Setiap Manusia Akan Merugi (Kecuali ?)
Surat Al 'Asr Ayat 2-3, Tiap Manusia Merugi Kecuali Kelompok Ini.
Quran Surat (QS) Al 'Asr ayat 2-3 menyebutkan bahwa setiap manusia berada dalam kerugian. Namun, ternyata ada kelompok umat muslim yang tidak termasuk dalam golongan tersebut.
Untuk itulah surat yang berada dalam urutan ke-103 dalam susunan Al Quran ini disebut sebagai surat yang mengandung peringatan dari Allah SWT. Meski hanya terdiri dari tiga ayat, ketiganya menjadi pengingat bagi manusia terutama tentang keadaan yang merugi.
Konteks merugi yang dimaksud di sini adalah menghabiskan waktu dengan percuma. Utamanya, akibat suka membuang waktu hingga tanpa sadar kehilangan peluang melakukan hal baik, seperti mengingat Allah SWT.
"Allah mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian bila tidak menggunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan," tulis Kementerian Agama (Kemenag) dalam Tafsir Al Quran Kemenag.
Berikut bacaan surat Al 'Asr ayat 1-3 dan ulasan singkat isi kandungannya
A. Bacaan Quran Surat Al 'Asr ayat 1-3 dan Terjemahannya
وَالْعَصْرِ
Bacaan latin: wal-'aṣr
1. Artinya: Demi masa
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
Bacaan latin: innal-insāna lafī khusr
2. Artinya: sungguh, manusia berada dalam kerugian
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Bacaan latin: illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr
3. Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
B. Kelompok Manusia yang Dikecualikan dari Keadaan Merugi
Sebelumnya, surat Al 'Asr ayat 2-3 menjelaskan ciri-ciri orang yang merugi di dunia dan akhirat. Mereka adalah orang yang tidak menggunakan waktu dengan baik dan menghabiskan waktunya untuk melakukan keburukan.
Padahal, perbuatan buruk tersebut dapat menjerumuskan seseorang dalam kebinasaan. Hal ini lah yang kemudian dapat merugikan seseorang di akhirat kelak.
Di sisi lain, kelompok manusia yang tidak termasuk dalam ciri orang merugi disebut sebagai orang yang beriman. Kelompok orang beriman ini dibagi ke dalam empat golongan yakni, orang yang beriman, orang yang menjauhi perbuatan maksiat, orang-orang yang saling menasihati dalam kebenaran, dan orang yang menasihati dalam kesabaran.
"Allah menjelaskan bahwa jika manusia tidak mau hidupnya merugi, maka ia harus beriman kepadaNya, melaksanakan ibadah sebagaimana yang diperintahkannya, berbuat baik untuk dirinya sendiri, dan berusaha menimbulkan manfaat kepada orang lain,"
Semoga kita semua dapat termasuk dalam kelompok orang yang dikecualian dari keadaan merugi dalam surat Al 'Asr ayat 2-3 di atas ya, aamiin.
Al 'Ashr 1-3, Manusia Rugi Kecuali yang Beriman dan Beramal Saleh
Tafsir Ringkas Kemenag
Demi masa, waktu sore, atau salat Asar. Allah bersumpah dengan masa agar manusia memperhatikan masa dan memanfaatkannya dengan baik. Allah bersumpah dengan waktu sore, sebagaimana dengan waktu duha, sebagai salah satu bukti kuasa-Nya. Allah bersumpah dengan salat Asar karena keutamaanya atas salat-salat yang lain.
Sungguh, manusia berada dalam kerugian, baik di dunia maupun akhirat, akibat hawa nafsu yang menyelubungi dirinya.
Semua manusia rugi, kecuali orang-orang yang beriman dengan sejati dan mengerjakan kebajikan sesuai ketentuan syariat dengan penuh keikhlasan, serta saling menasihati satu sama lain dengan baik dan bijaksana untuk memegang teguh kebenaran sebagaimana diajarkan oleh agama dan saling menasihati untuk kesabaran dalam melaksanakan kewajiban agama, menjauhi larangan, menghadapi musibah, dan menjalani kehidupan.
Tafsir Kemenag
Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan masa yang terjadi di dalamnya bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi, dan Ilmu-Nya yang sangat luas. Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masa itu sendiri, seperti pergantian siang dengan malam yang terus-menerus, habisnya umur manusia, dan sebagainya merupakan tanda keagungan Allah.
Dalam ayat lain, Allah berfirman: "Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan." (Fussilat/41: 37)
Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka, dan lain-lain menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya. Dialah Tuhan yang harus disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik manfaat.
Adapun orang-orang kafir menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut hanya kepada suatu masa saja, sehingga mereka beranggapan bahwa bila ditimpa oleh sesuatu bencana, hal itu hanya kemauan alam saja. Allah menjelaskan bahwa masa (waktu) adalah salah satu makhluk-Nya dan di dalamnya terjadi bermacam-macam kejadian, kejahatan, dan kebaikan. Bila seseorang ditimpa musibah, hal itu merupakan akibat tindakannya. Masa (waktu) tidak campur tangan dengan terjadinya musibah itu.
Dalam ayat kedua, Allah mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian bila tidak menggunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan. Perbuatan buruk manusia merupakan sumber kecelakaan yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan. Dosa seseorang terhadap Tuhannya yang memberi nikmat tidak terkira kepadanya adalah suatu pelanggaran yang tidak ada bandingannya sehingga merugikan dirinya.
Dalam ayat ketiga, Allah menjelaskan bahwa jika manusia tidak mau hidupnya merugi, maka ia harus beriman kepada-Nya, melaksanakan ibadah sebagaimana yang diperintahkan-Nya, berbuat baik untuk dirinya sendiri, dan berusaha menimbulkan manfaat kepada orang lain.
Di samping beriman dan beramal saleh, mereka harus saling nasihat-menasihati untuk menaati kebenaran dan tetap berlaku sabar, menjauhi perbuatan maksiat yang setiap orang cenderung kepadanya, karena dorongan hawa nafsunya.
Manusia Dalam Kerugian (Renungan Q.S. Al-Ashr)
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian - Melainkan yang beriman dan beramal sholeh - Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal - Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali.
Ingat lima perkara sebelum lima perkara. Sihat sebelum sakit, Muda sebelum tua, Kaya sebelum miskin, Lapang sebelum sempit, Hidup sebelum mati (Lagu Raihan).
Lirik lagu yang dinyanyikan grup musik RAIHAN ini sejatinya adalah menukil ayat Al-Quran Surat al ‘Ashr (1-3):
“1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati dalam supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Sungguh Allah SWT tidak akan bersumpah kecuali dengan sesuatu yang hebat. Salah satunya adalah tentang waktu, sebagaimana yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an surat al-Ashr di atas.
Bahwa sesungguhnya manusia berada dalam kerugian disebabkan oleh kelalaian mereka mempergunakan waktunya, terlena dalam kesiasiaan. Waktu yang ada tidak dipergunakan untuk belajar, menuntut ilmu, beribadah dan melakukan amal-amal sholeh lainnya, hanya bersenda gurau dan berhura-hura serta bermaksiat, sehingga hasil yang didapat atau ditemui hanyalah kesiasiaan. Bayangkan jika waktu yang Allah berikan itu tak pernah dipakai beribadah, maka kesengsaraanlah yang akan dijumpai, sengsara di dunia dan sengsara di akhirat kelak (naudzubillah).
Sebagian orang mengistilahkan waktu dengan uang atau time is money, namun (dalam Islam) bagi seorang mukmin, waktu itu diibaratkan sebagai pedang, jika kita tidak menebaskannya maka ia yang akan menebasmu, sebagaimana di sebutkan dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasehat tersebut terdiri dari dua penggalan kalimat berikut:
“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” (mutiara hikmah) sumber : https://rumaysho.com/2782-waktu-laksana-pedang-Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.
Waktu yang ada tidak dipergunakan untuk belajar, menuntut ilmu, beribadah dan melakukan amal-amal sholeh sertra hal-hal bermanfaat lainnya, hanya bersenda gurau dan berhura-hura dan bermaksiat sehingga hasil yang didapat atau ditemui hanyalah kesiasiaan. Bayangkan jika waktu yang Allah berikan itu tak pernah dipakai beribadah, maka kesengsaraanlah yang akan dijumpai, sengsara di dunia dan sengsara di akhirat kelak (naudzubillah).
Begitu juga dalam menuntut ilmu dan bekerja, jika selalu bersungguh-sungguh, maka kesuksesan dan kebahagiaanlah yang akan dipetik hasilnya. Sesungguhnya orang yang merugi adalah orang yang tidak menghargai waktu.
Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya dan seburuk manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk amalnya.” (H.R Tirmidzi).
Saat kita membaca membaca hadist ini, ada 2 (dua) hal yang melekat pada manusia, yakni umur dan amal. Ini adalah pilihan, semuanya tergantung kita. Bagaimana kita menggunakan umur dan waktu yang Allah berikan, apakah diisi dengan amal-amal sholeh dan baik ataukah dengan amalan jelek (naudzubillah).
Pada saat sekarang ini banyak sekali hal yang melalaikan kita dalam kehidupan. Teknologi yang semakin canggih, menyebabkan pengunaan alat komunikasi HP/Gadget sangat banyak menyita waktu kita, belum lagi games yang tersedia yang dapat dimainkan anak-anak, semakin melalaikan mereka serta dapat menumbuhkan sifat malas disebabkan keasyikan memainkannya. Jika tidak disikapi dengan bijak, maka hal ini akan menjadi penyesalan di kemudian hari, baik untuk orang tua maupun anak itu sendiri.
Ingatlah...!! Anak-anak, remaja, dewasa, tua semuanya akan mati. Semuanya menunggu giliran dan waktu yang telah ditentukan (Faidzaaja ajaluhum laa yasta’khiruuna saatan walaa yastaqdimuun).
Wallahu’alam bisshawab.
Kanti Suci Project