Pasti
akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang
yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan pasti akan
kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang
beriman ialah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya kami adalah orang
Nasrani." Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta
dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri (QS. Al-Maidah Ayat 82)
Tafsir :
Pada
ayat-ayat yang lalu diterangkan tentang kutukan Allah terhadap orang Yahudi,
selanjutnya pada ayat ini dijelaskan bagaimana sikap para Ahli Kitab terhadap
orang mukmin. Allah memberikan informasi kepada Nabi Muhammad, "Pasti akan
kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang
beriman (umat Islam), ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik, yang
memang merasa tidak senang dan selalu memusuhi Rasulullah dan umat Islam. Dan
di samping itu, pasti akan kamu dapati juga orang yang paling dekat
persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata,
"Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani," yaitu yang tekun
melaksanakan ajaran agamanya. Yang sedemikian itu karena di antara mereka, orang-orang
Nasrani, terdapat para pendeta dan rahib yang saleh dan selalu melaksanakan
tuntunan agamanya dengan benar, selain itu juga karena sesungguhnya mereka
tidak menyombongkan diri dengan segala kesalehan dan ketekunan dalam beribadah.
Pada
ayat ini Allah memberitahukan kepada Nabi Muhammad bahwa dalam perjuangannya
akan menemukan manusia yang paling memusuhi dan menyakiti orang-orang mukmin.
Manusia itu adalah Yahudi Medinah, musyrik Arab dan kalangan penyembah berhala.
Orang Yahudi dan orang musyrik Arab sama-sama menentang ajaran Muhammad.
Persamaan inilah yang mengikat kedua golongan ini, meskipun masing-masing
mempunyai sifat kepribadian yang berlawanan. Selanjutnya ayat ini
memberitahukan kepada Nabi Muhammad bahwa dia akan mendapatkan manusia yang
paling dekat dan menyukai orang-orang mukmin. Manusia itu adalah orang-orang
Nasrani. Sebabnya ialah di antara mereka ada golongan yang memperhatikan
pelajaran agama dan budi pekerti yaitu golongan biarawan yang anti terhadap
kemewahan duniawi. Mereka bertakwa dan banyak bersemedi untuk beribadah.
Tentunya kedua golongan ini orang-orang yang bersifat tawaduk (rendah hati)
karena agama mereka mengajak mencintai musuh dan memberikan pipi yang kiri
kepada orang yang memukul pipi kanannya. Kebaikan orang-orang Nasrani itu telah
dibuktikan oleh sejarah yaitu sambutan Raja Habasyah (Abisinia) yang disebut
Najasyi yang memeluk agama Nasrani. Dia beserta sahabat-sahabatnya melindungi
Muslimin yang pertama kali melakukan hijrah dari Mekah ke Habasyah karena takut
dari gangguan dan fitnahan yang dilakukan oleh kaum musyrik Arab secara kejam.
Raja
Romawi Timur di Syam yaitu Heraklius, ketika menerima surat Nabi Muhammad
menyambutnya dengan sambutan baik dan berusaha memberikan penjelasan kepada
rakyatnya, supaya dapat menerima ajakan Nabi Muhammad meskipun rakyat belum
sependapat dengannya karena masih berpegang dengan kefanatikan. Mukaukis yang
menguasai Mesir, juga menyambut surat Nabi dengan sambutan yang baik, meskipun
dia belum bersedia untuk menerima ajakan Nabi kepada Islam, namun beliau
menjawab surat Nabi serta mengirim hadiah berharga, antara lain berupa seorang
jariah yang bernama Mariah al-Qibtiyah. Demikian sambutan orang Nasrani pada
masa Nabi. Berlawanan sekali dengan orang Yahudi, meskipun mereka secara terpaksa
menyatakan sikap simpatik terhadap orang-orang mukmin, namun di dalam hati
mereka tersembunyi pikiran tipu daya untuk memperdayakan orang-orang mukmin.
Karena ajaran-ajaran pemimpin-pemimpin Yahudi menanamkan pada mereka fanatisme
kebangsaan dan pendirian bahwa Bani Israil adalah satu-satunya bangsa yang
dipilih oleh Allah.
Sumber Referensi : kemenag.go.id
Keterangan
mengenai QS. Al-Maidah
Surat
Al Maa'idah terdiri dari 120 ayat; termasuk golongan surat Madaniyyah.
Sekalipun ada ayatnya yang turun di Mekah, namun ayat ini diturunkan sesudah
Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Medinah, yaitu di waktu haji wadaa'. Surat ini
dinamakan Al Maa'idah (hidangan) karena memuat kisah pengikut-pengikut setia
Nabi Isa a.s. meminta kepada Nabi Isa a.s. agar Allah menurunkan untuk mereka
Al Maa'idah (hidangan makanan) dari langit (ayat 112). Dan dinamakan Al Uqud
(perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surat ini, dimana
Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji prasetia terhadap Allah dan
perjanjian-perjanjian yang mereka buat sesamanya. Dinamakan juga Al Munqidz
(yang menyelamatkan), karena akhir surat ini mengandung kisah tentang Nabi Isa
a.s. penyelamat pengikut-pengikut setianya dari azab Allah.
Surat Al-Ma’idah Ayat 82
۞ لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ
ٱلنَّاسِ عَدَٰوَةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلَّذِينَ أَشْرَكُوا۟ ۖ وَلَتَجِدَنَّ
أَقْرَبَهُم مَّوَدَّةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّا نَصَٰرَىٰ
ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
Latajidanna
asyaddan-nāsi 'adāwatal lillażīna āmanul-yahụda wallażīna asyrakụ, wa
latajidanna aqrabahum mawaddatal lillażīna āmanullażīna qālū innā naṣārā,
żālika bi`anna min-hum qissīsīna wa ruhbānaw wa annahum lā yastakbirụn
Artinya
:
Sesungguhnya
kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang
yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya
kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman
ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani".
Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani)
terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka
tidak menymbongkan diri.
Pelajaran
Mendalam Berkaitan Surat Al-Ma’idah Ayat 82
Paragraf
di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 82 dengan text arab, latin dan terjemah
artinya.
Ada aneka ragam pelajaran mendalam dari ayat ini. Terdapat aneka
ragam penjelasan dari banyak mufassir mengenai isi surat Al-Ma’idah ayat 82,
antara lain seperti di bawah ini :
Tafsir
Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Kamu
benar-benar akan mendapati (wahai rasul), orang yang paling keras permusuhannya
kepada orang-orang yang membenarkanmu dan beriman kepadamu serta mengikutimu
adalah kaum yahudi, karena besarnya penentangan mereka, pengingkaran mereka dan
penolakan mereka terhadap kebenaran, dan orang-orang yang menyekutukan Allah
dengan selainNya, seperti para penyembah berhala dan lain-lain. Dan kamu
benar-benar akan mendapati orang yang paling dekat persahabatnnya dengan kaum
muslimin adalah orang-orang yang mengatakan, ”sesungguhnya kami adalah kaum
nasrani” Demikian ini lantaran diantara mereka ada tokoh-tokoh agama yang
zuhud, dan ahli-ahli ibadah di dalam biara-biara yang larut dalam ibadah. Dan
mereka adalah orang-orang yang tawdhu, tidak sombong untuk mau menerima
kebenaran. Dan mereka itu adalah orang-orang yang menerima kerasulan Muhammad
dan mengimaninya.
Tafsir
Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh
Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
82.
Hai Muhammad, sungguh dengan berjalannya waktu akan tersingkap bagimu
fakta-fakta tentang besarnya kebencian dan permusuhan orang-orang Yahudi
kepadamu dan kepada dakwahmu.
Allah
mendahulukan penyebutan orang-orang Yahudi karena permusuhan mereka lebih besar
daripada kaum lainnya, Hal ini karena permusuhan mereka telah terjadi secara
turun-menurun. Mereka menghalangi jalan dakwah karena kekerasan hati,
kesombongan, dan kedengkian yang ada dalam diri mereka. Mereka kafir karena
suka membangkang, ingkar, dan meremehkan orang-orang yang berilmu.
Adapun
orang-orang musyrik adalah para penyembah berhala yang telah tenggelam di dalam
kemaksiatan dan syahwat serta terbiasa dengan kekafiran dan kesesatan dalam
waktu yang lama.
Hai
Muhammad, dan kamu akan mendapati orang-orang yang paling dekat persahabatannya
dengan kaum muslimin adalah orang-orang yang berkata: "Kami adalah
orang-orang Nasrani". Sebab kedekatan mereka adalah karena di antara
mereka terdapat orang-orang yang mendalami ilmu agama mereka, yang menjalankan
agama dengan kebaikan, kasih sayang, dan keadilan, dan mereka memfokuskan diri
didalam kuil-kuil untuk berdoa dan beribadah. Mereka tidak enggan mengatakan
kebenaran, dan mereka adalah orang-orang yang menerima dakwah Rasulullah dan
masuk ke dalam agama Islam.
Tafsir
Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin
Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
82.
Sungguh kamu -wahai Rasul-, benar-benar akan mendapati bahwa orang yang paling
keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman kepadamu adalah
orang-orang Yahudi; karena rasa dengki, iri hati, dan kesombongan yang ada di
dalam hati mereka, para penyembah berhala, dan orang-orang musyrik lainnya. Dan
kamu benar-benar akan mendapati bahwa orang yang paling dekat dengan orang-orang
yang beriman kepadamu dan kepada kitab suci yang kamu bawa ialah orang-orang
yang berkata tentang diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang
Nasrani. Dan ayat ini menjelaskan bahwa mereka itu lebih bersahabat dengan
orang-orang mukmin karena di antara mereka terdapat para ulama yang tekun
beribadah, rendah hati, dan tidak sombong. Karena hati orang-orang yang sombong
tidak bisa dimasuki kebaikan.
Zubdatut
Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris
tafsir Universitas Islam Madinah
82. لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ
النَّاسِ عَدٰوَةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا۟ ۖ
(Sesungguhnya
kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang
yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik)
Kalimat
ini ditujukan bagi setiap orang yang sesuai dengan kalimat ini.
Makna
kalimat ini bahwa orang-orang musyrik dan Yahudi adalah orang-orang yang paling
memusuhi orang-orang beriman, sedangkan orang-orang Nasrani adalah orang-orang
yang paling dekat rasa cintanya kepada orang-orang beriman.
ذٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ
قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا
(Yang
demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani)
terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib)
Yakni
karena diantara orang-orang Nasrani terdapat terdapat pendeta-pendeta dan
rahib-rahib yang mengajari mereka kerendahan hati, kasih sayang, menolong orang
lain, dan pencarian kebenaran.
Yang
dimaksud dengan pendeta adalah orang yang senantiasa mengikuti para ulama dan
ahli ibadah diantara mereka. Sedangkan rahib adalah orang yang beribadah di
kuil-kuil.
وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
(juga)
karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri)
Yakni
tidak menyombongkan diri dari kalimat hak, namun mereka merendahkan diri
terhadapnya. Tidak sebagaimana orang-orang Yahudi yang memiliki sifat kebalikan
dari mereka.
Tafsir
Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah
82.
Wahai Rasul dan setiap orang yang bermaksud baik dalam bercakap, cakap, sungguh
kamu akan mendapati orang-orang yang paling keras memusuhi orang-orang yang
mengimani risalahmu, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik Mekah.
Dan kamu akan mendapati dari orang-orang Nasrani, pengikut Isa, orang-orang
yang peling menyayangi orang-orang mukmin, karena dalam orang-orang nasrani itu
ada pastur (ulama’) yang menguasai Taurat dan Injil, dan pendeta (yang zuhud
dan tunduk) di tempat pertapaan mereka yang mana mereka mengajari manusia untuk
tunduk kepada Allah, berguna bagi manusia dan mencari kebenaran. Dan mereka itu
tidak enggan untuk mengatakan dan mengikuti kebenaran, berbeda dengan
orang-orang Yahudi. Ayat ini turun terkait utusan dari An-Najasyi (jumlah
mereka 33 laki-laki) yang mendatangi Rasulullah SAW dari Habsyah dan beriman
kepadanya. Mereka menangis ketika rasulullah membacakan surah Yasin untuk
mereka, lalu mereka berkata: “Betapa hal ini menyerupai apa yang diturunkan
kepada Isa AS”. Dan ulama’ lainnya berkata bahwa ayat ini turun terkait utusan
rasulullah SAW dari golongan orang Muhajirin yang membawa Al-Qur’an kepada
An-Najasyi. Lalu ketika para utusan itu membacakan surah Maryam untuk
orang-orang Najasy itu, mereka langsung beriman kepada Al-Qur’an, lalu
mengalirlah air mata mereka
Tafsir
Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr.
Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
(Sungguh
akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang
yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Sungguh akan
kamu dapati pula orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang
yang beriman, yaitu orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang
Nasrani.” Hal itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan rahib) orang-orang
yang ahli ilmu dan suka beribadah {juga karena mereka tidak menyombongkan diri
Tafsir
as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
82.
Allah berfirman menjelaskan sekelompok terdekat dari dua kelompok kepada kaum
Muslimin dan kepada perwalian dan kecintaan mereka dan yang paling jauh dari
itu, “ Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya
terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang yahudi dan orang-orang
musyrik.” Kedua kelompok ini secara mutlak adalah orang-orang yang paling keras
memusuhi Islam dan kaum Muslimin, paling giat untuk merugikan kaum Muslimin.
Hal itu karena kebencian mereka yang besar yang di dasari oleh sikap
kesewenang-wenangan, kedengkian, penolakan dan kekufuran.
“
Dan sungguh kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang
yang beriman ialah orang-orang yang berkata, ‘Sesugguhnya kami ini orang
Nasrani’.” Allah menyebutkan beberapa sebab:
Di
antaranya adalah bahwa di antara mereka “ terdapat pendeta-pendeta dan
rahib-rahib,” yaitu para ahli ulama yang zuhud dan ahli ibadah yang beribadah
di tempat beribadah mereka. Ilmu yang di barengi zuhud begitu juga ibadah,
termasuk yang melembutkan dan melunakkan hati, menghilangkan kekerasan dan
kekasaran yang ada padanya. Oleh karena itu di dalam diri mereka tidak terdapat
sipat keras orang Yahudi dan sikap kasar orang musyrik.
Di
antaranya adalah bahwa “ mereka tidak menyombongkan diri,” yakni pada diri
mereka tidak terdapat kesombongan dan penolakan untuk mengikuti kebenaran. Hal
itu menjadikan diri mereka menjadi dekat dan lebih mencintai kaum Muslimin.
Orang yang rendah hati lebih dekat kepada kebanaran daripada orang-orang
sombong.
Tafsir
Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim,
karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an
Univ Islam Madinah
Ayat
82-86
Qatadah
berkata, mereka adalah kaum yang sebelumnya berada pada agama nabi Isa, lalu
ketika mereka melihat orang-orang muslim dan mendengar Al-Qur’an, mereka masuk
Islam dan mereka tidak telambat dalam hal itu. Ibnu Jarir memilih pendapat
bahwa ayat-ayat ini diturunkan tentang sifat kaum-kaum yang mirip dengan hal
ini, sama halnya bahwa mereka dari kaum Habasyah atau kaum lainnya
Firman
Allah SWT: (Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan
orang-orang musyrik) Hal itu ridak lain karena kekufuran orang-orang Yahudi
adalah kekufuran yang membangkang, mengingkari, dan enggan terhadap kebenaran
dan meremehkan orang lain serta merendahkan orang yang memiliki ilmu. Oleh
karena itu mereka seringkali membunuh para nabi, sehingga mereka berencana
membunuh Rasulullah SAW beberapa kali. Mereka meracuni dan menyihir beliau.
Mereka mendapat didukung oleh orang-orang yang serupa dengan mereka yaitu
orang-orang musyrik yang semoga laknat Allah menimpa mereka terus-menerus
sampai hari kiamat.
Firman
Allah (Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan
orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya
kami ini orang Nasrani") yaitu orang-orang yang menganggap bahwa mereka
adalah orang-orang Nasrani, yaitu orang-orang yang mengikuti nabi Isa dan
berpegang kepada Injil. Dalam kelompok mereka terdapat rasa suka kepada Islam
dan para pemeluknya. Hal itu tidak lain karena apa yang ada pada hati mereka
(dimana mereka sebelumnya adalah orang yang memeluk agama nabi Isa) berupa
sifat lemah lembut dan kasih sayang, Sebagaimana Allah SWT berfirman:
(dan
Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih
sayang serta rahbaniyah) (Surah Al-Hadid: 27) Dalam kitab mereka bahwa siapa
saja yang memukul pipi kananmu, maka berikanlah kepadanya pipi kirimu; dan
peperangan itu tidak disyariatkan dalam agama mereka. Oleh karena itu Allah SWT
berfirman: (Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu
(orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena
sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri)
yaitu
di antara mereka terdapat para pendeta, yang merupakan orang yang berkhutbah
kepada mereka dan ulama mereka. bentuk mufradnya adalah “qissiisun” dan
“qassun”, terkadang bentuk jamaknya adalah bentuk “Qassuus”. Dan “Ar-Ruhbaan”
adalah bentuk jamak dari “raahib” yaitu orang yang beribadah, diturunkan dari
kata “rahbah” yang artinya takut; sebagaimana “raakib” yang bentuk jamaknya
“Rukbaan” dan juga “fursaan”.
Ibnu
Jarir berkata, terkadang “ruhbaan” adalah bentuk mufrad, dan bentuk jamaknya
adalah “Rahaabiin”, sebagaimana kata “Qurbaan” yang bentuk jamaknya
“Qaraabiin”, dan “Jurdaan” yang bentuk jamaknya “Jaraadiin”. Terkadang juga
bentuk jamahnya “Rahaabinah”. Di antara dalil yang menunjukkan hal itu bahwa
hal itu bisa dalam bentuk mufrad di sisi orang-orang Arab adalah usapan seorang
penyair:
Seandainya
aku menyaksikan rahib gereja di puncak, sungguh rahib itu keluar dan berjalan
turun.
Firman
Allah (Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang
Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya
mereka tidak menymbongkan diri) Ini mencakup pensifatan mereka, bahwa di antata
mereka memiliki keilmuan, ketaatan dalam beribadah, dan kerendah hatian.
Kemudian Allah mensifati mereka dengan orang yang tunduk dan mengikuti
kebenaran, dan berlaku adil. Lalu Allah berfirman (Dan apabila mereka
mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kalian lihat mata
mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al-Qur’an) yang telah mereka
ketahui) yaitu dari apa yang ada di dalam kitab mereka berupa kabar gembira
tentang diutusnya nabi Muhammad SAW (mereka berkata, "Ya Tuhan kami, kami
telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi) yaitu
bersama orang-orang yang bersaksi atas kebenarannya dan yang beriman kepadanya.
An-Nasa’i
meriwayatkan dari Abdullah bin Zubair, dia berkata bahwa ayat ini turun terkait
orang Najasyi dan para sahabatnya, (Dan apabila mereka mendengarkan apa yang
diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata
disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab
mereka sendiri); seraya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka
catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (83)) Diriwayatkan dari
Ibnu Abbas yaitu bahwa bersama nabi Muhammad SAW dan umat beliau. Mereka adalah
orang-orang yang menjadi saksi dan bersaksi untuk nabi mereka bahwa beliau
telah menyampaikan risalah dan juga bersaksi untuk para rasul, bahwa mereka
telah menyampaikan risalah.
Kalangan
orang-orang Nasrani ini adalah yang disebutkan dalam firmanNya (Dan sesungguhnya
di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka, sedangkan mereka
berendah hati kepada Allah) (Surah Ali Imran:199), Mereka adalah orang-orang
yang difirmankan oleh Allah tentang mereka (Orang-orang yang telah kami
datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelumnya Al-Qur’an, mereka beriman (pula)
dengan Al-Qur’an itu (52) Dan apabila dibacakan (Al-Qur'an itu) kepada mereka,
mereka berkata, "Kami beriman kepadanya, sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah
suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah
orang-orang yang membenarkannya (53)) sampai dengan firmanNya (kami tidak ingin
bergaul dengan orang-orang jahil) (Surah Al-Qashash: 52-55) Oleh karena itu
Allah berfirman di sini (Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan
yang mereka ucapkan (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya)
yaitu Allah membalas mereka atas keimanan, kebenaran dan pengakuan mereka
terhadap kebenaran (Surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedangkan
mereka kekal di dalamnya) yaitu tinggal di dalamnya selamanya, tanpa berpindah
dan tidak akan hilang (Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat
kebaikan) yaitu dengan mengikuti dan taat kepada kebenaran bagaimanapu, di
manapun dan dengan siapa pun mereka berada, Kemudian Allah memberitahukan
tentang keadaan orang-orang yang celaka. Dia berfirman (Dan orang-orang kafir
serta mendustakan ayat-ayat Kami)
yaitu
mereka mengingkari dan menentang ayat-ayat Allah (mereka itulah penghuni
neraka) yaitu mereka adalah penduduk neraka dan akan masuk ke dalamnya.
Hidayatul
Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat
Al-Ma’idah ayat 82: Karena kebencian dan kedengkian mereka yang begitu mendalam
kepada kaum muslimin, dan karena kebodohan, kekafiran dan karena mereka selalu
mengikuti hawa nafsu. Berdasarkan ayat ini, bahwa musuh besar Islam dan kaum
muslimin adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik, dan mereka adalah
orang-orang yang paling banyak berusaha menimpakan bahaya kepada kaum muslimin.
Qissis
(pendeta) adalah ulama mereka, sedangkan rahib adalah ahli ibadah di antara
mereka. Ilmu yang disertai kezuhudan serta ibadah merupakan hal yang menjadikan
hati menjadi lunak dan menyingkirkan kekerasannya. Oleh karena itu, tidak
ditemukan dalam diri mereka sikap keras dan kasar sebagaimana dalam diri
orang-orang Yahudi dan musyrik.
Untuk
mengikuti kebenaran, tidak seperti orang-orang Yahudi dan kaum musyrik Mekah
yang menyombongkan diri. Orang yang tidak sombong (tawadhu') lebih dekat kepada
kebaikan, oleh karenanya mereka lebih dekat kepada kaum muslimin.
Tafsir
Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 82
Pada
ayat-ayat yang lalu diterangkan tentang kutukan Allah terhadap orang yahudi,
selanjutnya pada ayat ini dijelaskan bagaimana sikap para ahli kitab terhadap
orang mukmin. Allah memberikan informasi kepada nabi Muhammad, pasti akan kamu
dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman
(umat islam), ialah orang-orang yahudi dan orang-orang musyrik, yang memang
merasa tidak senang dan selalu memusuhi rasulullah dan umat islam. Dan di
samping itu, pasti akan kamu dapati juga orang yang paling dekat
persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata,
sesungguhnya kami adalah orang nasrani, yaitu yang tekun melaksanakan ajaran
agamanya. Yang sedemikian itu karena di antara mereka, orang-orang nasrani,
terdapat para pendeta dan rahib yang saleh dan selalu melaksanakan tuntunan
agamanya dengan benar, selain itu juga karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan
diri dengan segala kesalehan dan ketekunan dalam beribadah. Setelah pada
ayat-ayat sebelumnya Allah menjelaskan tentang ahli kitab yang paling memusuhi
kaum muslim, yaitu kaum yahudi, dan ahli kitab yang merasa paling dekat dengan
kaum muslim, yaitu kaum nasrani; pada ayat ini Allah menjelaskan mengenai
sebagian kaum nasrani yang beriman kepada Al-Qur'an. Dan apabila mereka,
sebagian ahli kitab seperti utusan kaum nasrani dari ethiopia, mendengarkan apa
yang diturunkan kepada rasul, yaitu Al-Qur'an, kamu, wahai nabi Muhammad, akan
melihat mata mereka mencucurkan air mata, karena ayat-ayat Al-Qur'an itu
meresap ke dalam kalbu mereka secara mendalam, disebabkan mereka telah
mengetahui kebenaran Al-Qur'an dari kitab-kitab mereka sendiri, seraya berkata
dengan tulus, ya tuhan kami, kami telah beriman kepada Al-Qur'an, maka catatlah
kami menjadi bagian yang tidak terpisahkan bersama orang-orang yang menjadi
saksi atas kebenaran Al-Qur'an dan kerasulan nabi Muhammad.
Itulah
kumpulan penafsiran dari beragam ulama tafsir berkaitan isi dan arti surat
Al-Ma’idah ayat 82 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk ummat.
Sumber
Referensi : https://tafsirweb.com/1966-surat-al-maidah-ayat-82.html
Kanti
Suci Project