TAMAK & SERAKAH
Dalam bahasa Arab, serakah disebut tamak yang artinya sikap tak pernah merasa puas dengan yang sudah dicapai. Menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar. Karena ketidakpuasannya itu, segala cara pun ditempuh.
Tamak merupakan akhlak tercela. Orang yang tamak atau serakah gemar menumpuk harta namun bakhil terhadap yang mereka punya.
Nabi Muhammad SAW sendiri melarang umatnya untuk tamak. Dari Ka'ab bin Malik Al-Anshari RA, ayahnya berkata Rasulullah bersabda:
"Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dikirimkan pada seekor kambing itu lebih berbahaya daripada tamaknya seseorang pada harta dan kedudukan dalam membahayakan agamanya," (HR Tirmidzi).
Orang yang tamak sangat menderita. Mereka selalu merasa ketakutan akan kehilangan hartanya dan tidak sadar bahwa harta yang dimiiki menyiksa dirinya sendiri.
Selain itu, sifat tamak membuat seseorang tidak pernah puas akan harta yang dimiliki. Dalam surat At Takatsur ayat 1 dan 2, Allah SWT mengingatkan terkait sifat tamak.
أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ
Al-hākumut-takāṡur
Artinya : "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,"
حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ
ḥattā zurtumul-maqābir
Artinya :"Sampai kamu masuk ke dalam kubur,"
Serakah adalah salah satu dari penyakit hati. Mereka selalu menginginkan lebih banyak, tidak peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh syariah atau tidak, tidak berpikir apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Yang penting, apa yang menjadi kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi. Sikap serakah dilarang oleh Allah Swt.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, Sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS. At-Takatsur [102] : 1-2)
Ciri-Ciri Tamak
1) Tidak mensyukuri nikmat yang telah dimiliki
2) Selalu merasa kurang padahal ia telah banyak mendapat nikmat
3) Ingin memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain
4) Panjang angan-angan yaitu suka menghayal dan tidak realistis
5) Kikir, ia tidak mau hartanya berkurang sedikitpun
6) Kurang menghargai pemberian orang lain jika tidak sesuai keinginan
7) Terlalu mencintai harta yang dimiliki.
8) Terlalu semangat mencari harta tanpa memperhatikan waktu dan kondisi tubuh.
9) Semua perbuatannya selalu bertendensi pada materi
Bahaya Tamak
1) Orang yang tamak selalu merasa kurang dan tidak pandai bersyukur
Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: «Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barang siapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji». (QS. Lukman [31] : 12)
2) Sifat tamak dapat menimbulkan rasa dengki, hasul dan permusuhan
3) Sifat tamak akan membutakan orang sehingga menghalalkan segala cara dalam meraih tujuannya
4) Sifat tamak akan menjauhkan seseorang dari Allah Swt.
5) Sifat tamak membuat orang menjadi bakhil, karena takut hartanya berkurang
(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (QS. An-Nisa’ [4] : 37)
Cara Menghindari Tamak.
Masih dari sumber yang sama, berikut sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk menghindari sifat tamak.
Berusaha maksimal untuk meraih cita-cita yang didambakan
Meyakinkan diri bahwa berapa pun hasil yang didapatkan adalah pilihan Allah SWT yang terbaik atas diri kita
Tidak mempersoalkan segala sesuatu yang telah Allah SWT atur bagi orang lain
Membatasi hati dengan bersandar dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT agar mendapat keberkahan dari apa yang telah dimiliki
Mengobati sifat tamak dengan tiga dasar kekuatan, yaitu kesabaran, ilmu, dan amal
Cara menghindari sifat tamak :
1) Mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan
2) Membiasakan diri dengan sifat ikhlas dan rendah diri
3) Membiasakan diri dengan sifat pemurah dan jujur
4) Membiasakan hidup sederhana, hemat, qana’ah dan zuhud
5) Meminta pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari sifat serakah
6) Menghindari sifat iri jika melihat orang lain banyak harta
7) Sadar bahwa materi hanya hiasan hidup dan perantara menuju akhirat.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid [57] : 20)
Azab bagi Orang yang Tamak.
Hadits susunan Muhyiddin Tahir, sifat tamak tidak disukai oleh Allah. Tamak sama dengan serakah yang berarti berlebih-lebihan dalam mencari harta.
Dalam surat Al Adiyat ayat 8, Allah SWT berfirman:
وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
Wa innahụ liḥubbil-khairi lasyadīd
Artinya : "Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta,"
Azab yang diganjar bagi pelaku sifat tamak ialah dicabutnya keberkahan hidup. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Imam Bukhari.
"Dari Abdan dari Abdullah dari Yúnus dari al-Zuhri dari Urwah ibn Zubair dan Said bin Musayyab bahwa Hákim ibn Hizám berkata saya meminta kepada Rasulullah SAW, lalu dia memberikan kepadaku, kemudian saya meminta lagi, lalu dia (Rasulullah) memberikan lagi, lalu saya meminta (yang ketiga kalinya) lalu dia memberiku lagi, kemudian dia bersabda ya Hakim, sesungguhnya harta ini adalah tanaman yang hijau Dan barang siapa yang mengambilnya dengan kedermawanan dan barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang berlebih-lebihan tidak akan diberkahi oleh Allah SWT seperti orang yang makan tetapi tidak kenyang, tangan di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Dan Hakim berkata wahai Rasulullah demi kamu yang diutus dengan benar. Saya tidak akan meminta setelah kamu sampai saya meninggalkan dunia. Dan hal itu terjadi sampai pemerintahan umar dia tidak meminta setelah Rasulullah sampai meninggal dunia," (HR Bukhari)
Makna dari hilangnya keberkahan pada hadits di atas ialah dicabutnya rasa cukup dalam hati seseorang. Karenanya, mereka yang tamak terus merasa kurang dengan harta yang dimiliki.
Selain itu, azab lainnya yang diberikan bagi pemilik sifat tamak adalah dicabutnya ketenangan hidup. Diriwayatkan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Ighatsatul Lahfan dikatakan,
"Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: (1) Kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, (2) Kecapekan (kelelahan) yang tidak pernah berhenti,"
Cinta akan dunia merupakan fitrah manusia, namun Islam tetap membatasi khususnya dalam hal mencari harta. Karena itu, kaum muslimin dianjurkan memiliki sifat qanaah atau merasa cukup.
Dikatakan tamak dapat membuat manusia menjadi hina. Bahkan, sifat tamak digambarkan seperti orang haus yang hendak meminum air laut, semakin banyak ia minum, semakin bertambah rasa dahaganya.