Nyai Rodliyyah Djazuli
Foto dokumentasi Nyai Rodliyyah Djazuli
Beliau Nyai Rodliyyah, saat usia dua tahun sudah ditinggal wafat ibundanya. Ketika usia tujuh tahun, ayah beliau ikut menyusul berpulang ke Rahmatullah. Kala pertama kali membangun mahligai rumah tangga dengan Mbah Djazuli, beliau hanya menempat di lumbung, yang kemudian dirubah menjadi rumah dengan pintu ala kadarnya.
Hanya dahar tiwul, gaplek dan sawut dengan lauk sambal kluwak.
Pandangan orang biasa menganggap keadaan itu sebagai nestapa nan menyedihkan, tapi hal itu tidak jadi soal bagi Mbah Nyai Rodliyyah.
Justru itulah riyadloh Mbah Nyai yang dengan ikhlas dan tegar beliau lakukan, tak lain untuk kesuksesan keluarganya dan para santri-santri Al-Falah.
Suatu ketika Mbah Djazuli berkeinginan bekerja mencari nafkah untuk meredakan derita rumah tangga. Namun dengan tegas Mbah Nyai Rodliyyah menyanggah, "Mpun Jenengan ngaji mawon, kulo seng ngurusi sangu."
MasyaAllah.
Hingga akhirnya Mbah Nyai Rodliyyah-lah yang mengambil tugas membangun ekonomi keluarga.
Dari berjualan sayur di depan rumah, berdagang kain keliling desa dengan berjalan kaki, membuka warung untuk santri dan usaha-usaha lain yang halal.
اَلْمَرْأَةُ عِمَادُ الْبِلاَدِ إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْبِلاَدُوَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْبِلاَدُ
"Wanita adalah tiang bangsa dan negara. Apabila wanitanya baik, maka negara akan baik dan makmur. Apabila rusak, negarapun akan rusak"
----------------
Dan gambaran wanita yang solehah benar-benar ada pada seorang Mbah Nyai Rodliyyah Djazuli.
Alfatihah.