Kitab Serat Ambiya
Kitab Serat Ambiya dalam bahasa Jawa merujuk pada Serat Ambiya, sebuah karya sastra Jawa-Islam yang berisi kisah para nabi. Karya ini ditulis dengan aksara Jawa kuno dan merupakan perpaduan antara budaya Islam dan Jawa, mengandung nilai-nilai keagamaan.
Selayang pandang Serat Ambiya
1. Serat Ambiya: adalah karya sastra Jawa yang mengisahkan cerita para nabi, ditulis dalam bahasa Jawa dengan menggunakan aksara Jawa kuno.
Karya ini merupakan perpaduan budaya Islam dan Jawa, terlihat dari penggunaan bahasa dan aksara Jawa serta tema cerita yang bercorak Islam.
2. Nilai-nilai keagamaan: terkandung dalam kisah-kisah nabi yang diceritakan dalam Serat Ambiya.
Karya ini ditulis oleh Sri Sultan Hamengkubuwono V, menurut Luthfia Suci Alifka dari Scribd.
3. Tradisi pembacaan Serat Ambiya: masih dilestarikan, bahkan dengan menggunakan dua jenis cengkok atau lagu, yaitu cengkok Babon dan cengkok gaya Surakarta.
Dengan demikian, Kitab Ambiya dalam bahasa Jawa, atau lebih dikenal sebagai Serat Ambiya, adalah karya sastra penting yang menggabungkan nilai-nilai keislaman dengan tradisi budaya Jawa.
Serat Ambiya.
Semua naskah yang ditulis pastinya memiliki fungsi tersendiri yang terkait dengan suatu pemenuhan akan kebutuhan tertentu, seperti halnya Serat Ambiya. Serat Ambiya memiliki fungsi religius atau spiritual bagi masyarakat maupun institusi terkait.
Fungsi spiritual tersebut tidak hanya didapat dari teksnya saja, namun juga bisa didapat pada iluminasi atau hiasannya. Iluminasi naskah serat ambiya memiliki keterkaitan dengan teks, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Iluminasi pada naskah Serat Ambiya memiliki maksud memberi keindahan spiritual pada naskah. Selain itu, secara umum fungsi serat ini adalah sebagai suatu sistem kebudayaan yang memiliki nilai pengajaran bagi masyarakat. Teks berupa tembang yang tertulis di dalam naskah Serat Ambiya memiliki nilai-nilai kehidupan yang dapat menjadi teladan bagi masyarakat.
Fungsi lain yang dimiliki oleh serat ini. Bagi masyarakat di sana, pembacaan Serat Ambiya setiap seorang bayi lahir adalah sebuah tradisi yang telah dilaksanakan sejak lama. Pembacaan tersebut bertujuan agar bayi yang dibacakan serat ini diharapkan dapat menjadi generasi yang baik dan selalu mendapat keberkahan dalam hidupnya.
Tujuan
Melakukan doa yang ditujukan kepada para leluhur yang telah menulis serat ambiya sekaligus para pembaca serat ambiya.
Ada perbedaan nada dalam proses pembacaan serat ambiya. Ada dua jenis tembang, cengkok :
1. Ada cengkok Surakarta.
2. Cengkok Babukan.
Serat ambiya merupakan naskah yang tentang perjalanan kehidupan manusia dari bentuk janin hingga ia meninggal tentang perjalanan hidup manusia.
Tembang macapat menjadi media penulisan isi naskah, dan jumlahnya ada 11 yaitu berurutan mulai :
1. Maskumambang (janin),
2. Mijil (terlahir),
3. Sinom (muda),
4. Kinanthi (dipandu),
5. Asmarandhana (api asmara),
6. Gambuh (cocok),
7. Dandanggula (manisnya kehidupan),
8. Durma (mundurnya tata krama),
9. Pangkur (menarik diri),
10. Megatruh (sakaratul maut), hingga tembang
11. Pucung (kematian dipocong).
Nilai-nilai kehidupan dan budaya pada serat ambiya patutlah diteruskan oleh generasi muda yang nantinya bertanggung jawab atas warisan adat istiadat.
Berikut video bacaan / waosan Kitab Serat Ambiya :
Kanti Suci Project