Al Kisah Sekelompok Jin Masuk Islam Setelah Mendengar Lantunan Bacaan Al-Qur'an Nabi Muhammad SAW
Tak jauh dari pemakaman kaum muslim di Kota Makkah, ada sebuah masjid yang menjadi saksi sekelompok jin yang memutuskan masuk Islam. Hal itu terjadi usai mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an.
Kisah sekelompok jin yang masuk Islam setelah mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an ini terjadi di sebuah masjid yang terletak di Kampung Ma'la. Masjid tersebut kini diberi nama Masjid al-Jin atau Masjid al-Bai'ah, sebab di tempat itu sekelompok jin pernah berbaiat atau menyatakan keislaman mereka kepada Rasulullah SAW untuk beriman kepada Allah SWT dan kitab-Nya.
Sekelompok Jin Berbaiat dengan Rasulullah
Dikisahkan dalam buku Situs-Situs dalam Al Quran karya Syahruddin El-Fikri, peristiwa sekelompok jin masuk Islam terjadi ketika Rasulullah SAW bersama para sahabat sedang menunaikan salat Subuh.
Kala itu, Rasulullah SAW membaca surat Ar-Rahman ayat 1-78 yang di dalamnya terdapat ayat yang berbunyi, "Maka, nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?"
Ketika ayat tersebut dibacakan, sekelompok jin yang hadir saat itu langsung menjawabnya dengan kalimat, "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikit pun. Segala puji hanya bagi-Mu yang telah memberikan nikmat lahir dan batin kepada kami."
Penyampaian sekelompok jin yang berbaiat dengan Rasulullah SAW juga termaktub dalam Al-Qur'an surah Al-Ahqaf ayat 29-32, Allah SWT berfirman,
Terhalangnya Berita Langit
Dalam riwayat lain yang dikutip dari buku Misteri Mukjizat Makkah & Madinah oleh Namin Asimah Asizun, Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi dari Ibnu Abbas menerangkan bahwa peristiwa pertemuan Rasulullah SAW dengan sekelompok jin terjadi saat beliau dengan para sahabat sedang dalam perjalanan menuju pasar Ukkadz.
Sesampainya di daerah bernama Tihamah, Rasulullah SAW bersama rombongannya berhenti untuk menunaikan salat Subuh. Rupanya, salat yang dilakukan Nabi SAW dan para sahabat menyebabkan terhalangnya berita-berita langit yang biasa dicuri oleh para setan (jin yang kafir).
Bahkan para jin kafir yang sedang mencoba mencuri berita tersebut mendapat lemparan bintang-bintang sehingga terpaksa pulang kembali kepada kaumnya.
Setibanya di tempat kaumnya, para jin kafir tersebut ditanya, "Apa yang menyebabkan kalian terhalang mendapatkan berita langit?"
Para Jin kafir menjawab, "Kami terhalang mendapatkan berita langit, bahkan kami dikejar oleh bintang-bintang."
Lantas setan itu menimpalinya, "Tidak mungkin ada halangan antara kita dengan berita langit. Pasti ini ada sebabnya!"
Pimpinan jin kafir tersebut kemudian memerintahkan sekumpulan jin untuk menyebar ke arah barat dan timur untuk mencari penghalang tersebut. Saat sekelompok jin kafir itu menyebar ke seluruh pelosok jagat, sebagian di antara mereka sampai ke daerah Tihamah, tempat Rasulullah SAW dan para sahabat berhenti menunaikan salat Subuh.
Para jin kafir tersebut mendengar dan memperhatikan dengan saksama ayat suci Al-Qur'an yang dibaca Rasulullah SAW, lalu mereka berkata, "Demi Allah, pasti inilah yang menyebabkan kita terhalang dari berita langit."
Mereka justru sangat kagum terhadap ayat suci Al-Qur'an yang didengarnya hingga menyatakan baiatnya untuk masuk Islam kepada Rasulullah SAW.
Sekelompok jin itu kembali kepada kaumnya dan menyampaikan kejadian yang mereka alami. Kaum mereka pun langsung menerima dan mengimani ajaran yang dibawa tersebut.
Peristiwa tersebut turut menjadi sebab turunnya surah Al-Jin ayat 1 yang memberi petunjuk kepada Nabi Muhammad SAW mengenai peristiwa alam gaib yang terjadi di sekelilingnya dan para sahabat kala itu. Firman Allah SWT dalam surah Al-Jin ayat 1 tersebut berbunyi :
Setelah menerima wahyu, Rasulullah SAW lantas menyampaikan pemberitahuan Allah SWT tersebut kepada para sahabat dan umat Islam lainnya.
Al-Ahqaf · Ayat 29
Artinya :
(Ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Nabi Muhammad) sekelompok jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an. Ketika menghadirinya, mereka berkata, “Diamlah!” Ketika (bacaannya) selesai, mereka kembali kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan.
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili
Kelompok ayat yang lalu menjelaskan seruan Nabi Muhammad yang ditujukan kepada umat manusia, khususnya kepada penduduk negeri Mekah, dan menjelaskan bahwa di antara mereka ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad tidak hanya diutus kepada umat manusia saja, tetapi juga diutus kepada golongan jin. Di antara golongan jin itu ada yang beriman dan dengan tekun mendengarkan perkataan Nabi, Dan ingatlah ketika Kami hadapkan kepadamu, wahai Nabi Muhammad, serombongan jin, yang berjumlah tujuh atau sembilan, yang mendengarkan dengan tekun bacaan Al-Qur’an, maka ketika mereka menghadiri pembacaannya mereka berkata, satu sama lain, “Diamlah kamu untuk mendengarkannya!” Maka ketika telah selesai mendengar pembacaan itu dan memahami pesan-pesan yang terkandung di dalamnya mereka kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan.
Surat Al-Ahqaf Ayat 29
Wa iż ṣarafnā ilaika nafaram minal-jinni yastami'ụnal-qur`ān, fa lammā ḥaḍarụhu qālū anṣitụ, fa lammā quḍiya wallau ilā qaumihim munżirīn
Artinya :
Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.
Pelajaran https://kantisuci.blogspot.com/2023/10/thuba-topo-broto-maneges-raden.html Terkait Dengan Surat Al-Ahqaf Ayat 29
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ahqaf Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya.
Ada beberapa pelajaran mendalam dari ayat ini. Didapatkan beberapa penjabaran dari kalangan ulama tafsir mengenai kandungan surat Al-Ahqaf ayat 29, misalnya seperti terlampir :
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Ingatlah (wahai rasul) ketika Kami mengirimkan kepadamu sekelompok jin yang mendengar al-Quran darimu. Maka ketika mereka telah hadir dan Rasulullah membaca al-Quran, mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Diamlah, supaya kita mendengar al-Qur’an.” Maka ketika Rasulullah selesai membaca, di mana mereka telah memahaminya dan ia berpengaruh kepada mereka, jin-jin tersebut pulang kepada kaum mereka untuk memperingatkan mereka dari azab Allah bila mereka tidak beriman.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
29. Jika orang-orang kafir Quraisy telah mendustakan Nabi Muhammad, maka sungguh Allah telah menguatkannya dengan mukjizat besar ketika sekelompok jin beriman kepadanya. Oleh sebab itu Allah memuji jin-jin yang beriman dan mendengarkan al-Qur’an dari Nabi -sebagaimana disebutkan dalam empat ayat ini-, ketika Allah mendatangkan sekelompok jin untuk mendengarkan al-Qur’an dari Nabi.
Ketika mereka telah datang untuk mendengarkan bacaan itu, mereka saling berkata: “Diamlah agar kita dapat mendengar al-Qur’an dengan baik.” Setelah selesai dibacakan, mereka kembali kepada kaum mereka untuk memberi mereka peringatan dari azab jika mereka tidak beriman kepada Allah.
‘Alqamah berkata, aku bertanya kepada Ibnu Mas’ud, “Apakah salah satu dari kalian bersama dengan Nabi Muhammad pada malam kedatangan para jin itu?”
Ibnu mas’ud menjawab, “Tidak ada yang bersama beliau ketika itu, akan tetapi suatu malam kami kehilangan beliau, padahal beliau ada di Makkah; sehingga dari kami ada yang mengatakan, ‘beliau diculik atau apa yang terjadi dengannya?’ Sehingga kami melewati malam yang paling buruk.
Hingga ketika pagi datang atau penjelang pagi, tiba-tiba beliau datang dari arah gua Hira’. Maka orang-orang menceritakan kepadanya apa yang terjadi dengan mereka. Maka beliau bersabda, ‘Seorang jin datang mengundangku, maka aku mendatangi mereka dan membacakan -al-Qur’an- kepada mereka’. Kemudian beliau pergi untuk menunjukkan jejak para jin itu dan bekas api mereka.”
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan ia berkata: Hadits ini hasan shahih. As-Sunan 5/382-383 no. 3258, kitab at-tafsir. Dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi. Dan diriwayatkan oleh Imam Muslim dari jalur Ali bin Hajar dengan lafadz serupa. As-Shahih 2/24, kitab shalat, bab mengeraskan bacaan pada shalat subuh dan bacaan kepada para jin).
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
29. Dan ingatlah -wahai Rasul- saat Kami mengirimkan sekelompok jin yang mendengarkan Al-Qur`ān yang diturunkan kepadamu. Ketika mereka hadir untuk mendengarnya, sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Diamlah sehingga kita bisa menyimaknya dengan baik.” Ketika Rasul telah selesai membacanya, mereka kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan kepada kaumnya dari siksa Allah jika mereka tidak beriman kepada Al-Qur`ān.
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
Yakni hai Muhammad, Kami datangkan kepadamu sekumpulan jin ketika Kami hendak memberi hidayah kepada mereka.
Yakni ketika mereka ikut mendengarkan al-Qur’an dibacakan.
Mereka saling menyuruh diam agar dapat mendengar bacaan al-Qur’an.
Ayat ini merupakan penjelas bahwa Rasulullah diutus kepada golongan jin dan manusia.
Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Ketika kamu membaca perkataan jin-jin itu tentang Al-Qur'an, akan nampak sesuatu yang menakjubkan! Apakah itu dalam sekali duduk Al-Qur’an melakukan semua ini terhadap mereka ?
Meskipun mereka tentu hanya mendengar sebagian kecil dari Al-Qur’an! Jika Anda merenungkan akan terungkap bagi Anda rahasianya: mereka mendengarkan dan merenungkan secara sadar apa yang mereka dengar, dan perasaan mereka bahwa mereka prihatin dengan ayat-ayat itu, lau kapankah salah seorang di antara kita berkata : Sesungguhnya kami telah mendengar Al-Qur'an yang menakjubkan ?
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
29. Ingatlah ketika Kami hadapkan kepadamu sekelompok jin wahai Nabi. Nafrun bermakna kelompok yang berjumlah paling banyak 40 personil dan paling sedikit 3 personil. Sekelompok jin itu menghadapmu untuk menyimak bacaan Alquran. Ketika Alquran itu dibaca, mereka mengingatkan teman-temannya untuk diam dan menyimak bacaan Alquran. Ketika bacaannya telah selesai mereka bersegera kembali ke tempat asal mereka untuk memberi peringatan kepada kaum mereka tentang azab yang akan diterima jika mereka tidak beriman. Inilah bukti yang jelas bahwa rasulullah SAW adalah utusan untuk jin dan manusia. Ayat ini turun untuk 9 jin yang menghadap Nabi ketika Nabi sedang membacaca Alquran di bawah pohon kurma. Ketika mereka mendengar bacaan Alquran mereka mengingatkan temannya untuk diam dan menyimak.
Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{ketika Kami menghadapkan} Kami mengutus dan menghadapkan {kepadamu sekelompok} satu kelompok {jin yang mendengarkan Al-Qur’an. Ketika menghadirinya, mereka berkata,“Diamlah” Ketika selesai} selesai bacaannya {mereka kembali} mereka kembali {kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan} pemberi peringatan tentang azab Allah jika mereka tidak beriman
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
29. Allah mengutus RasulNya Muhammad, untuk semua makhluk, baik manusia maupun jin, untuk itu Muhammad harus menyampaikan seruan kenabian dan risalah kepada seluruhnya. Rasulullah secara leluasa bisa menyeru dan memberi peringatan kepada manusia, sedangkan jin, dihadapkan oleh Allah berdasarkan kekuasaanNya dan Allah mengutus kepada Muhammad “serombongan jin yang mendengarkan al-Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya), mereka berkata, ‘Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)’.” Artinya satu sama lain memerintahkan seperti itu.
“Ketika pembacaan telah selesai,” dan mereka telah memahaminya dan bacaan itu berpengaruh pada mereka, “mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” Yakni, mereka memberi nasihat kepada kaumnya dan menegakkan hujjah Allah kepada mereka. Dan itu adalah pertolongan Allah untuk RasulNya dalam menyebarkan dakwah pada golongan jin.
Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 29-32
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah membacakan Al-Qur'an kepada jin dan tidak pula beliau melihat mereka. Rasulullah SAW berangkat bersama segolongan sahabatnya menuju pasar Ukaz. Dan saat itu antara setan dan berita dari langit telah dihalangi, karena langit telah dijaga oleh bintang-bintang yang menyala-nyala yang melempari setan, maka setan-setan kembali kepada kaumnya. Maka kaumnya bertanya, "Mengapa kalian?" Setan-setan itu menjawab, "Telah dihalang-halangi antara kami dan berita dari langit, Maka mereka berangkat menjelajahi belahan bumi timur dan barat untuk mencari orang yang menjadi penyebab yang menghalang-halangi mereka dari berita langit.
Segolongan mereka yang mengarah Tihamah berangkat menuju Rasulullah SAW sedang berada di Nakhlah dalam perjalanan beliau menuju pasar Ukaz. Rasulullah SAW sedang melakukan shalat Subuh dengan para sahabat. Ketika mereka mendengar Al-Qur'an, maka mereka mendengarkannya, lalu berkata, "Demi Allah, inilah yang menjadi penyebab penghalang antara kalian dan berita langit" Dan ketika mereka kembali kepada kaumnya, (mereka berkata,”Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan (1) (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Tuhan kami (2)) (Surah Al-Jin) Dan Allah SWT menurunkan firmanNya kepada nabiNya SAW (Katakanlah (hai Muhammad), "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur'an)") (Surah Al-Jin: 1) Dan sesungguhnya yang diwahyukan kepada beliau SAW hanya menceritakan tentang ucapan jin.
Imam Baihaqi berkata bahwa apa yang telah diceritakan Ibnu Abbas ini, tidak lain adalah awal mula jin mendengar bacaan Rasulullah SW dan mereka baru mengetahui keadaannya. Pada kali itu beliau tidak membacakan Al-Qur'an kepada mereka dan tidak melihat mereka. Kemudian datanglah undangan jin kepadanya, maka beliau membacakan Al-Qur'an kepada mereka dan menyeru mereka kepada Allah. sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Abdullah bin Mas'ud.
Disebutkan riwayat darinya tentang itu
Diriwayatkan dari 'Alqamah, dia berkat,”Aku bertanya kepada Abdullah bin Mas'ud,"Apakah Rasulullah SAW membawa seseorang dari kalian di malam jin?" Ibnu Mas'ud menjawab, "Tidak ada seorangpun dari kami yang menemaninya, tetapi kami merasa kehilangan beliau di suatu malam di Makkah, maka kami mengatakan, “Beliau diculik, Aku merasa curiga, dan kami tidak dapat memikirkan apa yang harus kami perbuat" Lalu kami bermalam dengan keadaan malam yang buruk. Dan ketika malam menjelang subuh atau di waktu sahur, tiba-tiba kami melihat beliau SAW dalam kegelapan dari arah Hira. Lalu kami berseru,"Wahai Rasulullah!" Kemudian kami menceritakan kepadanya tentang apa yang mereka alami tentang beliau, Maka beliau SAW menjawab:”Sesungguhnya telah datang kepadaku utusan dari jin, maka aku menemui mereka dan kubacakan (Al-Qur'an) kepada mereka” Kemudian Nabi SAW pergi dan memperlihatkan kepada kami jejak-jejak dan bekas perapian mereka.
Firman Allah SWT: (Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu serombongan jin) yaitu segolongan jin (yang mendengarkan Al-Qur'an; maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya), lalu mereka berkata, "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”) yaitu dengarkanlah dengan penuh perhatian, ini merupakan adab mereka.
Firman Allah: (Ketika pembacaan telah selesai) yaitu telah selesai, sebagaimana firmanNya SWT: (Apabila telah ditunaikan (diselesaikan) shalat itu) (Surah Al-Jumu’ah: 10), (Maka Dia menyelesaikannya menjadi tujuh langit dalam dua masa) (Surah Fushshilat: 12), dan (Dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu) (Surah Al-Baqarah: 200) Firman Allah: (mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan) yaitu mereka kembali kepada kaumnya dan memberikan peringatan kepada mereka sesuai dengan apa yang mereka dengar dari Rasulullah SAW. sebagaimana firmanNya (agar mereka memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya) (Surah At-Taubah: 122) dapat disimpulkan dengan ayat ini bahwa di kalangan jin hanya terdapat pemberi peringatan, dan tidak ada seorang rasul. Dan tidak diragukan lagi bahwa Allah SWT tidak pernah mengutus seorang rasulpun dari kalangan mereka, Oleh karena itu Allah berfirman: (Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan seorang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri) (Surah Yusuf: 109)
Allah berfirman (Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar) (Surah Al-Furqan: 20) Dan Allah SWT berfirman tentang nabi Ibrahim: (dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya) (Surah Al-Ankabut: 27)
Setiap nabi yang diutus Allah SWT setelah nabi Ibrahim adalah dari keturunannya.
Adapun tentang firman Allah SWT dalam surah Al-An'am: (Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri?) (Surah Al-An'am: 130) Makna yang dimaksud adalah keseluruhan dari kedua makhluk itu, yang ditujukan kepada salah satu dari kedua jenis itu, yaitu manusia. sebagaimana firmanNya: (Dari keduanya keluar mutiara dan marjan (22)) (Surah Ar-Rahman) yaitu salah satunya. Kemudian Allah SWT menjelaskan peringatan jin terhadap kaumnya, jadi Allah berfirman seraya memberitahukan tentang firmanNya: (Mereka berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa") Mereka tidak menyebutkan nabi Isa karena diturunkan kepadanya kitab Injil yang mengandung nasihat-nasihat, keutamaan, tetapi sedikit mengandung perkara halal dan haram. Pada hakikatnya merupakan syariat yang menyempurnakan kitab Taurat, Jadi yang dipegang adalah kitab Taurat. Oleh karena itu mereka berkata, ("Yang diturunkan sesudah Musa") Demikian juga dikatakan Waraqah bin Naufal ketika Nabi SAW memberitahukan kepadanya kisah turunnya malaikat Jibril saat pertama kali, lalu Waraqah bin Naufal berkata, "Beruntunglah, dia adalah An-Namus yang pernah datang kepada Musa. Aduhai, sekiranya diriku dapat hidup sampai di masa itu dan dalam keadaan kuat"
(yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya) yaitu kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Firman Allah: (lagi memimpin kepada kebenaran) yaitu dalam hal akidah dan pemberitahuan (dan kepada jalan yang lurus) dalam beramal, karena sesungguhnya Al-Qur'an itu mengandung dua perkara, yaitu berita dan perintah. Beritanya benar dan perintahnya adil, sebagaimana Allah berfirman: (Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur'an) sebagai kalimat yang benar dan adil) (Surah Al-An'am: 115)
Allah SWT berfirman: (Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar) (Surah At-Taubah: 33) Petunjuk adalah ilmu yang bermanfaat dan agama yang benar yaitu amal shalih. Demikianlah yang dikatakan jin: (lagi memimpin kepada kebenaran) dalam hal akidah (dan kepada jalan yang lurus) dalam hal amal perbuatan.
(Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah) di dalamnya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW kepada dua makhluk, yaitu jin dan manusia, mengingat Nabi SAW menyeru mereka untuk menyembah Allah dan membacakan kepada mereka surah yang di dalamnya mengandung perintah untuk kedua golongan itu dan beban, serta janji bagi mereka yaitu surah Ar-Rahman. Oleh karena itu Allah berfirman (terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya)
Firman Allah: (niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu) Dikatakan, bahwa huruf “min” di sini adalah tambahan, tetapi pendapat ini masih perlu ditinjau karena penambahannya dalam kalam itsbat jarang. Dikatakan bahwa sesungguhnya huruf “min” bermakna sebagian (dan melepaskan kamu dari azab yang pedih) yaitu, melindungi kalian dari azabNya yang pedih. Sebagian ulama menyimpulkan dalil dari ayat ini, bahwa jin yang mukmin itu tidak dapat masuk surga. Dan bahwa balasan bagi yang shalih dari kalangan mereka adalah diselamatkan dari azab neraka pada hari kiamat. Oleh karena itu mereka berkata, bahwa ini adalah ungkapan yang kedudukannya bualan dan dilebih-lebihkan. Seandainya bagi mereka ada balasan pahala karena keimanan mereka, lebih dari apa yang telah disebutkan, maka mereka pun akan menyebutkannya.
Tetapi sebenarnya jin yang mukmin sama dengan manusia yang mukmin, yaitu mereka masuk surga. Sebagaimana pendapat yang diikuti segolongan ulama salaf, yang sebagian dari mereka memperkuat pendapatnya dengan firman Allah (tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin) (Surah Ar-Rahman: 74) Akan tetapi, dalil ini masih perlu ditinjau. Dan dalil yang lebih baik daripada itu adalah firman Allah SWT: (dan bagi orang yang takut saat menghadap Tuhannya ada dua surga (46) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (47)) (Surah Ar-Rahman: 46-47) Allah SWT menganugerahkan kepada dua jenis makhlukNya pahala surga bagi mereka yang berbuat baik dari kalangan keduanya. Dan jin telah menjawab ayat ini dengan ungkapan rasa syukur yang lebih kuat daripada manusia. Mereka mengatakan, "Tidak ada sesuatupun dari tanda-tanda kebesaran dan nikmatMu wahai Tuhan Kami, yang kami dustakan, maka bagiMu segala puji"
Dan Allah SWT tidak sekali-kali menjanjikan pahala bagi mereka yang nantinya tidak mereka terima. Sesungguhnya apabila Allah membalas jin yang kafir dengan neraka sebagai keadilan dariNya, maka terlebih lagi jika Dia membalas jin yang mukmin dengan surga sebagai karunia dariNya.
Dan belum pernah sampai kepada kami suatu nash baik yang jelas maupun yang tegas dari syariat yang menyatakan bahwa jin yang beriman tidak masuk surga, sekalipun mereka diselamatkan dari neraka. Seandainya pendapat itu benar, maka kami akan mengatakannya; hanya Allah yang labih Mengetahui.
Kemudian Allah SWT berfirman tentang mereka: (Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah, maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi) Bahkan kekuasaan Allah mencakup dan meliputi mereka (dan tidak ada baginya pelindung selain Allah) yaitu tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab (Mereka itu dalam kesesatan yang nyata) Ini mengandung ancaman dan peringatan; jin menyeru kepada kaum mereka dengan anjuran dan peringatan, karena itu seruannya itu berhasil terhadap sebagian besar dan mereka, dan mereka datang kepada Rasulullah SAW satu per satu, sebagaimana yang telah dijelaskan pembahasannya.
An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Ahqaf ayat 29: Sebutkanlah wahai Nabi Allah, hari kiamat kepada mereka satu kaum dari golongan jin yang mereka mendengar Al Qur’an, ketika engkau sedang shalat dan ketika engkau kembali ke Mekkah. Maka ketika mereka hadir dan engkau pada saat itu shalat kemudian membaca Al Qur’an, mereka para jin berkata kepada sebagian yang lain : Dengarkanlah (bacaan Al Qur’an) agar kita memahami bacaan yang menakjubkan ini. Maka ketika engkau telah selesai dari shalatmu, maka mereka terkesan atas apa yang mereka dengar dari Al Qur’an, mereka kemudian berpaling menuju ke gerombolan mereka saling memberikan kabar dan peringatan dari adzab Allah jika tidak beriman kepada Allah. Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi adalah utusan bagi manusia dan jin, dan bahwasanya jin semisal dengan manusia yang memiliki ganjaran, adzab dan beban syariat, sebagaimana Allah berfirman :
وَلِكُلٍّۢ دَرَجَـٰتٌۭ مِّمَّا عَمِلُوا۟ ,
yang artinya : Dan bagi masing-masing memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. {Al An’am : 132}.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengutus Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam kepada makhluk baik manusia maupun jin. Kepada manusia, maka Beliau bisa mendakwahkan mereka dan memberi peringatan, adapun kepada jin, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala hadapkan jin dengan kekuasaan-Nya kepada Beliau.
Dan mereka telah hapal atau mengerti.
Untuk menegakkan hujjah kepada kaumnya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menaqdirkan jin beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membantu Beliau menyebarkan dakwah Islam di kalangan jin.
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ahqaf Ayat 29
Kelompok ayat yang lalu menjelaskan seruan nabi Muhammad yang ditujukan kepada umat manusia, khususnya kepada penduduk negeri mekah, dan menjelaskan bahwa di antara mereka ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Ayat ini menjelaskan bahwa nabi Muhammad tidak hanya diutus kepada umat manusia saja, tetapi juga diutus kepada golongan jin. Di antara golongan jin itu ada yang beriman dan dengan tekun mendengarkan perkataan nabi, dan ingatlah ketika kami hadapkan kepadamu, wahai nabi Muhammad, serombongan jin, yang berjumlah tujuh atau sembilan, yang mendengarkan dengan tekun bacaan Al-Qur'an, maka ketika mereka menghadiri pembacaannya mereka berkata, satu sama lain, 'diamlah kamu untuk mendengarkannya!' maka ketika telah selesai mendengar pembacaan itu dan memahami pesan-pesan yang terkandung di dalamnya mereka kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan. 30. Kemudian Allah menerangkan lebih lanjut apa yang dikatakan oleh kelompok jin kepada kaumnya dalam memberi peringatan kepada mereka. Mereka berkata, 'wahai kaum kami! sungguh, kami telah mende-ngarkan pembacaan kitab yang agung yaitu Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah setelah kitab nabi musa, yang membenarkan kitab-kitab yang datang sebelumnya, yang membimbing siapa yang mengikuti tuntunannya kepada kebenaran dan menunjukkan mereka kepada jalan yang lurus.
Demikianlah berbagai penafsiran dari kalangan ulama mengenai kandungan dan arti surat Al-Ahqaf ayat 29 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita bersama.
Koleksi Artikel Kanti Suci Project