Hati-hati dengan KAROMAH
Cuplikan, Pengajian Kitab Al Hikam dan Kuliah Wahidiyah Ahad Pagi oleh Hadhrotul Mukarrom Mbah KH. Abdul Madjid Ma'ruf Qs wa Ra, Mu'allif Sholawat Wahidiyah.
Hati-hati dengan KAROMAH (keajaiban)
AL-HIKAM I HaL 21
ِبسْمِ اللهِ الرَّحمْنَ ِالرَّحِيْمِ
{مَا اَرَادَتَ هِمّةُ سَالِكِ اَنْ تَقِفَ عِنْدَ مَا كَشِفَ لهَاَ إِلاّ وَنَادَتْهُ هَوَاتِفُ الْحَقِيْقَةِ : فَإِنَّ الَّذِي تَطْلُبُهُ اَمَامَكَ, وَلاَ تَبَرّجَتْ ظَوَاهِرُ الْمُكَوِّنَاتِ إِلاَ وَنَادَتْكَ حَقَآئِقُهَا : إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرٌ}
Seorang saalik, orang yang sedang (membagun kerohanian) Fafirruu Ilallohi wa Rosuulihi SAW kalau terpengaruh oleh adanya pengalaman-pengalaman yang manis yang lezat yang menyenangkan, pengalaman-pengalaman rohani atau dzauqon atau mukasyafah yang menjadikan orang terpengaruh, terpengaruh kepada pengalaman ini, tahu atau merasa atau lain-lain kok menjadi terpengaruh, ibarat orang yang berjalan terpengaruh soal-soal di sekeliling jalan, otomatis menjadi lambat perjalanan itu, atau sama sekali mandeg (berhenti).
Maka dalam keadaan yang demikian selalu diingatkan oleh “hawaatiful haqiqot”. “Hawaatif” suara ghoib dari Tuhan.
سِرْوَجِدّ فِىالسَّيْرِ لاَ تَقِفْ !
“Ayo terus, jangan berhenti”!.
فَإِنَّ الَّذِي تَطْلُبُهُ اَمَامَكَ
“Apa yang kamu tuju berada didepanmu, masih juga”!.
وَهْوَ وُصُوْلَكَ اِلَى الْمَوْلَى وَعَدَمُ رُكُوْنِكَ اِلَىشَئٍ سَوَاهُ
“Yaitu wusulmu kepada Tuhan, dan tidak cenderungnya hatimu kepada sesuatu selain Dia Tuhan “.
Dus !
Pokoknya jangan sampai kita terpengaruh oleh segala sesuatu lahiriyah maupun batiniyah (karomah) !.
Semua harus kita gunakan untuk Fafirruu Ilallohi wa Rosuulihi SAW !.
Bahkan sekalipun kita sudah berada dalam tingkat kesadaran, sudah menguasai LILLAH atau BILLAH, jangan sampai terpengaruh oleh soal-soal yang mempengaruhi, harus terus maju dan meningkatkan kesadaran !.
Terus disempurnakan! kalau mandeg (berhenti), merasa sudah LILLAH BILLAH, sudah mujahadah, sudah merasa tepat, itu namanya terpengaruh !
Tidak boleh !.
وَلاَ تَبَرَّجَتْ ظَوَاهِرُ الْمُكَوِّنَاتِ إِلاَّ وَنَادَتْكَ حَقَآئِقُهَا : إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرٌ
Begitu juga kalau ada pengalaman yang selalu memikat hatinya (karomah), seperti umpamanya dihormati orang lain, soal-soal ekonominya menjadi mudah, apa yang diusahakan berhasil dengan sukses, atau umpamanya lagi diberi keistimewaan-keistimewaan khoriqul 'adah, mudah memperoleh alamat-alamat dan berita-berita sirri, atau macam-macam khoriqul 'adah yang lain-lain, bisa menghilang, bisa berjalan di atas air, bisa lap.
Sampai jagad sana tahu keadaan hati atau kehendak kawannya, tahu apa-apa pada jarak jauh, atau... yah !
Pokoknya macam-macam pengalaman atau keistimewaan-keistimewaan yang diperolehnya.
Harus terus maju dan meningkat Fafirruu Ilallohi wa Rosulihi SAW. Jangan sampai mandeg kenapengaruh -pengaruh !.
Dan sesungguhnya keadaan-keadaan atau pengalaman-pengalaman itu sendiri selalu memperingatkan :
إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرٌ
“Aku (karomah) ini hanya ujian. Maka kamu jangan terpengaruh kepada-ku”!.
Kalau kamu terpengaruh kepada-ku, berarti kamu mengabdikan diri kepada selain-KU. Berarti mengabdikan diri kepada nafsumu ! berarti kamu kufur kepada Tuhan. Falaa Takfur !.
Para hadirin-hadirot, ini soal peningkatan dan penyempurnaan, kita harus senantiasa meningkat dan menyempurnakan, jangan sampai merasa puas begitu saja !
Harus terus, terus meningkat dan menyempurnakan !.
Bidang-bidang yang belum kita isi, atau sudah diisi tapi belum sempurna, harus selekas mungkin kita isi dan kita sempurnakan !
Perlu para hadirin hadirot, kita mengoreksi, kita dan keluarga, dan perjuangan, apakah semua sudah terisi atau belum dan kalau sudah terisi apa sudah sempurna artinya sudah tidak ada negatifnya kah, atau masih banyak kekurangannya ?.
Ini perlu sekali kita koreksi !.
Dalam rangka peningkatan dari penyempurnaan ini. ...
Al Faatihah ....
Mujahadah ...