Kisah Soekarno Saat Berziarah Ke Makam Nabi Muhammad SAW Tahun 1955
Kisah Soekarno saat berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah menunjukkan rasa hormat dan ketundukannya yang mendalam. Beliau melepaskan atribut kepangkatannya sebagai presiden dan berjalan merangkak saat mendekati makam, sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah.
Berikut adalah beberapa poin penting dari kisah tersebut :
1. Melepas Atribut Pangkat.
Saat berada di dekat makam Rasulullah, Soekarno melepas semua atribut kepangkatannya, seperti pangkat dan tanda jabatan kenegaraan. Hal ini dilakukannya karena ia menyadari bahwa di hadapan Rasulullah, semua manusia sama dan pangkat duniawi tidaklah berarti.
2. Raja Arab Terheran.
Tindakan Soekarno ini membuat Raja Arab Saudi saat itu terkejut dan bertanya mengapa ia melepaskan semua atribut tersebut. Soekarno menjawab bahwa Rasulullah memiliki kedudukan yang jauh lebih tinggi dari siapapun, termasuk dirinya dan raja.
3. Merangkak Menuju Makam.
Selain melepaskan atribut, Soekarno juga diceritakan berjalan merangkak saat mendekati makam Rasulullah. Menurut narasi dari IslamToday, ini adalah bentuk penghormatan dan kerendahan hati yang luar biasa.
4. Doa dan Renungan.
Soekarno bersama rombongan, termasuk ajudannya Sayyid Husein Mutahar, mengheningkan cipta dan berdoa di dekat makam Rasulullah. Ia bahkan tidak bisa menahan tangisnya di depan makam orang yang sangat dicintainya tersebut.
5. Pesan Spiritual.
Sepulang dari Tanah Suci, Soekarno menyampaikan pesan kepada rombongan bahwa mereka tidak seharusnya menggunakan gelar haji jika belum bisa mendirikan shalat dengan tertib.
Kisah ini menjadi salah satu contoh betapa Soekarno sangat menghormati Rasulullah dan nilai-nilai agama Islam. Ia menunjukkan bahwa di hadapan Allah, semua manusia adalah sama dan hanya ketakwaan yang membedakan derajatnya.
Kisah-kisah lengkapnya sebagai berikut :
Saat Bung Karno Ziarah Ke Makam Rasulullah
Kisah ini pernah diceritakan oleh Al Habib Abu Bakar bin Hasan Al Atthos Azzabidi. Beliau adalah seorang ulama yang rendah hati dan ikhlas dalam membagi ilmunya di setiap majelis di masanya.
Saat masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Soekarno pernah berkunjung ke Arab Saudi. Di dalam kunjungannya, Bung Karno dan Raja Saudi saat itu berjalan di kota Madinah. Bung Karno lalu bertanya kepada Raja Saudi, “Dimana makam Rasulullah SAW berada?”
Raja Saudi menjawab, “Makam Rasulullah SAW sudah terlihat dari sini.” Karena tanda-tanda keberadaan Masjid Nabawi sudah terlihat dari kejauhan.
Saat itu pula, Bung Karno melepaskan semua atribut-atribut dan pangkat kenegaraan yang digunakan. Kemudian Raja Saudi yang mendampinginya terheran-heran dan bertanya-tanya kepada Bung Karno, “Mengapa anda melepaskan itu semua?”
Bung Karno dengan tenang menjawab, “Yang ada di sana itu adalah Rasulullah SAW. Beliau memiliki pangkat yang jauh lebih tinggi dari kita, aku, dan dirimu.”
Lantas Bung Karno lalu berjalan merangkak hingga ke makam baginda Nabiyullah Muhammad SAW.
Cerita ini kembali dituturkan oleh seorang Sayyid yang sebenarnya lebih dikenal melalui ciptaan lagu-lagu perjuangannya, seperti Hari Merdeka, Hymne Guru, Syukur, dan beberapa lagu lainnya. Beliau adalah Sayyid Husein Muthahar yang ikut bersama Bung Karno dalam lawatan kenegaraannya saat itu.
Lihatlah betapa besar bentuk ketundukan dan kecintaan seorang Bung Karno kepada Rasulullah SAW, pembawa risalah kebenaran ke seluruh jagad raya. Bagi Soekarno, pangkat dan kemampuan yang dimilikinya tidak bisa dibandingkan sama sekali dengan apa yang sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Tidak ada yang bisa menandingi derajat dan pangkat yang Rasulullah SAW miliki sebagai kekasih Allah.
Beberapa orang mengaitkan peristiwa ini dengan ramainya kunjungan peziarah ke tempat peristirahatan terakhir Soekarno di Blitar, Jawa Timur. Hingga hari ini makam Bung Karno masih menjadi tujuan wajib bagi mereka yang ingin menyelami perjalanan panjang sejarah Indonesia, khususnya di daerah Jawa Timur. Tak lupa para peziarah bermunajat untuk Bung Karno dan kebaikan negara ini.
Inilah berkah atas penghormatan tertinggi yang Soekarno berikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ketika Bung Karno Lepas Pangkat di Makam Rasulullah SAW
Bung Karno menunaikan ibadah haji dan berziarah ke makam Rasulullah SAW di tahun 1955.
Bung Karno dan Raja Saudi bin Abdul Aziz.
Presiden pertama Republik Indonesia Dr. Ir. H. Soekarno memiliki beribu cerita unik yang selalu membuat kagum. Tidak hanya dikagumi di dalam negeri saja, namun Soekarno merupakan sosoknya yang juga sangat dikenal di berbagai negeri, salah satunya di Saudi Arabia.
Ada salah satu peristiwa menarik ketika Bapak Proklamator RI ini menunaikan ibadah haji dan berziarah ke makam Rasulullah SAW pada tahun 1955. Pada saat itu, Bung Karno sapaan akrab Sukarno, melepas segala atribut pangkat kenegaraannya saat akan menghampiri Makam Rasulullah SAW.
Kisah ini diceritakan oleh Sayyid Husein Muthahar, pengarang lagu-lagu perjuangan seperti Hari Merdeka (17 Agustus tahun 45), Hymne Pramuka, Syukur. Ia menceritakan bagaimana Bung Karno sangat menghormati dan mencintai Rasulullah SAW.
Sayyid Muthahar yang ikut dalam rombongan ibadah haji Bung Karno bercerita, saat Bung Karno berjalan di Kota Madinah bersama Raja Saud bin Abdul Aziz, Bung Karno bertanya kepada Raja Saudi, "Dimana makamnya Rasulullah SAW wahai raja?".
Raja Saud bin Abdul Aziz menjawab, "Oh itu makam Rasulullah SAW sudah terlihat dari sini". Saat itu juga Bung Karno melepaskan atribut-atribut pangkat kenegaraannya.
Raja Saudi pun heran dan bertanya kepada Bung Karno. "Kenapa Anda melepaskan itu semua?".
Bung Karno menjawab dengan tegas: "Yang ada di sana itu Rasulullah SAW, pangkatnya jauh lebih tinggi dari kita, aku dan dirimu!". Kemudian Bung Karno berjalan merangkak menghampiri makam Baginda Nabi SAW.
Bung Karno bersama beberapa rombongan sempat mengheningkan cipta, dan berdoa di samping makam Rasulullah SAW. Bung Karno pun tak kuasa menahan tangisnya di depan makam manusia agung itu.
Apa yang dilakukan Bung Karno saat ziarah ke Makam Rasulullah SAW patut diapresiasi. Sikap Bung Karno merupakan sebuah penghormatan sejati yang membuat takjub Raja Saudi. Betapa besar ketundukan dan kecintaan seorang Bapak Bangsa kepada Rasulullah SAW.
Bagi Bung Karno, pangkat dan kemampuan yang dimilikinya tidak bisa dibandingkan sama sekali dengan apa yang sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Islam ke seluruh jagad raya.
Dr Soeharto, dokter pribadi yang ikut serta dalam rombongan haji Bung Karno menuturkan, rombongan diselimuti keberuntungan. Sebab, tidak seperti kebanyakan jemaah haji yang lain, Bung Karno dan rombongan diperkenankan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di areal Masjid Nabawi, Madinah.
Sejak saat itu hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi menjadi erat. Kedatangan Bung Karno disambut langsung Raja Saudi, Saud bin Abdulaziz Al Saud. Hubungan baik itu pun terjalin hingga sekarang.
Sebelum pulang ke Indonesia, Raja Saud bin Abdul Aziz memberikan hadiah istimewa kepada Bung Karno berupa mobil Chrysler Crown Imperial. Mobil itu merupakan mobil yang dipakai oleh Soekarno selama berada di Saudi Arabia.
Lebih lanjut, Dr Soeharto mengatakan, Bung Karno juga memberi pesan spiritual kepada dirinya dan didengar anggota rombongan yang lain.
"To… kamu hendaknya jangan mempergunakan predikat haji, sebelum kamu betul-betul dapat mendirikan tidak sekadar menjalankan salat secara tertib sebagaimana yang diperintahkan," demikian nasihat Bung Karno.
Al Habib Abu Bakar bin Hasan Al Athos Azzabidi (ulama yang dekat dengan Gus Dur) menyebutkan alasan kenapa makam Bung Karno sampai saat ini ramai dikunjungi banyak orang. Itu karena Presiden pertama Indonesia itu sangat memuliakan Nabi Muhammad SAW. Hingga saat ini, makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur selalu ramai dikunjungi warga dari penjuru daerah.
Kisah IR.Soekarno Ketika Ziarah ke makam Rasulullah SAW
Ada kisah menarik yang membuat saya kagum sebagai warga Negara Indonesia apalagi seorang muslim, dimana Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno melaksanakan Ibadah haji pada tahun 1955. Meskipun perjalanan yang melelahkan karena gonta ganti pesawat dan pendaratan di beberapa bandara sebelum sampai di Arab Saudi, Sukarno tetap menunjukkan pribadi muslim yang sangat rendah hati dan mengikuti proses ibadah haji dengan khusuk. Di Saudi pun, meski disambut baik oleh Raja Saudi kala itu, bahkan Raja Saudi Pun kagum akan penghormatan bung karno saat ziarah ke makam Rasulullah SAW. Begini kisahnya; Diceritakan oleh Abuya Alhabib Abu Bakar bin Hasan Alatos Azzabidi. Alasan mengapa makam bung karno sampai saat ini didatangi banyak orang. Itu karna penghormatan beliau yg tinggi kepada Nabi Muhammad saw. karena ketika semasa hidup beliau mengunjungi Arab Saudi. Singkat cerita ketika berjalan di kota Madinah bersama Raja Saudi saat itu Bung Karno bertanya pada raja saudi, "Dimana makam nya Rasulullah saw ya raja?" Raja saudi menjawabnya "Oh itu makam Rasulullah saw sudah terlihat dari sini" Maka saat itu juga bung karno melepaskan atribut2 pangkat kenegaraanya. Raja heran dan bertanya pada bung karno "Kenapa anda melepaskan itu semua?" "Yang ada di sana itu Rasulullah saw pangkatnya jauh lebih tinggi dari kita aku dan dirimu..." Lantas bung karno berjalan merangkak sampai ke makamnya baginda Nabi Muhammad saw" Cerita ini disampaikan oleh Sayyid Husein Muthahar. Begitu hebat nya pengormatapemimpin kita kepada Rasulullah SAW. Sehingga masa kepemimpinan nya pun menjadi berkah.
AMIN, Ya Rabbal allamin...
Koleksi artikel Kanti Suci Project