslim)
Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa kendatipun seluruh manusia dalam keadaan telanjang bulat pada hari kiamat namun mereka sudah tidak mempedulikan apapun. Perhatian fan fokus mereka hanya tertuju pada satu hal, yakni mempertanggung jawabkan semua perbuatannya di hadapan Allah SWT.
Dalam redaksi hadits lainnya melalui jalur Ibnu Abbas juga disebutkan kondisi manusia di Pandang Mahsyar.
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ النُّعْمَانِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا كَمَا خُلِقُوا ثُمَّ قَرَأَ { كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ } …
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Al Mughirah bin An Nu'man dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Manusia dikumpulkan pada hari kiamat dalam kondisi tanpa alas kaki, telanjang dan belum disunat." Kemudian beliau membaca, "Sebagaimana kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepati." (Al-Anbiyaa: 104) … (HR. Tirmidzi).
Hakekat ibadah puasa Ramadhan yang di peruntukkan hanya kepada orang yang beriman adalah menuju mimpi besar menjadi orang bertaqwa. Orang bertaqwa pasti sadar dan mempercayai tentang hari pembalasan yang salah satu tahapan nya di padang mahsyar. Karena pada hari kiamat kelak, manusia dari zaman Nabi Adam akan dikumpulkan di satu tempat yang sangat luas yang diberi nama Padang Mahsyar. Di tempat ini, manusia akan diadili satu per satu di hadapan Allah untuk mempertanggungjawabkan semua amal amal perbuatan yang dilakukan di dunia. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw disebutkan bahwa manusia pada saat itu, termasuk mereka yang dibangkitkan dari alam kubur, akan digiring dan dikumpulkan menuju padang mahsyar dengan 3 kategori golongan.
Pertama adalah golongan yang menaiki kendaraan. Golongan ini menurut penjelasan para ulama berjalan menuju Padang Mahsyar dengan fasilitas-fasilitas seperti makanan, pakaian, dan menaiki unta yang pelananya terbuat dari emas. Mereka adalah para orang-orang yang bertakwa, para nabi, para rasul, para wali, dan seterusnya
Golongan yang kedua, lanjutnya, adalah golongan yang berjalan kaki. Golongan ini berjalan dengan tanpa alas kaki namun tidak memakai pakaian sehelaipun alias telanjang. Terkait dengan hal ini Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah terkait apakah mereka tidak saling melihat aurat. “Mereka tidak sempat untuk melihat aurat orang lain. Kenapa? karena sibuk dengan urusan masing-masing,” sesuai hadits Rasulullah saw. Golongan ini tidak terpengaruh dengan kecantikan, kemolekan, dan ketampanan orang lain atau melihat aurat orang lain karena sibuk dengan urusan diri sendiri. Golongan ini adalah golongan orang-orang yang muslim, tetapi menjadi pelaku dosa-dosa besar.
Kemudian golongan orang ketiga adalah golongan yang berjalan ke Padang Mahsyar namun kakinya di atas dan kepalanya di bawah.Golongan ketiga ini berjalan dengan kepala mereka diseret oleh malaikat. Inilah golongan orang-orang kafir. Di Padang mahsyar nanti, matahari hanya akan berjarak 1 mil dari kepala manusia. Semua yang ada di situ akan merasakan panasnya sengatan matahari sampai tubuhnya hancur, kulitnya tercabik-cabik dan tulangnya berserakan. Namun Allah akan mengganti dengan kulit baru, lalu dibangkitkan kembali agar merasakan adzab, dan begitu seterusnya. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ Ayat 56 yang artinya: “Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab.
Yawm al Ba'ats (Hari Kebangkitan)
Keadaan manusia pada hari kebangkitan berbeda-beda sesuai dengan amal ibadahnya di dunia. Setelah fase kebangkitan makhluk dari alam kubur, maka manusia dan makhluk lainnya akan memasuki fase di Mahsyar, yang selanjutnya akan diberikan/ dihadapkan;
Ita al-Kitab sebuah catatan amal masing-masing yang diberikan tiap-tiap makhluk,
Mizan Kemudian akan dihadapkan sebuah neraca yang akan menimbang antara pahala dan dosa setiap makhluk.
Haudh (telaga) setiap nabi akan memiliki telaga ini. Menurut ajaran Islam, Muhammad memiliki telaga yang diberi nama Kautsar, namun hanyalah calon penduduk surga yang dapat meminum airnya, dan para penguasa zalim dan pelaku bid'ah dilarang untuk mendekatinya.
Selama hari yang sangat menyiksa itu, Muhammad akan memberikan pertolongan untuk seluruh makhluk yang disebut sebagai Syafa'at Udhma, ia akan memohon kepada Allah supaya secepatnya diadakan hisab.
Keadaan Mahsyar
Keadaan manusia akan tergantung dari amalan apa yang telah mereka kerjakan semasa hidup, ketika itu semua manusia akan sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Sehingga orang terdekat kita tidak lagi memperdulikan keadaan kita, begitu pula sebaliknya disebabkan karena takut terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan semasa hidup di dunia.
Ketika Matahari padam sehingga bumi dalam kegelapan. Takala mereka dalam keadaan demikian, langit di atas mereka berputar-putar dan meledak pecah berkeping-keping selama 500 tahun sehingga langit terbelah dengan segala kekuatannya kemudian meleleh dan mengalir bagaikan perak yang dipanaskan hingga berwarna merah dan manusia bercampur baur seperti serangga yang bertebaran dalam keadaan telanjang kaki, tidak berpakaian dan berjalan kaki.
Kemudian matahari diterbitkan oleh Allah, tepat di atas kepala dengan jarak hanya 2 busur, sehingga manusia terpanggang oleh teriknya matahari yang intensitas panasnya telah dinaikkan dan keringat pun mengalir deras, menggenangi padang mahsyar seiring dengan rasa takut yang luar biasa karena mereka akan dihadirkan dihadapan Allah. Bagi orang yang beriman, beramal shaleh serta banyak mengerjakan kebaikan akan terlindungi dari terik sengatan sinar matahari.
Kemudian keringat tersebut naik ke badan mereka, sesuai dengan tingkatan mereka dihadapan Allah. Bagi sebagian orang keringat akan menggenang mencapai lutut, bagi sebagian lain mencapai pinggang dan bagi sebagian lainnya mencapai lubang hidung bahkan ada sebagian manusia nyaris tenggelam di dalamnya.
Bagi orang yang beriman akan diberikan syafaat oleh Muhammad, syafaat itu berupa :
1. Dipercepatkan pembicaraan dan dipermudahkannya memasuki surga,
2. Ditambahkan timbangan pahala supaya lebih berat daripada dosa,
3. Dimasukkan ke surga tanpa hisab.
Menurut ajaran Islam, manusia yang menerima syafaat di Mahsyar adalah orang Islam yang selalu berzikir, bershalawat kepada Muhammad, ikhlas membantu orang yang sedang kesulitan.
Pada hari ini dinamakan juga "Hari Panggil Memanggil" di dalam Al Qur'an al-Mu'min 32 surah, karena semua orang yang berkumpul di mahsyar sebagian memanggil sehagian yang lain untuk meminta pertolongan.
“Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil. (Al-Mu'min 32)”
Pengelompokkan manusia (Umat manusia)
Pada hari kebangkitan ini seluruh manusia akan dibangkitkan dalam 3 kelompok, yaitu :
1. Kelompok yang berkendaraan,
2. Kelompok yang berjalan kaki,
3. Kelompok yang berjalan dengan wajahnya.
Ada salah seorang sahabat yang menanyakan, bagaimana bisa sekelompok tersebut berjalan dengan wajahnya, kemudian Muhammad menjawab "Allah yang menjadikan mereka berjalan dengan kaki, pasti mampu membuat mereka berjalan dengan wajah."
Dua belas kelompok umat Islam
Pada masa ini umat Islam datang secara berkelompok, berdasarkan surah An-Naba' dan hadits shahih, Golongan itu adalah seperti berikut :
1. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan tanpa tangan dan berkaki. Mereka adalah orang yang ketika di dunia dulu suka mengganggu tetangganya.
2. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan berupa babi hutan. Mereka adalah orang yang ketika hidupnya meringankan malas dan lalai dalam salat.
3. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan keledai, mereka Sedangkan perut membesar seperti gunung dan di dalamnya penuh dengan ular dan kalajengking. Mereka ini adalah orang yang enggan membayar zakat.
4. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan darah memancut keluar dari mulut mereka. Mereka ini adalah orang yang berdusta di dalam jual beli.
5. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan berbau busuk lebih daripada bangkai. Mereka ini adalah orang yang melakukan maksiat sembunyi-sembunyi kerana takut dilihat orang, tetapi tidak takut kepada Allah.
6. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan leher mereka terputus. Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu.
7. Dibangkitkan dari kubur tanpa mempunyai lidah dan dari mulut mereka mengalir keluar nanah serta darah. Meraka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran.
8. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan terbalik yaitu kepala ke bawah dan kaki ke atas, serta farajnya mengeluarkan nanah yang mengalir seperti air. Meraka adalah orang yang berbuat zina dan mati tanpa sempat bertaubat.
9. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan wajah hitam gelap dan bermata biru serta perutnya dipenuhi api. Mereka itu adalah orang yang memakan harta anak yatim dengan cara zalim.
10. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan tubuh mereka penuh dengan sopak dan kusta. Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya.
11. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan buta, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut. Perutnya pula menggelebeh hingga ke paha dan keluar beraneka kotoran. Mereka adalah orang yang minum arak.
12. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan wajah yang bersinar-sinar bercahaya laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirath seperti kilat yang menyambar. Mereka adalah orang yang beramal soleh dan banyak berbuat baik, selalu menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara salat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka bertaubat dan mendapat ampunan, kasih sayang dan keridhaan Allah.
Barisan di Mahsyar
Di padang mashyar nanti bendera-bendera dipasang oleh pemimpin-pemimpin kebenaran dan di bawahnya terdapat barisan-barisan pengikutnya. Bendera itu dipasang dan dikibarkan oleh :
1. Bendera liwaus shidqi (Kebenaran) dikibarkan oleh Abu Bakar Al-Shiddiq bagi semua orang yang benar dan jujur akan berada di bawah bendera tersebut.
2. Bendera fuqaha' untuk Mu'adz bin Jabal bagi semua orang yang alim fiqih akan berada dan berbaris di bawah bendera panji-panji ini.
3. Bendera zuhud untuk Abu Dzar Al-Ghiffari bagi semua manusia yang menjiwai dan membudi daya dengan zuhud akan berada di bawah bendera ini.
4. Bendera dermawan untuk Utsman bin Affan bagi para dermawan akan berada di bawahnya.
5. Bendera syuhada untuk Ali bin Abi Thalib bagi setiap orang yang mati syahid sama berbaris di bawah bendera ini.
6. Bendera qurra' untuk Ubay bin Ka'ab bagi para qari' sama berbaris di bawah bendera panji-panji ini.
7. Bendera mu'adzin untuk Bilal bin Rabah bagi para mu'adzin akan berada pada barisan di bawah bendera ini.
8. Bendera orang-orang yang dibunuh dengan aniaya untuk Husain bin Ali bagi orang-orang yang dibunuh dengan aniaya akan berada di bawah bendera ini.
Tujuh orang yang mendapatkan naungan
Di Mahsyar dengan suhu yang sangat panas pada hari hisab, tentulah para manusia menjadi bingung dan panik ingin mencari tempat perlindungan, dan pada hari itulah manusia akan berkata: "Ke mana tempat lari?". Dalam Al-Quran disingkapkan dengan tegas dan jelas sekali perihal keadaan itu sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
“Pada hari itu manusia berkata: 'Ke mana tempat lari?' Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! (Al-Qiyamah 75:10-11)”
Tetapi dengan kehendak Allah akan terdapat beberapa orang yang mendapatkan naungan, tetapi tidak semua manusia dapat berteduh di bawahnya, itu merupakan rahmat Allah dan naungannya. Ada tujuh orang yang akan mendapatkan naungan dari Allah dengan rahmatNya pada hari yang tiada naungan selain naunganNya ialah :
1. Penguasa/ pemimpin yang adil.
2. Seorang remaja yang mengawali keremajaannya dengan beribadah kepada Allah.
3. Seorang lelaki yang hatinya dipertautkan dengan masjid-masjid.
4. Dua orang yang saling cinta-mencintai karena Allah, yakni yang keduanya berkumpul dan berpisah kerana Allah.
5. Seorang lelaki yang ketika dirayu oleh wanita bangsawan lagi rupawan, lalu ia menjawab: "Sesungguhnya aku takut kepada Allah".
6. Seorang yang mengeluarkan sedekah dan disembunyikan, sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya itu (artinya dia bersedekah dan tidak menceritakan sedekahnya itu kepada orang lain).
7. Seorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, sehingga kedua matanya mencucurkan air mata."
Yawm al Hisãb (Hari Perhitungan)
Yawm al Hisãb artinya hari perhitungan/ penghakiman amal baik dan amal buruknya manusia. Setelah berada di Mahsyar selanjutnya mereka satu persatu dihisab. Sebelum dihisab, mereka diberitahu tentang amal perbuatan yang telah mereka kerjakan meskipun mereka telah lupa apa yang mereka kerjakan. Amal manusia didunia telah dicatat oleh Malaikat Kirâman Kâtibîn, tanpa ada kekeliruan sedikitpun.
Manusia akan menerima buku catatan amal yang telah dilakukan ketika di dunia. Amal-amal tersebut kemudian ditimbang di atas mizan atau neraca. Barang siapa yang berat amal kebaikannya akan dimasukkan ke surga dan yang ringan kebaikannya akan dimasukkan ke neraka. Apabila buku (catatan) itu berat amal kebaikkannya akan diterima tangan kanan, sebaliknya bila buku itu berat amal kejahatannya akan diterima tangan kiri. Sesuai dengan Firman Allah Al-Isra ayat 71,
“Ingatlah suatu hari yang saat itu Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya, dan barang siapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitab itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. (Al-Isra ayat 71)”
Firman Allah dalam Al-Insyiqaq ayat 7-12:
“Maka adapun orang yang diberi kitabnya dari arah kanannya, akan diperhitungkan amal perbuatannya dengan mudah, dan kembali kepada ahlinya riang gembira. Adapun orang yang diberikan kitab amalannya dari arah kirinya dia akan mengalami kesengsaraan, dan dimasukakan kedalam Neraka Sa'ir. (Al-Insyiqaq ayat 7-12)”
Titian Shirath
Setelah habis masa penghakiman, kemudian makhluk yang telah dihisab digiring untuk melalui titian shirath yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari mata pedang. Dalam kisah lain dikatakan titian ini setipis rambut dibelah tujuh, tetapi tidak pernah ditemukan dalil yang menguatkannya. Di titian tersebut Muhammad-lah yang pertama kali menginjakkan kakinya dan kemudian diikuti oleh kesepuluh kumpulan umatnya.
Padang Mahsyar adalah tempat manusia kembali dibangkitkan setelah tiupan sangkakala kedua. Di sana, manusia menunggu keputusan sesuai amal yang diperbuat.
Berkumpulnya manusia di Padang Mahsyar ini dijelaskan dalam Al-Qur'an dan sejumlah hadits. Salah satunya tertuang dalam firman-Nya surah Az Zumar ayat 69,
وَأَشْرَقَتِ الْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Artinya: "Dan bumi (padang Mahsyar) menjadi terang benderang dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan buku-buku (perhitungan perbuatan mereka) diberikan (kepada masing-masing), nabi-nabi dan saksi-saksi pun dihadirkan, lalu diberikan keputusan di antara mereka secara adil, sedang mereka tidak dirugikan."
Kondisi awal secara umum manusia akan berada dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, serta belum dikhitan (disunat). Rasulullah SAW bersabda,
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلَاً
Artinya: "Manusia pada hari kiamat akan dihimpun di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang bulat dan tidak bersunat." (HR Muslim)
Dikutip dari buku 1001 Wajah Manusia di Padang Mahsyar oleh Abdur Rahman Al-Qasithi dan Abu Fatiah Al-Adnani, Padang Mahsyar adalah sebuah tanah datar berwarna putih yang tidak ada tanda apa pun di sana, seperti gundukan semacam gunung atau cekungan danau kering, semuanya rata.
Ada di Mana Lokasi Padang Mahsyar ?
Sejumlah riwayat hadits dari sabda Rasulullah SAW menunjukkan bahwa Padang Mahsyar berada di negeri Syam. Dijelaskan Dr Abdul Musin al Muthairi dalam Kitab Al Yawm al Akhir al Qur'an al Azhim wa al Sunnah al Muthahharah, negeri Syam yang dikenal saat ini meliputi empat negara yakni, Palestina, Suriah, Yordani, dan Lebanon.
Salah satu hadits yang menyebutkan keterangan tersebut yakni hadits oleh At Thabrani dalam Al Kabir dan Al Bazzar dalam Majma' Al Zawa'id yang bersumber dari Ibnu Abbas. Ia berkata,
"Barang siapa yang meragukan bahwa tanah Mahsyar berada di sini (Syam), hendaknya ia membaca ayat ini (Surah Al Hasyr ayat 2). Rasulullah bersabda kepada mereka, 'Keluarlah.' Mereka bertanya, 'Ke mana?' Beliau menjawab, 'Ke tanah Mahsyar.'"
Dalam riwayat lainnya dari Samurah ibn Jundub menyebutkan hal serupa. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan ke Baitul Maqdis, lalu kalian akan berkumpul semuanya di hari kiamat."
Senada dengan itu, riwayat dari Mu'awiyah ibn Haydah yang mengutip sabda Rasulullah SAW berbunyi, "Kalian akan dikumpulkan di sini (sambil mengarahkan telunjuknya ke Syam)."
Maymunah juga pernah bertanya pada Rasulullah SAW dalam suatu hadits. Ia meminta fatwa dari Rasulullah SAW tentang Baitul Maqdis. Lalu, beliau bersabda,
"Tanah Mayshar atau tanah Mansyar. Datanglah ke sana dan kerjakanlah salat di dalamnya. Mengerjakan salat satu kali di sana sama seperti mengerjakannya seribu kali di tempat lain."
Disebutkan dalam hadits shahih dari Abu Hurairah RA, manusia pada akhir zaman akan digiring oleh api menuju Padang Mahsyar di tanah Syam. Disebutkan Muhammad al 'Areifi dalam Nihayatul 'Alam, tiap manusia akan digiring dengan cara yang berbeda-beda dan api tersebut akan selalu menyertai mereka saat bermalam ataupun beristirahat sejenak dalam perjalanan.
Kanti Suci Project