NGIBUL (BERBOHONG / PENIPU)
Arti ngibul adalah berbohong, penipu.
Ngibul (ngibulin) sama dengan artinya membohongi.
Ngibul dapat bermakna mengatakan sesuatu yang tidak berdasarkan fakta, yang berasal dari suku kata Kibul yang artinya bohong.
Statemennya sulit dipercaya lantaran ucapannya tak akan bisa dipegang.
Mereka bisa bersifat manis dan pintar dalam hal berbicara. Meski begitu, ucapan mereka seringkali menjadi omong kosong belaka.
Ada beberapa tujuan yang mendasari seseorang menjadi Tukang Ngibul. Di antaranya untuk menarik perhatian, mendapatkan pengakuan, mencari keuntungan, atau untuk menghindari hukuman.
Akhir-akhir ini, ngibul selama tidak ketahuan, ngibul bukanlah suatu aib. Bahkan kerap dipandang sebagai cara untuk menaikkan status sosial seseorang.
BERBOHONG PANDANGAN AL QUR'AN DAN HADIST
Orang yang gemar bohong akan menerima azab yang pedih. Kelak di alam kubur, mereka akan merobek-robek mulutnya sendiri sampai hari Kiamat tiba.
Seseorang yang terbiasa berbicara bohong dan dusta menjadi tanda bahwa dirinya memiliki penyakit hati. Jika kebiasaan buruk ini tidak dihentikan maka Allah SWT akan memberikan balasan yang pedih.
Ada beberapa alasan dari perilaku bohong. Seseorang akan berbohong karena melakukan pembelaan diri, terlepas masalah yang dihadapinya tadi benar atau salah. Dapat pula untuk mengembalikan citra atas nama baiknya yang telah tercemar oleh keadaan. Atau, kebohongan dijadikan sebagai alat untuk bersiasat atau berstrategi, namun ada yang bersiasat secara positif, tetapi ada pula yang bersiasat secara negatif.
Terkadang bohong dianggap sebagai kebiasaan yang sepele, padahal jika kebiasaan bohong dilakukan secara terus-menerus, apalagi jika tanpa disertai dengan ilmu, niscaya ucapan orang tadi akan selalu bohong dalam hal apapun.
Rizem Aizid dalam bukunya yang berjudul Ketika Ruh Dikembalikan, menjelaskan bahwa bohong dapat memberikan dampak buruk di dunia dan bahkan di akhirat.
Salah satu peristiwa buruk yang dialami manusia di alam kubur adalah mulutnya dirobek-robek hingga hancur berantakan, kemudian dikembalikan lagi seperti semula, lalu dirobek-robek lagi, begitu seterusnya hingga hari kiamat tiba. Ini adalah balasan yang akan diterima oleh orang-orang yang gemar berkata bohong.
Sewaktu bertanya kepada Jibril dan Mikail, Rasulullah SAW berkata kepada malaikat ini: "Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang aku lihat" Kedua malaikat menjawab: Ya. Adapun orang yang engkau lihat dirobek mulutnya, dia adalah pendusta. Dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar luas. Maka dia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari kiamat." (HR Bukhari).
Hadits tersebut di atas menjadi bukti kuat bahwa peristiwa buruk berupa dirobek-robek mulut seseorang di alam kubur adalah benar-benar nyata. Balasan ini akan terjadi pada setiap orang yang semasa hidupnya melakukan kerap berkata bohong.
Islam menganggap perbuatan berdusta atau berbohong ini sebagai perbuatan buruk yang dosa bila dikerjakan. Dengan kata lain, berdusta itu dilarang dalam Islam.
Dalam Al-Qur'an surat An-Nahl Ayat 105, Allah SWT berfirman,
إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ
Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.
Dusta atau bohong sendiri adalah perbuatan mengatakan sesuatu yang berbeda dengan kenyataan. Atau, berbeda antara sesuatu yang dinyatakan dengan kenyataannya.
Perbuatan bohong termasuk tanda-tanda dari orang munafik, sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW,
"Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata ia berdusta, bila berjanji ia ingkar, bila dipercaya ia khianat." (HR. Bukhari dan Muslim).
Ibnu Qayyim menilai bahwa berbohong termasuk dalam perkara-perkara haram. Perkara bohong yang paling besar dosanya adalah berkata yang mengada-ada (berdusta) tentang Allah tanpa ilmu. Sebab, syirik dan kekufuran tidak muncul kecuali dari kedustaan.
Dalam Al-Qur'an surat Al-Munafiqun ayat 1, Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang yang berdusta termasuk orang munafik.
إِذَا جَآءَكَ ٱلْمُنَٰفِقُونَ قَالُوا۟ نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُۥ وَٱللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَكَٰذِبُونَ
Artinya: Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta
Berbohong akan membawa kerugian bagi pelakunya. Bahkan bukan hanya mendapatkan balasan dirobek mulutnya ketika di alam kubur, siksa bagi orang yang berbohong akan lebih pedih.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Samurah bin Jundab, Rasulullah SAW menceritakan apa yang beliau temui dalam mimpinya: "Kemudian kami berangkat lagi mendatangi orang yang telentang pada tengkuknya. Ternyata ada orang lain yang berdiri di atasnya sambil membawa kait (yang terbuat) dari besi. Tiba-tiba dia datangi sebelah wajah orang yang telentang itu, lalu dia robek (dengan kait besi tersebut) mulai dari sebelah mulutnya hingga tengkuknya, mulai dari lubang hidungnya hingga tengkuknya, dan mulai dari matanya hingga tengkuknya."
Rasulullah SAW kemudian bersabda:
"Selanjutnya orang itu berpindah ke sebelah wajah lainnya dari orang yang telentang tersebut dan melakukan seperti yang dilakukannya pada sisi wajah yang satunya. Belum selesai, dia berbuat terhadap sisi wajah yang lain itu, sisi wajah pertama sudah sehat kembali seperti sediakala. Maka dia mengulangi perbuatannya, dia lakukan seperti yang dilakukannya pada kali pertama. Sesungguhnya laki-laki itu setiap keluar dari rumahnya ia berdusta (berbohong) yang kebohongannya sampai ke kaki-kaki langit (tersebar ke mana-mana)." (HR. Bukhari).
Demikianlah akibat dari perbuatan bohong. Berbohong begitu berbahaya lantaran perbuatan itu dapat menimbulkan rasa saling
membenci antara sesama. Oleh karenanya usahakan untuk selalu berkata dan berbuat jujur dalam segala kondisi.
Dari Ibnu Mas'ud Ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, sedangkan kebaikan menuntun menuju surga. Sungguh seseorang yang membiasakan jujur niscaya dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada kemungkaran, sedangkan kemungkaran menjerumuskan ke neraka. Sungguh orang yang selalu berdusta akan dicatat sebagai pendusta." (HR. Bukhari dan Muslim).
Allah SWT banyak berfirman dalam Alquran tentang larangan berbohong.
“...Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barangsiapa menyembunyikannya, sungguh hatinya kotor ( berdosa) …” (QS Al Baqaroh ayat 283).
"Dan janganlah kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kepalsuan atau (janganlah kamu) menyembunyikan kebenaran sedang kamu mengetahuinya." (QS Al Baqoroh ayat 42).
Orang munafik adalah pembohong juga, karena mereka membohongi diri mereka sendiri. Allah berfirman tentang mereka (yang artinya): "Di dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah telah menambah penyakit mereka; dan bagi mereka azab yang pedih karena mereka [biasanya] pernah berdusta." (QS Al Baqaroh ayat 10]
Allah juga menyampaikan Rasul-Nya Muhammad bersabda : "...Allah tahu bahwa kamu adalah Rasul-Nya, dan Allah bersaksi bahwa orang-orang munafik adalah pembohong." (QS Al Munafiqy ayat 1)
“Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas lagi banyak berdusta." (QS Al Ghaafir ayat 28)
"...Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar." (QS Az Zumar ayat 3).
"...Laknat Allah akan menimpanya jika dia termasuk oranh yang berdusta." (QS An Nuur ayat 7).
HADIST NABI MUHAMMAD TENTANG LARANGAN BERBOHONG
Sabda Nabi Muhammad tentang berbohong :
“Memang, kebenaran mengarah pada kebajikan dan kebajikan mengarah ke Surga, dan orang yang jujur terus mengatakan yang sebenarnya sampai dia menjadi orang yang paling jujur. Kebohongan mengarah pada kejahatan dan kejahatan mengarah ke Neraka, dan seorang pembohong terus berbohong sampai dia terdaftar sebagai pembohong berpangkat tinggi di hadapan Allah." (HR Al-Bukhari).
Yoosuf Ibn 'Abdullaah semoga Allah ridha kepadanya berkata bahwa ia bertanya kepada Nabi Muhammad : “Wahai Rasulullah! Menurutmu apa hal yang paling mengerikan bagiku?" Yoosuf melanjutkan: "Rasul memegang lidahnya dan berkata: "Ini." (HR At-Tirmithi)
Bahz Ibn Hakeem menceritakan bahwa Rasulullah bersabda:"Kehancuran adalah untuk pria yang berbohong untuk hiburan orang lain. Kehancuran adalah untuknya." (HR At-Tirmithi]
Sufyaan Ibn Usayd kepadanya, Rasulullah bersabda: "Pelanggaran kepercayaan terbesar adalah kamu mengatakan sesuatu kepada saudaramu yang percaya itu benar, padahal kamu telah berbohong kepadanya." (HR Abu Dawud).
Lalu kapan berbohong itu diizinkan? Nabi mengarahkan kita untuk mengatakan yang sebenarnya, bahkan dalam keadaan penindasan yang paling keras sekalipun. Namun, seseorang dapat memilih untuk tidak mengatakan yang sebenarnya ketika:
Dia sedang ditindas dan ada bahaya nyata bagi hidupnya jika dia mengatakan yang sebenarnya. Syekh As-Sa'di menceritakan kisah berikut: "Seorang raja yang kejam memerintahkan seorang penduduk desa yang tidak bersalah yang hadir di istananya untuk dieksekusi karena kurangnya sopan santun penduduk desa. Mendengar hal ini, penduduk desa mulai mengutuk raja dalam bahasa ibunya. Raja meminta menterinya, yang mengerti bahasa pria itu, untuk memberitahunya apa yang dikatakan pria itu. Menteri yang bijaksana, alih-alih mengatakan yang sebenarnya, mengatakan kepada raja bahwa pria itu menyesal atas perilakunya dan memuji kebesarannya dan memohon belas kasihannya. Raja terpengaruh dan karena itu menyelamatkan nyawa penduduk desa yang tidak bersalah."
Syekh As-Sa'di menyebut ini: "Kebohongan dengan kebijaksanaan."
Untuk mempromosikan keharmonisan antar pasangan. Misalnya, jika istri seseorang bertanya apakah dia cantik atau apakah dia mencintainya, tidak ada salahnya menjawab dengan tegas, bahkan jika ini tidak terjadi.
Berbohong untuk mendamaikan dua pihak yang berseteru, agar cobaan itu tidak menyala menjadi sesuatu yang lebih buruk. Mediator dalam kasus seperti itu mungkin secara salah memberi tahu satu pihak bahwa pihak lain memuji mereka.
Berbohong untuk membuat orang-orang kafir menyadari kebenaran. Sebagaimana dikisahkan Nabi Ibrahim AS,m yanh menghancurkan semua berhala kecuali yang terbesar dari mereka, orang-orang kafir memasuki bait suci dan melihat berhala-berhala yang dihancurkan.
Lalu Nabi Ibrahim meletakkan kapak di tangan berhala utama. Orang-orang kafir bertanya: "Siapa yang menghancurkan dewa-dewa kita?" Ibrahim berkata: "Tanyakan kepada berhala utama, dia memiliki kapak." Mereka menjawab: "Apakah kamu tidak tahu bahwa dia tidak dapat berbicara atau bertindak?"
Ibrahim menjawab: "Inilah yang telah saya katakan kepada Anda, jadi sembahlah Allah daripada batu-batu ini yang tidak dapat membahayakan atau menguntungkan Anda."
SIFAT TERPUJI KATAKAN YANG SEBENARNYA
Kebenaran diperintahkan oleh Allah sebagai bagian dari iman dan merupakan kualitas yang sangat diperlukan oleh orang-orang yang beriman.
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan bersama orang-orang yang benar." (QS 9:119]
“Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (QS Al Ahzab ayat 70)
“Orang-orang yang sabar, yang benar, yang taat, orang-orang yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan orang-orang yang memohon ampunan sebelum fajar." (QS Ali Imran ayat 17).
“Orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kemudian tidak ragu-ragu selain berjuang dengan harta benda dan hidup mereka di jalan Allah. Merekalah yang benar." (Quran 49:15)
Tidak perlu menghubungkan tradisi kenabian apapun tentang kebenaran Nabi Muhammad karena seluruh hidupnya tidak lain adalah lambang kebenaran. Nabi Muhammad terkenal sebagai orang yang jujur bahkan sebelum dia menjadi Nabi. Selama kenabiannya, bahkan musuh-musuhnya menegaskan bahwa dia jujur dan dapat dipercaya. Beberapa orang kafir akan menyimpan barang-barang mereka bersamanya sebagai indikasi kepercayaan mereka padanya.
Kanti Suci Project