Tasawuf
Tasawuf memiliki keterkaitan dengan sufisme dan para sufi karena ajaran tersebut memang dikembangkan oleh mereka. Tasawuf sendiri merupakan cabang ilmu agama Islam yang menitikberatkan pada dimensi spiritual dalam Islam. Dalil tasawuf dalam kitab suci Al Qur’an bisa ditemukan dalam berbagai surah.
Selain dalam Al-Qur’an, tasawuf juga bisa ditemukan pada perilaku Rasulullah saw..Tasawuf menekankan pada aspek kerohanian yang mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Kendati demikian, tasawuf tidak mengerdilkan kehidupan dunia apalagi menganggapnya tidak penting.
Pengertian Tasawuf Menurut Para Ahli.
Dalam buku Ilmu Tasawuf yang ditulis oleh Samsul Munir Amin, secara etimologis tasawuf berasal dari bahasa Arab, “tashawwafa, yatashawwafu”. Selain kata tersebut, ada juga yang memberi penjelasan, asal kata tasawuf adalah Shaf yang artinya bulu domba. Apa kaitannya ajaran ini dengan bulu domba.
Maksud bulu domba adalah penganut tasawuf hidupnya sederhana, tetapi memiliki hati yang mulia. Mereka tidak mengenakan pakaian sutra dan memilih kain dari wol (dari domba). Pengertian tasawuf juga bisa diketahui dan dipelajari dari pendapat para ahli.
Berikut adalah definisi tasawuf menurut para ahli :
1. M. Amin Syukur
Tasawuf adalah latihan dengan keseriusan untuk membersihkan hati, memperdalam aspek kerohanian untuk mendekatkan diri sebagai manusia kepada Allah swt. dan mempertinggi iman. Seluruh perhatiannya hanya terfokus kepada Allah swt.
2. Syaikh Ibnu Ajibah
Tasawuf adalah ilmu yang membawa seseorang agar bisa dekat dengan Allah swt. dengan cara menyucikan rohani dan mempermanisnya dengan amal saleh. Jalan tasawuf yang ke-1 dengan ilmu, yang ke-2 dengan amal, dan yang ke-3 adalah karunia ilahi.
3. Al-Junaidi.
Tasawuf adalah kegiatan membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan, menjauhi hawa nafsu, mendekati hal yang diridhai Allah, memadamkan kelemahan, memberi nasehat kepada semua orang, memegang erat janji Allah, bergantung pada ilmu hakikat, dan mengikuti contoh yang diajarkan Rasulullah.
4. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
Tasawuf adalah mensucikan hari dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan taubah, ikhlas, dan khalwat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), khalwat adalah mengasingkan diri untuk menenangkan pikiran, mencari ketenangan batin, dan sebagainya.
Dari berbagai teori mengenai tasawuf, tasawuf bisa dibagi menjadi 3 bagian. Ketiganya adalah tasawuf falsafi, tasawuf amali, dan tasawuf akhlaki. Falsafi menggunakan pendekatan pemikiran. Amali menggunakan pendekatan amaliah (wirid, zikir, dll). Akhlaki menggunakan pendekatan akhlak (perilaku).
Dalil Tasawuf dalam Al-Qur’an.
Setelah mengerti arti tasawuf dalam Islam saatnya mengetahui dalil tasawuf dalam Al-Qur’an. Terdapat ayat dalam Al-Qur’an yang memiliki kaitan dengan tasawuf. Sebenarnya, tidak ada ayat dalam Al-Qur’an yang secara spesifik berbicara mengenai tasawuf, sebagaimana kita mengetahui ajaran tersebut saat ini.
Namun, inti dari ajaran tasawuf bersumber dari Al-Qur’an. Para sufi menyandarkan dasar pemahaman mereka melalui ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut menjadi sumber inspirasi untuk mengembangkan ajaran tasawuf. Berikut dalil tasawuf dalam Al-Quran yang perlu Anda ketahui.
1. QS Al-Kahfi Ayat 65
فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ اٰتَيْنٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّا عِلْمًا ٦٥fa wajadâ ‘abdam min ‘ibâdinâ âtainâhu raḫmatam min ‘indinâ wa ‘allamnâhu mil ladunnâ ‘ilmâLalu, mereka berdua bertemu dengan seorang dari hamba-hamba Kami yang telah Kami anugerahi rahmat kepadanya dari sisi Kami. Kami telah mengajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami.
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili :
Lalu ketika keduanya telah sampai ke tempat hilangnya ikan itu, mereka menuju ke arah batu tempat mereka beristirahat beberapa waktu atau beberapa hari yang lalu. Di tempat itulah mereka berduabertemu dengan seorang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, berupa kenabian atau aneka macam nikmat lainnya, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya secara langsung dari sisi Kami, yaitu ilmu tentang perkara-perkara gaib yang tidak dimengerti oleh manusia pada umumnya. Menurut sebagian besar mufasir yang dimaksud dengan hamba yang saleh itu adalah Nabi Khidr. Keunggulan ilmu yang dimiliki oleh Nabi Khidr, mendorong Nabi Musa ingin tertemu dan belajar kepadanya.
QS Al-Kahfi ayat 65 mengisahkan pertemuan Nabi Musa a.s. dengan Nabi Khidr. Nabi Khidr memiliki keilmuan yang tinggi dan hal tersebut mendorong Nabi Musa untuk belajar kepadanya. Sebagai seorang manusia, hendaknya selalu menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan rahmat Allah swt. sangat luas.
2. QS Qaf Ayat 16
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗۖ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ ١٦
wa laqad khalaqnal-insâna wa na‘lamu mâ tuwaswisu bihî nafsuh, wa naḫnu aqrabu ilaihi min ḫablil-warîd
Artinya : Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh dirinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili :
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya. Dan sungguh, Kami, yakni Allah dengan kuasa-Nya bersama ibu bapak yang dijadikannya sebagai perantara telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Yakni Allah Maha Mengetahui keadaan manusia walau yang paling tersembunyi sekali pun.
Dalil tasawuf ini memang cukup populer. Allah swt. sebenarnya senantiasa dekat dengan hamba-Nya, melebihi nadi di lehernya. Allah swt. mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia dan tidak ada apapun yang tersembunyi bagi-Nya. Setiap perbuatan dan perilaku dalam kehidupan selalu diketahui oleh-Nya.
3. QS Al-Baqarah Ayat 186
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦
wa idzâ sa'alaka ‘ibâdî ‘annî fa innî qarîb, ujîbu da‘watad-dâ‘i idzâ da‘âni falyastajîbû lî walyu'minû bî la‘allahum yarsyudûn
Artinya : Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu, Nabi Muhammad, tentang Aku karena rasa ingin tahu tentang segala sesuatu di sekitar kehidupannya, termasuk rasa ingin tahu tentang Tuhan, maka jawablah bahwa sesungguhnya Aku sangat dekat dengan manusia. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa dengan ikhlas apabila dia berdoa kepada-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku yang ditetapkan di dalam Al-Qur'an dan diperinci oleh Rasulullah, dan beriman kepada-Ku dengan kukuh agar mereka memperoleh kebenaran atau bimbingan dari Allah.
Ayat tersebut membuat manusia memahami, Allah swt. dekat kepada hamba-Nya. Karena kedekatannya tersebut, manusia hendaknya tidak ragu untuk berdoa kepadanya. Berdoa dan melakukan berbagai amalan tentu akan membuat mereka secara spiritual lebih pasarah dan lebih dekat dengan Allah swt.
4. QS Al-Baqarah Ayat 115
وَلِلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَاَيْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ١١٥
wa lillâhil-masyriqu wal-maghribu fa ainamâ tuwallû fa tsamma waj-hullâh, innallâha wâsi‘un ‘alîm
Artinya : Hanya milik Allah timur dan barat. Ke mana pun kamu menghadap, di sanalah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili :
Dan milik Allah timur dan barat. Artinya, Allah adalah Tuhan bumi seluruhnya. Ke mana pun kamu menghadap ketika menunaikan salat, di sanalah wajah Allah, yaitu kiblat yang diinginkan Allah bagimu. Sungguh, Allah Mahaluas, tidak sempit dan tidak terbatas, Maha Mengetahui siapa yang menghadap kepada-Nya di mana pun ia berada.
Selain menjelaskan soal penentuan arah kiblat ayat ini dimaknai sebagai ayat yang membantah keyakinan bahwa Allah swt. memiliki tempat. Doa dan dan ibadah kemanapun diarahkan pasti akan sampai dan diketahui allah swt. Kendati demikian, ibadah dan doa tetap harus dilakukan sesuai syariat Islam.
6. QS Ar-Rad Ayat 28
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ ٢٨
alladzîna âmanû wa tathma'innu qulûbuhum bidzikrillâh, alâ bidzikrillâhi tathma'innul-qulûb
Artinya : (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili :
Mereka yang mendapat petunjuk adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, dan hati mereka menjadi tenang dan tenteram dengan banyak mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan banyak mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Hati yang bersih akan membawa manusia pada kedamaian dan ketentraman yang hakiki dan membuat hati sesama dan lingkungan menjadi sejuk. Hal sebaliknya akan terjadi pada hati yang penuh kedengkian. Hati yang kotor tidak akan membawa kedamaian dan membuat manusia dan lingkungannya hancur.
Hati yang bening terwujud pada manusia yang memperbaiki hubungannya dengan Sang Ilahi. Mereka yang tentram dan damai senantiasa mengingat Allah. Mereka yang mengingat Allah pasti tentram dan damai. Ada hubungan dan kesinambungan antara keduanya. Damai dan mengingat Allah swt. itu satu paket.
Dalil Tasawuf dalam Kisah Rasulullah
Selain dalam ayat Al-Qur’an , tasawuf juga bisa ditemukan dalam kisah Rasulullah. Dalam berbagai hadis, Rasulullah saw. hidup dengan sangat sederhana. Bahkan, Rasulullah terkadang mengenakan pakaian yang ada tambalannya. Beliau beribadah kepada Allah swt. dan tidak makan serta minum selain yang halal.
Pada satu kesempatan, Aisyah r.a. bertanya kepada Rasulullah mengenai kesederhanaannya, Rasulullah menjawab, “Apakah engkau tidak menginginkan aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah?”. Ada satu hadis yang dianggap sebagai indikasi Rasulullah saw. berbicara mengenai kehidupan tasawuf.
من عرف نفسه فقد عرف ربه
Artinya: ’’Siapa yang mengenal dirinya, maka sesungguhnya akan mengenal Tuhannya.’’
Manusia perlu mengenal dirinya secara lahiriah dan batiniah. Hal tersebut diperlukan untuk memahami karakteristik diri dan terutama memahami godaan tersulit yang dihadapi. Dengan demikian, manusia bisa menguatkan imannya untuk menghadapi kesulitan tersebut. Kemananpun akan semakin kuat.
Dalil tasawuf dalam Al-Qur’an akan senantiasa mengingatkan hamba-Nya bahwa spiritualitas memang ada dalam Islam. Landasan pemikiran dalam tasawuf juga bersumber dari perilaku Rasulullah saw. Tasawuf bisa jadi ajaran terbaik untuk Anda yang ingin mendalami filosofi dan teori perilaku dalam Islam.
Tasawuf merupakan salah satu istilah dan bagian dari perkembangan ajaran Islam dari para Sufi. Sementara dalam rukun Islam ataupun rukum Iman, mengenai tasawuf ini memang tak bisa dijelaskan secara eksplisit. Namun, tasawuf sendiri dianggap berasal dari beberapa pengaruh ajaran agama dan filsafat lainnya yang akhirnya diadopsi kedalam konsep Islam.
Bagaimana bunyi dalil tasawuf itu sendiri ?
Meski demikian Muhammad Amin al-Kurdy memberikan pengertian bahwa tasawuf adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui kebaikan dan keburukan jiwa sera membersihkan keburukan-keburukan tersebut dengan sifat-sifat terpuji.
Dalil Tasawuf
Dalam hal ini, tasawuf termaktub dalam Surat Al A’la ayat 14-15,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّىٰ وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّىٰ
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.
Perilaku manusia perbuatan yang baik atau buruk, bergantung pada hati yang ia pelihara. Sejatinya, hati yang bersih akan membawa manusia pada kedamaian dan ketentraman yang sejati dan menyejukkan hati sesama ataupun lingkungannya.
Sedangkan hati yang kerap dengki dan iri akan menjadi hati yang kotor sehingga membawa pada kehancuran, kekacauan, dan keresahan. Hal tersebut akan berdampak pada kehancuran manusia dan lingkungannya.
Sementara hati yang bening akan senantiasa terwujud pada diri manusia itu sendiri ketika memperbaiki hubungannya dengan Sang Ilahi. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat ar-Rad ayat 28 sebagai berikut:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Selain itu dalam QS Al Anfal ayat 17,
فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya: Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Selain itu tasawuf dipahami sebagai manusia yang dekat dengan Tuhannya yang merupakan ajaran dasar lewat firman Allah SWT sebagai berikut:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Dalil Tasawuf berdasarkan Kisah Rasulullah.
Dari berbagai hadits, Rasulullah SAW diketahui hidup dengan sangat sederhana. Bahkan terkadang Rasulullah mengenakan pakaian tambalan. Beliau tidak makan dan minum selain yang halal dan senantiasa beribadah kepada Allah SWT pagi dan malam. Hingga suatu hari Siti Aisyah bertanya, “Mengapa engkau seperti ini ya Rasulullah, padahal Allah SWT senantiasa mengampuni dosamu?”
Rasulullah pun menjawab, “Apakah engkau tidak menginginkan aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah?”
Tak hanya itu, dalam hadits lain juga banyak dijumpai Rasulullah berbicara tentang kehidupan tasawuf seperti,
“Barangsiapa yang mengenal dirinya sendiri berarti ia mengenal Tuhannya”
Dalil Tasawuf dalam Al Qur’an.
Beberapa sufi menyandarkan dasar-dasar pemahaman mereka melalui ayat-ayat Al Qur’an. Adapun ayat-ayat tersebut sebagai berikut:
1. QS Al Baqarah : 115
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Dari ayat tersebut kita belajar untuk memahami rahmat Allah SWT yang maha luas dan kaya.
2. QS Al Baqarah : 186
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Ayat berikutnya membuat kita memahami betapa Allah SWT dekat kepada kita, hamba-Nya.
3. QS Qaf : 16
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
Dari ayat ini kita belajar bahwa Allah SWT senantiasa dekat dengan hamba-Nya, melebihi nadi di lehernya.
4. QS Al Kahfi : 65
“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”
Dalam ayat ini kita belajar bahwa rahmat Allah SWT senantiasa luas kepada hamba-Nya.
Itulah dalil-dalil mengenai tasawuf yang bisa kita ambil pelajaran dari ayat-ayat tersebut.
Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa membawa kebaikan aamiin.
Artikel Kanti Suci Project