Nabi Muhammad saw disebutkan dalam Kitab Bhavisyapurana
(dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10 to 27)
Jika
umat Islam mempercayai ramalan kedatangan Nabi Muhammad saw dalam Kitab suci
Taurat dan Kitab suci Injil, bagaimana dengan kitab suci umat Hindu? Mungkinkah
Nabi Muhammad saw adalah seorang nabi yang kedatangannya sudah diramalkan oleh
kitab suci umat Hindu? Itulah yang akan kita bahas di sini. Kalki Autar akan
diberi 8 kemampuan spiritual, yaitu : bijaksana, punya kendali diri, keturunan
yang terhormat, punya pengetahuan wahyu, pemberani, perkataannya bertarget
kurikulum, sangat dermawan, dan sangat ramah. Semuanya adalah sifat-sifat yang
dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. Sebenarnya di dalam Al-Qur’an terdapat
ayat-ayat yang dapat dijadikan acuan bahwa Nabi Muhammad saw adalah juga
seorang nabi dari umat Hindu yang ramalan kedatangannya terdapat dalam
kitab-kitab suci umat Hindu tersebut.
Qur’an
surat Ar-Ra’du (13) ayat 7 :
7. (...dan bagi tiap-tiap kaum ada orang)
nabi yang diutus oleh Allah (yang memberi petunjuk) untuk mendakwahkan ajaran
agama yang benar yaitu agama Islam.
Qur’an
surat An-Nahl (16) ayat 36 dan 63 :
36. (Dan sungguh Kami) Allah (telah mengutus
rasul untuk tiap-tiap umat) kaum atau bangsa (untuk) menyerukan (:
”Beribadahlah kepada Allah) saja (dan jauhilah Thagut) segala sesuatu yang
disembah selain Allah (kemudian di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah) lalu mereka beriman (dan ada pula di antaranya orang-orang
yang telah pasti) telah ditentukan (kesesatan baginya) yaitu takdirnya telah
tertulis di dalam Kitab Lauhul Mahfudz sebagai orang kafir, maka Allah tidak
memberinya hidayah dengan mengunci mati hatinya sehingga ia tidak beriman (Maka
berjalanlah kalian) di tempat-tempat di mana bangsa-bangsa kafir tersebut
tinggal (di muka Bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan) akhir hidup dari
(orang-orang yang mendustakan) orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan
nabi-nabi-Nya, yaitu kebinasaan yang akan mereka alami.
63. (Demi Allah, sungguh Kami telah mengutus)
rasul-rasul Kami (kepada umat-umat sebelum kamu) Muhammad (tetapi setan
menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka) yang buruk itu (maka
setan menjadi pemimpin mereka di hari itu) di dunia (dan bagi mereka azab yang
sangat pedih) kelak di hari Kiamat.
Qur’an
surat Al-Israa’ (17) ayat 15 :
15. (Dan Kami tidak akan menghukum) menimpakan
siksa karena kekafiran dan kefasikan mereka (sebelum Kami mengutus seorang
rasul) kepada bangsa tersebut.
Qur’an
surat Al-Anbiyaa’ (21) ayat 107 :
107. (Dan tidaklah Kami mengutus engkau)
Muhammad (melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam).
Qur’an
surat Asy-Syu’araa’ (26) ayat 196 :
196. (Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu
benar-benar) tersebut/tertulis di (dalam kitab-kitab orang yang
terdahulu).
Qur’an
surat Sabaa’ (34) ayat 28 :
28. (Dan Kami) Allah (tidak mengutus engkau)
Muhammad (melainkan untuk semua manusia sebagai pembawa berita gembira) kepada
orang-orang yang beriman bahwa mereka akan masuk Surga (dan sebagai pemberi
peringatan) kepada orang-orang kafir bahwa mereka akan masuk Neraka (tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui hal ini).
Qur’an
surat Faathir (35) ayat 24 :
24. (....Dan tidak ada suatu umat pun melainkan
telah ada padanya seorang pemberi peringatan) yaitu nabi-nabi yang diutus oleh
Allah untuk setiap bangsa untuk memberi peringatan kepada bangsanya
masing-masing.
Juga
di dalam hadits Bukhari vol 1. dalam Kitab Shalat bab 56 hadits no 429.
Nabi
Muhammad saw bersabda :
“Dan
nabi-nabi dahulu (sebelum Nabi saw) diutus (oleh Allah untuk menyampaikan
risalah-Nya) hanya kepada kaumnya (bangsanya saja), sedangkan aku diutus kepada
semua (umat) manusia.” Hadits riwayat Bukhari.
Bagi
bangsa-bangsa di seluruh dunia yang mendustakan dakwah rasul-rasul utusan Allah
yang datang kepada mereka, maka Allah akan menghukum mereka di dunia dan di
akhirat.
Qur’an
surat Al-A’raaf (7) ayat 96 :
96. (Dan sekiranya penduduk negeri-negeri) mau
(beriman) percaya kepada Allah (dan bertakwa) menjalankan perintah-perintah
Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah (pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari Langit dan Bumi, tetapi mereka mendustakan)
orang-orang kafir itu tidak percaya dengan ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh
nabi-nabi Allah (maka Kami hukum mereka) dengan bermacam-macam hukuman
(disebabkan perbuatan mereka sendiri) yang kafir dan fasik itu.
Qur’an
surat Al-Mulk (67) ayat 8-9 :
8. (Hampir-hampir Neraka itu terpecah belah
lantaran marah. Setiap kali sekumpulan) orang kafir (dilemparkan ke dalamnya)
Neraka (penjaga-penjaga Neraka itu bertanya kepada mereka) dengan pertanyaan
yang mengandung celaan (: ”Apakah belum pernah datang kepada kalian) di dunia
(seorang pemberi peringatan?”).
9. (Mereka menjawab : ”Benar ada, sesungguhnya
telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, tetapi kami
mendustakannya) tidak beriman (tidak percaya) dengan ajaran agama yang dibawa
oleh nabi-nabi Allah tersebut (dan kami katakan : ”Allah) Tuhan (tidak
menurunkan sesuatu pun, engkau tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang
besar”) mereka mendustakan dan mengingkari dakwah nabi-nabi Allah.
Kitab Weda (Veda)
Kitab
Weda (Veda) adalah kitab suci agama Hindu berasal dari kata ”Vid” (bahasa
Sansekerta) artinya ”ilmu pengetahuan suci”. Weda yang asli adalah ilmu
pengetahuan suci yang sangat mulia yang berasal dari Tuhan dan menjadi sumber
utama dari ajaran agama Hindu yang dibagi 2 sushastra, yaitu Kitab Weda Sruti
(Catur Weda Samhita) yang artinya bahwa Kitab suci Weda adalah wahyu yang
diturunkan oleh Tuhan (Brahman) kemudian diterima utusan-Nya (Maharshi) melalui
pendengaran dan ajarannya disebarkan kepada umatnya (bangsanya) melalui tradisi
lisan turun-temurun karena ketika Kitab suci Weda diturunkan, bangsa Arya belum
menemukan tulisan. Diakui oleh cendekiawan Hindu sebagai wahyu dari Tuhan dan
derajatnya lebih tinggi dari kitab-kirab Hindu lainnya. Kitab Weda Smrti
(Smriti) adalah Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan (non wahyu) dan
dari semua kitab agama Hindu yang dianggap paling suci adalah Kitab Catur Weda.
Apabila di antara kitab-kitab itu ada yang bertentangan, maka yang harus
menjadi rujukan utama adalah Kitab Catur Weda yang terbagi menjadi 4 kelompok
yaitu : Regweda, Samaweda, Yajurweda dan Atharwaweda. Kitab Catur Weda memiliki
Kitab Samhita, Brahmana, Aranyaka dan Upanishad (ada 10 kitab) dan Kitab Weda
Smrti digolongkan 2 kelompok besar sebagai berikut ini :
1.
Vedangga (Wedangga) yaitu : Kitab Shiksha, Vyakarana, Chanda, Nirukta, Jyotisha
dan Kalpa.
2.
Upaweda yaitu : Kitab Dharmasastra, Itihasa (Mahabharata, Bagavadgita dan
Ramayana), Purana (terdapat 18 Mahapurana dan 18 Upapurana), Sutra, Agama,
Darshana, Tantra dan sebagainya.
Ayat-ayat
ramalan kedatangan Nabi Muhammad saw, disebutkan dalam Kitab Bhavisyapurana dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10 to 27 :
“Aryadarma”
akan tampil di muka Bumi ini. ’Agama kebenaran’ akan memimpin dunia ini. Aku
diutus oleh Isyparmatma. Dan pengikutku adalah orang yang berada di lingkungan
itu, yang kepalanya tidak dikucir, mereka akan memelihara jenggot dan akan
mendengarkan wahyu, mereka akan mendengarkan panggilan shalat (adzan), mereka
akan memakan apa saja kecuali daging babi, mereka tidak akan disucikan dengan
tanaman semak-semak/umbi-umbian tetapi mereka akan suci di medan perang (dengan
berjihad di jalan Allah). Mereka akan dipanggil “Musalaman” (kaum muslimin).”
Jika
Anda baca tulisan yang tersebut di atas dengan baik, maka Anda akan melihat
bahwa ciri-ciri dari pengikut-pengikut agama kebenaran yang telah disebutkan
itu adalah ciri-ciri yang umum terdapat pada umat Islam.
*Kitab
Bhavisyapurana adalah salah satu dari 18 karya besar dalam genre Purana dari
agama Hindu yang ditulis dalam bahasa Sansekerta. Judul Bhavisya memiliki arti
”masa depan” dan mengisyaratkan bahwa karya tersebut adalah sebuah karya yang
berisi nubuat-nubuat (ramalan) terkait masa depan. Namun, bagian-bagian
”nubuat” dari manuskrip-manuskrip yang ada sekarang ini adalah tambahan yang
ditulis pada zaman modern dan bukannya bagian dalam teks-teks asli dari Kitab
Bhavisyapurana. Dan bagian-bagian dari manuskrip yang masih ada yang memiliki
usia yang lebih lama, merupakan bagian yang diambil dari teks-teks India
lainnya, seperti yang diambil dari Kitab Brihatsamhita dan Shambapurana.
Sehingga nilai dan keotentikan (keaslian) sebagian besar Kitab Bhavisyapurana
diragukan (dipertanyakan) oleh para cendekiawan dan sejarawan modern, dan
teks-teks nubuat yang ada di dalam kitab tersebut dianggap sebagai contoh
”revisi mutlak dan alam kehidupan” dari genre Purana dari sastra Hindu. Karena
teks-teks pada bagian-bagian ramalan Kitab Bhavisyapurana, terutama ramalan
tentang kedatangan Kalki Avtar/Avatar/Avatara baca : Awatara yaitu Nabi
Muhammad saw yang telah mengalami revisi mutlak atau perubahan total yang tidak
terbatas pada bagian dari teks-teks Kitab Bhavisyapurana tersebut yang sangat
menyesatkan umat manusia terutama umat Hindu yang membacanya, karena isinya
mutlak memfitnah Nabi Muhammad saw. Penulisnya sangat dengki dan sangat
membenci Nabi Muhammad saw sehingga mendustakan dan menolak atau mengingkari
kebenaran ramalan di dalam kitab-kitab agama Hindu bahwa Kalki Awatara yang
ditunggu-tunggu oleh umat Hindu adalah nabi umat Islam yaitu Nabi Muhammad saw.
Qur’an
surat Al-’Ankabuut (29) ayat 47 dan 49 :
47. (....Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat
Kami) Allah (kecuali orang-orang kafir).
49. (....Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami) Allah (kecuali orang-orang zhalim).
Kitab
Weda : ”Gandum ranum muncul dari rekahan
tanah dan menjulang ke angkasa. Penduduknya hidup makmur semasa kekuasaan sang
raja yang melindungi mereka.”
Qur’an
surat Ibrahim (14) ayat 24-25 :
24. (Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah
telah membuat perumpamaan, kalimat yang baik seperti pohon baik, akarnya kuat
dan cabangnya menjulang ke Langit).
25. (Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap
musim dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat) untuk mengambil pelajaran daripadanya
lalu mereka mau beriman karenanya.
Qur’an
surat Al-Fath (48) ayat 29 :
29. (....Demikian sifat-sifat mereka) yang diungkapkan
(di dalam Kitab Taurat) Musa (dan sifat-sifat mereka) yang diungkapkan (di
dalam Kitab Injil) Isa Al-Masih (yaitu seperti benih yang mengeluarkan
tunasnya, maka tunas itu menjadi tanaman yang semakin kuat lalu menjadi
besarlah ia dan tegak lurus di atas batangnya, tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya...).
Qur’an
surat Al-’Ankabuut (29) ayat 43 :
43. (Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia, dan tidak ada yang memahaminya) yang mengerti semua perumpamaan yang dibuat oleh Allah (kecuali orang-orang yang berilmu).
Salah
satu pertanda utama agama yang benar dari kerajaan Tuhan adalah ketika
penduduknya hidup bahagia dan makmur di bawah kekuasaan raja pembawa agama yang
benar, bak tanaman gandum yang tumbuh subur di atas ladang yang subur. Sebelum
kemunculan Nabi Muhammad saw sebagai nabi utusan Allah yang terakhir, yaitu
pada zaman jahiliyah, bangsa Arab terbenam dalam berbagai macam kemaksiatan dan
kebodohan. Namun berkat kekuatan spiritual Rasulullah saw yang seorang pemimpin
negara dan pemerintahan (eksekutif) juga pemimpin legislatif serta yudikatif.
Hal itu membuat bangsa Arab yang dipimpin oleh beliau saw mampu bangkit ke
puncak kegemilangan dan pencerahan, padahal sebelumnya bangsa-bangsa di
sekitarnya terutama negara-negara adidaya pada masa itu tidak memperhitungkan
bangsa Arab. Baik Kitab Weda maupun Kitab Al-Qur’an telah mengajukan
perumpamaan ini sebagai perumpamaan bagi agama yang benar. Al-Qur’an menyebut
pertanda itu sebagai pohon yang berbuah ranum dan Weda menyebut pertanda itu
sebagai kebaikan dan keberlimpahan. Menurut Al-Qur’an, akar pohon yang teguh
menghujam tanah dan menurut Weda akar dari batang gandum (yavah) mantap
tertancap di dalam tanah. Firman Allah dalam Al-Qur’an bahwa cabang-cabangnya
menjulang ke angkasa, dan Weda juga mengatakan hal yang sama.
Qur’an
surat Ibrahim (14) ayat 27 :
27. (Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki).
Kitab
Weda juga mengatakan hal yang mirip, menyatakan bahwa manusia menjadi makmur
dan berbahagia di bawah agama yang benar. Al-Qur’an menyebutkan sebagai pohon
yang berbuah ranum yang ”menghasilkan buahnya setiap musim” dan Weda juga
menggambarkannya sebagai pohon yang berbuah ranum. Al-Qur’an memberikan
perumpamaan ini sebagai pendukung kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad saw, dan
kita telah melihat bagaimana ayat Weda membenarkan hal ini sepatah demi sepatah
kata. Al-Qur’an menggunakan kata-kata : ”Allah
memberi perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya manusia selalu
ingat.” Biarkanlah para penganut Weda (umat Hindu) untuk memikirkan fakta-fakta
tersebut dan karena Al-Qur’an telah membenarkan ayat-ayat Weda, mereka
seharusnya juga memercayai dan membenarkan ajaran-ajaran Nabi Muhammad saw yang
didukung oleh ayat-ayat tersebut. ‘Agama kebenaran’ adalah agama Islam akan
memimpin (menguasai) dunia ini pada saat mendekati akhir zaman setelah turunnya
Nabi Isa as kemudian memimpin kaum muslimin untuk melaksanakan ekspansi ke
seluruh dunia demi tegaknya kalimat ”Laa ilaaha Illallaah”. Sekaligus Nabi Isa
as bermaksud untuk meluruskan pemahaman kaum Nasrani Trinitas selama ini yang
telah tersesat sangat jauh dengan menuhankan Nabi Isa as setelah beliau as
diangkat ke Langit dahulu, yang Nabi Isa as sendiri tidak pernah
mengajarkannya.
Kitab
Atharvaveda (Atharwaweda) book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang
”Kuntap Suktas” yang mengisyaratkan bahwa Nabi Muhammad saw akan terungkap
kemudian hari yang merupakan bagian dari Atharvaveda yang sangat dikenal dan
dilantunkan setiap tahun dalam acara agung saat ibadah dilakukan dan kurban
dipersembahkan. Kata Kuntap berarti ”penghapus kesengsaraan dan masalah” dan di
dalam Kuntap Sukt ayat-ayatnya menyebutkan sebagai penghapus kesengsaraan
dunia. Pesan yang dibawa Islam dan ajaran Nabi Muhammad saw adalah rahmat bagi
semesta alam (termasuk dunia) dan satu-satunya penawar kebatilan dan kejahatan
di atas Bumi ini. Jadi Kuntap Sukt dengan mudah diterjemahkan sebagai ”Islam”
atau ”pesan damai dan keamanan”. Kuntap Sukt juga berarti ”kelenjar yang
tersembunyi di dalam perut”. Ayat-ayat ini diberi nama demikian karena makna
sejati ayat-ayat itu memang tersembunyi dan akan terungkap pada masa mendatang
atau di kemudian hari. Makna yang tersembunyi ini terhubung dengan pusat dunia
atau titik tengah Bumi yaitu di Kota Mekkah yang dikenal juga dengan nama Ummul
Qura atau induk kota dalam banyak kitab, di dalamnya terdapat Ka’bah yang
menjadi rumah ibadah pertama tempat Allah Yang Maha Esa diagungkan karena
menjadi kiblat shalat umat Islam di seluruh dunia dan sumber siraman spiritual
atau pusat sumber energi positif dari Allah yang dialirkan ke dunia ini hanya
dari Kota Mekkah. Ka’bah tempat pusat sumber energi positif dari Allah,
tepatnya berada pada batu hitam Hajar Aswad (Hajarul Aswad) yang terletak di
rukun aswad (hajari) di rukun timur Ka’bah yaitu di ketinggian 1,5 meter di
atas tanah. Batu hitam Hajar Aswad berfungsi sebagai ‘pintu’ masuk dan
keluarnya energi Ka’bah, karena batu hitam Hajar Aswad memiliki daya hantar
elektromagnetik yang sangat tinggi. Energi Ka’bah mengalir deras dari bagian
batu hitam tersebut yang ’menyinari’ orang-orang yang berada di dekatnya.
Meskipun energi itu juga memancar dari bagian Ka’bah yang lain, namun yang
paling besar adalah yang terpancar dari batu hitam Hajar Aswad. Karena itu,
orang yang paling dekat dengan batu Hajar Aswad akan mengalami pengaruh energi
positif yang paling besar, di situlah letaknya Multazam. Getaran gelombang doa
kita itu tertuju ke arah batu Hajar Aswad, sehingga terjadi kontak antara hati
kita dengan sistem energi Ka’bah, firman Allah di dalam Al-Qur’an berikut ini :
Qur’an
surat Al-Baqarah (2) ayat 148 :
148. (Dan bagi masing-masing umat mempunyai
kiblat) arah yang dituju (tempat ia menghadapkan wajahnya) ketika beribadah
kepada Tuhannya (maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan. Di mana saja kamu
berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semua) pada hari Kiamat kelak lalu
diberi balasan oleh Allah semua amal perbuatanmu yang baik maupun yang buruk
(Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu).
Qur’an
surat Ali-’Imran (3) ayat 96 :
96. (Sesungguhnya rumah) ibadah (yang mula-mula
dibangun untuk manusia adalah yang terdapat di Bakkah) Mekkah (yang diberkahi
dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam).
Qur’an
surat Al-Maaidah (5) ayat 48 :
48. (....Bagi tiap-tiap umat di antara kalian)
wahai manusia (Kami berikan aturan dan jalan) agama yang benar dan jelas yang
harus mereka jalankan (Dan sekiranya Allah menghendaki) semua manusia beriman
kepada Allah (tentulah kamu dijadikan-Nya satu umat) menjadi pemeluk agama
Islam saja, pasti Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Allah
menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya ke jalan agama Allah yang benar, Huud (11) ayat 118, Ar-Ra’du
(13) ayat 31, An-Nahl (16) ayat 93 dan As-Sajdah (32) ayat 13 (tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka
berlomba-lomba berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali,
kemudian diberitahukan-Nya kepadamu) di akhirat kelak (terhadap apa yang)
dahulu ketika di dunia (kamu perselisihkan itu) yaitu mengenai masalah agama,
ilmu pengetahuan, keterangan mana yang benar dan mana yang salah.
Al-Qur’an
memberikan 2 nama kepada kota ini, yaitu Bakkah dan Mekkah. Bakkah berarti
”payudara” dan Mekkah berarti ’perut”. Seorang bayi diberi asupan makanan
ibunya dari 2 tempat yaitu tali pusar di dalam perut ketika masih di kandungan
(rahim) ibunya dan dari payudara setelah anak itu lahir ke dunia. Sepanjang
nutrisi itu berada di dalam tubuh yang hanya sekelompok kelenjar yang
tersembunyi dan menjadi rahasia bagi dunia. Tetapi apabila nutrisi itu telah
keluar dari payudara, maka menjadi susu murni yang mudah dicerna bagi yang
meminumnya. Jadi Kuntap Sukt adalah kelenjar yang tersembunyi di dalam perut
yang sama artinya dengan Bakkah atau Mekkah tempat yang pertama yang memberi
nutrisi rohani (energi positif) bagi umat manusia. Dan ketika manusia berkembang,
kelenjar yang sama berubah menjadi susu segar di dalam payudara dan sekarang
umat manusia akan selamanya mampu mendapatkan nutrisi rohani dari tempat yang
sama yaitu ”Mekkah”. Kuntap Sukt ini sejak dahulu menjadi teka-teki yang belum
terpecahkan, namun setelah kedatangan Nabi Muhammad saw yang menjadi utusan-Nya
untuk menyampaikan risalah-Nya, Kuntap ini tidak lagi menjadi teka-teki, Kuntap
yang artinya kelenjar yang tersembunyi ini sekarang telah menjadi susu murni
rohani yang mudah dicerna oleh umat manusia. Tetapi hanya mereka yang meneguk
susu murni ini yang akan mengenali ibunya dan berlari mendatangi ibunya untuk
mendapatkan susu murni tersebut. Dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapatkan hidayah dan petunjuk jalan yang lurus dari Allah kemudian mereka
menjadi orang-orang yang beriman dan bertakwa hanya kepada Allah Yang Maha
Esa.
Mantra
1 mengatakan : Dia akan disebut Narashansah. “Nara” artinya ”orang”, sedangkan
“shansah” artinya “yang terpuji”, ”Narashansah” artinya ”orang yang terpuji”.
Kata “Muhammad” dalam bahasa Arab juga berarti ”orang yang terpuji”.
Narashansah dalam bahasa Sansekerta adalah identik dengan Muhammad dalam bahasa
Arab, Narashansah = Muhammad. Jadi Narashansah adalah figur yang sama dengan
Nabi Muhammad saw dan juga diramalkan pada tidak kurang dari 16 tempat yang
berbeda dalam Kitab Weda dengan nama Narashansah yang artinya adalah sama
dengan arti nama Muhammad dalam bahasa Arab. Dia akan disebut Kaurama yang
artinya manusia yang menyebarkan dan mempromosikan perdamaian, yaitu seorang
”Pangeran Perdamaian” karena Nabi Muhammad saw mengkhotbahkan persamaan dan
persaudaraan di antara umat manusia. Menurut ajaran Nabi Muhammad saw, tidak
ada seorang pun yang bisa mengklaim superioritas berdasarkan kasta, varna,
warna kulit, golongan dan sebagainya. Semua manusia berasal dari anak cucu Nabi
Adam as dan beliau as diciptakan oleh Allah dari tanah, karena diciptakan dari
zat yang sama, maka semua manusia adalah sama, hanya derajat keimanan dan
ketakwaan yang membedakan kedudukannya di sisi Allah.
Qur’an
surat Al-Hujuraat (49) ayat 13 :
13. (Wahai manusia, sungguh, Kami telah
menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, kemudian Kami
menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi
Allah adalah orang yang paling bertakwa) yaitu orang mukmin yang mengerjakan
perintah-perintah Allah dan menjauhi perbuatan dosa-dosa. Jadi kemuliaaan atau
derajat seseorang di sisi Allah itu bukan ditentukankan oleh kasta, varna,
warna kulit, suku, bangsa, ras, jabatan, kekayaan dan sebagainya (Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui) segala sesuatu (lagi Maha Mengenal) makhluk-makhluk-Nya.
Tidak
ada seorang pun dari makhluk-makhluk Allah yang memiliki kehidupan sebelumnya
kemudian lahir kembali (Reinkarnasi) yang bisa membuat manusia mengklaim
superioritas atas orang lain. Ide inkarnasi dan reinkarnasi (trasmigrasi jiwa
dan tubuh), perbedaan kasta, varna, warna kulit, golongan, suku, bangsa, ras
dan sebagainya, adalah hal-hal yang menjadi penyebab kesengsaraan,
pertengkaran, penindasan, kezhaliman dan pertumpahan darah antara umat manusia.
Berbagai ide tersebut adalah hal-hal yang menjadi bagian dari ajaran agama
Hindu yang diada-adakan atau dibuat-buat dan membentuk ciri-ciri khusus dari
berbagai ajaran Weda. Tuhan (Vishnu) tidak turun ke dunia kemudian menjelma
(Inkarnasi) menjadi Kalki Awatara, Tidak ada Inkarnasi Tuhan, semua itu hanya
tipuan setan-setan jin dan setan-setan manusia saja, karena Tuhan itu Maha
Besar, Maha Tinggi, Maha Suci, Tuhan tidak sama dengan semua ciptaan-Nya dan
pasti Tuhan tidak menjelma menjadi apa pun. Dalam ajaran agama Islam tidak ada
Reinkarnasi dan tidak percaya adanya kehidupan sebelumnya dan kelahiran kembali,
manusia dilahirkan ke alam dunia ini hanya satu (1) kali saja, kemudian
meninggal dunia dan arwahnya dimasukkan ke alam kubur/Barzakh/Barzah hingga
hari kebangkitan itu tiba yaitu hari Kiamat. Jadi yang pasti, Nabi Muhammad saw
tidak memiliki kehidupan sebelumnya dan tidak pernah mengalami kelahiran
kembali, Nabi Muhammad saw dilahirkan dari rahim sang ibu Aminah ke alam dunia
hanya satu kali saja di Kota Mekkah pada hari Senin pagi tanggal 20 April 571
Masehi atau tanggal 9 Rabi’ul Awwal (Nissan) tahun Gajah.
Qur’an
surat An-Nisaa’ (4) ayat 120-121 :
120. (Setan itu memberikan janji-janji pada
mereka dan membangkitkan angan-angan kosong) hayalan yang pasti tidak akan
pernah terjadi (dan tidaklah apa yang dijanjikan setan itu) kepada mereka
(melainkan tipuan belaka) Al-Israa’ (17) ayat 64.
121. (Mereka) orang-orang kafir yang tertipu bisikan, godaan, hasutan dan tipuan setan (itu tempatnya di Neraka Jahannam dan mereka tidak dapat menghindarkan diri) lari (darinya).
Azab
bagi orang-orang kafir di dunia dan di akhirat yang sesat dan menyesatkan
kebanyakan manusia.
Qur’an
surat Al-Baqarah (2) ayat 169 :
169. (Sesungguhnya) setan (itu hanya menyuruh
kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang
Allah) yaitu mengharamkan apa-apa yang dihalalkam oleh Allah dan menghalalkan
apa-apa yang diharamkan oleh Allah (seperti : inkarnasi Tuhan, reinkarnasi
manusia, binatang sapi disucikan haram memakan dagingnya sedangkan selain
daging sapi semuanya halal dimakan, menghalalkan bunuh diri dalam praktik
ritual ’Sati’, pelaku Sati diberi janji-janji palsu dan angan-angan kosong yang
tidak akan pernah terjadi semuanya hanya hayalan belaka, karena tidak ada
reinkarnasi manusia dan pelaku Sati pasti akan masuk Neraka Jahannam kekal di dalamnya
untuk selama-lamanya, kasta-kasta yang lebih tinggi haram menyentuh atau
tersentuh orang-orang dari kasta terendah yaitu kasta ’haram’ Paria (Dalit),
jika sampai tersentuh harus mandi supaya suci kembali, haram jejak kakinya ada
di tanah dan kaum Dalit wajib menghapus jejaknya sendiri karena dianggap
’kotor’ oleh kasta-kasta di atasnya dan masih banyak lagi yang haram dilakukan
oleh kaum Dalit), umat Hindu cukup mandi di Sungai Gangga untuk menghapus
dosa-dosa dan supaya masuk Surga. Masih banyak hal-hal dan hukum-hukum di dalam
ajaran agama Hindu yang dibuat-buat atau diada-adakan oleh manusia yang sangat
bertentangan dengan hukum-hukum Allah dan ilmu-ilmu yang ada di sisi Allah
karena semua itu hanya bisikan, godaan, tipuan dan hasutan setan-setan jin dan
dibantu oleh setan-setan manusia.
Qur’an
surat Al-An’aam (6) ayat 93 :
93. (Dan siapakah yang lebih zhalim daripada
orang yang membuat kedustaan terhadap Allah) mengada-adakan dusta atau
membuat-buat ajaran agama palsu berdasarkan hawa nafsunya dengan mengarang
(menulis) ayat-ayat, hukum-hukum, cerita-cerita dan sebagainya yang tidak
berdasarkan ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dari Allah yang menjadi
pegangannya dan tidak berdasarkan kitab wahyu yang memberi penerang atau tidak
berdasarkan kitab yang menunjukkan arah kebaikan, kemudian mengatakan kepada
manusia : ”Ini dari Tuhan.” Padahal bukan dari Allah (atau yang berkata :
”Telah diwahyukan kepada saya.” Padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun
kepadanya dan) juga (orang yang berkata : ”Aku akan menurunkan seperti apa yang
diturunkan Allah.” Dan sekiranya engkau) Muhammad (melihat) peristiwa yang
sangat mengerikan (pada waktu orang-orang zhalim) kafir itu (berada dalam
kesakitan sakratul maut, sedangkan para malaikat) menyiksa mereka (memukul) muka
dan punggung mereka, Al-Anfaal (8) ayat 50 dan Muhammad (47) ayat 27 (dengan
tangannya) memakai gada-gada (pemukul) besi sambil berkata dengan kasar kepada
mereka (: ”Keluarkanlah nyawamu, pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang
sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang
tidak benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya”)
tidak mau bertobat atas dosa-dosanya, tidak mau beriman (tidak percaya),
mendustakan dan mengingkari ayat-ayat Allah.
Qur’an
surat Al-A’raaf (7) ayat 37 :
37. (Siapakah yang lebih zhalim daripada orang
yang membuat-buat dusta) kebohongan-kebohongan (terhadap Allah) dengan membuat
ajaran-ajaran agama palsu dan hukum-hukum palsu dan menyesatkan lalu mengatakan
: “Ini dari Allah” padahal bukan dari Allah, sehingga kebanyakan manusia
tersesat karenanya (atau mendustakan ayat-ayat-Nya) tidak percaya dan
mengingkari Al-Quran (Orang-orang itu akan memperoleh bagian mereka) yang telah
ditetapkan atas mereka (dalam Alkitab) Kehidupan Lauhul Mahfudz yaitu apa saja
yang telah ditetapkan dan tertulis untuk mereka tentang rezeki, ajal, jodoh dan
lain sebagainya (sampai datang kepada mereka) kepada orang-orang kafir itu
(utusan-utusan Kami) yaitu malaikat-malaikat pencabut nyawa yang menjelma sosok
pria berpakaian hitam yang wajahnya sangat menakutkan dengan kulit hitam legam,
bertubuh sangat besar (raksasa) kedua kakinya di tanah kepalanya di Langit,
berbulu kasar di bawah setiap helai rambut tubuhnya ada kobaran api, tubuhnya
berbau busuk, dari mulut dan hidungnya keluar jilatan api yang berkobar-kobar
dan sebagainya (untuk mencabut nyawa mereka) yang telah sampai ajalnya (sambil
mengatakan) malaikat-malaikat itu bertanya kepada mereka dengan nada mengejek
(: “Di mana berhala-berhala yang biasa kamu sembah) di mana tuhan-tuhanmu yang
selalu kamu puja-puja itu (selain Allah.” Mereka menjawab : “berhala-berhala
itu telah lenyap dari kami”) sehingga kami tidak dapat melihatnya (dan mereka
mengakui terhadap diri mereka) pada saat sakratul maut di mana nyawa sampai di
kerongkongan sehingga iman seseorang tidak diterima oleh Allah (bahwa mereka
adalah orang-orang yang kafir). Bagaimanakah keadaan orang-orang kafir apabila
malaikat mencabut nyawa mereka dengan keras sambil memukul muka dan punggung
mereka dengan pemukul-pemukul besi. Ketika orang-orang kafir diazab di dalam
Neraka Jahannam, mereka berusaha keluar darinya, setiap kali mereka hendak
keluar dari Neraka tempat mereka diazab karena tersiksa, niscaya mereka
dikembalikan ke dalamnya. Mereka dipukuli dengan pemukul-pemukul besi supaya
kembali lagi ke Neraka. Dan malaikat-malaikat berkata : ”Rasakanlah oleh kalian
siksa (azab) yang membakar ini.” Al-An’aam (6) ayat 61, Al-Anfaal (8) ayat 50,
Al-Hajj (22) ayat 22, As-Sajdah (32) ayat 11, Muhammad (47) ayat 27 dan
An-Naazi’aat (79) ayat 1.
Qur’an
surat An-Nahl (16) ayat 116 :
116. (Dan janganlah kalian mengatakan terhadap
apa yang disebut-sebut oleh lidah kalian secara dusta : ”Ini halal dan ini
haram.” Untuk mengada-adakan) membuat-buat (kedustaan terhadap Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah tidaklah
beruntung) mereka pasti merugi.
Qur’an
surat Al-’Ankabuut (29) ayat 13 dan 52 :
13. (Dan mereka) yang membuat-buat dusta terhadap
Allah dengan membuat ajaran-ajaran agama palsu, hukum-hukum palsu dan
cerita-cerita palsu kemudian mengatakan : ”Ini dari Tuhan.” Padahal karangannya
sendiri, maka orang-orang kafir itu (benar-benar akan memikul dosa mereka dan
dosa-dosa yang lain bersama dosa-dosa mereka sendiri) karena sesat dan
menyesatkan kebanyakan manusia (dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari
Kiamat tentang apa-apa) yaitu kedustaan mereka terhadap Allah (yang selalu
mereka ada-adakan).
52. (....Dan orang-orang yang percaya kepada yang
batil) keterangan yang salah atau tidak benar (dan ingkar kepada) ayat-ayat
(Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi) karena tersesat dari jalan agama
yang benar seumur hidupnya dan di akhirat kelak akan dimasukkan ke Neraka kekal
di dalamnya untuk selama-lamanya.
Qur’an
surat Al-Anbiyaa’ (21) ayat 30 :
30. (Apakah orang-orang yang kafir itu tidak
mengetahui bahwasanya Langit dan Bumi itu keduanya dahulu merupakan suatu yang
menyatu) dengan kepadatan yang tidak terhingga (kemudian Kami pisahkan
keduanya) Allah ledakkan dalam waktu sesaat yang dikenal dengan nama ‘Big Bang
Theory’ artinya Teori Ledakan Besar (Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup
berasal dari air. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?) Mengapa
orang-orang kafir itu tidak juga mau beriman? Padahal bukti penelitian sains
sudah jelas!
Karena
Allah adalah Tuhan Yang Maha Besar, Maha Kuat, Maha Perkasa, Maha Meliputi dan
Maha Bercahaya yang cahaya-Nya saja sudah bisa menghancurkan Langit dan Bumi
dan segala isinya yang diciptakan oleh Allah dari Universal Gas/gas alam
semesta/gas Hidrogen. Gas Hidrogen itu terdiri dari 1 atom elektron + 1 atom
proton, Gas Hidrogen adalah gas yang paling ringan dan paling rapuh.
Qur’an
surat Al-An’aam (6) ayat 103 :
103. (Dia) Allah (tidak dapat dijangkau oleh
penglihatan mata) semua makhluk-Nya di dunia (sedangkan Dia dapat menjangkau
segala penglihatan) Allah Maha Mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata
(tampak) dari segala ciptaan-Nya di alam semesta, karena Allah Tuhan Yang Maha
Pencipta, Maha Mengetahui dan Maha Melihat, Al-Maaidah (5) ayat 97, 109, 116,
Al-An’aam (6) ayat 73, At-Taubah (9) ayat 78, 94, 105, Ar-Ra’du (13) ayat 9,
Al-Mu’minuun (23) ayat 92, An-Naml (27) ayat 65, As-Sajdah (32) ayat 6, Sabaa’
(34) ayat 3, 48, Az-Zumar (39) ayat 46, Al-Hujuraat (49) ayat 18, Al-Hasyr (59)
ayat 22, Al-Jumu’ah (62) ayat 8, At-Taghaabun (64) ayat 18 dan Al-Jin (72) ayat
26 (dan Dia-lah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui) Al-Mulk (67) ayat 14,
segala yang tersembunyi dari jangkauan akal/kecerdasan/IQ, ilmu dan segala
macam indera makhluk-makhluk-Nya di alam semesta. Allah mengetahui yang terang
dan yang tersembunyi dan tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.
Qur’an
surat Al-A’raaf (7) ayat 143 :
143. (“Dan ketika Musa datang untuk munajat
dengan Kami, pada waktu yang telah Kami tentukan) waktu yang telah Allah
janjikan kepada Nabi Musa as akan berbicara dengannya pada waktu itu (dan Tuhan
telah berfirman kepadanya) dari belakang tabir (hijab), Asy-Syuuraa (42) ayat
51 dengan nyata (sebenarnya) secara langsung tanpa perantara Malaikat Jibril as
dan juga tidak lewat mimpi dengan pembicaraan yang dapat Nabi Musa as dengar
dari segala penjuru karena suara Allah bergema, Nabi Musa as (berkata : “Ya Tuhanku,
tampakkanlah kepadaku) diri Engkau (agar aku dapat melihat-Mu.” Allah berfirman
: ”Kamu sekali-kali tidak dapat) mampu atau tidak bisa (melihat-Ku) di dunia
(tetapi lihatlah kepada gunung itu) yang bangunannya lebih kuat dan lebih keras
daripada dirimu Musa (gunung itu lebih kuat dan lebih keras dari tubuh material
Nabi Musa as) (maka jika ia) gunung batu granit yang sangat keras itu (tetap
pada tempatnya) jika gunung tersebut tidak hancur dan tetap tegak berdiri
seperti sediakala saat tersinari cahaya-Ku (maka engkau dapat melihat-Ku.” Maka
ketika Tuhannya tampak) yaitu Allah menampakkan sebagian dari cahaya-Nya yang
sangat luar biasa kecil, yaitu hanya sebesar ½ jari manis. Hadits riwayat
Al-Hakim. Allah Maha Besar, Maha Bercahaya, Maha Kuat dan Maha Perkasa, padahal
hanya baru sebagian dari cahaya-Nya saja, belum Allah yang menampakkan diri
(bagi) menyinari (gunung itu, menjadikan) membuat (gunung itu hancur luluh)
gunung batu granit itu hancur lebur rata dengan tanah (dan Musa jatuh pingsan)
tak sadarkan diri karena sangat terkejut melihat dan mendengar gunung hancur di
depan matanya dan gunung yang dipijaknya bergetar hebat (maka setelah Musa
sadar kembali, dia berkata : ”Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau)
dari permintaan yang aku tidak diperintahkan mengemukakannya (dan aku orang
yang pertama-tama beriman”) di zamanku ini. Gunung-gunung batu yang letaknya
lebih jauh di sekitar di puncak Jabal Musa, Gunung Sinai tempat dulu Nabi Musa
as bermunajat kepada Allah setelah tersinari sebagian kecil sekali dari cahaya
Allah tersebut, memang berbeda. Gunung-gunung batu granit tersebut bebatuannya
tampak terbelah pecah berantakan seperti pernah dilanda gempa Bumi. Ketika
bangsa Israel diperintah untuk beriman, mereka menolak kemudian mengatakan bahwa
mereka tidak akan beriman sebelum mereka melihat Allah dengan jelas di hadapan
mereka. Itu sebabnya bangsa Israel disambar petir hingga tewas, sedangkan
mereka menyaksikan peristiwa yang menimpa diri mereka itu. Itu azab dari Allah,
karena mereka durhaka, ingkar dan mendustakan Allah dan rasul-rasul-Nya,
padahal telah banyak bukti yang sangat jelas dan sangat luar biasa menakjubkan
yang mereka saksikan dan alami, tetapi mereka tetap mengingkarinya. Setelah itu
Allah menghidupkan kembali bangsa Israel dari kematian mereka akibat disambar
petir hingga tewas, supaya bangsa Israel bersyukur atas nikmat karunia dari
Allah, karena mereka masih diberi kesempatan untuk bertobat, Al-Baqarah (2)
ayat 55-56 dan An-Nisaa’ (4) ayat 153. Silahkan baca artikel PROSES PENCIPTAAN
LANGIT DAN BUMI naresvari.blogspot.com
Qur’an
surat Yunus (10) ayat 26 :
26. (Bagi orang-orang yang berbuat baik) beramal
saleh dan beriman (ada pahala yang terbaik) yaitu masuk Surga (dan tambahannya)
yaitu melihat wajah Allah ’Azza wa Jalla (Dan wajah mereka tidak pernah
ditutupi debu hitam dan tidak pernah pula dalam kehinaan. Mereka itulah
penghuni Surga, mereka kekal di dalamnya).
Hadits
dari Abu Hurairah ra : ”Sesungguhnya
orang-orang (para sahabat) bertanya.”
Para
sahabat : ”Wahai Rasulullah, apakah kami
akan melihat Tuhan kami pada hari Kiamat nanti?”
Rasulullah
saw balik bertanya: ”Apakah kalian akan mengalami bahaya (karena
berdesak-desakan) ketika melihat Bulan pada malam purnama?”
Mereka
menjawab : ”Tidak, wahai Rasulullah.”
Beliau
saw bertanya lagi : ”Apakah
kalian juga akan mengalami bahaya (karena berdesak-desakan) ketika melihat
Matahari yang tanpa diliputi oleh awan?”
Mereka
menjawab : ”Tidak,
wahai Rasulullah.”
Maka
beliau saw bersabda : ”Sesungguhnya,
begitu pula ketika kalian nanti (di kampung akhirat, dapat) melihat Tuhan
kalian (Allah ’Azza wa Jalla dengan mata
kepala sendiri)....”
Nabi
Muhammad saw berdoa :
”(Ya
Allah) Aku memohon kepada-Mu kenikmatan memandang wajah-Mu (di akhirat kelak),
dan aku memohon kepada-Mu kerinduan untuk bertemu dengan-Mu (sewaktu di
dunia)....” Hadits shahih riwayat An-Nasa’i. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim.
Nabi
Muhammad saw bersabda :
”Ketahuilah,
sesungguhnya kalian akan dihadapkan kepada Tuhan kalian, maka kalian akan
melihat Tuhan kalian (di akhirat kelak), sebagaimana kalian melihat bulan ini
(dalam permulaan hadits diceritakan, pada waktu itu Nabi Muhammad saw sedang
melihat Bulan yang tengah purnama). Kalian tidak berdesak-desakan ketika
melihat-Nya (kalian tidak akan ditimpa kesulitan dalam melihat-Nya). Oleh
karena itu, jika kalian mampu, untuk tidak mengabaikan shalat (Shubuh) sebelum
terbit Matahari dan shalat (Ashar) sebelum terbenam Matahari, maka kerjakanlah
(jangan lalai).” Hadits riwayat Muslim dan Syaikhain.
Nabi
Muhammad saw bersabda :
”Apabila
penghuni Surga telah masuk Surga, Allah ’Azza wa Jalla berfirman : ”Apakah
kalian menginginkan sesuatu sebagai tambahkan (dari kenikmatan Surga)?” Maka
mereka menjawab : ”Bukankah Engkau telah menjadikan wajah-wajah kami putih
berseri? (Qur’an surat Ali-’Imrab ayat 106-107 dan Al-Qiyaamah ayat 22-23)
Bukankah engkau telah memasukkan kami ke dalam Surga dan menyelamatkan kami
dari (azab api) Neraka?” Maka (pada waktu itu) Allah ’Azza wa Jalla membuka
hijab (tabir yang menutupi wajah-Nya), dan penghuni Surga tidak pernah
dianugerahi sesuatu (kenikmatan) yang lebih mereka senangi dibandingkan
anugerah melihat (wajah) Allah ’Azza wa Jalla.” Hadits riwayat Muslim.
Qur’an
surat Ali-’Imran (3) ayat 106-107 :
106. Ingatlah (Suatu hari di mana) pada hari
Kiamat itu (ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam legam.
Adapun orang-orang yang berwajah hitam) legam, yaitu orang-orang kafir yang
kemudian mereka dilemparkan ke dalam Neraka dan kepada mereka dikatakan sebagai
celaan : (”Mengapa kamu kafir setelah beriman?) yaitu pengambilan ikrar/janji
yang sungguh-sungguh/kesaksian dari ruh-ruh makhluk-Nya sewaktu di alam ruh
dahulu dan mereka telah berjanji untuk beriman kepada Allah, Al-A’raaf (7) ayat
172 (Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”).
107. (Dan adapun orang-orang) saleh (yang
wajahnya menjadi putih berseri, mereka berada dalam rahmat Allah) dalam
Surga-Nya (mereka kekal di dalamnya).
Qur’an
surat Al-A’raaf (7) ayat 172 :
172. (Dan) ingatlah (ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka yaitu anak cucu mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa) ruh (mereka) seraya berfirman (: “Bukankah
Aku ini Tuhan kalian?” Mereka) ruh-ruh sewaktu di alam ruh (menjawab : “Betul)
Engkau adalah Tuhan kami (kami menjadi saksi”) Allah lakukan yang demikian itu
yaitu mengambil kesaksian ruh-ruh manusia dan jin bahwa mereka di hadapan Allah
di alam ruh dahulu telah berjanji beriman kepada Allah, Al-Hadiid (57) ayat 8
supaya (di hari Kiamat kelak kalian tidak mengatakan : “Sesungguhnya kami) Bani
Adam (terhadap hal-hal ini) tentang keesaan Tuhan atau ajaran tauhid yang
dibawa oleh nabi-nabi Allah itu (adalah orang-orang yang lalai”) maksudnya
supaya mereka tidak mengatakan : “Kami tidak mengetahuinya.”
Qur’an
surat Al-Hadiid (57) ayat 8 :
8. (Dan mengapa kalian) wahai manusia (tidak
beriman kepada Allah, padahal Rasul) Muhammad saw dan para utusan Allah yang
lain (menyuruh kalian beriman kepada Tuhan kalian) Allah (Dan sesungguhnya Dia
telah mengambil perjanjian kalian) Allah telah mengambil perjanjian ruh kalian
sewaktu kalian masih berada di alam ruh dahulu, dan ruh kalian telah bersaksi
bahwa Allah adalah Tuhan kalian, Al-A’raaf (7) ayat 172 (jika kalian) sewaktu
berada di alam ruh (adalah orang-orang yang beriman) kepada Allah Tuhan Yang
Maha Esa, maka bersegeralah kalian beriman kepada-Nya dan janganlah
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Qur’an
surat Al-Qiyaamah (75) ayat 22-23 :
22. (Wajah-wajah) orang-orang mukmin yang saleh
(pada hari itu berseri-seri) karena mereka dimasukkan oleh Allah ke dalam
Surga-Nya.
23. Orang-orang mukmin yang saleh itu (Melihat
kepada Tuhan mereka) mereka dapat melihat wajah Allah dari Surga kelak.
Karena
alam semesta ini diciptakan oleh Allah dari gas Hidrogen yang paling ringan dan
paling rapuh maka sangat sensitif terhadap perubahan kecepatan atau perlambatan
gerakan Langit dan Bumi dengan angka sekecil apa pun yang bisa membuat keduanya
mengalami kehancuran kemudian lenyap sebelum waktunya.
Qur’an
surat Al-Furqaan (25) ayat 2 :
2. (...dan Dia telah menciptakan segala
sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya).
Qur’an
surat Ad-Dukhaan (44) ayat 38 :
38. (Dan Kami) Allah (tidak menciptakan Langit
dan Bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main).
Qur’an
surat Al-Jin (72) ayat 28 :
28. Tetapi Allah menciptakan keduanya dengan
keseimbangan dan perhitungan yang luar biasa akurat (...dan Dia menghitung
segala sesuatu) yang diciptakan-Nya (satu per satu) Allah Maha Teliti dan
supaya Langit dan Bumi berjalan sesuai ketetapan–Nya, maka Allah telah
merencanakan semua yang diciptakan-Nya itu dengan sangat cermat dan dengan
ketelitian yang sungguh tidak terbayangkan.
Qur’an
surat Faathir (35) ayat 41 :
41. (Sesungguhnya Allah menahan Langit dan Bumi
supaya jangan lenyap) sebelum hari Kiamat (dan sungguh, jika keduanya akan
lenyap, tidak ada seorang pun yang mampu menahan keduanya selain Allah) maka
Allah tidak menampakkan diri di dunia supaya Langit dan Bumi tidak hancur dan
musnah sebelum waktunya yaitu pada hari Kiamat nanti (Sesungguhnya Dia Maha
Penyantun lagi Maha Pengampun) maka Allah masih menunggu berimannya dan
bertobatnya orang-orang kafir itu, oleh karenanya Allah menangguhkan azab-Nya
terhadap mereka yang belum mau atau tidak mau beriman kepada Allah dan
rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad saw hingga waktu yang telah ditetapkan oleh
Allah atas orang-orang kafir yang menyombongkan diri tersebut.
Hanya
makhluk-makhluk ghaib yang menjelma menjadi sesuatu, yaitu para malaikat,
sebagian bangsa jin, Iblis dan keturunannya setan-setan, sedangkan Allah adalah
Tuhan Yang Maha Ghaib, Allah bukan makhluk dan Dia tidak sama dengan
makhluk-makhluk-Nya, Allah tidak berbentuk apa pun, maka Allah tidak menjelma
menjadi apa pun. Mustahil Allah Tuhan Yang Maha Besar, Maha Suci dan Maha
Meliputi seluruh alam turun ke dunia menjelma menjadi manusia Kalki Awatara
yang bentuk badannya sangat luar biasa jauh jauh jauh lebih kecil daripada
Langit dan Bumi yang wujud dari keduanya itu bagaikan sebutir pasir di pantai.
Dan jelas-jelas keadaan jasmani dan rohani Kalki Awatara sangat luar biasa jauh
jauh jauh tidak sama dengan Dzat Tuhan Allah Yang Maha Suci. Yang benar adalah,
Tuhan Allah melalui Malaikat Jibril as mengutus Kalki Awatara menjadi nabi dan
rasul utusan-Nya yang terakhir (penutup nabi-nabi) dan membawa Kitab suci
Al-Qur’an untuk misi penyelamatan umat manusia di seluruh dunia ke jalan agama
yang benar yaitu agama Islam yang syariat-syariat ibadahnya membuat organ-organ
tubuh manusia bekerja dengan sempurna sehingga menyehatkan jasmani dan rohani
mereka. Maka Allah mengutus ’Pangeran Perdamaian’ yaitu Nabi Muhammad saw pada
akhir zaman Kaliyuga (Jahiliyah) yaitu zaman kegelapan di mana manusia sangat
jauh dari nilai-nilai kemanusiaan karena berlaku hukum rimba,
kerusakan-kerusakan moral dan kebodohan (kesesatan) umat manusia dari segi
agama yang benar pada tingkatan yang sangat rendah (paling parah) yang merata
di seluruh dunia. Kemudian Nabi Muhammad saw meruntuhkan rantai perbudakan
jasmani dan rohani ini dan menyelamatkan dunia dari hukum-hukum yang
dibuat-buat oleh manusia yang menyesatkan umat manusia di seluruh dunia. Karena
hukum-hukum yang dibuat oleh manusia tersebut sangat bertentangan dengan
hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Tuhan Yang Maha Pencipta, Maha
Pemberi Petunjuk, Maha Benar, Maha Berilmu, Maha Sempurna dan Maha Berkehendak.
Dan kata Kaurama juga bisa berarti seorang pengelana atau emigran, dan ini sangat
sesuai dengan Nabi Muhammad saw karena beliau saw adalah orang yang hijrah
(pindah) dari Kota Mekkah ke Kota Madinah. Hijrah Nabi Muhammad saw ini
merupakan fakta sejarah yang menandai awal sebuah era baru, hijrah yang dalam
penanggalan Islam adalah akhir dari kesengsaraan Nabi Muhammad saw dan umat
Islam yang waktu itu masih berjumlah sedikit dan tertindas di tanah
kelahirannya sendiri yang diakibatkan oleh orang-orang kafir Quraisy. Dan
hijrah juga menandai awal dari kemakmuran dan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad
saw, jadi Kaurama bisa berarti Nabi Muhammad saw itu adalah seorang Pangeran
Perdamaian yang hijrah dari Kota Mekkah ke Kota Madinah. Dia akan dilindungi
dari Rushama. Nabi Muhammad saw akan dilindungi oleh Allah dari musuh-musuh
yang akan dikalahkannya yang berjumlah sekitar 60.090 jiwa (orang). Jumlah
tersebut sebanyak penduduk Kota Mekkah yang pada masa Nabi Muhammad saw masih
hidup, juga berjumlah sekitar 60.000 jiwa dan mereka sangat memusuhi dan
berusaha membunuh Nabi Muhammad saw.
Mantra
2 mengatakan : ”20 ekor unta menarik keretanya, dan dia duduk di dalamnya
bersama istri-istrinya. Atap kereta mengangguk-angguk dibuai sentuhan Langit.”
Karena ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa rishi yang dijanjikan adalah
seorang Arab karena dia nabi yang naik unta. Ini berarti dia atau rishi yang
dimaksud dalam ayat tersebut bukan berasal dari golongan Brahmana India tetapi
dia adalah orang asing. Di dalam berbagai syariat Dharmasastra (Manusmriti
V:8:18), daging dan unta haram bagi Rishi India, termasuk haram hukumnya bagi
Rishi India menunggang unta. Karena dikatakan dalam Manusmriti 11:202 :
”Seorang Brahmana akan tercemar karena sengaja menunggang keledai atau unta dan
mandi telanjang. Pencemaran ini baru dihilangkan dengan menahan nafas selama-lamanya.”
Larangan di dalam Dharmasastra sesuai dengan fakta bahwa tidak boleh ada
ambiguitas dalam menerjemahkan nubuat ini, dan seharusnya jelaslah bahwa rishi
yang dijanjikan bukan berasal dari India, melainkan seorang nabi penunggang
unta dari Tanah Arab. Tidak ada seorang Rishi India pun yang menunggang unta
kecuali nabi dari Jazirah Arab yang acap menunggang unta dan meminum susu unta.
Tanah bangsa Arab ini dikenal di seluruh dunia karena unta-untanya dan
penunggang-penunggangnya. Jadi jelas, Maharishi atau Kalki Avtar atau nabi
Allah yang diramalkan ini bukan dari golongan Brahmana India (pendeta tinggi
agama Hindu), tetapi orang asing yang berasal dari Tanah Arab, seorang
penunggang unta dan juga meminum susu unta.
Mantra
3 mengatakan : ”Dia memberikan kepada Mamah Rishi 100 koin emas, 10 rangkaian
bunga, 300 kuda tunggangan dan 10 ribu ekor sapi.” Ayat ini menyebut bahwa nama
Rishi itu adalah Mamah. Tidak ada Rishi yang bernama seperti ini di India
ataupun nabi lain yang bernama seperti ini. Kata ini berakar dari kata Mah yang
berarti ”sangat terpuji, dihormati, dihargai, disanjung.” Ini cocok dengan nabi
agung umat Islam yaitu Nabi Muhammad saw. Mamah = Muhammad, Maharishi (Rishi)
dalam bahasa Sansekerta artinya nabi dalam bahasa Arab, rishi = nabi.
Mantra
4 mengatakan : ”Dia adalah ”Washwereda (Rebb)” artinya ”orang yang terpuji”.
Nabi Muhammad saw dipanggil ”Muhammad” artinya sama “orang yang terpuji” atau
”Ahmad” dalam bahasa Arab artinya juga ”terpuji”, terjemahannya dalam bahasa
Sansekerta adalah ”Rebb”, jadi nama Muhammad (Ahmad) = Rebb.
Beberapa
ramalan lainnya : Dalam Kitab Atharvaveda book 20 hymn 21 : 6 dinyatakan bahwa
di sana disebutkan dengan istilah : “akkaru” yang artinya “yang mendapat
pujian”. Dia akan mengalahkan 10.000 musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini
merujuk pada Perang Ahzab (Khandaq) yang mana Nabi Muhammad saw mengalahkan
musuh yang berjumlah sekitar 10.000 orang tanpa pertumpahan darah karena Allah
menimpakan azab dengan 2 sarana yang tidak melibatkan kaum muslimin sama
sekali. Pertama : Allah memberi hidayah kepada Nu’aim bin Mas’ud seorang pria
dari kaum musyrikin yang diberi tugas oleh Rasulullah saw untuk memecah
kekuatan musuh dengan mengadu domba Bani Quraizhah (kaum Yahudi) dan kaum
musyrikin Quraisy yang membuat mereka salah paham dan saling tidak mempercayai,
sehingga masing-masing dari mereka menuduh yang lainnya telah berkhianat. Kedua
: Allah mengirimkan tentara-tentara malaikat dan topan badai yang suhunya
sangat dingin menggigit tulang pada malam hari yang menghempaskan dan
mengobrak-abrik perkemahan dan perbekalan musuh termasuk membunuh banyak
binatang ternak kaum musryikin, sehingga keesok harinya seluruh musuh pulang
dari medan tempur Khadaq dengan tangan hampa setelah mereka mengepung Kota
Madinah selama lebih dari sepuluh (10) hari.
Dalam
Kitab Atharvaveda book 20 hymn 21 : 7 dinyatakan bahwa ”Abandu” akan
mengalahkan 20 penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim yang mendapat
pujian. Ini mengarah pada Nabi Muhammad saw yang memang seorang yatim sejak
lahir dan arti kata ”Ahmad” dalam bahasa Arab adalah ”yang terpuji”, yang akan
mengalahkan kepala suku dari suku-suku Arab Quraisy yang ada di sekitar Kota
Mekkah yang berjumlah sekitar kepala 20 suku.
Dalam
Kitab Rgveda (Regweda) Book 1 Hymn 53 V. 9 : Nabi Muhammad saw dipanggil dengan
sebutan “Suslama” yang artinya lagi-lagi adalah ”orang yang terpuji” yang
merupakan arti nama ”Muhammad”.
Dalam
Kitab Samaveda (Samaweda) Agni Mantra 64 dinyatakan bahwa dia tidak disusui
oleh ibunya. Hal ini persis dengan Nabi Muhammad saw yang tidak disusui oleh
ibunya tetapi oleh wanita lain Halimah Al-Sa’diyah.
Dalam
Kitab Samaveda Uttararchika Mantra 1.500 dinyatakan bahwa Ahmad akan
dianugerahi undang-undang abadi, yang jelas mengacu pada Nabi Muhammad saw yang
akan dianugerahi Kitab suci Al-Qur’an. Tetapi karena orang India yang berbahasa
Sansekerta tidak paham kata Ahmad, maka diterjemahkan menjadi “a” dan “mahdi”
yaitu “saya sendiri”, jadi diartikan “saya sendiri yang menerima undang-undang
abadi.” Padahal arti yang seharusnya adalah “Ahmad (Nabi Muhammad saw) sendiri
yang dianugerahi undang-undang abadi (Kitab suci Al-Qur’an).”
Nabi
Muhammad saw diramalkan dengan nama Ahmad pada banyak bagian dalam Kitab-kitab
Weda. Kalky Avtar salah satu ramalan kedatangan Nabi Muhammad saw yang sangat
terkenal yang juga telah membuat seorang Brahmana Hindu dari Bengali dan
professor bahasa dari Universitas ALAHABAD India mengajak kepada umat Hindu
untuk segera memeluk agama Islam, adalah terdapatnya ramalan penting dalam 18 Kitab
Purana salah satu kitab smriti Hindu tentang kedatangan yang ditunggu-tunggu
dari seorang ”pembimbing dan pemimpin” yang disebut Kalky Avatar (Avtar), baca
: autar. “av” artinya turun dan “tr”artinya melewati. Jadi arti kata Avtar
adalah “diturunkan” atau ”diutus untuk turun”. Kalky Avtar artinya adalah :
“utusan terakhir” yang diyakini oleh umat Hindu akan menjadi panutan umat
manusia. Ciri-ciri Kalki Avtar sama persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh
Nabi Muhammad saw, dalam Kitab Weda (salah satu ajaran Hindu) disebutkan
mengenai ciri-ciri Kalki Avtar di antaranya bahwa dia akan dilahirkan di sebuah
daratan Arabia yaitu di Semenanjung (Jazirah) Arab. Profesor Pundit Vedaprakash
Upadhyai yang menulis buku berjudul “Kalky Avtar”, secara terbuka dan dengan
alasan-alasan ilmiah membuktikan bahwa Kalki Avtar tidak lain adalah Nabi
Muhammad saw (Upadhyai, www.themodernreligion.com). Profesor Pundit Vedaprakash
mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus
mengimani risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, karena menurutnya,
sebenarnya Nabi Muhammad saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok
pembaharu spiritual dalam agama Hindu. Disebutkan dalam Nashpropesy, Nabi
Muhammad saw diramalkan dengan nama Kalky Avtar dan Amtim Rishi. Sedangkan
dalam Kitab Puranas disebutkan tentang Kalky Avtar dan kedatangannya, di antara
ayat-ayat itu adalah sbb :
Dalam
Kitab Baghavatapurana Khand 12 Adhyay 2 Shloka 18-20 disebutkan : dalam rumah
Vishnuyash akan dilahirkan Kalky Avtar yang diramalkan akan menjadi penguasa
dunia yang terkenal dengan sifat-sifatnya yang baik dan menonjol (Rasulullah
saw sebagai Uswatun Hasanah artinya teladan yang baik). Dia akan diberi
tanda-tanda.
Dalam
Kitab Baghavatapurana Khand 1 Adhyay 3 Shloka 25 disebutkan akan ada juru
selamat di rumah Vishnuyash dilahirkan Kalki Avtar yang diramalkan akan menjadi
penguasa dunia yang terkenal dengan sifat-sifatnya yang baik dan menonjol. Di
rumah Vishnuyash berarti di rumah pengikut Vishnu (pengikut Tuhan) sedangkan ayah
Nabi Muhammad saw bernama Abdullah yang artinya adalah pengikut Tuhan (hamba
Allah). Orang Islam menyebut “Allah” sebagai Tuhan, sedang orang Hindu menyebut
“Vishnu” sebagai Tuhan. Jadi ”di rumah Vishnuyash” = ”di rumah Abdullah”.
Dalam
Kitab Kalikapurana (Kalkipurana) (2) : 4 disebutkan bahwa di rumah Vishnuyash
pemimpin kampung Sambala akan lahir Kalki Avtar. Sambala bahasa Arabnya adalah
tempat yang aman dan damai. Nabi Muhammad saw dilahirkan di Mekkah yang
terkenal dengan nama “Darul Aman” artinya ”tempat yang aman dan damai”. Akan
lahir di antara kepala suku Sambala, artinya Nabi Muhammad saw akan lahir di
antara kepala suku di Mekkah.
Dalam
Kitab Kalkipurana (2) : 5 disebutkan bahwa dia akan datang bersama para
sahabatnya mengalahkan orang-orang jahat. Nabi Muhammad saw akan dibantu oleh 4
sahabat utama dan para sahabat yang lain untuk mengalahkan orang-orang kafir,
fasik, zhalim dan untuk menyebarkan misi penyelamatan umat manusia. Kita
mengetahui sahabat-sahabat Rasulullah saw, yaitu : Abu Bakar, Umar bin Khattab,
Utsman bin ’Affan, Ali bin Abi Thalib, Bilal bin Rabah, Abdullah bin Mas’ud,
Abdullah bin Abbas, Abu Hurairah, Abdullah bin Salam, Thalhah bin Ubaidillah,
Ja’far bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Abdullah bin Rawahah, Abu Ayyub
Al-Ansari, Abdullah ibnu Umm Maktum, Zubair bin ’Awwam, Abdur-Rahman bin ’Auf,
Sa’ad bin Abi Waqqash, Sa’id bin Zaid, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Dzar
Al-Ghifari, Amr bin ’Ash, Salman Al-Farisi, Anas bin Malik, Khalid bin Walid
dan lain-lain.
Dalam
Kitab Kalkipurana (2) : 7 disebutkan bahwa Kalki Avtar akan dijaga oleh
malaikat di medan perang.
Dalam
Kitab Kalkipurana (2) : 11 disebutkan bahwa dalam rumah Vishnuyash dan dalam
rumah Sumati, Kalki Avtar akan lahir.
Dalam
Kitab Kalkipurana (2) : 15 disebutkan bahwa dia (Kalki Avtar) akan lahir pada
bulan pertama Madhop
Semua
ramalan yang disebut di atas tadi tidak lain merujuk pada Nabi Muhammad saw.
Penjelasannya demikian :
Dilahirkan
pada bulan pertama Madhop. Nabi Muhammad saw lahir tanggal 9 Rabi’ul Awwal.
Ramalan dalam Kitab Purana disebutkan bahwa Kalki Avtar adalah utusan terakhir dari Tuhan yang akan membimbing seluruh umat manusia ke jalan agama yang benar atau lurus :
1. Kalki Avtar akan memperoleh bimbingan
(pengajaran) dari Bhagavan/Bhagwan/Tuhan. Kalki Avtar memperoleh bimbingan dari
Allah melalui utusan-Nya di dalam gua yang terdapat di atas gunung dan akan
kembali lagi ke arah utara. Allah mengutus Malaikat Jibril as untuk
menyampaikan wahyu dari Allah kemudian memberikan bimbingan atau mengajarkan
ajaran agama Islam kepada Nabi Muhammad saw yang sedang bertahannuts (menyendiri) di Gua Hira di puncak Jabbal Nur
(Bukit Cahaya) yang terletak lebih dari 3 km di utara Kota Mekkah. Permulaan
wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad saw adalah ar-ru’ya ash-shalihah
(shadiqah) artinya ’mimpi yang benar dalam tidur’ kepada beliau saw yang datang
seperti cahaya Shubuh dan itu terjadi selama 6 bulan. Kemudian Nabi Muhammad
saw dianugerahi kecintaan untuk senang menyendiri, lalu beliau saw memilih Gua
Hira untuk menyendiri beberapa malam dengan membawa bekal air dan roti gandum.
Kemudian pulang ke rumah untuk mengambil bekal terus pergi lagi ke arah utara
untuk kembali bertahannuts di Gua Hira, hal itu berlangsung berkali-kali.
Ketika Nabi Muhammad saw sedang bertahannuts di Gua Hira memasuki tahun ke-3,
tepatnya hari Senin 21 Ramadlan (10 Agustus 610 M, Qur’an surat Ad-Dukhaan (44)
ayat 2-6 dan Al-Qadr (97) ayat 1-5), pada waktu Nabi Muhammad saw berusia lebih
40,5 tahun Hijriah atau hampir 40 tahun Masehi. Allah memerintahkan Malaikat
Jibril as turun ke dunia menemui Nabi Muhammad saw untuk memberikan wahyu
pertama saat beliau saw terjaga (tidak tidur) dan mengangkat Nabi Muhammad saw
menjadi utusan Allah yang terakhir atau penutup nabi-nabi.
2. Kalki Avtar akan memiliki sifat-sifat
yang sangat mulia. Persis seperti sifat-sifat Nabi Muhammad saw yang terdapat
dalam Al-Qur’an.
Qur’an
surat Al-Qalam (68) ayat 4 :
(Dan
sesungguhnya engkau) Muhammad (benar-benar berbudi pekerti yang luhur).
3. Kalki Avtar sebagai Amtim Rishi utusan
terakhir dari Tuhan (prophet of Bhagavan) yang akan membimbing seluruh umat
manusia. Nabi Muhammad saw hidup pada zaman Jahiliyah di Kota Mekkah atau di
Jazirah Arab yang penuh dengan kegelapan, kemudian Nabi Muhammad saw penutup
nabi-nabi diutus oleh Allah untuk menjadi pembimbing dan penyelamat seluruh
umat manusia (semua bangsa) di dunia ke jalan agama Allah yaitu agama Islam
yang terang benderang. Profesor (bahasa) Pundit Vedaprakash Upadhyai mengatakan
bahwa kebenaran ini hanya terjadi pada Nabi Muhammad saw, karena semua utusan
Allah yang datang sebelumnya diutus oleh Tuhan hanya untuk membimbing dan
menyelamatkan bangsa mereka masing-masing.
Qur’an
surat Al-Ahzab (33) ayat 40 :
(Muhammad
itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang pria di antara kalian) Rasulullah
saw bukan ayah dari Zaid bin Haritsah dan tidak diharamkan menikahi mantan
istrinya yaitu Zainab binti Jahsyi (tetapi dia) adalah (Rasulullah) utusan
Tuhan (dan penutup nabi-nabi) utusan terakhir/Mashiah/Mesias.
4. Kalki Avtar akan lahir di sebuah daratan
Arabia yang dikenal dengan nama Semenanjung (Jazirah) Arab.
5. Dia akan dianugerahi kuda putih
(Devadatta) yang sangat cepat larinya oleh Shiva/Shiwa/Siwa untuk dikendarai
mengelilingi dunia dan naik ke Langit ke-7. Ini mengisyaratkan peristiwa Isra’
dan Mi’raj, Allah melalui Malaikat Jibril as memberi Buraq yaitu makhluk Langit
sebagai hewan tunggangan berwarna putih lebih pendek dari baghal dan lebih
tinggi daripada keledai (Hadits riwayat Bhukari) yang berlari dengan kecepatan
cahaya yaitu 300 ribu km/detik untuk dikendarai Nabi Muhammad saw, ketika
beliau saw di-Isra’-kan menuju Masjidil Aqsha di Kota Yerusalem Timur untuk
shalat berjamaah bersama para nabi di dalam sebuah ceruk atau gua yang terletak
di bawah batu Ash-Shakhrah di Masjid Kubah Emas (Qubbat Ash-Shakhrah) di mana
beliau saw bertindak sebagai imam shalat, kemudian di-Mi’raj-kan oleh Allah
melintasi 7 lapis Langit menuju ke Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj
terjadi sebelum Nabi Muhammad saw hijrah meninggalkan Kota Mekkah menuju ke
Kota Madinah, tahun ke-12 dari kenabian pada malam Sabtu tanggal 27 Rajab 621
Masehi. Dan setelah Amul Huzn (Tahun Duka Cita) karena meninggalnya paman
Rasulullah saw yaitu Abu Thalib dan istri beliau saw yaitu Khadijah,
sepeninggal Abu Thalib, kaum Quraisy semakin mendapat peluang besar untuk
mengganggu dan menyakiti Rasulullah saw yang semasa hidup Abu Thalib tidak
mereka dapatkan dan lakukan. Karena keadaan semakin gawat, maka Rasulullah saw
pergi ke Tha’if untuk meminta bantuan dan suaka kepada Bani Tsaqif. Namun
sayang, orang-orang Tha’if itu malah mengerahkan anak-anak dan hamba sahaya
untuk mencaci maki, memukuli, dan melempari beliau saw dengan batu-batu yang
membuat kedua kaki beliau saw mengucurkan darah. Dengan perasaan sedih
Rasulullah saw pergi meninggalkan orang-orang Tha’if yang kafir, fasik dan
zhalim itu, lalu Allah mengutus Malaikat Jibril as dan malaikat penjaga gunung
untuk menjumpai Rasulullah saw. Malaikat penjaga gunung berkata : ”Jika tuan
suka, aku akan menimpakan kedua gunung ini ke atas mereka.” Karena Rasulullah
saw adalah seorang yang sangat pemaaf dan sangat pengasih, beliau saw menjawab
: ”Tetapi aku berharap semoga Allah kelak mengeluarkan dari sulbi (keturunan)
mereka, orang-orang yang akan mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apa pun.”
6. Ayah Kalki Avtar bernama Vishnubhagat
dari kata bahasa Sansekerta Vishnu = Tuhan dan Bhagat = hamba, nama ayah Nabi
Muhammad saw adalah Abdullah dalam bahasa Arab artinya hamba Allah, jadi
Vishnubhagat = Abdullah. Dan ibunya bernama Sumati dari kata bahasa Sansekerta
= damai atau tenang, nama ibu Nabi Muhammad saw adalah Aminah dalam bahasa Arab
artinya damai, jadi Sumati = Aminah.
7. Kalki Avtar akan hidup di daerah yang
banyak ditumbuhi pohon kurma dan pohon zaitun dan dia juga paling baik dan
jujur tutur katanya. Nabi Muhammad saw dikenal sebagai orang yang jujur dan
bisa dipercaya, sehingga beliau saw mendapat 2 gelar, yaitu Al-Amiin artinya
”orang yang dapat dipercaya” dan As-Saadiq artinya ”yang benar” oleh kaumnya
suku Quraisy yaitu masyarakat Arab di Kota Mekkah sejak sebelum beliau saw
diutus sebagai rasul Allah karena terkenal dengan kejujurannya dan seumur hidup
tidak pernah berdusta. Dalam hal ini Pundit Vedaprakash menulis ”Kebenaran ini
merujuk hanya kepada Nabi Muhammad (saw).”
8. Dan dikisahkan juga dalam Kitab Weda
bahwa Kalki Avtar akan menjadi seorang yang ahli (mahir) dalam menunggang kuda,
memanah dan tangan kanannya memegang pedang. Nabi Muhammad saw adalah seorang
yang sangat mahir menggunakan pedang, memanah dan menunggang kuda. Hal ini sama
dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw ketika berjihad untuk ambil bagian
dalam peperangan-peperangan, beliau saw menunggang kuda untuk bertempur sambil
memegang pedang di tangan kanannya dan menggunakannya dengan sangat mahir, dia
akan mengalahkan orang-orang jahat (orang-orang yang kafir dan fasik) dan dia
akan menjadi terkenal di dunia. Menurut Prof. Pundit Vedaprakash, hal ini
menjadi pertimbangan yang penting dan berharga, dia menulis bahwa masa
menggunakan kuda, pedang, tombak dan panah dalam setiap peperangan telah
berlalu ratusan tahun yang lalu. Karena zaman sekarang adalah zaman modern di
mana senjata-senjata konvensional tersebut tidak digunakan lagi oleh manusia di
medan pertempuran di dunia saat ini yang menggunakan persenjataan canggih
seperti tank, peluru kendali dan senapan untuk mengalahkan musuh-musuh mereka.
Oleh karenanya akan menjadi tidak bijaksana umat Hindu masih menunggu Kalki
Avtar yang mahir bermain pedang dan panah pada zaman sekarang. Dalam
kenyataannya, Kalki Avtar yang tertulis dalam kitab suci agama Hindu jelas
merujuk pada diri Nabi Muhammad saw yang telah diberi Kitab suci Al-Qur’an. Kalki
Avtar telah datang 14 abad yang lalu di Jazirah Arab di mana orang-orang pada
masa itu masih menunggang kuda dan menggunakan panah dan pedang ketika mereka
bertempur melawan musuh-musuh mereka, sehingga sangat jelas bahwa Kalki Avtar
adalah Muhammad bin Abdullah rasul utusan Allah dan penutup nabi-nabi.
9. Kalki Avtar terlahir dari keluarga
terhormat dari kaumnya. Nabi Muhammad saw dari keluarga bangsawan Quraisy yang
terhormat dari puak Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib, kakek beliau saw
adalah Abdul Muththalib pemuka (pemimpin) suku Quraisy di Kota Mekkah dan
keturunan Nabi Ismail as bin Ibrahim as.
10. Tuhan akan membantu Kalki Avtar dengan
bantuan ghaib dalam peperangan. Dia akan dibantu oleh malaikat di medan
pertempuran. Dalam Perang Badar Kubra, Allah menurunkan malaikat-malaikat yang
berjumlah ribuan untuk membantu Nabi Muhammad saw dan kaum muslimin seperti
yang diberitakan dalam Al-Qur’an.
Qur’an
surat Ali-’Imran ayat (3) 123-125 :
123. (Sungguh, Allah telah menolong kalian di
Badar, padahal kalian orang-orang yang lemah) dalam hal jumlah pasukan dan
persenjataan (maka bertakwalah kepada Allah, supaya kalian menjadi orang-orang
bersyukur) atas nikmat dan karunia-Nya.
124. (Ketika engkau) Muhammad (mengatakan kepada
orang-orang beriman) untuk menentramkan hati mereka (”Tidakkah cukup bagi
kalian jika kalian ditolong Tuhan kalian dengan 3.000 malaikat yang
diturunkan”) dari Langit.
125. (Ya) itu cukup bagi kalian (Jika kamu
bersabar dan bertakwa dan mereka menyerang kamu dengan seketika itu juga, maka
Tuhan kalian akan menolong kamu dengan 5.000 malaikat yang memakai tanda). Juga
terdapat di dalam firman Allah.
Qur’an
surat Al-Anfaal (8) ayat 9 :
(Ingatlah,
ketika engkau) Muhammad (memohon pertolongan Tuhanmu) untuk mengalahkan
orang-orang musyrik Quraisy (kemudian diperkenankan-Nya bagimu) Allah
mengabulkan permohonan doa Rasulullah saw (”Sesungguhnya Aku) Allah (memberikan
bantuan kepadamu dengan mendatangkan 1.000 malaikat yang datang berturut-turut)
yaitu pertama yang turun 500 malaikat terus turun lagi 500 malaikat, kemudian
turun lagi 3.000 malaikat dan 5.000 malaikat yang membantu kaum muslimin untuk
memerangi orang-orang kafir Quraisy Mekkah.
11. Kalki Avtar dilahirkan pada bulan pertama Madhop. Nabi Muhammad saw dilahirkan pada hari Senin pagi tanggal 9 Rabi’ul Awwal tahun Gajah di Kota Mekkah.
Ternyata
sekian banyak ayat tersebut (yang sebenarnya belum semuanya ditampilkan) yang
meramalkan akan datangnya seorang nabi yang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu,
begitu cocok dengan gambaran Nabi Muhammad saw, umat Islam dan sejarahnya.
Mungkin saja ini juga merupakan pembuktian yang diberikan Allah bahwa Nabi
Muhammad saw memang diutus oleh Allah untuk seluruh umat manusia. Hal ini juga
dapat membuka diskusi yang menarik tentang ajaran agama Hindu, kitab suci umat
Hindu Weda dan hukum-hukumnya. Benarkah agama Hindu memang merupakan agama yang
diturunkan oleh Allah jauh sebelum Nabi Muhammad saw lahir? Jika ya, apakah
berarti umat Hindu bisa disebut “muslim” atau juga bisa disebut “Ahlul Kitab”?
Pada awal ya! Mereka menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa dalam agama Hindu
India disebut kebenaran mutlak yang dapat diinsafi dalam 3 aspek pengertian,
yaitu : Brahman, Paramatma dan Bhagavan. Dan dalam agama Hindu Dharma Bali
disebut Sang Hyang Widhi/Sang Hyang Tunggal/Acintya yang mempunyai banyak nama
yang sifat-sifat-Nya ditulis dalam Kitab Bhagavadgita dan Kitab
Baghavatapurana. Namun dalam perjalanan ajaran agama Hindu selama berabad-abad
kemudian, telah terjadi banyak penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh
para pemuka agama Hindu yaitu kaum Brahmana sehingga umat Hindu akhirnya
menjadi penyembah banyak berhala. Karena ajaran-ajaran yang ada di dalam
kitab-kitab agama Hindu baik yang sruti maupun smriti telah tercampur dengan
ajaran-ajaran manusia. Kitab-kitab umat Hindu tersebut telah mengalami proses
penambahan, penyisipan, pengubahan sebagian, sebagian besar dan total (revisi
total) oleh kaum Brahmana, dan pada Kitab Shivapurana telah mengalami proses
penyingkatan dan pengubahan yang dilakukan oleh Rshi Krsna Dwaipayana. Para
Brahmana itu juga mengubah dan membuat hukum-hukum yang sangat mengistimewakan
dan menguntungkan golongan Brahmana serta kaum pria, karena para Brahmana pada
umumnya adalah kaum pria. Seperti : mempelai wanita Hindu India yang memberi
mahar pernikahan (maskawin) kepada mempelai pria, bangsa Arya (ras Indo-Jerman)
yang berkulit putih, bertubuh tinggi dan berhidung mancung merasa ras mereka yang
tertinggi sehingga tidak mau bercampur dalam perkawinan dengan bangsa Dravida
dan bangsa asli India lainnya yang berkulit coklat gelap hampir hitam dan
berhidung pesek. Hal itu untuk menjaga supaya asal keturunan dan warna kulit
*bangsa Arya tetap terpelihara tidak tercampur baur dengan penduduk asli India
yang berkulit gelap, maka dibuatkanlah sistem kasta dan varna di India yang
melarang kasta Brahmana, Kshatriya (Kesatria) dan Vaishya (Waisya) dari bangsa
Arya menikah dengan kasta Shudra (Sudra) dari bangsa Dravida. Kasta Brahmana
sebagai kasta tertinggi dipercaya oleh umat Hindu keluar dari kepala Dewa
Brahma, kasta Kshatrya dari tangannya, kasta Vaishya dari paha atau perutnya
dan kasta Shudra dari telapak kakinya, hal itu sangat tidak masuk akal dan tidak
ilmiah, semuanya itu hanya hayalan dan kebohongan (dusta) belaka, hanya tipuan
setan. Karena semua ras manusia di seluruh dunia ini berasal dari satu (1) *gen
yang sama yang diturunkan dari sepasang orang dewasa (nenek moyang) yang sama
yaitu Nabi Adam as dan Hawa (Eva) berdasarkan survei besar-besaran terhadap
kode genetik yang dilakukan oleh Ilmuwan Rockefeller University New York dan
University of Basel di Swiss yang dipimpin oleh Mark Stoeckle dan David Thaler
dan hasil penelitian ilmiah tersebut diterbitkan dalam jurnal Human Evolution
dan dikutip dari WND Com, Senin 26 November 2018.
Qur’an
surat Al-Lail (92) ayat 3 :
3. (Dan apa yang Dia) Allah (telah
menciptakannya, yaitu pria) Adam (dan wanita) Hawa.
Pada
Hijjatu Rasulillah saw (haji wada’/perpisahan) tanggal 11 Dzulhijjah 10
Hijriah, saat Matahari mulai tergelincir ke barat, Nabi Muhammad saw menuju
jamarat untuk melempar jumrah. Dan di sana beliau saw kembali berkhutbah.
Dari
Abi Nadhrah, Nabi Muhaamad saw bersabda :
”Ingatlah
(wahai manusia) bahwa Tuhan kalian itu satu (Esa yaitu Allah Yang Maha Tinggi
tidak ada Tuhan selain Allah) dan bapak (moyang) kalian juga satu (yaitu Nabi
Adam as). Dan ingatlah, tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang ajam
(non Arab), tidak pula orang ajam atas orang Arab, tidak pula orang berkulit
merah (putih) atas orang berkulit hitam, dan tidak pula orang berkulit hitam di
atas orang berkulit merah, kecuali atas dasar ketakwaan (orang yang paling
mulia atau yang paling tinggi derjatnya di antara kalian di sisi Allah Tuhan
semesta alam adalah orang yang paling bertakwa, Al-Hujuraat (49) ayat 13).”
Hadits riwayat Ahmad.
Padahal
bangsa Arya itu adalah bangsa pendatang dari Asia Tengah yang memasuki Tanah
India melalui Celah Kaiber (Khyber Pass) di Pegunungan Hindia Kush di
perbatasan Negara Pakistan dan Afganistan modern sekitar tahun 1500 SM dan
mengalahkan penduduk asli yang mendiami Tanah India yaitu bangsa Dravida
kemudian Bangsa Arya menghancurkan kota-kota bangsa Dravida di seluruh lembah
subur Sungai Gangga (Indus) dan daerah-daerah dataran rendah Hindustan,
kemudian daerah-daerah yang ditaklukkan oleh bangsa Arya itu dinamakan
Aryavarta artinya daerah bangsa Arya, hal itu menyebabkan bangsa Dravida
menyingkir ke Dataran Tinggi Dekkan (Deccan) di India Selatan. Setelah berlalu
waktu yang lama, aturan yang melarang perkawinan campur antara bangsa Arya
dengan bangsa Dravida itu dilanggar, maka kedua bangsa tersebut melakukan
perkawinan campur. Begitu pula dengan agama, tradisi dan budaya mereka,
sehingga keturunan, agama, tradisi dan budaya dari bangsa Arya dan bangsa
Dravida tersebut bercampur baur menjadi satu. Kemudian percampuran kedua
bangsa, agama, tradisi dan budaya mereka itu disebut bangsa, agama, tradisi dan
budaya Hindustan di Tanah India.
*Gen
adalah urutan nukleotida, gen berada di seluruh tubuh letaknya dalam inti sel,
dalam kromosom panjang yang berbentuk
heliks ganda yang disusun dari unit-unit nukleotida yang berulang dan tersusun
dari untaian rantai DNA dan setiap gen terbuat dari zat yang disebut DNA
(Deoxyribonucleic Acid). DNA adalah dasar kehidupan dan kode genetik yang
menjamin bahwa sel dari anak akan mewarisi karakteristik yang sama dari sel
induknya, selain itu, DNA juga mengandung semua pengkodean genetik yang
digunakan untuk mengontrol fungsi, perilaku dan pengembangan suatu organisme
hidup. Setiap untaian molekul DNA tunggal tersebut memiliki peran utama yang
digunakan untuk perangkat penyimpanan jangka panjang untuk menyimpan instruksi
genetik pada makhluk hidup yaitu tentang bagaimana tubuh manusia terbentuk,
organ-organ tubuh bekerja sampai penampilan fisik tubuh manusia. Dan gen ini
nantinya akan menentukan warna kulit, tipe tubuh, kepribadian dan menentukan IQ
seseorang. DNA memiliki 2 fungsi biologis utama, pertama untuk menympan atau
menentukan karakteristik biologis setiap makhluk hidup sesuai dengan pengaturan
koneksi molekul yang sangat spesifik. Fungsi kedua adalah melayani tujuan
sintetis biologis dalam hal penciptaan protein seluler dan molekul RNA. DNA
adalah molekul kompleks yang disebut nukleotida, setiap nukleotida mengandung
fosfat, gula dan empat jenis basa nitrogen saling terhubung seperti tangga dan
dipelintir menjadi spiral. Empat jenis basa nitrogen itu adalah Adenin (A),
Timin (T), Guanin (G) dan Sitosin (S), urutan basa-basa nitrogen ini yang
menentukan instruksi DNA atau kode genetik. Secara keseluruhan, manusia
memiliki sekitar 30 ribu gen berbeda yang tersebar di antara 46 kromosom.
Setiap kromosom mengandung kurang dari 1.000 gen, DNA adalah perintah genetik
yang membentuk sel-sel dalam organisme hidup, sistematika keturunan, manual
regenerasi, peta biologis, cetak biru individu dari setiap makhluk hidup secara
unik. Dilansir dari U.S. National Library of Medicine, DNA manusia terdiri dari
kurang lebih 3 miliar dasar. Meskipun DNA manusia berjumlah sangat banyak,
semua ras manusia memiliki lebih dari 99,9 % DNA yang persis sama atau identik
pada semua orang di seluruh belahan dunia, perbedaan warna kulit, mata dan
rambut hanya berasal dari 0,1% perbedaan genetik saja. Hal itu menunjukkan
bahwa ras manusia di seluruh dunia ini berasal dari keturunan yang sama yaitu
Bapak Nabi Adam as dan Ibu Hawa.
Jika
kasta Brahmana, Kshatrya, Vaisya dan Shudra berasal dari kepala, tangan, paha
atau perut dan telapak kaki Dewa Brahma, lalu bangsa-bangsa di seluruh dunia
ini lahir dari apa? Sistem kasta dalam ajaran agama Hindu yang dipercaya oleh
umat Hindu berasal dari bagian-bagian tubuh Dewa Brahma tersebut, jelas dan
pasti tidak terbukti secara ilmiah kebenarannya, karena hanya angan-angan
kosong (hayalan), hanya orang-orang kafir yang termakan tipuan setan yang
pandai menipu. Jadi manusia bukan berasal dari Dewa Brahma atau bukan berasal
dari spesies kera, karena tidak ada bukti ilmiah berupa fosil yang berevolusi
selama jutaan tahun yang berwujud ¾ kera ¼ manusia kemudian menjadi ½ kera ½
manusia kemudian menjadi ¼ kera ¾ manusia terus menjadi hampir 100% manusia,
akhirnya menjadi 100% manusia, dan sama sekali tidak ada fosil-fosil perubahan
yang mendukung teori evolusi Darwin yang menyesatkan itu. Bukti bahwa manusia
bukan keturunan spesies kera adalah orang-orang negro Afrika yang berkulit
coklat gelap dan berambut keriting yang sangat kecil-kecil, sementara kera
berkulit hitam legam dan berbulu atau berambut pendek dan lurus tidak
bergelombang apalagi berambut keriting, jelas tidak sama sekali. Bagaimana
mungkin nenek moyangnya berambut lurus lalu keturunannya bisa berubah menjadi
berambut keriting yang sangat kecil-kecil? Jelas tidak mungkin spesies kera
yang berambut lurus berevolusi menjadi manusia yang berambut keriting yang
sangat kecil-kecil! Apalagi para pakar evolusi itu tidak mengakui bahwa Allah
Tuhan Yang Maha Pencipta yang menciptakan manusia pertama ’Adam secara
revolusi’. Walaupun babi, simpanse, bonobo, gorila, orangutan, siamang, monyet,
lemur, kucing, tikus dan sapi terdapat kesamaan genetik dengan DNA manusia
yaitu antara 80-98,9%, persentase ini ternyata sangat menyesatkan. Ketika data
ini diperiksa lebih teliti pada studi terbaru, perbandingan genom manusia
dengan simpanse misalnya, ternyata bertentangan dengan apa yang telah
dikemukakan para pakar evolusi. Kenyataannya, perbedaan genetik antara manusia
dengan simpanse yang sebenarnya adalah mendekati 5% yaitu hampir 96% bukan 99%.
Kesimpulannya, semirip apa pun kesamaan genetik antara simpanse dengan manusia,
semuanya itu tidak dapat membuktikan teori evolusi bahwa nenek moyang manusia
adalah spesies kera. Sedangkan kenyataannya, DNA babi adalah 98,9% lebih mirip
dengan manusia daripada spesies kera. Lalu mengapa tidak dikatakan oleh para
pakar evolusi itu bahwa nenek moyang manusia adalah babi?! Karena persentase
DNA babi melebihi persentase spesies kera. Faktor desain mampu untuk
menjelaskan hal ini dan Desainer alam semesta (Allah Yang Maha Pencipta)
seringkali membuat produk yang berbeda dengan memanfaatkan bagian-bagian, bahan
dan susunan yang sama. Persentase yang sama juga terdapat pada area DNA manusia
yang menghasilkan protein. Lebih masuk akal untuk menyimpulkan bahwa Allah
telah menggunakan protein yang sama untuk menampilkan fungsi yang sama dalam
berbagai bentuk organisme hidup atau makhluk hidup. Faktanya, sebagian besar
kandungan sperma atau air mani organisme hidup itu adalah protein. Allah
menggunakan bahan yang sama untuk menciptakan organisme hidup. Persentase DNA
yang hampir sama antara manusia dengan binatang artinya, bahwa antara keduanya
bisa saling menulari penyakit.
Qur’an
surat Al-Anbiyaa’ (21) ayat 30 :
30. (….Dan Kami) Allah (jadikan segala sesuatu
yang hidup) organisme hidup atau makhluk hidup (berasal dari air) maksudnya,
keturunannya makhluk hidup yang pertama diciptakan berasal dari air
mani/nuthfah/sperma yang kandungan sebagian besar dari sperma itu adalah
protein (Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?).
Qur’an
surat Faathir (35) ayat 5 :
5. (Wahai manusia, sungguh janji Allah
adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kalian)
yang membuat kalian tidak mempersiapkan bekal untuk kehidupan kalian di kampung
akhirat kelak, padahal akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya. Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu, sekiranya mereka
mengetahui, Al-’Ankabuut (29) ayat 64 dan Al-Hadiid (57) ayat 20 (dan
sekali-kali janganlah) setan dan pasukannya dari golongan setan jin dan setan
manusia terutama para tokoh agama palsu yang sesat dan para pakar evolusi (yang
pandai menipu memperdayakan kalian tentang Allah) termasuk menipu manusia
mengenai segala sesuatu tentang ciptaan Allah.
Kasta
Sudra di India adalah kasta ke-4 yang kedudukannya amatlah rendah, mereka
dilarang membaca Kitab Weda, bila melanggar maka lidahnya harus dipotong dan
dilarang mendengarkan ayat-ayat Weda, bila melanggar telinganya harus
dituangkan dengan timah mendidih, karena Kitab Weda diturunkan hanya untuk
bangsa Arya saja, seperti Kitab Taurat dan Injil yang diturunkan hanya untuk
bangsa Israel saja. Orang Sudra dianggap tidak pantas menaruh minat terhadap
kesusastraan Hindu dan berbagai upacara agama Hindu terlarang baginya. Kasta
Sudra dilarang menyerang seorang Brahmana, bila melanggar harus dihukum
gantung, mereka dilarang memiliki kekayaan, bila kaum Sudra melanggar, maka
kekayaan mereka akan dirampas dengan semena-mena oleh kaum Brahmana. Apabila
seorang suami meninggal dan ketika jenazahnya dikremasi, maka istrinya dengan
sukarela atau dipaksa terjun dalam kobaran api yang membakar jenazah suaminya
hingga istrinya tewas terbakar, tetapi apabila seorang istri yang meninggal,
maka suaminya tidak terjun atau dipaksa terjun ke dalam kobaran api yang
membakar jenazah istrinya, hal ini peraturan yang sangat bengis. Pemerintah
kolonial Inggris yang menjajah India pada masa Gubernur Jenderal Lord William
Bentinck yang baru terpilih, mengeluarkan peraturan hukum yang mengikat yang
dikenal dengan nama ’Bengal Sati Regulation 1829’. Maka sejak itu hukum yang
bengis yang diada-adakan oleh setan-setan tersebut dilarang atau tidak
diberlakukan lagi mulai tanggal 8 November 1829 di seluruh wilayah pemerintah
kolonial Inggris dan polisi berusaha mencegah praktik ritual bunuh diri Sati
bahkan menghukum denda dan kurungan bagi pelakunya, sehingga ritual Sati pun
berkurang dan perlahan-lahan menghilang hingga muncul kembali pasca kemerdekaan
India. Dan para tokoh agama Hindu itu juga membuat hukum-hukum lainnya yang
melanggar hak asasi manusia serta bertentangan dengan hukum-hukum yang telah
Allah tetapkan kepada umat manusia. Penerapan hukum-hukum buatan manusia yang
melanggar hak asasi manusia tersebut, akhirnya yang paling banyak menjadi
korban dari pembagian kasta ini adalah kasta ’haram’ Dalit yaitu kaum Tsjandala
(kasta ke-5 Paria). Karena terjadi diskriminasi yang sangat tidak manusiawi
yang menimpa kaum Dalit, mereka terpinggirkan, terbuang, tertindas dan
berkubang di bawah garis kemiskinan yang sering menjadi bulan-bulanan kekerasan
dan diskriminasi warga yang berasal dari kasta-kasta yang lebih tinggi dari
kasta Dalit. Sehingga tidak sedikit kaum Dalit yang berada dalam kasta terendah
itu dianiaya hingga menderita luka atau mati tanpa bisa membela diri, pelecehan
seksual terhadap kaum wanita Dalit dan masih banyak lagi hukum agama Hindu dan
tradisi umat Hindu yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah.
Qur’an
surat Al-Maaidah (5) ayat 49-50 :
49. (....Dan sungguh, kebanyakan manusia itu
adalah orang-orang yang fasik).
50. (Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan siapakah yang lebih baik hukumnya daripada) hukum (Allah bagi orang-orang yang yakin) kepada Allah.
Dan
semua nabi utusan Allah itu aqidahnya sama dan hanya mengajarkan ajaran tauhid
kepada umat mereka masing-masing, yaitu bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa
tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada Tuhan selain Allah, Laa ilaaha Illallaah,
maka sembahlah Allah saja.
Ayat-ayat
di dalam Kitab-kitab Weda tentang Tuhan seluruh alam sebagai berikut ini :
Rgveda
(Regweda) 8 : 1:1 : ”Ma cid anyad
vi sansata sakhayo ma rishanyata.” Artinya : ”Wahai teman, janganlah menyembah
sesuatu pun selain Dia, Tuhan Yang Esa, pujilah hanya pada Dia.”
Rgveda
Bk. 5 Hymn 1 V. 81 : ”Devasya samituk
parishtutih.” Artinya : ”Maha Besar kemuliaan bagi Tuhan (Yang Maha) Pencipta.”
Rgveda
Bk. 6 Hymn 45 V. 6 : ”Sembahlah Dia
saja, Tuhan yang sesungguhnya.”
Chandogya
Upanishad 6:2:1 : ”Ekam evadvitiyam.”
Artinya : ”Tuhan hanya ada satu tanpa ada yang kedua.”
Yajurveda
Ch. 32 V. 3 : ”Na tasya
pratima asti.” Artinya : ”Tidak ada rupa bagi Tuhan (Tuhan tidak berbentuk apa
pun, tidak tersusun dari apa pun dan tidak menjelma menjadi apa pun), Dia tidak
pernah dilahirkan, Dia yang berhak disembah.”
Shvetashatara
Upanishad 4:19: ”Tidak ada satu makhluk pun yang menyerupai Tuhan.”
Shvetashatara
Upanishad 6:9 : ”Na casya kascij janita na cadhipah.” Artinya : ”Tuhan itu
tidak punya ibu dan bapak, Dia tidak punya tuan dan (tidak punya) pelidung.”
Yajurveda
Ch. 40 V. 9 : ”Andhatma pravishanti ye
assambhuti mupaste.” Artinya : ”Mereka yang menyembah benda (yaitu sesuatu yang
dibuat oleh manusia, seperti : gambar, patung, berhala) atau alam (udara, air,
api) telah masuk ke dalam kegelapan.”
Shvetashatara
Upanishad 4:20: ”Na samdrse tihasti rupam asya, na caksusa pasyati kas
canainam.” Artinya : ”Tuhan tidak dapat dilihat, tidak ada seorang pun yang
mampu melihat-Nya dengan matanya (di dunia).”
Rgveda
Bk. 1 Hymn 64 V. 46 : ”Sages (learned
Priests) call one God by many names.” Artinya : ”Para orang bijaksana,
memanggil Tuhan Yang (Maha) Esa dengan *banyak nama.”
Rgveda
Bk.10 Hymn 114 V. 5 : ”Tuhan itu satu, tetapi Dia disebut dengan *nama yang
bermacam-macam.”
Bhagavadgita
Ch. 10 V. 3 : ”Dia tidak
dilahirkan, tidak ada permulaan, Tuhan seru sekalian alam.”
Bhagavadgita
bab 18 sloka 61 : ”Isvarah sarva bhutanam hrd dese rjuna tisthati bhramayan
sarva bhutani yantrarudhani mayaya.” Artinya : ”Tuhan Yang Maha Esa bersemanyam
di dalam hati semua orang, wahai Arjuna, dari Dia mengarahkan pengembaraan
semua makhluk hidup (Allah yang menentukan takdir semua makhluk-Nya), yang
duduk seolah-olah pada sebuah mesin terbuat dari tenaga material.”
Atharvaveda
Bk. 20 Hymn 58 V. 3: ”Tuhan itu Maha Besar.”
Brahmasutra
(Vedantasutra) : ”Ekam Brahm, dvitiya naste neh na naste kinchan.” Artinya :
”Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yang kedua, Tuhan tidak berbilang sama sekali
(Esa).”
Allah
Tuhan Yang Maha Esa (Satu) memiliki banyak nama yang baik, agung dan indah
dengan bermacam-macam sifat-Nya, seperti : Brahma, Vishnu dan lain-lain. Tetapi
Tuhan Yang Satu yang diseru/disebut/dipanggil dengan banyak nama itu, akhirnya
nama-nama-Nya tersebut dibuat-buat untuk dijadikan nama-nama ’tuhan’ baru yaitu
nama-nama patung berhala yang disembah oleh umat Hindu hingga saat ini karena
mereka mengikuti agama nenek moyang mereka yang kafir terdahulu. Nenek moyang
beserta keturunan mereka itu tidak mendapat petunjuk dari Allah sehingga mereka
menjadi orang-orang kafir yang sesat dan menyesatkan kebanyakan manusia.
Padahal- dahulu berhala-berhala itu tidak ada, lalu diada-adakan atau dibuatkan
kebohongan-kebohongan oleh setan-setan jin dan dibantu oleh setan-setan manusia
untuk disebarkan ke kalangan masyarakat umum.
Qur’an
surat Yuusuf (12) ayat 39-40 :
39. Sabda Nabi Yusuf as (“Wahai kedua temanku)
yang sedang mendekam bersamaku di (dalam penjara) dan semua menyembah berhala
(manakah yang baik, tuhan yang bermacam-macam itu) yaitu dewa-dewi bangsa Mesir
kuno seperti : Amun, Ra, Ptah, Osiris, Isis, Horus, Hathor, Anubis, Bes, Seth,
Sobek dan lain-lain. Ternasuk dewa-dewi agama Hindu seperti : Brahma, Wisnu,
Siwa, Surya, Agni, Baruna, Indra, Durga dan semua dewa-dewi yang disembah oleh
orang-orang kafir di seluruh dunia hingga saat ini (ataukah Allah Yang Maha Esa
lagi Maha Perkasa?”).
40. (“Apa yang kamu berdua sembah selain-Nya)
Allah (hanyalah nama-nama) berhala (yang kalian buat-buat) namai (oleh kalian
sendiri maupun oleh nenek moyang kalian, Allah tidak menurunkan suatu
keterangan apa pun tentang hal) berhala dan nama mereka (itu. Tiada lain
keputusan itu hanya kepunyaan Allah) semata (Dia telah memerintahkan) melalui
dakwah nabi-nabi-Nya (supaya kalian tidak menyembah selain Dia) Agama tauhid
(Itulah agama yang lurus) mustaqim (tetapi kebanyakan manusia) yaitu
orang-orang kafir di seluruh dunia ini (tidak mengetahui”).
Qur’an
surat An-Najm (53) ayat 23 :
23. Nama berhala-berhala (Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian mengada-adakannya) membuat-buatnya untuk dijadikannya tuhan-tuhan yang kalian sembah (Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun) yang memerintahkan untuk menyembah berhala-berhala tersebut (Tiada lain mereka hanya mengikuti dugaan saja dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka) yaitu mengikuti godaan setan yang membisikan kesesatan ke dalam hati mereka (padahal sungguh, telah datang petunjuk) agama (kepada mereka dari Tuhan mereka) melalui nabi-nabi-Nya yang diutus kepada umat mereka masing-masing termasuk melalui Nabi Muhammad saw.
Firman
Allah kepada orang-orang kafir (musyrik) yang menyeru dan menjadikan
berhala-berhala itu sekutu Allah.
Qur’an
surat Al-A’raaf (7) ayat 191-198 :
191. (Apakah mereka mempersekutukan) Allah dalam
beribadah (dengan berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatu pun?
Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang).
192. (Dan berhala-berhala itu tidak mampu
memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiri
pun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan).
193. (Dan jika kamu) hai orang-orang musyrik
(menyerunya) berdoa kepada berhala-berhala itu (untuk memberi petunjuk
kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu, sama
saja) hasilnya (buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri) tidak
berdoa untuk meminta segala sesuatu kepada mereka, pasti berhala-berhala itu
tidak dapat mengabulkan permintaanmu karena mereka adalah benda mati.
194. (Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu
seru) yang kamu sembah (selain Allah itu adalah makhluk) yang lemah (yang
serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu, lalu biarkanlah
mereka memperkenankan permintaanmu) mengabulkan doamu (jika kamu memang
orang-orang yang benar) dalam kepercayaanmu bahwa berhala-berhala itu adalah
Tuhan.
195. (Apakah berhala-berhala itu mempunyai kaki
yang dengan itu dapat berjalan, atau mereka mempunyai tangan-tangan, yang
dengan tangan-tangan itu mereka dapat memukul, atau mereka mempunyai mata, yang
dengan mata itu mereka dapat melihat, atau mereka mempunyai telinga, yang
dengan telinga itu mereka dapat mendengar) berhala-berhala itu tidak mempunyai
sesuatu apa pun yang disebutkan tersebut, lalu mengapa kalian menyembah mereka?
Sedang kalian sendiri keadaannya jauh lebih baik dan sempurna daripada berhala-berhala
yang kalian sembah itu (Katakanlah) kepada orang-orang kafir itu (: “Panggillah
berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah itu, kemudian lakukanlah tipu
daya kepadaku) untuk mencelakakanku (tanpa memberi tangguh kepadaku) tanpa
diberi jeda waktu.
196. (Sesungguhnya pelindungku adalah Allah)
Yang Maha Pelindung yang mengurusi perkaraku (yang telah menurunkan Alkitab)
Al-Qur’an (dan Dia melindungi orang-orang yang saleh).
197. (Dan berhala-berhala yang kamu seru selain
Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan) berhala-berhala itu (tidak dapat
menolong dirinya sendiri).
198. (Dan jika kamu sekalian menyeru mereka)
berdoa kepada berhala-berhala itu (untuk memberi petunjuk) kepadamu (niscaya
berhala-berhala itu tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat mereka)
berhala-berhala itu (memandang kepadamu, padahal mereka tidak dapat melihat)
karena berhala-berhala itu adalah benda mati yang tidak memiliki kemampuan apa
pun dan dongeng-dongeng tentang mereka hanya karya sastra fiksi (karangan)
belaka yang dibuat-buat atau diada-adakan oleh orang-orang kafir terdahulu.
Qur’an
surat Al-Hajj (22) ayat 73-74 :
73. (Wahai manusia telah dibuat perumpamaan, maka
dengarkanlah oleh kalian perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kalian
sembah selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun,
walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas
sesuatu dari mereka) tuhan-tuhan yang disembah manusia selain Allah (tidaklah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Alangkah lemahnya yang
menyembah) yaitu orang-orang musyrik para penyembah berhala-berhala (dan
alangkah lemahnya pula) tuhan-tuhan (yang disembah) selain Allah itu yang tidak
dapat memberikan mudharat dan tidak dapat memberikan manfaat, tidak dapat bergerak,
tidak dapat melihat, tidak dapat mendengar, tidak dapat memegang dan tidak
dapat menciptakan sesuatu apa pun. Penyembah-penyembahnya yang justru lebih
sempurna karena orang-orang musyrik penyembah berhala-berhala itu dapat
bergerak, melihat, mendengar dan memegang.
74. (Mereka tidak mengagungkan Allah dengan
pengagungan yang semestinya) kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tuhan semesta alam
(Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa) untuk mengalahkan
musuh-musuh-Nya yang mendustakan dan menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
Qur’an
surat Al-Furqaan (25) ayat 3 :
3. (Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya) selain Allah untuk disembah (sebagai tuhan-tuhan) yaitu berhala-berhala (yang mereka tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk menolak sesuatu kemudharatan dari dirinya) tidak dapat menolak bencana atau bahaya yang mengancam dirinya (dan tidak pula untuk mengambil suatu kemanfaatan pun) berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang kafir itu tidak dapat menghasilkan manfaat bagi diri mereka sendiri (dan juga tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak pula membangkitkan) dan mereka juga tidak mampu mematikan, menghidupkan seseorang dan tidak mampu membangkitkan orang-orang yang mati untuk dapat hidup kembali.
Qur’an
surat Sabaa’ (34) ayat 22 :
22. (Katakanlah : “Serulah mereka yang kalian
anggap) sebagai tuhan-tuhan (selain Allah, mereka tidak memiliki) kekuasaan
(seberat dzarrah pun di Langit dan di Bumi, dan mereka tidak memiliki suatu
saham pun) bahwa tuhan-tuhan atau berhala-berhala yang disembah selain Allah
itu tidak ikut andil (dalam penciptaan Langit dan Bumi dan sekali-kali tidak
ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya) dalam penciptaan alam semesta
walau hanya seberat dzarrah (atom) pun.
Qur’an
surat Faathir (35) ayat 40 :
40. (Katakanlah : “Terangkanlah kepadaku tentang
sekutu-sekutu kalian) tuhan-tuhan (yang kalian seru) sembah (selain Allah.
Perlihatkanlah kepadaku, bagian manakah dari Bumi ini yang telah mereka)
berhala-berhala sesembahanmu itu (ciptakan ataukah mereka mempunyai saham di
dalam) menciptakan (Langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah kitab
sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya?) Tentu saja
tidak ada! (Sebenarnya tidaklah orang-orang yang zhalim) yaitu orang-orang
kafir yang sesat dan menyesatkan (itu sebagian dari mereka menjanjikan kepada
sebagian yang lain, melainkan tipuan belaka) dengan membuat-buat cerita-cerita
bohong tentang berhala-berhala itu kemudian mengatakan bahwa ini dari Tuhan,
sehingga menyesatkan kebanyakan manusia yang dibiarkan sesat oleh Allah.
Dalam
sebuah hadits dari Rasulullah saw, ketika Malaikat Jibril as hendak mendatangi
rumah Rasulullah saw, Malaikat Jibril as enggan masuk ke dalam rumah beliau
saw, hari berikutnya Malaikat Jibril as tetap enggan masuk ke dalam rumah,
Rasulullah saw bersabda :
”Jibril
datang menemuiku, lalu dia berkata kepadaku : ”Aku datang menemuimu pagi ini,
dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi kedatanganku kecuali karena di depan
pintu rumah ini ada patung. Di rumah ini ada tirai (dari kain) yang bergambar
patung, dan di rumah ini juga ada anjingnya. Karenanya, perintahkan seseorang
untuk memotong kepala patung itu, sehingga menjadi seperti batang pohon, dan
potong pulalah tirai itu sehingga menjadi 2 alas tidur, dan perintahkan
seseorang untuk mengeluarkan anjing itu.”
Hadits
riwayat Abu Dawud, An-Nasa’i, At-Tarmidzi dan Ibnu Hibban.
Dari
Abu Thalhah dan Ali bin Abu Thalib, Rasulullah saw bersabda :
”Malaikat
(rahmat) tidak masuk rumah yang (di dalamnya) terdapat anjing dan gambar (atau
patung, topeng, relief, ukiran, gambar makhluk bernyawa di majalah, kalender,
foto dan sebagainya).”
Hadits
riwayat Bukhari, Ibnu Majah dan Muslim.
Rasulullah
saw bersabda :
”Para
malaikat (rahmat) tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat
patung-patung (atau gambar-gambar makhluk bernyawa).” Hadits riwayat Muslim.
Rasulullah
saw bersabda :
”Janganlah
kamu tinggalkan patung kecuali kamu telah membuatnya menjadi tidak berbentuk
(makhluk bernyawa),....” Hadits riwayat Muslim.
Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu, pada hari Kiamat nanti, Allah akan melebur dan
memusnahkan alam semesta dan semuanya kembali kepada Allah Subhaanahu wa
Ta’aalaa. Kemudian kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa untuk melebur dan
memusnahkan alam semesta itu oleh orang-orang kafir di India dijadikan salah
satu ’tuhan baru’ atau ’sesembahan baru’ yang dinamai Dewa Siwa. Selanjutnya
ajaran penyembahan berhala Siwa tersebut menyebar ke negeri-negeri di
sekitarnya dan terus menyebar ke seluruh dunia. Tiga dewa tertinggi agama Hindu
yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa disebut Trimurti itu adalah nama-nama Allah
Ta’aalaa. Dan Dewa-dewi Surya, Indra, Agni Durga, Sri, Kali dan semua dewa-dewi
yang dijadikan ‘tuhan-tuhan baru atau berhala-berhala yang disembah manusia di
seluruh dunia itu tidak ada. Semuanya hanya nama-nama yang diada-adakan
(dibuat-buat) oleh orang-orang kafir terdahulu terus menjadi ajaran agama bagi
para penyembah berhala-berhala tersebut, kemudian diikuti oleh keturunan mereka
dan generasi-generasi berikutnya atau yang datang kemudian hingga saat ini.
Setan itu hanya memberikan janji-janji palsu dan hayalan kepada para penyembah
berhala dan semua itu adalah tipuan setan belaka kepada orang-orang kafir yang
menjadikan setan sebagai pemimpin mereka, setan-setan itu telah menyesatkan
sebagian besar manusia. Mitologi Hindu adalah istilah yang digunakan oleh para
sarjana masa kini terhadap kesusastraan Hindu yang luas yang menceritakan
tentang kehidupan tokoh-tokoh kepahlawanan (epos) Mahabharata dan Ramayana dalam
Kitab Itihasa dan semua itu hanya dongeng kiasan bahwa kejahatan selalu kalah
oleh kebajikan. Kitab-kitab Purana juga merupakan bagian dari kesusastraan
Hindu ditulis sekitar tahun 500-300 SM dan itu hanya karya sastra fiksi (cerita
karangan). Karena selama berabad-abad kemudian, Kitab-kitab Purana tersebut
kata-katanya, kalimat-kalimatnya, alinea-alineanya, ayat-ayatnya telah
mengalami interpolasi/penyisipan/penambahan (sebagian, sebagian besar dan
total), pengubahan (modifikasi) sebagian, sebagian besar, revisi total,
penyingkatan dan juga kemasukan unsur-unsur asing pada sebagian atau total dari
tulisan-tulisan di dalam Kitab-kitab Purana. Yaitu pada dongeng dongeng
kesusastraan mitologi Hindu dan tradisi lama yang menjabarkan dan menceritakan
tentang dongeng makhluk-makhluk supranatural (seperti dongeng-dongeng :
dewa-dewi, asura, detya, raksasa, yaksa, gandharwa, peperangan Shiva, Daksayani
(Sati) yang melahirkan praktik ritual bunuh diri Sati yang dihalalkan dan
menjadi bagian ajaran agama Hindu), Reinkarnasi manusia seperti kehidupan
Parwati, raja-raja, rshi-rshi kuno dan lain-lain.
Juga
cerita tentang terciptanya alam semesta dan manusia dalam Kitab Shivapurana
sangat tidak ilmiah dan sangat tidak masuk akal dan hanya merupakan karya
sastra fiksi Hindu karena tulisannya tidak sesuai dengan penemuan penelitian
sains modern dari ahli-ahli sains dunia. Dan cerita tentang Inkarnasi Tuhan
(Dasa Awatara) yang dijelaskan dengan panjang lebar dalam aliran filsafat dan
ilmu akhlak, sebagian besar ceritanya telah mengalami sangat banyak modifikasi
dan interpolasi. Karena yang benar adalah, Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha
Berkehendak mengutus nabi-nabi-Nya yang diberi tugas untuk mengajak umat mereka
supaya beribadah hanya kepada Allah Yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apa pun. Allah tidak pernah menyuruh menyembah berhala-berhala
yang tidak dapat memberi mudharat dan manfaat kepada manusia. Apabila
orang-orang kafir menyembah berhala-berhala sesembahan mereka, maka penyembahan
itu adalah kesesatan yang jauh sekali dari kebenaran, Yunus (10) ayat 106 dan
Al-Hajj (22) ayat 12. Tulisan-tulisan dalam Kitab-kitab Purana sangat banyak
yang hanya dongeng-dongeng yang dibuat-buat oleh orang-orang kafir yang tidak
takut kepada Allah. Sekali lagi, dewa-dewi dan lain-lain serta dongeng-dongeng
tentang mereka itu hanya hayalan, hanya tipuan setan *Maswath dan pasukannya
dari golongan setan jin dan golongan setan manusia.
*Maswath ini adalah setan anaknya Iblis Laknatullah, ia spesialis dalam menciptakan/mengada-adakan/membuat-buat kebohongan-kebohongan besar maupun kecil terutama membuat cerita dongeng (fiksi) tentang tuhan-tuhan palsu. Yaitu mitologi dan legenda makhluk-makhluk supranatural (seperti : dewa-dewi, asura, dll), raja-raja, kesatria-kesatria dan rshi-rshi kuno serta dongeng-dongeng tentang mereka yang tidak ditemukan bukti arkeologisnya. Bahkan kejahatan yang setan Maswath dan anak-anaknya (Iblis dan keturunannya yaitu setan-setan dan jin-jin kafir, fasik dan zhalim semuanya disebut golongan setan-setan jin) lakukan sampai pada tingkat setan Maswath memperlihatkan diri dalam bentuk seseorang yang duduk dalam suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh manusia. Lalu setan-setan jin tersebut menyebarkan kebohongan yang pada gilirannya dibantu oleh setan-setan manusia untuk disebarkan ke kalangan masyarakat umum. Jadi jika ada berita bohong (dusta) atau karangan fiksi yang berkembang di kalangan manusia bahkan sampai dipercaya dari generasi ke generasi hingga ribuan tahun sebagai kebenaran dan aturan agama yang ditaati secara mutlak oleh orang-orang kafir yang sesat. Maka hal itu adalah ulah setan Maswath dan anak-anaknya yang bertanggung jawab beserta setan-setan manusia yang ikut menyebarkan berita bohong tersebut. Setan-setan anak-anak keturunan Iblis Laknatullah dan juga mayoritas jin, sangat suka dengan kebohongan pada tingkat yang sudah mendarah daging.
Setan-setan
itu bermaksud menyesatkan manusia dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya dari
jalan agama yang benar yaitu agama Islam. Setelah berlalu waktu yang panjang,
semua bisikan, godaan, tipuan dan hasutan setan itu dipercayai sebagai aturan
dan jalan kebenaran agama oleh kebanyakan manusia yang dibiarkan sesat oleh
Allah.
Qur’an
surat Al-Jaatsiyah (45) ayat 23 :
23. (Apakah kamu pernah melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya) salah satunya menjadi penyembah berhala karena tipuan setan jin dan setan manusia (dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya) berdasarkan pengetahuan-Nya, Allah telah mengetahui bahwa orang tersebut termasuk orang yang disesatkan sebelum ia diciptakan-Nya yang telah ditetapkan-Nya di dalam Kitab Lauhul Mahfudz (dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya) karena itu ia tidak dapat mendengar petunjuk dan tidak mau memikirkan petunjuk dari Allah (dan meletakkan tutupan pada penglihatannya) sehingga ia tidak dapat melihat petunjuk jalan yang benar dari Allah (Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk setelah Allah) membiarkannya sesat? Tentu saja tidak ada yang dapat memberinya petunjuk selain Allah (Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran?). Orang-orang yang sesat itu telah ditetapkan di dalam Kitab Induk Lauhul Mahfudz meninggal dalam keadaan kafir dan di akhirat kelak mereka dimasukkan ke dalam Neraka Jahannam kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Allah tidak memberi petunjuk kepada mereka, karena mereka adalah orang-orang yang kafir, fasik dan zhalim. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu dan Maha Mengenal makhluk-makhluk-Nya, Ali-‘Imran (3) ayat 86, Al-Maaidah (5) ayat 51,67, At-Taubah (9) ayat 19, 24, 37, 80, 109 dan Al-Hujuraat (49) ayat 13.
Karena
mereka orang-orang kafir, fasik dan zhalim, maka Allah mengirimkan setan-setan
untuk menyesatkan mereka.
Qur’an
surat Maryam (19) ayat 83 :
83. (Tidakkah kamu lihat, bahwasannya Kami telah
mengirim setan-setan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasut mereka) salah
satunya sebabnya adalah orang-orang kafir itu tidak mengerjakan ibadah utama
yaitu mereka tidak mendirikan shalat, padahal ibadah shalat itu mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar. Karena orang-orang kafir itu tidak shalat, maka
ujung otaknya tidak terisi dengan Oksigen, nutrisi dan energi positif, sehingga
membuat kelenjar ke-7 atau kelenjar induk, disebut juga Maestro Gland yang
terdapat di tengah-tengah kepala di dalam bagian otak yang paling
atas/depan/ujung dari orang-orang kafir itu tidak dapat bekerja dengan sempurna
untuk memblokir pesan-pesan buruk dan sesat dari setan-setan. Maka setan-setan
itu sangat mudah menguasai mereka dengan menggerakkan jasmani dan rohani mereka
untuk melakukan perbuatan dosa-dosa (dengan sungguh-sungguh?). Allah juga tidak
menolong dan melindungi orang-orang yang kafir itu dari kejahatan setan-setan
yang menguasai mereka, dengan tidak memberi petunjuk dan bimbingan ke seluruh
jasmani dan rohani mereka. Hal itu membuat organ-organ tubuh dan rohani dari
orang-orang kafir tersebut sangat mudah untuk melakukan perbuatan maksiat,
bahkan mereka sampai durhaka terhadap Allah dan nabi-nabi-Nya dan melampaui
batas dalam berbuat dosa-dosa, Al-’Ankabuut (29) ayat 45.
Qur’an
surat Faathir (35) ayat 6 :
6. (Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi
kalian, maka anggaplah ia musuh) kalian (karena sesungguhnya setan itu hanya
mengajak golongannya supaya menjadi penghuni Neraka yang menyala-nyala).
Qur’an
surat Yaasiin (36) ayat 60-62 :
60. (Bukankah Aku) Allah (telah memerintahkan
kepada kalian wahai Bani Adam) wahai manusia anak cucu Adam (supaya kalian
tidak menyembah setan) jangan menaati semua setan manusia dan semua setan jin
yang menyesatkan kalian (Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian) yang
jelas permusuhannya.
61. (Dan hendaklah kalian menyembah-Ku) Esakanlah
Allah dan taatilah Allah dan nabi-nabi-Nya (Inilah jalan) tuntunan agama (yang
lurus) yang benar.
62. (Dan sungguh, setan itu telah menyesatkan
sebagian besar di antara kalian. Maka apakah kalian tidak memikirkan?) tentang
permusuhan setan (Iblis) dan penyesatannya itu? Setan telah berjanji di hadapan
Allah bahwa setan yang dibantu oleh pasukannya dari golongan setan jin dan
setan manusia akan menghalang-halangi atau menyesatkan manusia dari jalan agama
Allah yang benar. Oleh karena itu setan berjuang habis-habisan siang dan malam
untuk menghilangkan iman manusia dengan penuh ketekunan membisiki, menggoda,
menipu dan menghasut manusia dengan menyesatkan mereka dari jalan agama yang
benar sejauh-jauhnya. Setan pasti akan selalu menghalang-halangi manusia dari
jalan agama Allah yang benar dengan menyesatkan mereka dari arah depan sehingga
membuat manusia itu ragu terhadap kehidupan akhirat, dan dari belakang mereka
yang menjadikan manusia cinta kepada dunia bahkan sampai berlebih-lebihan
(hedonis), dari kanan yang membuat manusia samar-samar atau lalai dalam urusan
agama dan dari kiri mereka yang membuat manusia senang dan bahkan sangat senang
hingga melampaui batas dalam perbuatan sia-sia dan dosa-dosa sehingga
kebanyakan manusia itu tidak bersyukur, yaitu kebanyakan manusia itu tidak
beriman (kafir), sesat dan menyesatkan. Akhirnya orang-orang kafir itu menjadi
temannya setan di Neraka Jahannam dan barangsiapa menjadikan setan sebagai
temannya, maka ketahuilah setan itu adalah teman yang sangat jahat, An-Nisaa’
(4) ayat 38, Al-A’raaf (7) ayat 16-17, Al-Hijr (15) ayat 39-40, Al-Israa’ (17)
ayat 62 dan Shaad (38) ayat 82-83. Allah Ta’aalaa tidak berfirman bahwa setan
mendatangi manusia ’dari arah atas’ karena rahmat Allah itu diturunkan dari
arah atas mereka, sehingga setan tidak akan dapat mendatangi manusia untuk
menyesatkan dari arah atasnya, hal itu supaya Iblis tidak menghalang-halangi
jalan antara hamba dengan rahmat Allah, Al-A’raaf (7) ayat 16-17.
Qur’an
surat Az-Zukhruf (43) ayat 36-37 :
36. (Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran
Tuhan Yang Maha Pemurah) yaitu berpaling dari Al-Qur’an, salah satunya adalah
karena ia tidak mendirikan shalat, padahal shalat itu adalah ibadah utama, maka
(Kami adakan) kirimkan (baginya setan) yang menyesatkan (maka setan itulah yang
menjadi teman yang selalu menyertainya) ke mana saja, sehingga setan tidak
pernah berpisah darinya.
37. (Dan sesungguhnya mereka) setan-setan itu
(benar-benar menghalangi mereka) yang berpaling dari pengajaran dan peringatan
Al-Qur’an tersebut (dari jalan yang benar) dari jalan agama Allah yang benar
atau yang lurus (dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk).
Qur’an
surat Al-Mujaadilah (58) ayat 19 :
19. (Setan telah menguasai mereka) orang-orang
kafir, fasik dan zhalim itu (lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah,
mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah
golongan yang merugi).
Qur’an
surat Al-Hasyr (59) ayat 16 :
16. Bujukan orang-orang munafik dan kafir kepada
orang-orang kafir lainnya itu adalah (seperti halnya) bujukan (setan) kepada
manusia ketika (ia berkata kepada manusia : “Kafirlah kamu.” Maka tatkala
manusia itu telah menjadi) orang-orang (kafir, ia berkata : “Sesungguhnya aku
berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb
semesta alam”) setan berdusta, yang sebenarnya setan itu durhaka bahkan sangat
durhaka, sangat ingkar dan membangkang kepada Allah, An-Nisaa’ (4) ayat 117,
Al-Israa’ (17) ayat 27, Al-Kahfi (18) ayat 50, Maryam (19) ayat 44, Thaahaa
(20) ayat 116 dan Ash-Shaaffaat (37) ayat 7. Di akhirat kelak, setan dan
pasukannya tidak mau bertanggung jawab setelah berhasil menyesatkan manusia.
Padahal sewaktu hidup di dunia dahulu, siang dan malam setan mendatangi manusia
untuk menghilangkan iman mereka dengan penuh ketekunan, membisiki, menggoda,
menipu dan menghasut manusia dengan segala cara dan segala macam tipu daya,
supaya menjadi orang-orang kafir, termasuk kafir kepada ayat-ayat-Nya dan
hadits rasul-rasul-Nya. Tetapi, setelah orang-orang kafir itu dimasukkan ke
dalam Neraka Jahannam, mereka menyesali kekafiran mereka. Selanjutnya
orang-orang kafir itu berkata : “Sungguh, setan telah menyesatkan aku dari
peringatan Allah melalui ayat-ayat-Nya yang dibawa oleh nabi-nabi-Nya setelah
peringatan itu datang kepadaku, dan setan itu memang pengkhianat manusia,”
Al-A’raaf (7) ayat 16-17, Ibrahim (14) ayat 22 dan Al-Furqaan (25) ayat 29.
Qur’an
surat Ibrahim (14) ayat 22 :
22. Di akhirat kelak (Dan berkatalah setan
tatkala perkara hisab) pengadilan semua makhluk (telah diselesaikan) lalu
orang-orang yang beriman dan beramal saleh yang berhak masuk Surga dimasukkan
ke dalam Surga dan orang-orang kafir yang wajib masuk Neraka dimasukkan ke
dalam Neraka, lalu mereka mengerumuni Iblis (“Sesungguhnya Allah telah
menjanjikan kepada kalian janji yang benar) melalui nabi-nabi-Nya dengan
membawa bukti-bukti yang nyata (dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian)
bahwa janji Allah itu tidak ada dengan memberikan angan-angan kosong kepada
manusia yang tidak beriman yang menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin
mereka. Yaitu orang-orang yang sesat yang selalu mengikuti hawa nafsu setan
yang hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni Neraka yang
menyala-nyala, Al-A’raaf (7) ayat 27 dan Faathir (35) ayat 6 (tetapi aku
menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian) Allah
selalu menjaga orang-orang yang beriman dan beramal saleh sehingga tidak ada
kekuatan bagi setan untuk menguasai (menyesatkan) mereka karena tipu daya setan
itu lemah terhadap hamba-hamba-Nya yang tulus ikhlas (mukhlis) dan beriman
(yakin) kepada adanya kehidupan akhirat dan tidak meninggalkan pengajaran Allah
Tuhan Yang Maha Pemurah melalui ayat-ayat-Nya yang dibawa oleh nabi-nabi-Nya
yang disampaikan kepada umat mereka, An-Nisaa’ (4) ayat 76, Al-Hijr (15) ayat
40-42, An-Nahl (16) ayat 100, Al-Israa’ (17) ayat 65, Sabaa’ (34) ayat 21 dan
Az-Zukhruf (43) ayat 36 (melainkan aku) setan (menyeru) mengajak orang-orang
kafir dengan membisikan, menggoda (membujuk), menipu dan menghasut untuk
menyesatkan (kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah
kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali
tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku) dengan
Allah (sebelumnya”) sewaktu hidup di dunia, lalu Allah berfirman :
(“Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu mendapat siksaan yang pedih”) di
Neraka Jahannam kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
Qur’an
surat An-Nahl (16) ayat 99-100 : Bagi orang-orang yang beriman dan bertawakal
kepada Allah.
99. (Sesengguhnya setan itu tidak memiliki
kekuasaan) tidak dapat mempengaruhi (terhadap orang-orang yang-beriman dan
bertawakal kepada Tuhannya) setan itu tidak dapat menyesatkan hamba-hamba-Nya
yang berserah diri sepenuhnya atas segala urusannya kepada Allah setelah
berusaha keras dalam berikhtiar sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah
Allah yang telah Dia ditetapkan di dalam Kitab Lauhul Mahfudz.
100. (Sesungguhnya kekuasaannya) pengaruhnya (hanyalah atas orang-orang yang menjadikannya sebagai pemimpin) setan hanya dapat menyesatkan orang-orang yang banyak berdusta dan banyak berbuat dosa, Asy-Syu’araa’ (26) ayat 221-222 (dan atas orang-orang yang terhadap-Nya) terhadap Allah (mereka mempersekutukan) setan hanya dapat menyesatkan orang-orang kafir yaitu para penyembah ’tuhan-tuhan’ selain Allah, supaya mereka melakukan perbuatan dosa-dosa hingga melampaui batas, Maryam (19) ayat 83.
Azab
bagi orang-orang kafir yang mendustakan dan menyombongkan diri terhadap
ayat-ayat Allah.
Qur’an
surat Asy-Syu’araa’ (26) ayat 91-104 :
91. (Dan diperlihatkan dengan jelas Neraka Jahim
kepada orang-orang yang sesat) yaitu orang-orang yang kafir.
92. (Dan dikatakan kepada mereka : ”Di manakah
berhala-berhala yang dahulu) di alam dunia (kalian sembah),
93. (selain Allah? Dapatkah mereka)
berhala-berhala itu (menolong kalian atau menolong diri mereka sendiri?”).
94. (Maka mereka) sesembahan-sesembahan itu
(dijungkirkan ke dalam Neraka bersama orang-orang yang sesat) yaitu bersama
orang-orang kafir yang menjadi penyembah berhala-berhala tersebut.
95. (Dan bala tentara Ibils semuanya) beserta
pasukan Iblis dari golongan setan jin yang menaati Iblis (setan).
96. (Mereka) orang-orang kafir (berkata sambil
mereka bertengkar di dalamnya) di dalam Neraka itu dengan sesembahan-sesembahan
mereka.
97. (”Demi Allah, sesungguhnya kita dahulu) di
alam dunia (dalam kesesatan yang nyata) jelas sesatnya.
98. (Karena kita menyamakan kalian) dalam hal
menyembah (dengan Tuhan semesta alam) seluruh alam.
99. (Dan tidak ada yang menyesatkan kita) dari
petunjuk jalan agama Allah yang benar (kecuali orang-orang yang berdosa) yaitu
setan dan pasukannya serta para pendahulu kita atau nenek moyang kita yang
lebih dahulu berbuat kafir lalu kita ikuti atau kita tiru perbuatan kekafiran
mereka.
100. (Maka kita) sekarang di akhirat (tidak
mempunyai pemberi syafaat seorang pun) sebagaimana orang-orang mukmin yang
memiliki para malaikat, para nabi dan orang-orang mukmin lainnya yang dapat
memberi syafaat (pertolongan doa) atas izin Allah kepada orang-orang yang
beriman (umat Islam).
101. (Dan tidak pula mempunyai teman yang akrab)
yaitu yang memperhatikan perkara kita.
102. (Maka seandainya kita dapat kembali sekali
lagi) ke alam dunia (niscaya) tentu (kami menjadi orang-orang yang beriman”)
orang-orang kafir itu mengharapkan sesuatu yang mustahil dapat dicapai oleh
mereka.
103. (Sungguh, pada yang demikian itu) yaitu
keterangan-keterangan tentang keadaan orang-orang kafir dan berhala-berhala
yang menjadi sesembahan-sesembahan mereka di akhirat kelak (benar-benar
terdapat tanda-tanda) kekuasaan Allah, bahwa Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu (tetapi kebanyakan mereka)
manusia (tidak beriman).
104. (Dan sungguh, Tuhanmu benar-benar Dia-lah
Yang Maha Perkasa) untuk mengalahkan musuh-musuh-Nya (lagi Maha Penyayang)
untuk mengampuni orang-orang kafir yang kembali beriman dan bertobat
kepada-Nya.
Qur’an
surat Al-Mu’min (40) ayat 73-76 dan 84-85 :
73. Di akhirat kelak (Kemudian dikatakan kepada
mereka) orang-orang kafir itu (: ”Manakah berhala-berhala yang selalu kalian
persekutukan),
74. yang kalian sembah (selain Allah?” Mereka
menjawab : ”Mereka telah hilang lenyap dari kami, bahkan kami dahulu tidak
pernah menyembah sesuatu”) mereka mengingkari penyembahan kepada
berhala-berhala yang dahulu ketika di dunia mereka selalu menyembahnya,
kemudian berhala-berhala sesembahan mereka itu didatangkan di hadapan mereka,
dan sesembahan-sesembahan orang-orang kafir itu juga mengingkari bahwa mereka
dahulu disembah oleh para penyembahnya, selanjutnya dikatakan kepada mereka :
”Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah, adalah bahan
bakar Jahannam”, Maryam (19) ayat 82, Al-Anbiyaa’ (21) ayat 98 dan Al-Qashash
(28) ayat 62-66 (Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang kafir).
75. Dan dikatakan pula kepada mereka (Yang
demikian itu disebabkan karena kalian bersuka ria di muka Bumi dengan tidak
benar) kalian durhaka dan banyak melakukan perbuatan dosa-dosa yang melampaui
batas (dan karena kalian selalu bersuka ria) dan karena kalian melakukan
perbuatan dosa-dosa yang melampaui batas itu berulang kali.
76. Dikatakan kepada mereka : (”Masuklah kalian
ke pintu-pintu Neraka Jahannam, sedangkan kalian kekal di dalamnya. Maka itulah
seburuk-buruk tempat tinggal bagi orang-orang yang sombong ”) tidak mau
beriman.
84. (Maka tatkala mereka melihat azab Kami,
mereka berkata : ”Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada
sembahan-sembahan yang telah kami persekutukannya dengan Allah”).
85. (Maka iman mereka tidak berguna) lagi (bagi
mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah
berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan disaat itu merugilah orang-orang kafir).
Qur’an
surat Al-’Ankabuut (29) ayat 42 :
42. (Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang
mereka sembah selain Allah dan Dia Maha Perkasa) untuk mengalahkan
musuh-musuh-Nya di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam
perbuatan-Nya.
Ayat-ayat
di dalam Al-Qur’an tentang Allah Tuhan seluruh alam sebagai berikut ini :
Qur’an
surat Al-Faatihah (1) ayat 2 :
2. (Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh)
semesta (alam).
Qur’an
surat At-Taubah (9) ayat 31 :
31. (...padahal mereka hanya diperintahkan
menyembah Tuhan Yang Maha Esa) yang tertulis di dalam Kitab suci Taurat Musa
dan Kitab suci Injil Isa Al-Masih (tidak ada Tuhan selain Dia) Laa ilaaha
Illallaah (Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan).
Qur’an
surat An-Nahl (16) ayat 22 dan 36 :
22. (Tuhan kalian adalah) Allah (Tuhan Yang Maha
Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat) yaitu orang-orang
kafir (hati mereka mengingkari) keesaaan Allah (sedangkan mereka sendiri adalah
orang-orang yang sombong).
36. (Dan sesungguhnya Kami) Allah (telah mengutus
rasul untuk tiap-tiap umat) bangsa (untuk) menyerukan (: ”Beribadahlah kepada
Allah) saja (dan jauhilah Thagut) segala sesuatu yang disembah selain Allah.
Qur’an
surat Al-Kahfi (18) ayat 110 :
110. (...dan janganlah ia menyekutukan di dalam
beribadah kepada Tuhannya) Esakanlah Allah di dalam beribadah kepada-Nya.
Qur’an
surat Al-Anbiyaa’ (21) ayat 25 dan 92 :
25. (Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun
sebelum engkau) Muhammad (melainkan Kami wahyukan kepadanya : ”Bahwa tidak ada
Tuhan) yang berhak disembah (selain Aku) Laa ilaaha Illallaah (maka
beribadahlah kepada-Ku oleh kamu sekalian) wahai manusia, Lillaahi Ta’aalaa.
Maka niat shalat, puasa, zakat, infaq, sedekah, haji, jihad, mencari ilmu,
menikah dan semua amal saleh yang dilakukan oleh manusia di dunia ini ikhlas
semata-mata karena Allah Ta’aalaa.
92. (Sungguh) agama Islam atau agama tauhid
(inilah agama kalian, agama yang satu) wahai manusia dan kalian wajib
memeluknya (dan Aku) Allah (adalah Tuhan kalian, maka beribadahlah kepada-Ku)
Lillaahi Ta’aalaa.
Qur’an
surat Ash-Shaaffaat (37) ayat 4 :
4. (Sesungguhnya Tuhan kalian) wahai
manusia, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa (benar-benar Esa).
Qur’an
surat Asy-Syuuraa (42) ayat 11 :
11. (....Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan
Dia) Allah (dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat).
Qur’an
surat Al-Ikhlaas (112) ayat 1-4 :
1. (Katakanlah : ”Dia-lah Allah Yang Maha
Esa”).
2. (Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu) untuk selama-lamanya.
3. (Dia tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan).
4. (Dan tidak ada seorang pun yang setara
dengan Dia).
Qur’an
surat Al-Baqarah (2) Ayat 235 :
235. (....Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui
apa yang ada di dalam hatimu) Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan
apa yang mereka lahirkan, karena Allah bersemanyam dalam hati nurani atau
meliputi jasmani dan rohani semua orang (makhluk-Nya). Dan Allah bersama semua
makhluk-Nya di mana saja makhluk-Nya berada, Allah Maha Melihat apa yang kalian
kerjakan, Al-Hadiid (57) ayat 4 (maka takutlah kepada-Nya) dan Allah Maha
Mengetahui segala isi hati, Al-Hadiid (57) ayat 6, maka janganlah berbuat
zhalim secara terang-terangan maupun tersembunyi di dalam hatimu (Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Pengampun) terhadap orang yang takut kepada-Nya
kemudian bertobat (lagi Maha Penyantun) sehingga menangguhkan hukuman-Nya
terhadap orang yang berbuat dosa-dosa karena masih ditunggu pertobatannya.
Qur’an
surat An-Nisaa’ (4) ayat 116 :
116. (....Dan barangsiapa yang menyekutukan sesuatu
dengan Allah) percaya ada tuhan selain Allah atau tidak mengesakan Allah (maka
sungguh ia telah tersesat sejauh-jauhnya) dari jalan agama Allah yang benar.
Qur’an
surat Al-Bayyinah (98) ayat 5 :
5. (Padahal mereka) yaitu orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan para penyembah berhala (tidak disuruh kecuali menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam beragama dengan lurus) tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun (dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah) tuntunan (agama yang lurus) benar.
Qur’an
surat Al-A’raaf (7) ayat 180 :
180. (Allah memiliki Al-Asmaa’ul Husnaa) artinya
nama-nama yang baik, agung dan indah dari Asma Allah (maka memohonlah
kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya itu dan tinggalkanlah *orang-orang
yang menyimpang dari kebenaran dalam) menyebut (nama-nama-Nya) dengan
menjadikan nama-nama Allah yang baik itu untuk nama-nama berhala atau nama
’tuhan-tuhan’ baru yang disembah selain Allah setelah berlalu waktu yang
panjang. Seperti nama berhala Laatta (Allaat) berakar dari lafaz Allah dan
’Uzzaa berakar dari kata Al-’Aziiz yang
kemudian menjadi sesembahan-sesembahan baru bangsa Arab Jahiliyah. Hal itu
terjadi juga di Asia Selatan yang dimulai dari India, seperti nama-nama berhala
Brahma, Vishu (Wisnu), Siwa dan lain-lain. Setelah berlalu waktu yang panjang,
nama-nama Allah tersebut menjadi nama tuhan-tuhan baru dalam ajaran agama
Hindu, kemudian menjadi sesembahan-sesembahan orang-orang kafir di India dan
negeri-negeri di sekitarnya, selanjutnya menyebar ke seluruh dunia hingga saat
ini. Yang pertama kali melakukan kekafiran itu adalah nenek moyang mereka,
kemudian keturunan mereka segera mengikuti perbuatan sesat nenek moyang mereka
tanpa dipikirkan terlebih dahulu, sehingga mereka mendustakan dan sangat
menentang dakwah nabi-nabi Allah. Padahal nenek moyang mereka yang mereka ikuti
ajaran agamanya itu tidak mengetahui sesuatu dan tidak pula mendapat petunjuk
ke jalan agama yang benar dari Allah Tuhan Yang Maha Esa (Al-Ahad) dan Yang
Maha Benar (Al-Haqq) (nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang
telah mereka kerjakan) Ayat ini menunjukkan bahwa nabi-nabi dan umat-umat
dahulu juga telah diperintahkan oleh Allah untuk berdoa dengan menyebut
nama-nama Allah yang baik, agung dan indah yaitu Asmaaul Husna.
Qur’an
surat Al-Israa’ (17) ayat 110 :
110. (Katakanlah : Serulah) nama (Allah atau
serulah Ar-Rahmaan. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru. Karena Dia
memiliki Al-Asmaa’ul Husnaa) nama-nama yang baik dan ada 99 nama Allah. Seperti
:Ar-Rahmaan artinya Yang Maha Pengasih, Al-Khaaliq artinya Maha Pencipta segala
sesutu yang pertama tanpa ada contoh sebelumnya,
Al-Badii’ artinya Maha Pencipta Yang Tiada Bandingan-Nya, Al-Muhaimin artinya
Maha Pemelihara. Al-Hafiidz artinya Allah Maha Penjaga, Maha Memelihara dan
Maha Melindungi sesuatu yang dikehendaki-Nya dari segala bentuk malapetaka.
Allah Tuhan Yang Maha Besar, Maha Kuat dan Maha Kuasa untuk menghancurkan
(melebur) dan memusnahkan alam semesta termasuk dunia dan seisinya.
Qur’an
surat Thaahaa (20) ayat 8 :
8. (Dia-lah Allah tidak ada Tuhan melainkan
Dia, yang memiliki Al-Asmaa’ul Husnaa) nama-nama yang baik.
Qur’an
surat Al-Hasyr (59) ayat 24 :
24. (Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan) dari ketiadaan menjadi ada (Yang Membentuk rupa, Dia memiliki
Al-Asmaa’ul Husnaa) nama-nama yang baik (Apa yang ada di Langit dan di Bumi
bertasbih kepada-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).
Dari
Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw bersabda :
”Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama (Al-Asmaa’ul Husnaa) yaitu 100 kurang satu (1). Siapa yang menghafalnya akan masuk Surga.” Hadits riwayat Bukhari.
Allah
Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa dan Maha Bijaksana, Allah yang
menghancurkan dan menciptakan alam semesta dan segala apa yang ada di dalamnya
dan hanya Allah yang menghidupkan dan mematikan makhluk-makhluk-Nya. Allah yang
memasukkan ke Neraka dan mengeluarkan dari Neraka dan tidak seorang pun yang
mampu menghindar dari jangkauan-Nya. Karena hanya Allah yang mematikan jiwa
orang ketika matinya, memegang jiwa orang yang belum mati di waktu tidurnya,
maka Allah tahan jiwa orang yang telah ditetapkan kematiannya dan melepaskan
jiwa yang lain hingga waktu yang ditentukan-Nya dan karena hanya Allah yang
meliputi alam semesta dan meliputi makhluk-makhluk-Nya.
Qur’an
surat Az-Zalzalah (99) ayat 6-8 :
6. (Pada hari) Kiamat (itu manusia keluar)
dari kubur dengan cepat, Al-Ma’aarij (70) ayat 43 (dalam keadaan
bermacam-macam) di mana wajah-wajah manusia ada yang putih berseri-seri,
tertawa dan gembira, mereka itu adalah orang-orang yang beriman dan banyak
beramal saleh. Ada wajah-wajah yang hitam legam karena muram tertutup debu dan
ditutup pula oleh kegelapan dengan mata yang tampak membiru, buta, bisu, tuli
serta lebih tersesat dari jalan yang benar, mereka itu adalah orang-orang kafir
lagi durhaka terhadap Allah dan nabi-nabi-Nya,
Ali-‘Imran (3) ayat 106-107, Al-Israa’ (17) ayat 72, 97-98, Thaahaa (20)
ayat 102, 124-127, Al-Mu’minuun (23) ayat 101-108, Al-Qiyaamah (75) ayat 22-25
dan ‘Abasa (80) ayat 37-42 (supaya diperlihatkan kepada mereka) balasan
(pekerjaan mereka) pada waktu hidup di dunia dahulu.
7. (Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrah, niscaya ia akan melihat) balasan (nya).
8. (Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya ia akan melihat) balasan atas perbuatan kejahatan (nya pula). Maka bertakwalah kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya semampu kalian dan menjauhi segala larangan-Nya dan dengarkanlah serta taatilah Allah dan rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian rezeki kalian yang baik yang telah diberikan oleh Allah pada berbagai jalan kebaikan yaitu berupa zakat, infaq dan sedekah. Dan barangsiapa yang dijauhkan oleh Allah dari penyakit kikir, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung kehidupannya di dunia dan di akhirat. Dan janganlah sekali-kali kamu mati kecuali (melainkan) dalam keadaan beragama Islam, Ali-‘Imran (3) ayat 102 dan At-Taghaabun (64) ayat 16.
Qur’an
surat Ali-‘Imran (3) ayat 10 :
10. (Sesungguhnya orang-orang kafir, harta benda
dan anak-anak mereka) tidak akan berguna karena (tidak dapat menolak) azab
(Allah sedikit pun dan merekalah bahan bakar api Neraka) Jahannam.
Qur’an
surat Al-A’raaf (7) ayat 179 :
179. (Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk) isi (Neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami) memikirkan ayat-ayat Allah dengan benar (mereka mempunyai mata) tetapi (tidak dipergunakan untuk melihat) tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di dalam diri mereka dan yang ada di alam semesta dengan penglihatan yang disertai pemikiran untuk dijadikan pelajaran (dan mereka mempunyai telinga) tetapi (tidak dipergunakan untuk mendengarkan) ayat-ayat Allah termasuk peringatan-peringatan-Nya yang disampaikan melalui nabi-nabi-Nya, kemudian merenungkan apa yang terkandung di dalamnya dan menaatinya terus mengamalkannya (Mereka) orang-orang kafir (itu bagaikan binatang ternak) karena tidak dapat memahami ucapan yang disampaikan kepadanya, tidak dapat memahami apa yang dilihatnya, dan tidak dapat berpikir tentang kebaikan dan keburukan sehingga tidak mampu membedakannya (bahkan mereka lebih sesat) dari binatang ternak yang tidak punya akal dan pikiran, sebab binatang ternak itu dapat melihat dan mencari hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan akan lari dari hal-hal yang membahayakan dirinya serta dapat mengikuti arahan penggembalanya. Tetapi orang-orang kafir itu kebalikan dari binatang ternak, sehingga mereka tidak pernah berharap pahala dan tidak pernah takut peringatan-peringatan dari Allah, bahkan berani menantang dengan penuh kesombongan untuk menyuguhkan dirinya dimasukkan ke dalam siksa api Neraka (Mereka itulah orang-orang yang lalai) dari keimanan dan ketaatan kepada Allah, padahal tujuan Allah menciptakan manusia itu supaya mereka beribadah kepada-Nya.
Qur’an
surat Al-Anbiyaa’ (21) ayat 98-100 :
98. Hai orang-orang kafir! (Sesungguhnya kalian
dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah makanan) Neraka (Jahannam,
kalian pasti masuk ke dalamnya).
99. (Andaikata mereka) berhala-berhala (itu
adalah tuhan-tuhan) sebagaimana yang kalian imani (percayai) dan kalian menjadikannya
sesembahan (tentulah mereka tidak masuk Neraka. Dan semuanya) yaitu orang-orang
yang menyembah segala sesuatu selain Allah bersama berhala-berhala sesembahan
mereka dimasukkan ke Neraka Jahannam (akan kekal di dalamnya) untuk
selama-lamanya.
100. (Mereka merintih dan menjerit di dalamnya)
di dalam Neraka Jahannam yang apinya berkobar-kobar (dan mereka di dalamnya
tidak dapat mendengar) sesuatu pun karena gemuruh dari suara api Neraka
Jahannam itu yang sangat kuat dan sangat keras.
Qur’an
surat Al-Jin (72) ayat 15 :
15. (Adapun *orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran, maka mereka menjadi kayu api) bakar (bagi Neraka
Jahannam)*Orang-orang yang menyimpang dari kebenaran itu adalah orang-orang
kafir, fasik dan zhalim (sesat).
Qur’an
surat Yuusuf (12) ayat 103 dan 106 :
103. (Dan sebagian besar manusia tidak akan
beriman walaupun kamu sangat menginginkannya) Asy-Syu’araa’ ayat 8, Yaasiin
ayat 7 dan Al-Mu’min ayat 59.
106. (Dan sebagian besar dari mereka) manusia
(tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan) Allah
dengan segala sesuatu selain-Nya.
Qur’an
surat Al-Bayyinah (98) ayat 6 :
6. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari
kalangan Ahli Kitab) Yahudi dan Nasrani (dan orang-orang musyrik) para penyembah
berhala atau para penyembah tuhan-tuhan selain Allah, pada hari pembalasan
kelak mereka akan dimasukkan (ke dalam Neraka Jahannam, mereka kekal di
dalamnya) untuk selama-lamanya (Mereka itu adalah seburuk-buruknya makhluk).
Qur’an
surat Thaahaa (20) ayat 127 :
127. (Dan demikianlah) Kami mengazab orang-orang
menyombongkan diri terhadap ayat-ayat Allah (Kami membalas orang yang melampaui
batas dan tidak percaya) mendustakan atau kafir (kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan
sungguh, azab di akhirat itu lebih berat) daripada azab di dunia dan azab kubur
(dan lebih kekal) abadi untuk selama-lamanya.
Sumber
Referensi : Kitab Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Ramalan tentang Muhammad saw oleh
Abdul Haq Vidyarthi dan Abdul Ahad Dawud, Dr. Zakir Naik, Teladan Suci Keluarga
Nabi, Sirah Nabawiyah dan berbagai sumber.
Koleksi
Artikel Kanti Suci Project