Jauhilah Sifat Sombong & Bahaya Sifat Sombong
Masih
ingat kah ketika kita dulu pas anak-anak? (sekitaran usia TK). Nah usia itu
kita pasti akan bangga kalo punya barang baru. Auto pamer dan cerita ke
temen-temen sekolah kalau kaos kakinya baru, sepatunya baru, dikasih baju oleh
nenek, dibeliin cincin oleh budhe, dll. Menariknya, anak seusia TK itu kalo
cerita ya cerita aja, pamer ya pamer aja, tidak memiliki tendensi untuk
menyakiti lawan bicara.
Menariknya
saat ini, tidak sedikit orang dewasa yang masih terjebak di karakter anak TK di
atas, mereka suka sekali memamerkan barang-barang terbarunya. Hanya saja, kalau
orang dewasa itu pamernya tidak murni pamer tapi ada tendensi salah satunya
pingin bikin tetangga panas, butuh pengakuan, pingin dipuji hebat, bahkan ingin
dicap paling sempurna dibanding orang-orang sekitarnya.
Pamer
tanpa tendensi sudah pasti bukanlah hal terpuji, apalagi pamer yang memang
didasari dengan berbagai macam tendensi untuk melukai hati lingkungannya.
Akibat yang timbulkan bagi orang yang sombong adalah tidak mampu mengambil
pelajaran, jiwa gundah dan terguncang, selalu melakukan kesalahan dan
kekurangan, tidak dapat meraih surga, menjauhkan dari rizki Allah malu menerima
kebenaran, sulit mendapat bantuan dan pertolongan Allah (Rahmi, 2019).
Ada
hal yang mungkin tidak disadari bahwa orang terlihat menawan itu tidak serta
merta hanya karna barang-barang branded yang ia kenakan. Bisa jadi lantaran
dari sisi positive vibes yang muncul di orang tersebut yang semakin memberikan
kesan mewah, positif dan mempesona meskipun yang terlihat ia hanya mengenakan
pakaian yang sewajarnya. Dan positive vibes ini tidak ada yang jual, karena
hanya akan tumbuh dan muncul dari kepribadian orag-orang tertentu.
Setiap
orang berhal membeli ini dan itu asal memakai uangnya sendiri. Akan menjadi hal
yang tidak baik manakala diberi rejeki oleh Allah untuk bisa membeli sesutau
namun takabur dan merendahkan orang lain yang fokusnya tidak di barang tersebut.
Terdapat prioritas hidup dalam setiap perjalanan seseorang. Jangan sampai
pamermu itu melukai orang yang sedang berjuang untuk tetap bisa beli beras
untuk makan keluarganya.
Kesombongan
tidak hanya sebatas menenai materi namun juga dalam ranah peribadatan. Dalam
melakukan ibadah dan amal saleh pun seseorang bisa terjerumus dalam
kesombongan. Orang-orang takabbur atau sombong seperti ini selalu memandang
orang lain sebagai makhluk berdosa, rusak dan celaka, dan hanya dirinya yang
selamat dan pantas masuk surga. Seorang yang sombong dalam beragama selalu
menilai salah ibadah orang lain dan hanya ibadahnya yang benar, sering
menganggap puasa atau sedekah orang lain rusak dan hanya cara dirinya yang
bersih.
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda: “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam
hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Kesombongan ada dua macam,
yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist di atas dalam sabda beliau,
“sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”. Menolak
kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau
menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan
orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih
dibandingkan orang lain(Yansah, 2020). Bersarkan hal tersebut, sebagai umat
muslim kita hendaklanya menjauhkan diri kita dari sifat sombong supaya
kehidupan kita selamat di dunia dan di akhirat.
6 Bahaya Sifat Sombong Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits
Sombong
merupakan watak dan sifat manusia yang merasa agung atau mengagungkan dirinya
sendiri serta menganggap rendah dan kurang yang lainnya. Meski sifat sombong
merupakan fitrah yang sudah muncul sejak manusia lahir, akan tetapi ada baiknya
seorang manusia diajarkan tentang adab dan tata krama, seperti bersikap tawadhu
(rendah diri), saling menerima dan memaafkan.
Sifat
sombong juga biasanya disertai dengan sifat riya (pamer), karena merasa dirinya
lebih dari segalanya. Padahal dalam Islam, riya masuk dalam musyrik kecil.
Kenapa
bisa musyrik, karena setiap kelebihan yang sejatinya dari Allah, akan tetapi
malah diakuisisi secara sepihak oleh manusia itu sendiri. Jika ia mengingat
Tuhannya sebagai pemilik segalanya, maka ia tidak akan sombong dan riya.
Ada
beberapa sifat sombong yang sangat berbahaya berdasarkan Al-Qur’an dan
Al-Hadits.
Pertama, dibenci Allah swt dan Rasulullah saw.
Allah
swt berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ” (QS
Luqman : 18).
Rasulullah
saw juga pernah bersabda yang artinya,
“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR Muslim).
Semua
makhluk di alam semesta diciptakan oleh Allah sesuai dengan kehendak dan
keinginan-Nya. Hal tersebut menurut Allah sangat baik dan indah. Dan bagi
manusia selalu ada hikmah-Nya. Kenapa manusia diciptakan berbeda-beda, kenapa
harus ada jin, malaikat, hewan, tumbuhan, dan lain-lain, agar sesama makhluk
Allah saling mengenal dan mengagungkan Allah swt.
Akan
tetapi ketika kita merasa lebih mulia dari yang lainya, padahal sejatinya
kemuliaan yang kita miliki bersumber dari Allah, dan Allah menginginkan
kemulian tersebut untuk mengagungkan dan memuji-Nya, maka niscaya Allah akan
membenci diri kita.
Kedua, diabaikan Allah swt.
Di
dalam sebuah hadis, Rasulullah saw pernah bersabda yang artinya, “Ada tiga
golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak disucikan oleh-Nya,
dan baginya adzab yang pedih, (yaitu) orang yang sudah tua berzina, penguasa
pendusta dan orang miskin yang sombong.” (HR Muslim)
Agama
Islam mengajarkan untuk tidak menyombongkan diri dari segala keadaan dan
peristiwa, seperti sombong dalam keadaan kaya dan miskin. Lalu pertanyaannya,
apakah orang miskin bisa sombong? Jawabannya sangat bisa. Karena sombong selalu
mengikuti hawa nafsu manusia.
Kebanyakan
orang miskin yang sombong timbul dalam dirinya rasa iri hati, karena tidak
mampu mencapai sesuatu. Bukannya selalu bersyukur dan menerima, justru malah
selalu suudzan dan selalu mengeluh.
Contohnya,
jika ada tetangga sudah membeli TV baru, jika orang yang tidak mampu tersebut
hatinya busuk ia akan berburuk sangka, seperti “Beli TV baru paling juga
uangnya hasil korupsi, mending kita lebih mulia uangnya hasil kerja keras
sendiri dan lebih nyaman”.
Meskipun
ini hanya contoh, akan tetapi mungkin saja di luar sana ada yang menemukan
kasus seperti ini, atau bahkan diri kita sendiri.
Ketiga, menjadi makhluk yang hina.
Allah
swt berfirman yang artinya, “Orang-orang yang bersikap sombong di muka bumi
tanpa alasan yang benar, mereka akan Aku palingkan dari kebenaran sehingga
mereka tidak dapat memahami bukti-bukti kekuasaan-Ku. Sekalipun orang-orang
yang sombong itu menyaksikan bukti-bukti kekuasaan-Ku, mereka tetap tidak mau
beriman. Jika mereka melihat jalan sesat justru mereka mau mengikutinya.
Begitulah karakter orang-orang yang sombong, mereka telah mendustakan agama
Kami, dan mereka telah melalaikan bukti-bukti kekuasan Kami.” (QS Al-A’raf :
146).
Orang
yang sombong seringkali tidak akan pernah mau kalah dan mengalah. Andaikata ada
yang mengunggulinya, ia akan bersikap sinis dan berlomba-lomba untuk melebihi
yang lain lagi, atau bahkan bisa berbohong, mereka-reka cerita dan peristiwa
yang tujuannya mengangkat dirinya.
Itu
semua disebabkan karena hatinya telah mati. Jika hati sudah mati, sangat sulit
akan menerima masukan dan nasehat dari saudaranya. Sebenarnya sangat kasihan
dengan orang seperti ini, karena sejatinya ia sedang menggali lobang kehinaan
dari dirinya sendiri.
Keempat, hatinya terkunci.
Allah
swt akan menutup rapat pintu hati manusia yang bersikap sombong, sehingga ia
tidak akan lagi mampu menerima kebenaran, sebagaimana tertulis di dalam dalil
berikut :
“…….demikianlah
Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (QS Al-Mukmin
: 35).
Seperti
yang ada di atas, orang yang sombong sangat sulit untuk menerima kebenaran jika
hatinya telah mati dan dikunci oleh Allah swt. Jalan satu-satunya ia harus
benar-benar bertaubat kepada-Nya, serta harus mempelajari hikmah tentang
kepemilikan semu dan kepemilikan yang sejati.
Kelima, menjadi pengikut Iblis.
Allah
swt berfirman yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia
enggan dan takabur maka ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS
Al-Baqarah : 34).
Peristiwa
ini menjadi penanda bahwa makhluk yang mulia bisa menjadi hina disebabkan
karena kesombongannya. Sombong tidak hanya memandang manusia yang rendah,
manusia yang mulia juga bisa menjadi lebih rendah jika memiliki sifat sombong.
Contoh
lain kisah wali Allah Syekh Barsiso yang konon memiliki santri yang bisa
terbang semua, kemudian menjadi hina berlumuran dosa akibat memiliki sifat
sombong dalam hatinya. Atau juga kisah dua malaikat bernama Harut dan Marut
yang sombong kepada Allah, kemudian dihukum di atas laut sampai hari kiamat.
Keenam, menjadi penghuni neraka.
Orang
yang sombong akan dibenci Allah swt., sehingga menjadi pengikut iblis yang
mendekam selamanya di neraka, sebagaimana tertulis di dalam sabda Rasulullah
saw. berikut,
”Para
penghuni neraka adalah orang-orang yang keras kepala, kasar lagi sombong.” (HR
Bukhari dan Muslim).
Maksud
hadits tersebut menjadi penanda bahwa orang yang memiliki sifat sombong bisa
menjalar menjadi sifat yang buruk lainnya, seperti menjadi riya, iri dengki,
dendam, sum’ah, musyrik dan lain sebagainya.