MAQOM IBROHIM
Cuplikan "PENGAJIAN ALHIKAM DAN KULIAH WAHIDIYAH AHAD PAGI oleh Hadrotul Mukarrom Al Arif Billah Mbah KH. Abdul Madjid Ma'roef - Mu'allif Sholawat Wahidiyah QS wa RA, Ghouts Fii Zamanihi"
MAQOM IBROHIM
Cuplikan "PENGAJIAN ALHIKAM DAN KULIAH WAHIDIYAH AHAD PAGI oleh Hadrotul Mukarrom Al Arif Billah Mbah KH. Abdul Madjid Ma'roef - Mu'allif Sholawat Wahidiyah QS wa RA, Ghouts Fii Zamanihi"
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Para hadirin-hadirot, kita masing-masing di mana tempat kita ini. Mari kita koreksi!
وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنَا....ال عمران : ٩٧
Barang siapa yang mau masuk ke maqom Ibrohim, “maqom Ibrohim” yang sesungguhnya bukan maqom yang ada didekat Ka’bah itu, tetapi yang sesungguhnya adalah dihadirot ilahi wa robbi. Ya, tempat yang di dekat Ka’bah itu adalah suatu gambaran atau suatu tanda.
Tapi maqom yang sesungguhnya adalah maqom kholilulloh “maqom kekasih”.
Barang siapa yang mau ikut masuk di maqom kekasih, kekasih Tuhan,..”kaana aanlinan” dia pasti aman.
Pasti aman. Mengapa tidak ? Karena, dia dikasih dan disayang oleh Alloh SWT.
Dan segala sesuatu dari Alloh SWT. Baik itu aman atau tidak aman adalah ditangan Alloh SWT.
Para hadirin-hadirot ! Kita akhir-akhir ini, terutama soal ekonomi, soal ini soal itu, makin banyak yang membutakan batiniyah maupun lahiriyah.
Para hadirin-hadirot, ya begini inilah dunia !. Dunia ! Kalau kita tidak ingin kalang kabut, kita harus cepet-cepat FAFIRRUU ILALLOHI WA ROSUULULLOOH SAW ! Sowan dihadapan Alloh SWT.
Sekalipun oleh orang lain lahiriyah kita dipandang jungkir balik, saking repotnya, tapi kalau kita mau sowan senantiasa kehadirat Alloh SWT, pasti kita akan ayem tentrem, aman damai dunia dan akhirot. Ya mudah-mudahan para hadirin-hadirot dibidang doa kita diridloi Alloh SWT. Amiin !.
Para hadirin-hadirot !
Orang di dunia yang masih senantiasa terpengaruh oleh keruhnya dunia, yang sudah begitu sambat-sambat dan sudah tidak mampu menahan deritanya, tapi kalau dia tidak mau cepat-cepat mengungsi ketempat yang aman, yaitu “hadrotulloh” para hadirin-hadirot, lebih-lebih kalau sudah didatangi Malaikat Izroil, jauh lebih keruh, para hadirin-hadirot.
Oleh karena itu mari kita cepat-cepat sowan dihadapan Alloh SWT, kita mengikuti masuk ke dalam “maqomnya Nabi Ibrohim” yaitu “maqom kekasih Alloh wa rosuulullooh saw”.
AL- FAATIHAH ! (MUJAHADAH !).
-------
KOMENTAR :
TARJAMAH SURAT ALI IMRON AYAT 97 :
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ ( ٩٧/97
Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
19 Agustus 2015 pukul 23:20 · Suka · 3
Budi Sapto
Budi Sapto Yaasaydii yaarasulalloh
20 Agustus 2015 pukul 3:03 · Suka
Ahmad Dimyathi
Ahmad Dimyathi BENAR, KEDUDUKAN KHOLILULLOH = KEKASIH ALLOH SWT...AMIIN..
20 Agustus 2015 pukul 13:57 · Suka · 1
Ahmad Dimyathi
Ahmad Dimyathi Pertanyaan:
Apa arti gelar khalilullah dan sebutan abul anbiya' yg diberikan kepada nabi ibrahim as. Mohon dijawab ỳɑ ustadz......, شُكْرًا
Jawaban :
khalilullah artinya kekasih Allah, abul anbiya' artinya bapaknya para nabi.
20 Agustus 2015 pukul 17:53 · Suka · 1
Ketika membahas Khalillah, maka banyak yang terbesit. Di dalam Al – qur’an dijelaskan.
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dariapa orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama nabi Ibrahim yang lurus ? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (Q.S. An-Nisa : 125)
Nabi Ibrahim mendapat gelar khalilullah yang artinya kekasih Allah. Predikat ini bukan bikinan atau keinginan manusia apalagi permintaan Nabi Ibrahim sendiri. Tetapi langsung Allahlah yang menganugrahkanya seperti yang tercantum dalam ayat Al-Quran di atas. Sebagai kekasih Allah tentu saja Ia (Allah) sangat sayang kepadanya. Sangat dekat dan do’anya selalu dikabulkan.
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 124 s.d.129 menggambarkan betapa Allah memenuhi segala do’a yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim a.s. antara lain:
a. Keturunannya banyak yang menjadi nabi dan rasul termasuk Nabi Muhammad saw.
b. Tanah Mekah menjadi negeri yang aman, tentram dan sejahtera dikunjungi oleh jutaan manusia setiap tahun.
c. Perjalanan hidupnya dijadikan sebagai manasik haji, dan hingga kini seluruh umat Islam senantiasa membacakan shalawat setiap hari kepadanya di dalam setiap shalatnya bersamaan dengan shalawat kepada nabi Muhammad saw.
Nabi Ibrahim mendapat gelar khalilullah tentunya berkat usaha dan kesungguhnyanya dalam menegakkan syaria’at Allah dan pengabdiannya yang tak terhingga sebagai seorang rasul meskipun banyak tantangan dan rintangan yang ia alami. Di dalam kitab Nashaihul ibad diceritakan bahwa ada tiga hal yang menyebabkan Nabi Ibrahim mendapat gelar “Khalilullah” yaitu :
a. Beliau selalu mengutamakan perintah Allah di atas perintah-perintah selainNya termasuk perintah akal dan perasaannya. Artinya Beliau a.s. selalu “sami’na wa atha’na “ (patuh dan ta’at) tanpa pikir-pikir dalam melaksanakan perintah-Nya meskipun perintah tersebut dirasakan sangat bertentangan dengan akal dan perasaannya. Tetapi karena perintah itu sudah jelas dari Allah, ia pasrah kepada kehendakNya. Contoh bagaimana Beliau a.s. telah merelakan putranya Ismail untuk disembelih karena atas perintah Allah. Kecintaan kepada Allah mengalahkan kecintaan kepada putranya, Ismail. Nilai inilah yang terus menerus diwariskan dan ditanamkan kepada anak keturunannya termasuk kita umat Islam. Allah telah mengingatkan di dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 24 jika kita lebih mencintai dan lebih mengutamakan selain Allah dan rasulNya, “ tunggu apa yang akan terjadi.
b. Beliau tidak pernah resah dan khawatir terhadap segala sesuatu yang telah ditanggung oleh Allah, misalnya masalah rizqi, keamanan, kematian, jodoh dan sebagainya. Sebab itu, beliau dengan tenang hati meninggalkan istri dan putranya Ismail yang masih bayi di tengah-tengah padang pasir yang masih ganas, karena Beliau harus memenuhi panggilan Allah Swt. Demikian pula beliau tidak khawatir terhadap keselematan dirinya ketika Beliau dilemparkan kedalam gunung api oleh raja Namrud. Beliau yakin jika ia menolong Allah, pasti Allah akan menolongnya (Q.S. Muhammad: 7)
c. Ketiga, Beliau tidak akan makan kecuali secara berjama’ah. Ada sebuah riwayat bahwa jika Beliau mau makan suka berjalan sepanjang satu hingga dua mil untuk mencari teman makan. Betapa pentingnya nilai berjama’ah, jangankan shalat fardhu, makan saja sebaiknya selalu berjama’ah. Nilai inipun diwariskan kepada kita, umat nabi Muhammad Saw. Di dalam salahsatu haditsnya belilau menyatakan bahwa shalat berjama’ah lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan shalat sendirian.
Perbandingannya adalah : 27: 1. Rasulullah sendiri telah mencontohkan bahwa sepanjang hayatnya tidak pernah shalat maktubah lima waktu dilakukan sendirian, terkecuali menyelang wafatnya karena sudah tidak kuat lagi ke masjid.
TARJAMAH SURAT ALI IMRON AYAT 97 :
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ ( ٩٧/97
97. Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
Penjelasan ayat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Maqam Ibrahim Ialah tempat Nabi Ibrahim 'alaihis salam berdiri membangun Ka'bah, yaitu Hijr. Sebelumnya, hijr tersebut menempel dengan dinding Ka'bah, namun pada zaman Umar radhiyallahu 'anhu, diletakkan di tempat yang ada sekarang. Ada yang mengatakan, bahwa tanda yang terdapat di sana adalah bekas injakan kedua kaki Nabi Ibrahim 'alaihis salam yang membekas di batu, dan hal itu masih terlihat sampai di masa-masa pertama umat Islam.
Ada pula yang mengatakan, bahwa tanda di dalamnya adalah apa yang Allah tanamkan ke dalam hati manusia berupa rasa ta'zhim (penghormatan) kepada Baitullah. Ada pula yang berpendapat, bahwa yang dimaksud maqam Ibrahim di sini adalah maqam-maqam (posisi-posisi) Beliau di semua tempat manasik, sehingga termasuk di dalamnya semua bagian haji, di mana masing-masingnya terdapat tanda yang jelas seperti thawaf, sa'i dan tempatnya, wuquf di 'Arafah dan Muzdalifah, melempar jamrah dan syi'ar-syi'ar lainnya.
Sedangkan maksud tanda di sana adalah apa yang Allah tanamkan dalam hati manusia berupa rasa hormat dan ta'zhim kepadanya, mereka rela mengorbankan jiwa dan harta untuk dapat sampai ke sana serta siap memikul beban-beban perat untuknya, di samping itu di dalamnya juga terdapat rahasia dan makna yang tinggi. Bahkan dalam pekerjaan haji pun terdapat hikmah dan maslahat yang sangat banyak.
2. Termasuk tanda yang jelas juga adalah bahwa orang yang memasukinya akan aman baik secara syara' maupun taqdir. Secara syara' adalah, bahwa Allah memerintahkan rasul-Nya untuk menghormatinya dan mengamankan orang yang memasukinya serta tidak boleh diserang, bahkan sampai mengena pula kepada hewan buruannya, pepohonan dan tumbuh-tumbuhan.
Sebagian ulama ada yang berpendapat berdasarkan ayat ini, bahwa barang siapa yang melakukan tindak pidana di luar tanah haram, lalu ia berlindung ke baitullah, maka ia akan aman dan tidak ditegakkan had sampai ia keluar daripadanya. Adapun aman secara taqdir adalah, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan taqdir-Nya menetapkan dalam diri manusia, termasuk orang-orang kafir dan musyrik untuk menghormatinya. Lebih dari itu, orang yang berniat jahat terhadap Baitullah, Allah memberikan hukuman segera kepadanya sebagaimana yang terjadi pada As-habul Fiil (tentara bergajah yang hendak menghancurkan ka'bah).
3. Sebelum menyebutkan kewajiban haji, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kelebihan-kelebihan Baitullah yang menjadikan hati manusia berkeinginan untuk pergi ke sana, kelebihan itu adalah :
Pertama, sebagai rumah ibadah pertama di dunia.
Kedua, mendapatkan keberkahan, di mana tidak ada rumah yang paling banyak berkahnya dan paling banyak manfaatnya bagi manusia dibanding Baitullah.
Ketiga, sebagai petunjuk bagi manusia
Keempat, terdapat tanda-tanda.
Kelima, orang yang memasukinya akan aman.
Kalau pun kelebihan di atas tidak disebutkan, tetapi hanya cukup dengan penyandaran kepada-Nya, yakni sebagai "rumah-Nya", maka hal itu pun sudah cukup.
4. Yaitu: orang yang sanggup mendapatkan perbekalan, alat-alat pengangkutan, sehat jasmani dan perjalanan pun aman serta keluarga yang ditinggalkannya terjamin kehidupannya.
5. Allah Maha Kaya, tidak memerlukan manusia, jin, malaikat dan ibadah mereka.
Sumber referensi dikutip dari tulisan medsos FB bpk. Ustadz Ahmad Dimyathi Bogor
Kanti suci Projects