Munafik
Munafik adalah sifat yang menunjukkan perbuatan yang berbeda dari yang sebenarnya, atau berpura-pura percaya atau setia kepada sesuatu. Dalam Islam, munafik merujuk pada orang yang berpura-pura mengikuti ajaran agama, tetapi tidak mengakuinya dalam hatinya.
Munafik (منافق) dalam terminologi Islam adalah seseorang yang menampilkan keimanan secara lahiriah namun menyembunyikan kekafiran atau keingkaran dalam hatinya.
Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.”
Munafik adalah sifat yang menunjukkan ketidaksesuaian antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan. Munafik juga dapat diartikan sebagai berpura-pura percaya atau setia kepada sesuatu, tetapi sebenarnya tidak demikian.
Dalam Islam, munafik merujuk pada orang yang berpura-pura mengikuti ajaran agama, tetapi tidak mengakuinya dalam hatinya.
Beberapa ciri orang munafik, di antaranya: Berbohong, Berjanji palsu, Mengkhianati amanah, Bermuka dua, Berdebat hingga melampaui batas.
Munafik dapat berdampak negatif pada kehidupan, seperti :
- Tidak tenteram
- Selalu waswas
- Tidak senang melihat orang lain bahagia
- Cenderung menjadi pendendam
- Su'udzan (buruk sangka)
- Negative thinking (berpikiran negatif)
- Tidak lapang dada
Surat Al Munafiqun Ayat 4.
Artinya : Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka.
Al-Munafiqun · Ayat 4
۞ وَاِذَا رَاَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ اَجْسَامُهُمْۗ وَاِنْ يَّقُوْلُوْا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْۗ كَاَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌۗ يَحْسَبُوْنَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْۗ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْۗ قَاتَلَهُمُ اللّٰهُۖ اَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ ٤
wa idzâ ra'aitahum tu‘jibuka ajsâmuhum, wa iy yaqûlû tasma‘ liqaulihim, ka'annahum khusyubum musannadah, yaḫsabûna kulla shaiḫatin ‘alaihim, humul-‘aduwwu faḫdzar-hum, qâtalahumullâhu annâ yu'fakûn
Artinya : Apabila engkau melihat mereka, tubuhnya mengagumkanmu. Jika mereka bertutur kata, engkau mendengarkan tutur katanya (dengan saksama karena kefasihannya). Mereka bagaikan (seonggok) kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan (kutukan) ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya). Maka, waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran) ?
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili :
Dan apabila engkau, Nabi Muhammad, melihat mereka secara lahiriah, tubuh mereka akan mengagumkanmu, karena penampilan mereka menarik. Dan jika mereka berkata tentang agama dan kemasyarakatan, engkau akan mendengarkan tutur-katanya baik dan benar seperti orang bijak. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar, benda yang memiliki bentuk, tetapi tak bernyawa, penampilan mereka menarik dan pandai berorasi, tetapi otak mereka kosong tidak dapat memahami kebenaran. Mereka mengira bahwa setiap teriakan, yakni ungkapan amar makruf dan nahi mungkar yang diucapkan Rasulullah dan para sahabat, ditujukan kepada mereka, karena hati kecil mereka merasa dan menyadari kesalahan mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya, jika topeng mereka dibuka. Maka waspadalah terhadap mereka, wahai Nabi dan orang-orang beriman; Allah membinasakan mereka di dunia melalui tanganmu dan di akhirat dengan dimasukkan ke dalam neraka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan dari iman, padahal mereka menyaksikan turunnya Al-Qur’an kepada Nabi?
Surat al-Isra ayat 34 berkaitan dengan ciri orang munafik.
(Menerangkan Ingkar Janji).
Apabila kita berjanji, kita harus memenuhi janji itu, jika tidak maka kita tergolong ke dalam orang yang munafik. Bahkan, dalam surat Al Isra ayat 34 Allah SWT berfirman, "... dan penuhilah janji karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya," (QS Al Isra: 34).
Al-Isra' · Ayat 34
وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗۖ وَاَوْفُوْا بِالْعَهْدِۖ اِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔوْلًا ٣٤
wa lâ taqrabû mâlal-yatîmi illâ billatî hiya aḫsanu ḫattâ yablugha asyuddahû wa aufû bil-‘ahdi innal-‘ahda kâna mas'ûlâ
Artinya :
Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan (cara) yang terbaik (dengan mengembangkannya) sampai dia dewasa dan penuhilah janji (karena) sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili :
Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, yakni mengelolanya atau membelanjakannya kecuali dengan cara yang lebih baik, yang bermanfaat bagi anak yatim itu sampai dia dewasa dan mampu mengelola sendiri hartanya dengan baik, dan penuhilah janji, baik kepada Allah maupun sesama manusia; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya, oleh karena itu janji harus dipenuhi dan ditunaikan dengan sempurna.
Karakter Munafik Prespektif Al-Qur'an (Studi Analisis Tafsir Al Azhar QS. Al-Baqarah Ayat 204 - 206 Karya Hamka)
Oleh : Herlinah & Dr. H. Hasan Suaidi, M.S.I.
Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang dapat membuat seseorang terlihat berbeda dari orang lain. Manusia memiliki karakter yang berbeda-beda, baik berkarakter positif ataupun memiliki karakter yang negatif. Banyak sekali yang masih belum tahu berbagai macam dari karakter munafik yang akan membantu untuk tidak berprilaku munafik baik dengan Allah Swt. Rasul, Maupun sesama manusia. Karena karakter munafik begitu sangat dibenci oleh Allah Swt. Dengan mengetahui macam-macam karakter munafik kita dapat merubah diri untuk menjadi lebih baik agar terhindar dari prilaku munafik tersebut. Dengan alasan hal tersebut, penulis kemudian ingin sekali melakukan penelitian pada arti munafik menurut Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar tentang bagaimana penafsiran karakter munafik dalam Qs Al-Baqarah ayat 11-12 dan 204-206 serta apa saja kriteria dari karakter munafik tersebut. Jenis penelitian ini adalah study pustaka(library research), dengan pendekatan tafsir tahlili. Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder, kemudian menganalisa dengan metode deskriptif analisis dengan tujuan mengumpulkan data, menyusun, menjelaskan, dan menganalisa. Temuan daripada penelitian ini adalah bahwa karakter munafik dari Qs AlBaqarah Ayat 204-206 menurut Buya Hamka dalam Tafsirnya adalah perbuatan yang dianggap sederhana atau biasa saja seperti membuat kerusakan di kehidupan dunia ini, hal tersebut masuk dalam karakter munafik bahkan hanya dengan ucapan yang begitu berlebihan pandai dalam berbicara serta kata-katanya begitu menarik hal itu juga termasuk dalam karakter munafik. Allah SWT. begitu sangat membenci dan melarang melakukan perbuatan tersebut. Dengan kita mengetahui berbagai macam kriteria munafik khususnya dalam ayat tersebut kita dapat menginstrospeksi diri untuk tidak mendekati perbuatan itu serta kita tapat memperbaiki perilaku kita menjadi lebih baik lagi.
Ciri-ciri orang munafik, di antaranya :
- Berdusta
- Ingkari janji
- Berkhianat
- Bermuka dua
- Berdebat hingga melampaui batas
- Memiliki sifat iri dengki
Munafik dapat menjadi ancaman serius dalam masyarakat karena dapat menyebabkan fitnah, perpecahan, dan ketidakpercayaan. Untuk menghindari sifat munafik, umat Islam perlu menjaga ketulusan, kejujuran, dan integritas dalam kehidupan.
Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu :
(1) ketika berbicara ia dusta,
(2) ketika berjanji ia mengingkari, dan
(3) ketika ia diberi amanat ia berkhianat).
Munafik adalah istilah yang merujuk pada orang yang berpura-pura percaya atau setia kepada sesuatu, tetapi sebenarnya tidak demikian. Munafik juga bisa diartikan sebagai berbuat licik, menunjukkan perbuatan yang berbeda dari yang sebenarnya, atau bermuka dua.
Dalam Islam, munafik adalah istilah yang merujuk pada orang yang berpura-pura mengikuti ajaran agama, tetapi sebenarnya tidak mengakuinya dalam hatinya.
Beberapa ciri-ciri orang munafik, di antaranya :
- Menunjukkan iman dan kebaikan di hadapan orang lain, tetapi menyembunyikan kekufuran dan niat jahat di dalam hati
- Memiliki sifat iri dengki
- Menepati janji yang dibuat
- Bermuka dua, sehingga perkataannya selalu berubah
Munafik dapat menyebabkan fitnah, perpecahan, dan ketidakpercayaan. Untuk menghindari kemunafikan, setiap individu perlu menjaga ketulusan, kejujuran, dan integritas dalam setiap aspek kehidupan.
Koleksi artikel Kanti Suci Project