DASAR ATAU DALILNYA PENGAMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH.
SHOLAWAT WAHIDIYAH,
BERFAEDAH MENJERNIHKAN HATI DAN MA’RIFAT BILLAH WA ROSUULIHI SAW.
IJAZAH MUTLAK Hadlrotul Mukarrom Al Arif Billah Mbah KH Abdoel Madjid Ma’roef, Muallif Sholawat Wahidiyah QS wa RA., Ghouts Fii Zamanihi, Mujaddid Hadzaz Zaman "Mengenai amalan Sholawat Wahidiyah".
Beliau Al Arif Billah Mbah KH Abdoel Madjid Ma’roef Qs wa Ra berfatwa :
“Ajaztukum Bihadzihis Sholawatil Wahidiyyati fil ‘Amali wan Nasyri”.
Yang artinya : “Aku ijazahkan kepadamu semua Sholawat Wahidiyah ini untuk di amalkan, disiarkan dan diijazahkan kepada yang lain.”
Siapapun yang mendapat Sholawat Wahidiyah atau bagian dari padanya misal kalimat nida' Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh, dari mana saja dan dengan cara apapun mendapatkannya serta dari siapapun itu, misalnya MELALUI MEDIA SOSIAL, media cetak elektronik dan online seperti ini atau nemu dimanapun telah diberi izin dan dipersilahkan mengamalkannya. Tidak pandang bulu dan golongan, siapapun, apapun agamanya yang mau mengamalkan boleh, dipersilakan dengan hormat lagi sangat untuk mengamalkan dan menyiarkannya, tanpa ada batasan negara, suku, golongan, ras, bangsa, agama, umur dan jenis kelamin.
Tanpa ada bai’at dan syarat-syarat tertentu apapun. Ijazah mutlak (segalanya; seutuhnya; tiada terbatas; penuh) dan bersifat umum, luas, dan sangat dipermudah, dengan dasar “ikhlas tanpa pamrih”.
Setelah di amalkan amat sangat dianjurkan sekali supaya disiarkan kepada keluarga, teman, dan masyarakat luas pada umumnya tanpa pandang bulu dan golongan, dengan senang hati, tulus ikhlas, sebaik dan sebijaksana mungkin, mauidhoh hasanah (dengan tutur kata yang baik, lemah lembut dan keteladanan).
Hadits Rosululloh SAW bersabda :
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Ballighuu
‘anny walau ayah”
“Sampaikanlah apa yang datang dariku walaupun hanya satu ayat.” (HR. Bukhori dan Tirmidzi dari Ibnu Umar)
Dasar atau dalilnya Sholawat Wahidiyah dan pengamalannya tidak berbeda dengan sholawat-sholawat yang lain ;
Dibawah ini adalah dalil-dalil tentang shalawat baik dari Al-Quran maupun Al-Hadis Nabi Saw.,
AL-QUR'AN
Surat Al-Ahzâb ayat 43 :
هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
(QS: Al-Ahzab Ayat: 43)
Surah Al-Ahzâb ayat 56:
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَـتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأ َيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِـّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Alloh dan para Malaikat-Nya membaca Sholawat kepada Nabi, Wahai orang-orang yang beriman bacalah Sholawat dan sampaikan salam sebaik-baiknya kepadanya (QS. 33 Al-Ahzab, 56).
Maksud Allah bershalawat kepada Nabi Saw. adalah dengan memberi rahmat-Nya; bershalawat malaikat kepada Nabi Saw. dengan memintakan ampunan; sedangkan bershalawatnya orang-orang mu'min kepada Nabi Saw. dengan berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan per-kataan "Allâhumma Shalli 'alâ Sayyidinaa Muhammad"
Adapun salam kepada Nabi Saw. adalah dengan mengucapkan "Assalâmu Alayka Ayyuhan -Nabiyyu."
Al-Hadits
Rosululloh SAW bersabda :
Artinya: "Bershalawatlah kamu kepadaku, karena sha-lawatmu itu menjadi zakat (penghening jiwa pembersih dosa) untukmu." (HR. IbnMurdaweh)
Artinya: "Saya mendengar Nabi Saw. Bersabda janganlah kamu menjadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan, dan janganlah kamu menjadikan kuburanku sebagai per-sidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu sampai kepadaku dimana saja kamu berada." (HR. Al-Nasâ'i, Abû Dâud dan dishahihkan oleh Al-Nawâwî).
Diterangkan oleh Abû Dzar Al-Harawî, bahwa perintah shalawat ini terjadi pada tahun kedua Hijriyah. Ada yang berkata pada malam Isra' dan ada pula yang berkata dalam bulan Sya'ban. Dan oleh karena itulah bulan Sya'ban dinamai dengan "Syahrush Shalâwat" karena dalam bulan itulah turunnya ayat 56, Surah ke-33 Al-Ahzâb tsb diatas.
FAEDAH SHOLAWAT WAHIDIYAH
Secara umum Sholawat Wahidiyah mengandung berbagai macam faedah sebagaimana sholawat-sholawat lain. Akan tetapi dari sekian banyak faedah ada yang lebih menonjol, yaitu bagi pengamalnya - Alhamdulillah dengan fadlol Alloh diberi manfa’at, faedah dan asror berupa kejernihan hati, ketenangan dan ketenteraman batin sehingga menjadi lebih banyak ingat dan sadar kepada Alloh wa Rosuulihi SAW.
Disamping itu juga dikaruniai manfa’at lainnya antara lain soal kesehatan, kerukunan dalam rumah tangga, kelancaran dalam usaha dan pekerjaan, kecerdasan dan perbaikan akhlaq / moral di semua kalangan termasuk bagi kanak-kanak dan remaja, dan masih banyak lagi manfaat yang diberikan oleh Alloh kepada mereka yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah tersebut, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya dan orang lain, baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia dapat berkahnya Sholawat Wahidiyah.
MUJAHADAH WAHIDIYAH
Mujahadah Wahidiyah atau lazimnya disebut MUJAHADAH adalah pengamalan Sholawat Wahidiyah atau bagian dari padanya menurut tata cara yang dibimbingkan oleh Muallifnya Mbah KH. Abdul Madjid Ma'roef Qs wa Ra Ghouts Fii Zamanihi dan oleh Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra, juga oleh Kanjeng Romo Kyai Abdul Majid Ali Fikri Ra, Pengasuh Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo Al Munadhoroh saat ini.
Mujahadah Wahidiyah merupakan suatu pendayagunaan sumber daya manusia di bidang batiniyah dan lahiriyyah untuk mengupayakan tercapainya kesejahteraan diri, keluarga dan ummat masyarakat yang diridloi Alloh wa Rosuulihi di dunia dan akhirat.
-----
PENGERTIAN UMUM
SHOLAWAT WAHIDIYAH & AJARAN WAHIDIYAH
a. Sholawat Wahidiyah adalah rangkaian do’a Sholawat Nabi (Shollallohu ‘alaihiwasallam) sebagaimana tertulis di dalam lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk tatacara dan adab pengamalannya; (Lihat Cara Pengamalan / foto sholawat wahidiyah).
b. Sholawat Wahidiyah ; Alhamdulillah, Bifadl-lillah warahmatih, pengamalnya banyak dikaruniai berbagai manafaat dan faedah ; antara lain dan terutama berupa kejernihan hati, ketenangan batin, ketenteraman jiwa, peningkatan daya ingat, kesadaran, lebih mengenal (ma’rifat) dan pendekatan diri kepada ALLOH WA ROSULIHI (Shollallohu ‘alaihiwasallam). Disamping manfaat lainnya, lahiriyah dan batiniyah, duniawi dan ukhrowi ; (Lihat Faedah Sholawat);
c. Sholawat Wahidiyah membimbing pengamalnya agar menjadi manusia yang peduli dan lebih berguna (anfa’u) bagi dirinya sendiri, keluarga, nusa, bangsa, negara, sesama ummat manusia, bahkan bagi seluruh makhluk ciptaan ALLOH pada umumnya; (1)
Setiap insan bisa memberi manfaat kepada yang lain; Misalnya ; dengan ilmunya bagi yang berilmu, dengan hartanya bagi yang berharta, dengan tenaganya bagi yang diberi kekuatan tenaga, atau dengan do’a-do’a permohonannya bagi yang mau; Dengan Sholawat Wahidiyah pengamalnya dibimbing agar selalu berdo’a untuk dirinya sendiri dan memberi manfa’at dengan mendo’akan kepada yang lain; (Lihat kandungan do’a dalam Sholawat Wahidiyah dan Terjemahnya;)
d. Sholawat Wahidiyah seperti sholawat yang lain; boleh diamalkan oleh siapa saja tanpa disyaratkan adanya sanad atau silsilah seperti yang berlaku dalam amaliah Thoriqoh; karena seluruh sholawat, sanadnya adalah Shohibush sholawat sendiri, yaitu Rosululloh (Shollallohu ‘alaihiwasallam) (2) (Lihat tentang Faedah Sholawat)
e. Sholawat Wahidiyah bukan merupakan suatu Ikatan atau Jam’iyah Thoriqoh yang mempunyai syarat-syarat tertentu seperti yang lazim di dalam thoriqoh-thoriqoh yang kita kenal (Mu’tabaroh); Akan tetapi juga dapat disebut “Thoriqoh” (secara lughowi / bahasa) dalam arti “JALAN” atau “SARANA” menuju wushul/sadar kepada ALLOH WAROSULIHI SAW.
f. Sholawat Wahidiyah mempunyai kandungan suatu sistem dan bimbingan praktis yang disebut AJARAN WAHIDIYAH. (Lihat penjelasannya di Ajaran).
g. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah mulai disiarkan pada tahun 1963 dan telah diberikan ijazah secara mutlak oleh beliau Muallifnya, Hadlrotus Syekh Al-Mukarrom Mbah KH Abdoel Madjid Ma’roef QS WA RA, GHOUTS FII ZAMANIHI - Kedunglo Kediri, Jawa Timur, yang saat ini kepemimpinan beliau dilanjutkan oleh Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra, Pengasuh Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo Al Munadhoroh saat ini.
Siapa saja dan dari manapun memperolehnya telah diberi izin mengamalkan dan menerapkannya, bahkan dianjurkan agar supaya menyiarkan kepada masyarakat luas tanpa pandang bulu dengan ikhlas dan bijaksana.
h. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah boleh / bisa diamalkan oleh siapa saja yang sudah memiliki amalan-amalan lain; seperti telah mengikuti Jam’iyah Thoriqoh Mu’tabarah, Majlis-majlis dzikir, Jam’iyah Istighotsah, atau amalan yang bersifat pribadi, dengan tanpa harus meninggalkan amaliyahnya, bahkan akan lebih terdukung penerapan batinnya dengan Ajaran Wahidiyah;
i. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah bukan merupakan suatu aliran atau faham agama baru; dan tidak mengajarkan faham-faham atau tindakan yang bertentangan dengan Syari’at Islam(1) dan hukum negara / pemerintah, atau ajaran yang menyimpang dari aqidah Ahlis Sunnah Wal-Jama’ah; seperti faham Hulul, Wahdatul-wujud, Jabariyah, Qodariyah, Syi’ah, Ilmu Sejati dan sebagainya ;
j. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah bukan hasil mimpi seseorang (Muallifnya), bukan sholawat dari bangsa Jin atau syetan (5) sebagaimana tuduhan orang-orang yang tidak bertanggungjawab, akan tetapi Sholawat Wahidiyah disusun oleh Muallifnya dalam keadaan sadar yang disertai dorongan batiniyah dan keprihatinan terhadap situasi alam pada saat itu. Masa penyusunan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah sampai lengkap seperti dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah yang diedarkan secara umum, memerlukan waktu 18 tahun; Yakni mulai tahun 1963 sampai 1981.
k. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah tidak mengajarkan praktek-praktek pengkultusan dan peng-hormatan kepada seseorang yang berlebihan atau melebihi batas-batas yang ditentukan dalam syari’at Islam. Misalnya kalau menemui seorang atasan (kyai / pemimpin)-nya harus berjalan dengan lutut (ndodok / jongkok / merangkak/menyembah), dan sebagainya.
l. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah bagaikan suatu obat mujarab bagi penyakit-penyakit batiniyah, dan reaksinya dalam batin / hati hanya bisa dirasakan oleh seseorang jika dia mengamalkan (istilah obat ‘mengkonsumsi’) sesuai dengan aturan; Tidak cukup hanya dipelajari / diketahui / dihafalkan komposisi dan kegunaannya.
(1) “Sebaik-baik manusia ialah orang yang lebih banyak manfaatnya bagi orang lain (H.R. Al-Qudlo’i dari Jabir, Hadits Hasan / Jami’us Shoghir)
(2) Tafsir As-Showi Juz III hal. 323, Darul fakri, Bairut / Sa’adatud Daroini, hal. 90 /Darul Fikri Bairut )
(4) Misalnya ada perkataan : “Pengamal Wahidiyah boleh meninggalkan sholat 5 waktu atau puasa wajib, dll.”. Jika perkataan itu dari pengamal sendiri itu suatu penyimpangan yang harus diluruskan, dan jika dari luar pengamal Wahidiyah, itu suatu kesalahfahaman; Yang ada dalam methode Penyiaran Wahidiyah, adalah : “Orang yang belum melakukan sholat atau orang yang ahli kemunkaran (kemunkaran apa saja), bahkan non muslimpun (dari agama dan aliran apa saja) boleh mempelajari dan mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah. Dengan harapan agar mereka segera menperoleh hidayah (petunjuk) dari ALLOH sehingga mau kembali ke jalan yang diridloi-NYA.
(5)--Beralasan tuduhan inilah sebagian orang melarang / mengharamkan amalan Sholawat Wahidiyah. Selain itu ada lagi yang beralasan “tidak adanya sanad dan silsilah” dalam Sholawat Wahidiyah. Lebih jelasnya lihat huruf d. di atas atau tentang Faedah Sholawat, dll.
-------
SHOLAWAT WAHIDIYAH
TERJEMAH SHOLAWAT WAHIDIYAH
BISMILLAAHIRROHMAANIR ROHIIM
Dengan nama ALLOH Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
ILAA HADLROTI SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHOLLALOLOHU 'ALAIHI WASALLAM,
AL FAATIHAH !
(Kami hadiyahkan ke haribaan Pemimpin kami Baginda Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam, bacaan Fatihah.
WA-ILAA HADLROTI GHOUTSI HAADZAZ-ZAMAAN WA A’WAANIHI WASAA-IRI AULIYAA-ILLAAHI RODLIYALLOOHU TA’AALA 'ANHUM, AL FAATIHAH
Dan kami hadiyahkan ke pangkuan Ghoutsi Hadzaz Zaman, Para Pembantu Beliau dan segenap Kekasih ALLOH, Radliyallohu Ta’ala 'anhum, bacaan Fatihah.
(01)
ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD, FII KULLI LAMHATIW - WANAFASIM - BI’ADADI MA’LUUMAATILLAAHI WAFUYUUDLOOTIHII WA AMDAADIH. (100 kali).
“Yaa ALLOH, yaa Tuhan Maha Esa, yaa Tuhan Maha Satu, yaa Tuhan Maha Menemukan, yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah sholawat, salam dan barokah atas Junjungan kami Baginda Nabi Muhammad dan atas Keluarga Baginda Nabi Muhammad pada setiap berkedipnya mata dan naik turunnya nafas, sebanyak bilangan segala yang ALLOH Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian serta kelestarian pemeliharaan-NYA”
(02)
“ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH; SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA, WAMAULAANAA WASYAFII’INAA WAHABIIBINAA WAQURROTI A’YUNINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WASALLAMA KAMAA HUWA AHLUH ; NAS-ALUKALLOOHUMMA BIHAQQIHII AN-TUGHRIQONAA FII LUJJATI BAHRIL–WAHDAH, HATTAA LAA NAROO, WALAA NASMA’A, WALAA NAJIDA, WALAA NUHISSA, WALAA NATAHARROKA, WALAA NASKUNA ILLAA BIHAA, WATARZUQONAA TAMAAMA MAGHFIROTIKA YAA ALLOOH, WATAMAAMA NI’MATIKA YAA ALLOOH, WATAMAAMA MA’RIFATIKA YAA ALLOOH, WATAMAAMA MAHABBATIKA YAA ALLOOH, WATAMAAMA RIDLWAANIKA YAA ALLOOH. WASHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAIHI WA’ALAA AALIHII WASHOHBIH, ‘ADADA MAA AHAATHO BIHII ‘ILMUKA WA-AHSHOOHU KITAABUK, BIROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN WAL-HAMDU LILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN”
“Yaa ALLOH, sebagaimana keahlian ada pada-MU, limpahkanlah sholawat, salam, barokah atas Junjungan kami, Pemimpin kami, Pemberi syafa’at kami, Kecintaan kami dan Buah - jantung - hati kami Baginda Nabi Muhammad Shollalloohu 'alaihi wasallam yang sepadan dengan keahlian Beliau; Kami bermohon kepada-MU yaa ALLOH, dengan Hak Kemuliaan Beliau, tenggelamkan kami di dalam pusat-dasar-samodra Ke-Esaan-MU, sedemikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, tiada kami bergerak ataupun berdiam, melainkan senantiasa merasa di dalam Samodra Tauhid-MU; dan kami bermohon kepada-MU yaa ALLOH, limpahilah kami ampunan-MU yang sempurna yaa ALLOH, ni’mat karunia-MU yang sempurna yaa ALLOH, sadar ma’rifat kepada-MU yang sempurna yaa ALLOH, cinta kepada-MU dan kecintaan-MU yang sempurna yaa ALLOH, ridlo kepada-MU serta memperoleh ridlo-MU yang sempurna pula yaa ALLOH. Dan sekali lagi yaa ALLOH, limpahkanlah sholawat salam dan barokah atas Baginda Nabi dan atas Keluarga serta Sahabat Beliau, sebanyak bilangan segala yang diliputi oleh Ilmu-MU dan termuat di dalam Kitab-MU; dengan rahmat-MU; yaa Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang; Segala puji bagi ALLOH Tuhan Seru Sekalian Alam”.
(03)
YAA SYAFI’AL KHOLQIS-SHOLAATU WASSALAAM #
’ALAIKA NUUROL-KHOLQI HAADIYAL ANAAM;
WA-ASHLAHUU WARUUHAHUU ADRIKNII #
FAQOD DHOLAMTU ABADAW - WAROBBINII;
WALAYSA LII YAA SAYYIDII SIWAAKAA #
FA-IN TARUDDA KUNTU SYAKHSHON HAALIKA
“YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH” (7 kali)
“Duhai Baginda Nabi Pemberi syafa’at makhluq; Ke pangkuanmu sholawat, salam Alloh ku sanjungkan,
Duhai Nur-cahaya makhluq, Pembimbing manusia. Duhai Unsur dan Jiwa makhluq; Bimbing, bimbing, dan didiklah diriku.
Sungguh, aku manusia yang dholim selalu; Tiada arti diriku tanpa Engkau duhai yaa Sayyidii,
Jika Engkau hindari aku (akibat keterlaluan berlarut-larutku), pastilah, pastilah, pasti ‘ku ‘kan hancur binasa!”.
“Duhai Pemimpin kami, duhai Utusan ALLOH !”.
(04)
“YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOOH #
‘ALAIKA ROBBINII BI-IDZNILLAAH;
WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINADHROH #
MUUSHILATIL-LILHADLROTIL ‘ALIYYAH”
“Duhai Ghoutsu Zaman, ke pangkuanmu salam ALLOH ku haturkan; Bimbing, bimbing dan didiklah diriku dengan idzin ALLOH;
Dan arahkan pancaran sinar-nadhrohmu kepadaku yaa Sayyidi, radiasi batin yang mewushulkan aku, sadar ke Hadlirot Maha Luhur Tuhanku.”
(05)
“YAA SYAAFI’AL KHOLQI HABIIBALLOOHI #
SHOLLAATUHUU ‘ALAIKA MA’ SALAAMIHII
DLOLLAT WADLOLLAT HIILATII FII BALDATII #
KHUDZ BIYADII YAA SAYYIDII WAL UMMATI”
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH
“Duhai Baginda Nabi Pemberi syafa’at makhluq, duhai Baginda Nabi Kekasih ALLOH. Ke pangkuan-mu sholawat dan salam ALLOH ku sanjungkan !;
“Jalanku buntu, usahaku tak menentu buat kesejahteraan negeriku. Cepat,
cepat, cepat raihlah tanganku yaa Sayyidii, tolonglah diriku dan seluruh ummat ini !
“Duhai Pemimpin kami, duhai Utusan ALLOH !”
(06)
“YAA ROBBANALLOOHUMMA SHOLLI SALLIMI #
‘ALAA MUHAMMADIN SYAFII’IL UMAMI;
WAL ِAALI WAJ-‘ALIL- ANAAMA MUSRI’IIN #
BIL-WAAHIDIYYATI LIROBBIL ‘AALAMIIN;
YAA ROBBANA-GHFIR YASSIR IFTAH WAHDINAA #
QORRIB WA-ALLIF BAINANAA YAA ROBBANAA.
“Yaa Tuhan kami yaa ALLOH, limpahkanlah sholawat salam atas Baginda Nabi Muhammad pem-beri syafa’at ummat;
dan atas Keluarga Beliau; Dan jadikanlah ummat manusia cepat-cepat lari kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Tuhan Semesta Alam.
Yaa tuhan kami, ampunilah segala dosa-dosa kami, permudahlah segala urusan kami, bukakanlah hati dan jalan kami, dan tunjukilah kami, pereratlah persauda-raan dan persatuan di antara kami, yaa Tuhan kami !”
(07)
“ALLOOHUMMA BAARIK FIIMAA KHOLAQTA WAHAADZIHIL- BALDAH YAA ALLOOH, WAFII HAADZIHIL MUJAAHADAH YAA ALLOOH.”
Yaa ALLOH, limpahkanlah berkah di dalam segala makhluq yang Engkau ciptakan dan di dalam negeri ini yaa ALLOH, dan di dalam mujahadah ini, yaa ALLOH!”
I S T I G H R O O Q !
Yang dimaksud adalah : berdiam, tidak membaca apa-apa, Segala perhatian tertuju hanya kepada ALLOH ! Bukan membayangkan lafadh “ALLOH”, tetapi kepada ALLOH –Tuhan ! Pendengaran, perasaan, ingatan, fikiran, penglihatan dan ….. Pokoknya segala-segalanya dikonsen-trasikan kepada ALLOH ! Lain-lain tidak menjadi acara ! Hanya “ALLOH”! Titik !
Lamanya istighroq tidak ada batasan waktu, menurut kemampuan masing-masing. Istighroq diakhiri dengan bacaan Surat Al-Fatihah satu kali. AL- FAATIHAH !
Kemudian membaca do’a di bawah ini:
(08)
“BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM
ALLOOHUMMA BIHAQQISMIKAL - A’DHOM, WABIJAAHI SAYYIDINAA MUHAMMAADIN SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WASALLAM, WABIBAROKATI GHOUTSI HAADZAZ – ZAMAAN WA-A’WAANIHII WASAA-IRI AULIYAA – IKA YAA ALLOOH, YAA ALLOOH, YAA ALLOOH, RODLI-YALLOOHU TA’AALAA ’ ANHUM ( 3 kali ) BALLIGH JAMII’AL ‘AALAMIIN, NIDAA-ANAA HAADZAA WAJ’AL FIIHI TAKTSIIROM-BALIIGHOO ( 3 kali ) FA-INNAKA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR, WABIL- IJAABATI JADIIR” ( 3 kali )
”FAFIRRUU - ILALLOOH !”
”WA QUL JAA-AL HAQQU WAZAHAQOL BAATHIL, INNAL- BAATHILA KAANA ZAHUUQO”
“Dengan Asma ALLOH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
Yaa ALLOH, dengan Hak Kebesaran Asma-MU, dan dengan Kemuliaan serta Keagungan Baginda Nabi Muhammad Shollalloohu 'alaihi wasallam dan dengan barokah Ghoutsu Haadza-Zaman dan Para Pembantunya, serta sege-nap Auliya Kekasih-MU yaa ALLOH, yaa ALLOH, yaa ALLOH Rodliyalloohu Ta’ala ‘Anhum. Sampaikanlah seruan kami ini kepada jamii’al ‘alamiin dan letakkanlah kesan yang merangsang di dalamnya; Maka sesungguhnya Engkau Maha Kuasa berbuat segala sesuatu dan Maha Ahli memberi ijabah !”
“FAFIRRUU ILALLOOH !”
= Larilah kembali kepada ALLOH !
“WAQUL JAA-AL HAQQU……….”
= “dan katakanlah (wahai Muhammad) perkara yang haq telah datang dan musnahlah perkara yang batal; Sesungguhnya perkara yang batal itu pasti musnah”.
“AL FAATIHAH” !
(Membaca surat Al Fatihah satu kali).
KETERANGAN :
1. Kalimah “FAFIRRUU ILALLOOH” dan WAQUL JAA-AL HAQQU…” pada saat berjamaah supaya dibaca ber-sama-sama antara imam dan makmum. Dirinya sendiri terutama supaya dirasakan ikut serta / termasuk di dalam ajakan itu dengan getaran hati yang kuat.
2. “FAFIRRUU ILALLOOH” maksudnya ; mengajak secara bathiniyah agar supaya kita dan masyarakat segera kembali mengabdikan diri dan sadar kepada ALLOH WA ROSUULIHI Shollalloohu 'alaihi wasallam Secara umum yaitu dengan men-jalankan hal-hal yang diridloi ALLOH WA ROSUULIHI Shollalloohu 'alaihi wasallam, dan menghindarkan diri atau meninggalkan hal-hal yang tidak diridloi oleh ALLOH WA ROSUULIHI Shollalloohu 'alaihi wasallam meninggalkan perbuatan-perbuatan yang merugikan diri pribadi, keluarga dan masyarakat !
3. “WAQUL JAA-AL HAQQU .....” Maksudnya, memohon semoga perbuatan dan akhlak-akhlak yang jahat yang merugikan ummat dan masyarakat segera diganti oleh ALLOH Subhaanahu wata’ala dengan akhlak yang baik, membuahkan manfa’at dan menguntungkan ummat dan masyarakat yang diridloi ALLOH WAROSUULIHI Shollalloohu 'alaihi wasallam. Dan apabila memang sudah menjadi suratan takdir tidak bisa diperbaiki lagi, dari pada semakin lama semakin berlarut-larut, semakin hebat menimbulkan kerusakan dan kehancuran, lebih baik semoga lekas dimusnahkan saja. Ini adalah soal mental, bukan terhadap fisik ! Dan terutama kita arahkan untuk diri kita sendiri !
---
CARA PENGAMALAN
SHOLAWAT WAHIDIYAH
1. Diamalkan selama 40 hari berturut-turut. Tiap hari paling sedikit menurut bilangan yang tertulis di belakangnya dalam sekali duduk. Boleh pagi, siang, sore, atau malam hari. Boleh juga dipersingkat 7 hari, akan tetapi bilangan-bilangan tersebut dilipatkan 10 kali.
Boleh mengamalkan sendiri-sendiri, akan tetapi dengan berjama’ah bersama keluarga atau satu kampung sangat dianjurkan.
Bagi kaum wanita yang sedang bulanan, cukup membaca Sholawatnya saja, tidak usah membaca fatihah. Adapun bacaan “FAFIRRUU ILALLOOH” dan ”WA QUL JAA-AL HAQQU…” boleh dibaca sebab di sini tidak dimaksudkan membaca ayat-ayat Al-Qur an, melainkan sebagai do’a (berniat membaca do’a).
Sesudah 40 hari atau 7 hari pengamalan diteruskan tiap hari, dan banyaknya bilangan boleh dikurangi, ditetapkan atau ditambah sebagian atau seluruhnya. Akan tetapi lebih utama jika diperbanyak.
2. Jika belum hafal boleh dengan membaca. Dan jika belum bisa membaca seluruhnya, sambil mempelajari, boleh dan cukup membaca bagian mana yang sudah bisa lebih dahulu. Yang paling gampang yaitu membaca “YAA SAYYIDII YAA ROSUU-LALLOOH” diulang-ulang selama kira-kira sama waktunya dengan mengamalkan seluruhnya. Yaitu kurang lebih 30 menit.
Jika itu pun misalnya terpaksa belum mungkin, boleh berdiam saja selama waktu itu dengan memusatkan segenap perhatian, mengkonsentrasikan diri sekuat-kuatnya kepada Alloh Subhanahu wata’ala dan merasa seperti berada di hadapan Junjungan kita Baginda Nabi Agung Muhammad (Shollallohu ‘alaihi wasallam) dengan adab lahir batin ta’dhim (memuliakan) dan mahabbah (mencintai) setulus hati dan semurni-murninya.
3. Mengamalkannya harus dengan niat semata-mata beribadah kepada Alloh dengan ikhlas tanpa pamrih suatu apapun, baik pamrih duniawi maupun pamrih ukhrowi, misalnya supaya begini, supaya begitu, ingin pahala, ingin surga, dan sebagainya ! Harus sungguh-sungguh tulus, ikhlas karena dan untuk Alloh - LILLAH
4. Di samping niat LILLAH seperti di atas supaya merasa bahwa kita dapat melakukan ini semua karena pertolongan Alloh. Yakni menerapkan :
لاَحَوْلَ وَلاَ قـُوَّة َ إلاَّ بِاللهِ
“Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan titah Alloh” BILLAH !
Jangan sekali-kali merasa diri kita mempunyai kemampuan tanpa dititahkan oleh Alloh !
Disamping merasa BILLAH, juga supaya merasa BIRROSUL. Artinya merasa bahwa diri kita ini menerima jasa dari Rosul Alloh (Shollallohu ‘alaihi wasallam). Jadi menerapkan firman Alloh :
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ. (الأنبياء 107)
“Dan tiada AKU mengutus Engkau Muhammad, melainkan rahmat bagi seluruh alamin” (21-Al Anbiya : 107).
5. Ketika mengamalkan supaya sungguh-sungguh hudlur hati kita di hadapan Alloh Subhanahu wata’ala dan “Istihdlor” merasa seolah-olah seperti benar-benar berada di hadapan Rosululloh (Shollallohu ‘alaihi wasallam) dengan adab lahir batin sebaik-baiknya, ta’dhim (memuliakan) dan mahabbah (mencinta) setulus hati. Disamping itu supaya merasa dan mengakui dengan jujur bahwa diri kita ini penuh berlumuran dosa dan senantiasa berlarut-larut. Dosa kepada Alloh Subhanahu wata’ala dosa kepada Rosulullah (Shollallohu ‘alaihi wasallam), dosa kepada Ghouts Hadzaz-Zaman dan kepada para Auliya’ Kekasih Alloh, dosa kepada orang tua, kepada ibu bapak, kepada keluarga, kepada guru, kepada murid, kepada Pemimpin dan kepada yang dipimpin, dosa terhadap bangsa dan negara, dosa kepada umat dan masyarakat bahkan dosa terhadap sesama makhluk pada umumnya.
Dan merasa diri kita ini sangat dloif, sangat lemah, butuh sekali maghfiroh/ ampunan, taufiq dan hidayah Alloh Subhanahu wata’ala, butuh sekali syafa’at pertolongan dan tarbiyah Rosulullah (Shollallohu ‘alaihi wasallam) !. Butuh sekali akan bantuan dan dukungan dari Ghoutsu Hadzaz-Zaman r.a berupa barokah, nazharoh dan do’a restunya !.
CARA PENGAMALAN BAGI YANG BELUM HAFAL SHOLAWAT WAHIDIYAH SECARA LENGKAP.
1. Diamalkan selama 40 hari berturut-turut. Tiap hari paling sedikit 30 menit dalam sekali duduk. Boleh pagi, siang, sore, atau malam hari. Boleh dilakukan sehabis sholat fardlu atau sholat-sholat sunnat.
2. Hadiyah Fatihah kepada baginda Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wasallam, 7 kali, dan hadiyah Fatihah kepada para Kekasih Allah khususnya Ghoutsu Hadzaz zaman 7 kali. Bagi yang mungkin belum bisa atau berhalangan baca Fatihah langsung lakukan yang ke 3. di bawah ini.
3. Duduk dengan tenang dan jiwai dalam hati merasa berada / beraudensi dengan Allah dan merada berada di hadapan Junjungan kita Nabi Muhammad Rasululloh dengan adab lahir batin yang sebaik-baiknya, ta’zhim (mengagungkan) dan mahabbah (mencintai) yang semurni-murninya. Bacalah kalimah « YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH » selama minimal 30 menit (1/2 jam) ; dan akhiri dengan bacaan surat Fatihah satu kali (Bagi yang tidak berhalangan).
SELAMAT MENGAMALKAN N MENYIARKAN ...
SEMOGA ALLAH TA’ALA MEMBERIKAN HIDAYAH – TAUFIQNYA SEHINGGA HATI KITA SEGERA DIBUKA UNTUK MENUJU KESADARAN KEPADA ALLOH WA ROSUULIHI (Shollallohu ‘alaihi wasallam) AAMIIN.
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
[21/4 14.21] AHMAD DIMYATHI S AG: Minimal 1x ngamalin dlm sehari semalam ... waktunya sekitar +- 30 menit ...
[21/4 14.23] M. Baedowi Rangkas Bitung: Ohh Iya siap mbah
[21/4 14.24] AHMAD DIMYATHI S AG: Waktunya boleh pagi, siang, sore atau mlm hari ... boleh setelah sholat dsb.
[21/4 14.24] M. Baedowi Rangkas Bitung: Siaap2 mbah Qobiltu mbah.
[21/4 14.25] AHMAD DIMYATHI S AG: Aamiin
[21/4 14.56] AHMAD DIMYATHI S AG: Selamat mengamalkan dan menyiarkan ...
[21/4 15.00] M. Baedowi Rangkas Bitung: Siaap mbah
Kanti Suci Project