REJEKI BAROKAH
Sebagai umat muslim yang berusaha dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tentu mempelajari tentang rezeki halal dan berkah adalah hal yang penting. Wajib hukumnya mencari rezeki dengan cara yang halal agar hasilnya berkah.
Seringkali umat muslim terlupa akan esensi dari apa yang telah mereka usahakan, yakni tentang rezeki yang berkah. Rezeki yang berkah tentunya akan membawa manfaat bagi kehidupan.
Dalam Al-Qur'an surat Hud ayat 6, Allah berfirman tentang jaminan rezeki bagi seluruh makhluk ciptaannya.
۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīn
Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Kata rezeki bukanlah hal asing di tengah kehidupan umat Muslim. Namun, masih banyak orang yang gagal memahami apa hakikat rezeki itu sendiri. Sebagian dari mereka menganggap bahwa rezeki selalu dalam bentuk uang atau materi. Padahal, ada pengertian rezeki yang barokah dalam pandangan lebih luas.
Para ulama’ memiliki pendapat yang cukup beragam mengenai pengertian rezeki. Namun, mereka bersepakat bahwa rezeki yang diberikan Allah tidak hanya berupa materi. Berikut penjelasan mengenai apa itu rezeki barokah dalam pandangan Islam.
Rezeki yang berkah adalah rezeki yang senantiasa membawa kebaikan kepada pemiliknya maupun orang lain. Semakin digunakan untuk kebaikan, rezeki yang didapat juga akan semakin bertambah sesuai dengan janji Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang mau bersyukur. Rezeki yang berkah hanyalah rezeki yang datang dari Allah, dan rezeki tersebut dicari dengan cara yang halal bukan dengan cara yang haram.
Adapun cara menjemput rezeki yang halal itu itu seperti bekerja, berwirausaha atau berniaga dan sebagainya. Dalam bekerja harus jauh dari perbuatan-perbuatan yang tidak jujur atau tercela, seperti menipu, berbohong, dan sesuatu yang dapat merugikan orang lain atau diri sendiri.
MAKNA REJEKI YANG BAROKAH
Kata rezeki merupakan kata serapan dari bahasa Arab. Dalam struktur bahasa Arab, rezeki (Ar-Rizq) bermakna Al-Hazhu, yaitu anugerah, karunia yang menjadi bagian khusus atas seseorang.
Definisi rezeki (Ar-Rizq) menurut pakar ada dua, yakni :
1. Perihal (keadaan) pemanfaatan sesuatu dan pada waktu yang bersamaan pihak lain tidak boleh memanfaatkannya (tanpa izin)
2. Makna dari kata rezeki dalam konteks Al-Qur'an dan hadits dapat dibagi menjadi dua macam yakni segala sesuatu yang dapat diambil kemanfaatannya dan rezeki yang sifatnya Mulkiyah (kepemilikan).
Pemahaman Rezeki dalam Islam, bahwa rezeki tidak selalu tentang harta atau uang. Rezeki ialah segala sesuatu yang bisa digunakan oleh manusia untuk melangsungkan kehidupan.
Dalam arti lebih luas, rezeki adalah segala sesuatu yang bisa berbentuk harta, uang, kesehatan, kebahagiaan, dan segala sesuatu yang mendukung roda kehidupan tetap berputar.
Adapun rezeki yang jumlahnya banyak tidak selalu sama pengertiannya dengan rezeki yang berkah. Sebab, makna rezeki berkah ialah rezeki yang membawa kebaikan bagi pemiliknya dan orang lain.
Bisa jadi, rezeki melimpah tapi sayangnya tidak mengandung kebaikan sehingga terasa cepat sekali habisnya.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa rezeki yang berkah sudah tentu banyak jumlahnya tetapi rezeki yang berjumlah banyak itu tidak selalu identik dengan rezeki berkah.
Pengertian rezeki yang barokah sangatlah luas. Ketika seseorang dikaruniai hidup yang bahagia, kesehatan, kebaikan dan keselamatan, semua itu sesungguhnya adalah bagian dari keberkahan rezeki. Ia akan membawa dampak baik kepada seseorang bahkan dari arah yang tak disangka-sangka.
Hal utama yang harus dipelajari dalam memahami apa itu rezeki barokah adalah definisi masing-masing katanya. Kata rezeki memiliki arti sesuatu yang bermanfaat, penghidupan serta berbagai hal yang memiliki faedah untuk makhluk hidup. Rezeki juga termasuk bagian karunia dan anugerah dari Allah SWT.
Bahkan, dalam QS. Al-Rum: 40 disebutkan bahwa Allah yang telah menciptakan sekalian manusia, memberikan rezeki kepada mereka, bahkan mematikan serta menghidupkan manusia kembali. Ini merupakan bukti bahwa Allah Maha Suci dan Maha Tinggi.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa rezeki yang diberikan Allah kepada hamba-Nya tidak hanya berupa materi. Namun, semua hal yang memiliki manfaat dan kebaikan.
Sementara kata berkah sendiri berasal dari Bahasa Arab “al-barokah” yang artinya adalah nikmat. Kata al-barokah sendiri memiliki istilah lain yang dikenal dengan tabaaruk serta mubaarak. Adapun menurut KBBI, berkah adalah segala karunia dari Allah yang mampu mendatangkan kebaikan kepada manusia.
Pengertian berkah menurut Imam Al-Ghazali adalah ziyaadah al-khair yang artinya bertambah kebaikan. Sebagian ulama’ memiliki pandangan bahwa berkah memiliki arti sesuatu yang melimpah dan banyak, baik berupa spiritual maupun material. Misalnya saja ketenangan, harta, anak, kesehatan dan lain sebagainya.
Dari kedua pengertian di atas, dapat dipahami bahwa rezeki barokah adalah rezeki yang berasal dari Allah, baik berupa material ataupun non-material yang dapat membawa pemiliknya serta orang lain kepada kebaikan. Sudah sepantasnya kita seorng muslim harus mencari rezeki yang halal dan barokah agar mendapatkan ketenteraman dalam hidup.
CIRI-CIRI REJEKI YANG BAROKAH
Ciri-ciri rezeki yang berkah diantaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, Harta yang berkah mampu menghantarkan pemiliknya menjadi semakin bertaqwa kepada Allah.
Kedua, Harta yang berkah bisa memberikan rasa nyaman dan tentram kepada pemiliknya.
“Tidak sama yang buruk (rezeki yang haram) dengan yang baik (rezeki yang halal) meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang berakal agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Al Maidah: 100).
Ketiga, Harta yang berkah dapat mendatangkan amal kebaikan atau menjadi jalan bagi pemiliknya untuk berbuat kebaikan. “Hai para rasul, makanlah yang baik-baik (halal), dan kerjakanlah amal yang saleh,” (QS, 23:51).
Keempat, Rezeki yang berkah akan membuat pemiliknya semakin bersyukur kepada Allah.
Kelima, Rezeki yang berkah dapat menghadirkan keharmonisan dan kebahagiaan dalam rumah tangga.
Harta yang berkah berarti halal dan thayyib. Halal sumbernya bukan hasil pencurian atau korupsi dan penipuan. Thayyib artinya penggunaannya untuk hal yang baik, bukan mubazir apalagi maksiat. Digunakan untuk diri sendiri, keluarga dan juga orang lain yang membutuhkan.
Tidak semua rezeki yang banyak itu barokah. Sebaliknya, rezeki yang sedikit juga bisa mengantarkan pemiliknya kepada keberkahan. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari rezeki barokah yang dapat dijadikan bahan pembelajaran.
1. Senantiasa Merasa Cukup dan Bersyukur
Salah satu karakteristik rezeki yang barokah adalah selalu merasa cukup, sekalipun rezeki yang diterima terbilang pas-pasan. Sebaliknya, seseorang yang rezekinya tidak berkah cenderung merasa kurang dan tamak. Meskipun rezeki yang didapatkan melebihi yang lain.
Selain merasa cukup, orang yang mendapat rezeki barokah akan senantiasa bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah. Bahkan, di dalam Al-Qur’an diperintahkan untuk senantiasa bersyukur, karena bersyukur akan menjadikan rezeki yang barokah dan membentuk mental kaya dalam diri kita.
“Hai orang yang beriman, makanlah kalian dari rezeki baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah hanya kepada Allah”
2. Jiwa Senantiasa Tenang dan Semakin Dekat dengan-Nya
Selain menuntun seorang hamba untuk selalu bersyukur, rezeki yang barokah juga membawa ketenangan kepada pemiliknya. Sebaliknya, rasa khawatir akan dominan ketika seseorang mendapatkan rezeki yang tidak berkah.
Dalam QS. Al-Maidah: 100 dijelaskan mengenai perbedaan antara rezeki yang haram dan halal (yang buruk dan baik). Meskipun sesuatu yang buruk tersebut lebih menarik hati. Oleh karena itu, seorang hamba diperintahkan untuk lebih bertaqwa agar memperoleh keberuntungan dalam hidup.
Jiwa yang tenang lantaran rezeki yang halal dan berkah tersebut akan membawa seseorang untuk lebih dekat dengan-Nya.
3. Memberikan Manfaat kepada Orang Lain
Rezeki yang barokah biasanya tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri atau keluarga. Namun, dapat memberi manfaat dan efek positif kepada banyak orang. Hal ini disebabkan karena sebagian harta seorang muslim itu adalah hak bagi orang lain.
Misalnya seseorang menafkahkan hartanya untuk panti asuhan, menyumbangkan sebagian penghasilan kepada fakir miskin dan masih banyak lagi contoh manfaat rezeki barokah kepada orang lain.
4. Dikaruniai Keluarga yang Harmonis
Karakteristik lain dari rezeki yang barokah adalah memiliki keluarga yang harmonis. Penting untuk disadari bahwa materi tidak selalu mendatangkan kebahagiaan dalam rumah tangga. Tidak sedikit keluarga kaya raya yang rumah tangganya berantakan lantaran tidak harmonis.
Seseorang yang rezekinya berkah dan mendapat ridho Allah, biasanya memiliki keluarga yang bahagia. Misalnya mendapat karunia anak yang sholeh, istri yang menyejukkan hati dan kedamaian yang selalu hadir dalam bahtera rumah tangga.
5. Menjalankan Zakat Ikhlas Karena Allah
Selain beberapa tanda yang dijelaskan di atas, seseorang dengan rezeki berkah akan senantiasa membayar zakat. Tidak hanya pada saat Zakat Fitrah di bulan Ramadhan, namun juga melaksanakan Zakat Maal apabila sudah sampai nisabnya.
Namun, perlu dicatat bahwa zakat yang dilakukan tersebut murni ikhlas karena Allah dan bukan untuk ajang pamer. Harta yang dizakatkan juga harus halal agar semakin membawa keberkahan dalam kehidupan.
6. Semakin Hari Semakin Bertambah
Ada kalanya rezeki yang berkah semakin ditambah karena senantiasa digunakan untuk kebaikan dan kepentingan umat. Fenomena semacam ini sudah sangat sering terjadi di tengah masyarakat. Hal ini disebabkan karena Allah memberikan balasan lebih untuk hamba-Nya yang mau berbagi kebaikan.
Misalnya dengan memanfaatkan sebagian harta untuk kebaikan, bisnis seseorang semakin pesat bahkan mendapatkan banyak investor. Hal ini tidak lain karena kuasa Allah yang bisa melakukan apa saja untuk keberkahan hidup umat-Nya.
Ciri-Ciri Rezeki yang Berkah (2) :
1. Didapat dengan cara halal
Sebab datangnya rezeki masuk kategori takdir dan ketetapan. Apabila telah ditetapkan bahwa seorang hamba mendapat rezeki atas daya dan upayanya, maka hamba tersebut akan diilhamkan untuk melakukan daya dan upaya tersebut.
Oleh karenanya, setiap rezeki yang Allah takdirkan dapat diraih dengan usaha dan bekerja. Apabila seseorang mendapatkannya dengan cara yang batil, maka apa yang ia manfaatkan dalam kehidupannya tidak halal hukumnya.
Dalam Al-Qur'an surat An-Najm ayat 39-41, Allah SWT berjanji akan memberikan balasan sesuai apa yang diusahakan hamba-Nya.
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرَىٰ
ثُمَّ يُجْزَىٰهُ ٱلْجَزَآءَ ٱلْأَوْفَىٰ
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.
2. Mendatangkan kebahagiaan lahir dan batin
Ciri-ciri rezeki yang berkah adalah rezeki yang walau jumlah sedikit tetapi manfaatnya sangat bisa dirasakan. Sebagai contoh, gaji hasil bekerja mencukupi kebutuhan rumah tangga dan dapat bersedekah pada tetangga.
Ciri harta yang melimpah tetapi tidak berkah antara lain dihabiskan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Pemiliknya seringkali ditimpa penyakit lahir dan batin, pemiliknya cenderung pelit dan sangat enggan membelanjakan harta untuk kepentingan agama dan orang banyak.
Jika hal tersebut terdapat dalam diri kita, ada baiknya segera bertaubat kepada Allah. Salah satunya yakni dengan melaksanakan sholat Dhuha sebanyak empat rakaat.
3. Rezeki yang diimbangi dengan ibadah, doa, zikir, dan tawakal
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:
"Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang." (HR. Ahmad).
Burung telah memberikan manusia contoh dan pelajaran yang berharga dalam mencari nafkah.
Burung dikenal sebagai hewan pekerja keras, selalu keluar dari sarangnya saat pagi hari dalam kondisi perut lapar dan selalu pulang pada sore hari dalam kondisi perut kenyang.
Rezeki yang diimbangi dengan amalan ibadah lain dan ungkapan rasa syukur kepada Allah juga akan menjadikan rezeki tersebut semakin berkah dan berlimpah.
4. Rezeki yang dibelanjakan di jalan Allah
Hal ini telah difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 261,
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.
Rezeki yang berkah adalah rezeki yang diridhai oleh Allah selaku pemberi rezeki. Ia bahkan menjanjikan ganti yang berkali-kali lipat apabila seseorang ikhlas menyedekahkan rezeki yang didapatkannya untuk kepentingan umat.
Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Saba ayat 39,
قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗوَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya." Suatu apa pun yang kamu infakkan pasti Dia akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.