Tafsir Jalalain DAN KAUM MUDA
"Jadilah kamu orang alim (pengajar) atau pencari Ilmu (pelajar), mahasiswa dalam hal ini sebagai pencari ilmu yang menuntut ilmu dalam kesadaran mempunyai nilai lebih dalam bersungguh sungguh tanpa harus dipaksa atau dituntut dengan dikejar-kejar untuk mememenuhi SKS atau ujian semester. Kesungguhan ini merupakan kesadaran mutlak yang dijanjikan oleh Allah Swt, "orang orang yang bersungguh-sungguh di jalan Allah, maka aku (Allah) akan menunjukan jalanku", Semoga kajian ini akan memberi jalan pikiran kita di buka hati kita akan dilapangkan untuk menuju jalannya.
Sebuah harga mati ketika Allah menghendaki pada seorang yang dikehendaki menjadi baik, maka akan dipahamkan dengan agama. Jadi kajian-kajian tentang Ilmu yang mendorong seseorang mendekatkan diri pada Allah, termasuk kajian ilmu tafsir atau interpretasikan ayat-ayat Allah dalam Al-Qur'an adalah jalan untuk menjadi orang baik. Sebaliknya kemalasan dan enggannya seseorang memahami agama adalah 'ghayatul qashry' (kedunguan banget).
Al-Qur'an
itu ayat-ayat Allah (firman Allah) yang diturunkan untuk menjadi petunjuk dan
menjelaskan tentang petunjuk kebenaran dan pencegahan atau larangan (haram)
dengan durasi yang panjang tiap diturunkan oleh Allah lewat malaikat Jibril
mempunya kandungan makna sesuai kejadian-kejadian yang ada selama 23 tahun,
bukan diturunkan oleh Allah dengan berurutan.
ولاىاءتوبمثل الاجىناك بالحق واحس تفسيرا (٣٣:الفرقان)
Dengan
akumulasi 83 surat Al-Qur'an diturunkan di Makkah sebelum hijrahnya Rasulullah,
dan 31 surat di Madinah (menurut pendapat yang kuat). Yang pertama diturunkan
di Makkah yang disebut dengan Makiyyah adalah surat Al-Alaq dan yang terakhir
ada yang berpendapat surat Al-Mu'minun ada juga yang berpendapat surat
Al-Ankabut juga Al-Muthafifin. Sedangkan surat Al-Qur'an yang pertama
diturunkan di Madinah yang disebut Madaniyyah
adalah surat Al-Baqarah dan yang terakhir surat Al-Maidah.
Para Penulis Tafsir Jalalain
Tafsir
Jalalain ada 2 jilid yang ditulis oleh dua ulama, Surat Al-Baqarah sampai surat
al-Isra ditulis oleh Jalaluddin As-Suyuthi. Surat Al-Kahfi sampai surat An-Naas
ditulis oleh Jalaluddin Al-Mahally, demikian juga surah Al-Fatihah. Dinamakan
Kitab Tafsir Jalalain karena ditulis oleh dua orang yang nama depannya
sama-sama 'Jalaluddin'.
Faktor yang mendorong Penulisan Tafsir Jalalain
Jalaluddin Al-Mahally, beliau termotivasi menulis kitab tafsir ini karena melihat adanya kemerosotan penggunaan bahasa Arab secara kaidah, akibat pembauran atau interaksi dengan bangsa-bangsa lain yang tidak berbahasa Arab seperti bangsa Turki, Persia, India dan bangsa-bangsa lain yang sudah memeluk Agama Islam.
Sejak saat itu orang Arab tidak memiliki dzauq yang asli, mereka yang masih berbahasa arab dengan benar dan fasih terbilang minoritas, karena mayoritas bahasanya sudah tidak sesuai kaidah yang benar. Padahal Al-Qur'an ditulis dalam bahasa Arab. Beliau mulai menulis tafsir dari surat Al-Kahfi hingga surat An-Naas. Kemudian Beliau menafsirkan surat Al-Fatihah, namun Jalaluddin Al-Mahally dipanggil ke rahmatullah ketika masih menulis kitab tafsirnya yang baru mencapai separuh dari Al-Qur'an.
Adapun Jalaluddin As-Suyuthi banyak kalangan yang mendesaknya untuk melanjutkan menulis tafsir Imam Jalaluddin Al-Mahally. Pada tahun 870 Hijriah Jalaluddin As-Suyuthi menuliskan lanjutan tafsir pendahulunya yang konsepnya dapat diselesaikannya dalam waktu 40 hari, yaitu dari awal bulan Ramadhan sampai tanggal 10 bulan Syawal dan selesai sepenuhnya pada tahun 871 H.
Adapun
Jalaluddin As-Suyuthi banyak kalangan yang mendesaknya untuk melanjutkan
menulis tafsir Imam Jalaluddin Al-Mahally. Pada tahun 870 Hijriah Jalaluddin
As-Suyuthi menuliskan lanjutan tafsir pendahulunya yang konsepnya dapat
diselesaikannya dalam waktu 40 hari, yaitu dari awal bulan Ramadhan sampai
tanggal 10 bulan Syawal dan selesai sepenuhnya pada tahun 871 H. Berikut profil
penulis Kitab Tafsir Jalalain
Biografi Jalaluddin Al-Mahally
Nama aslinya ialah Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ibrahim Al-Mahalli Asy-Syafi'i. Dilahirkan pada tahun 791 Hijriah di Mesir dan meninggal pada permulaan 864 Hijriyh. Beliau adalah seorang yang sungguh-sungguh menekuni berbagai ilmu agama, antar lain nahwu, sharaf, fiqih, usul fiqih, tauhid, dan mantiq. Berguru kepada al-Burhan Al-Bajuri, Al-Badr Mahmud Al-Aqsara'i, Al-A'la al-Bukhari, Asy-Syams Al-Basati, dan lainnya.
Di masanya adalah seorang alamah terkemuka, terkenal pandai dalam pemahaman masalah-masalah agama, sehingga sebagian orang menyebutnya sebagai orang yang memiliki pemahaman yang sangat brilian melebihi kecemerlangan berlian. Tapi dia sendiri mengatakan bahwa dirinya kurang mampu banyak menghafal. Jalaluddin Al-Mahally juga terkenal seorang ulama yang wara' dan saleh, selalu ber-amar ma'ruf nahi munkar, dan konsisten pada pemahaman salaf, meskipun harus mendapat cacian orang ketika membela perkara yang haq.
Jalaluddin Al-Mahally selalu berpegang teguh kepada kebenaran dalam menghadapi penguasa yang dzalim. Tidak terpengaruh oleh mereka meskipun sering datang mengunjunginya, bahkan mereka tidak diperkenankan masuk menemuinya. Suatu ketika Jalaluddin Al-Mahally ditawari jabatan qadhi terbesar di negerinya, tetapi tidak menerimanya. Dirinya lebih suka memegang majelis tadris fiqih di Al-Darquqiyyah dan Al-Muayyidiyah
Kitab
yang ditulisnya menjadi pusat perhatian banyak orang bahkan dijadikan sebagai
pengangan mereka dalam belajar. Kelebihan kitab yang ditulis terletak pada gaya
bahasanya sangat ringkas, ungkapannya fasih, uraiannya data-datanya lengkap dan
terseleksi, dan penyelesaiannya sangat jelas. Di antara karya tulisnya ialah
Syarah al-Minjah (tentang fiqih Syafi'i), Syarah Jam'ul Jawami' fil Usul, dan
Syarah al-Waraqat (tentang ushul fikih); karya lainnya ialah tafsir ini.
Biografi Jalaluddin As-Suyuthi
Nama aslinya adalah Abul Fadl alias Abdurrahman ibnu Abu Bakar ibnu Muhammad As-Suyuthi, lahir pada Rajab tahun 848 Hijriyah, meninggal pada malam Jumat 19 Jumadil Ula tahun 911 Hijriyah. Ia seorang hafidz hadits, musnid, muhaqiq, dan sudah hafal Al-Qur'an ketika berusia 8 tahun, serta sudah banyak menghafal kitab karya para ulama di masanya.
Orang tuanya meninggal dunia ketika Jalaluddin As-Suyuthi berusia 5 tahun, lalu pengasuhannya diwasiatkan kepada beberapa ulama, antara lain Al-Kamal ibnul Hammam. Dirinya belajar dari banyak guru; menurut perhitungan muridnya yang bernama Ad-Daudhi, gurunya ada 51 orang dan hasil karyanya lebih dari 500 buah. Selain itu, Jalaluddin As-Suyuthi juga seorang yang piawai dalam kecepatan (menurut Ad-Daudi dalam satu hari pernah mampu menulis sebanyak tiga fel karya tulis).
Ketenaran
hasil karyanya tidak tersembunyi lagi karena sudah menyebar ke seluruh kawasan
Timur dan Barat dan diterima oleh banyak orang. Ketika usia 40 tahun,
Jalaluddin As-Suyuthi istirahat dari kegiatan menulisnya dan mengisi sisa
usianya hanya untuk beribadah kepada Allah swt. Sehingga tinggal di Raudatul
Miqyas sampai meninggal dunia.
Metodologi Memahami Tafsir Jalalain
Memahami Tafsir Jalalain ini alangkah baiknya untuk dapat mengetahui sepuluh permulaan agar dapat melihat persoalan-persoalan dengan pengetahuan yang mendalam.
Hadduhu
(bingkainya) ini ilmu usul (dasar) untuk mengetahui makna kalamullah (arti
firman Allah) dengan secara sungguh-sungguh dalam keterbatasan manusiawi
(istitha'ah).
Maknahu
(maknannya) secara etimologi pengambilan sesuatu yang telah terbuka
(mukasifun).
Maudzuuhu
adalah disasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur'an dengan sekalian memahami
makna-maknanya.
Wadzi'uhu
(sasaranya) dapat tertancapnya ilmu Rasulullah SAW sampai kini dengan secara
tahqiq (nyata) sebagai mana yang Allah tunjukkan.
Istimdaduhu
yaitu dari kitabullah dan sunatullah, perkataan sahabat, dan beberapa ulama
ahli fushah dari orang Arab.
Ismuhu
(namanya) kitab ini adalah kitab Tafsir.
Hukmuhu
(hukumnya) mempelajari tafsir ini fardhu kifayah.
Masailuhu
permasalahan-permasalahannya beberapa ketetapan dari sisi perintah dan larangan
Allah, mauidzah atau nasehat dan sebagainya.
Wanisbatuhu
(kategorinya) sesungguhnya ilmu ini adalah yang paling utama dalam ilmu syariat
dan dasar-dasar mempelajari ilmu syariat.
Fa'idatuhu (faidah-faidahnya) mengetahui makna-makna firman Allah dengan secara sempurna.
Yang paling perlu dimengerti adalah untuk keberuntungan dan kesuksesan dunia dan akhirat. Keberuntungan di dunia dapat menjauhi larangan Allah dan menunaikan perintah-perintahnya, sedangkan keberuntungan di akhirat adalah mendapatkan surga dan beberapa kenikmatan. Tafsir Jalalain adalah salah satu kitab tafsir dari sekian banyak kitab tafsir hasil karya tulis ulama terdahulu yang sangat populer hingga sekarang.
Kitab tafsir ini termasuk kitab tafsir yang pembahasannya menjurus kepada penganalisaan segi asal-usul kata-katanya, susunan kalimat, dan segi bacaannya. Atau dapat dikatakan sebagai kitab tafsir yang melebihkan segi pembahasan ilmu sharaf, nahwu, dan qira'ahnya. Hal ini karena Al-Qur'an diturunkan dengan memakai bahasa Arab sehingga untuk memahami Al-Qur'an dengan pemahaman yang benar, kita dituntut untuk memahami faktor-faktor di atas sebagai modal dasarnya terlebih dahulu. Oleh karena itu, Kitab Tafsir Jalalain ini sangat cocok untuk para pemula yang ingin mendalami tafsir Al-Qur'an.
Pentingnya Tafsir Jalalain di kaji pada kalangan milenial yang membutuhkan pemahaman dengan secara praktis. Sebab Tafsir Jalalain hanya menekankan pehaman ayat ayat Al-Qur'an bil kalimat dengan menjelaskan i'rab kalimah secara tata bahasa dan pemahaman sastranya. Sehingga dapat dikatakan Tafsir Jalalain akan mengurai pemahan dasar tafsir billafdzi. Ada beberapa rangkaian yang menjelaskan asbabun nuzul ayat ayatnya sehingga akan mudah mengurai dengan rangkaian antara ayat satu pada ayat yang lainnya. Sampai pada akhirnya semoga para generasi milenial tidak enggan mengkaji tafsir ini dengan menukil salah satu doa nabi Ibrahim As terhadap para penerusnya :
ربناتقبل مناانك انت
السميع العليم ربناواجعلنامسلمين لك ومن ذريتينا
امة مسلمة لك وارانا منا سكنا وتب علينا انك انت التواب الرحيم
Kanti
Suci Project