Allah SWT menjanjikan balasan yang baik bagi orang yang berbuat baik, baik di dunia maupun di akhirat
Allah SWT menjanjikan balasan yang baik bagi orang yang berbuat baik, baik di dunia maupun di akhirat. Janji-janji ini meliputi kehidupan yang baik, pahala yang berlipat ganda, dan kemudahan dalam menghadapi berbagai ujian hidup.
Berikut beberapa janji Allah SWT bagi orang yang berbuat baik :
1. Kehidupan yang baik (Hayatan Thayyibah).
Allah SWT menjanjikan kehidupan yang baik bagi orang yang beriman dan beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan.
2. Pahala yang berlipat ganda.
Setiap kebaikan yang dilakukan akan dibalas dengan pahala yang lebih baik, bahkan bisa dilipatgandakan.
3. Rahmat dan pertolongan.
Allah SWT akan senantiasa bersama orang-orang yang berbuat baik, memberikan rahmat, pertolongan, dan petunjuk dalam setiap langkahnya.
4. Kemudahan dalam urusan.
Allah SWT akan memberikan kemudahan dalam menghadapi berbagai ujian dan kesulitan hidup bagi orang yang berbuat baik.
5. Surga.
Bagi orang yang beriman dan beramal saleh, Allah menjanjikan surga sebagai tempat kembali yang penuh kenikmatan.
6. Ampunan.
Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat, sehingga orang yang bertaubat dan beramal saleh akan diampuni dosanya.
7. Kedudukan tinggi.
Orang yang beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah.
8. Kemenangan.
Orang yang jujur dan beriman akan mendapatkan kemenangan dan keridaan dari Allah SWT.
Ayat-ayat Al-Quran dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW menjadi landasan bagi janji-janji Allah ini. Beberapa contohnya adalah :
1. Q.S. An-Nahl ayat 97:
"Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
Surat An-Nahl Ayat 97
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Tafsir Qurais Shihab :
(Barang siapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik) menurut suatu pendapat dikatakan bahwa yang dimaksud adalah kehidupan di surga. Menurut pendapat yang lain dikatakan adalah kehidupan dunia, yaitu dengan mendapatkan rasa qana`ah atau menerima apa adanya atau ia mendapatkan rezeki yang halal (dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan).
2. Q.S. Al-Zalzalah ayat 7-8:
"Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."
Tafsir Surat Az-Zalzalah Ayat 7 dan 8: Jangan Sekali-kali Remehkan Kebaikan, Sedikitpun.
Berikut sababun nuzul dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat Az-Zalzalah ayat 7 dan 8:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ (٧) وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ (٨)
(7) Fa may ya'mal misqāla żarratin khairay yarah. (8) wa may ya'mal misqāla żarratin syarray yarah.
Artinya, (7) "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. (8) Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya".
Sababun Nuzul Surat Az-Zalzalah Ayat 7 dan 8.
Imam Jalaluddin As-Suyuti (wafat 911 H) dalam kitabnya, Lubabun Nuqul menyebutkan riwayat Ibnu Abi Hatim dari Said bin Jubair tentang asbabun nuzul surat az-Zalzalah ayat 7 dan 8 sebagai berikut :
أخرج ابن أبي حاتم عن سعيد بن جبير قال لما نزلت ويطعمون الطعام على حبه الآية كان المسلمون يرون أنهم لا يؤجرون على الشئ القليل إذا أعطوه وكان آخرون يرون أنهم لا يلامون على الذنب اليسير الكذبة والنظرة والغيبة وأشباه ذلك ويقولون إنما وعد الله النار على الكبائر فأنزل الله فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره
Artinya, "Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said bin Jubair, dia berkata, "Ketika turun ayat 8 surat Al-Insan : وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya", kaum Muslimin mengira bahwa mereka tidak akan diberi pahala bila memberikan sesuatu yang sedikit. Sedangkan yang lainnya mengira bahwa mereka tidak dicela karena melakukan dosa kecil, dusta, melihat (yang haram), menggunjing dan yang memyerupainya. Mereka mengatakan bahwa Allah hanya akan memberikan siksaan pada dosa-dosa besar. Karena itu kemudian Allah swt menurunkan ayat 7 dan 8 surat Al-Zalzalah: "Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (baIasan)nya"." (Jalaluddin As-Suyuti, Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul, [Beirut, Darul Kutub 'Ilmiyah], halaman 215).
Ragam Tafsir Surat Az-Zalzalah Ayat 7 dan 8.
Syekh Mustafa Al-Maraghi (wafat 1371 H) menjelaskan kata zarrah dalam tafsirnya sebagai berikut :
الذرة: النملة الصغيرة، أو هى الهباء الذي يرى فى ضوء الشمس إذا دخلت من نافذة، ومثقال الذرة: وزنها، وهو مثل فى الصغر
Artinya, "Az-Zarah adalah semut kecil atau debu berterbangan yang terlihat dalam cahaya matahari ketika masuk dari jendela atau lubang angin-angin. Sedangkan kata misqāla żarrat "seberat zarah" merupakan ilustrasi sesuatu yang kecil." (Ahmad bin Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, [Mesir: Matba'ah Musthafa Al-Babil Halabi: 1365H/1946M], juz XXX, halaman 218).
Syekh Nawawi Banten (wafat 1316 H) menafsirkan ayat 7 dengan makna: "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, yakni seberat semut kecil dia akan melihatnya." Kemudian ia menyebutkan perkataan Imam Ahmad bin Ka'ab Al-Qurazhi, sebagai berikut :
قال أحمد بن كعب القرظي: فمن يعمل مثقال ذرة من خير وهو كافر فإنه يرى ثواب ذلك في الدنيا حتى يلقى الآخرة، وليس له فيها شيء، ومن يعمل مثقال ذرة من شر من مؤمن يرى عقوبته في الدنيا في نفسه، وماله، وأهله، وولده حتى يخرج من الدنيا وليس له عند الله تعالى شر
Artinya, "Ahmad bin Ka'ab Al-Qurazhi berkata: "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah sedangkan dia seorang kafir, maka dia akan melihat balasanya di dunia, hingga di akhirat ia tidak mendapatkan apapun di sana; dan siapa dari seorang mukmin yang mengerjakan keburukan seberat zarrah, dia akan melihat hukumannya di dunia pada dirinya, harta, keluarga dan anaknya, sehingga ia keluar dari dunia dengan tidak ada keburukannya di sisi Allah swt."
Kemudian beliau menjelaskan ayat 8: " Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah yakni seberat semut paling kecil, ia akan melihatnya." Beliau menyebutkan perkataan Ibnu Abbas sebagai berikut:
ليس من مؤمن، ولا كافر عمل خيرا، أو شرا إلا أراه الله إياه، فأما المؤمن فيغفر الله سيئاته، ويثيبه بحسناته، وأما الكافر فترد حسناته ويعذب بسيئاته
Artinya, "Tidaklah seorang mukmin dan kafir yang melakukan kebaikan atau kejelekan kecuali Allah akan memperlihatkan kepadanya. Namun, orang mukmin akan diberi ampun dan diberi pahala atas kebaikannya. Sedangkan orang kafir kebaikannya akan ditolak dan disiksa sebab kejelekannya." (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsîrul Munîr li Ma’âlimit Tanzîl, [Surabaya, Al-Hidayah], juz II, halaman 656).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa orang kafir akan disiksa sebab kekafirannya, sedangkan kebaikannya hanya akan bermanfaat baginya selama di dunia saja, seperti menolak kejahatan atau bahaya dari dirinya. Adapun di akhirat, kebaikannya tersebut tidak akan bermanfaat dan tidak akan dapat membebaskannya dari siksaan kekafiran, ini yang menjadikannya kekal di neraka.
Kedua ayat tersebut memberikan motivasi untuk berbuat kebaikan sekalipun itu remeh, serta untuk tidak menyepelekan kejelakan atau keburukan sekalipun itu remeh dan sedikit. Karena semua akan ada balasanya. Dalam hadits shahih disebutkan:
لا تحقرنّ من المعروف شيئا، ولو أن تفرغ من دلوك في إناء المستسقي، ولو أن تلقى أخاك، ووجهك إليه منبسط
Artinya, "Jangan sekali-kali meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya menjulurkan timba untuk memberi minum orang yang minta minum; dan meskipun itu hanya dengan wajah berseri ketika bertemu temanmu."(Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 362).
Hadits riwayat Bukhari dan Muslim :
"Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."
Dengan memahami janji-janji Allah ini, diharapkan umat Islam semakin termotivasi untuk senantiasa berbuat baik, beramal saleh, dan meningkatkan kualitas diri agar mendapatkan keberkahan hidup di dunia dan akhirat.
Allah menjanjikan lima hal kepada orang-orang yang berbuat baik.
1. Kecintaan
إِنَّاللّهَيُحِبُّالْمُحْسِنِينَ-١٩٥-
“Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.”(Al-Baqarah 195)
2. Pertolongan
إِنَّاللّهَمَعَالَّذِينَاتَّقَواْوَّالَّذِينَهُممُّحْسِنُونَ-١٢٨-
“Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.”(An-Nahl 128)
3. Rasa Aman
مَاعَلَىالْمُحْسِنِينَمِنسَبِيلٍوَاللّهُغَفُورٌرَّحِيمٌ-٩١-
“Tidak ada alasan apa pun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”(At-Taubah 91)
4. Pahala
بَلَىمَنْأَسْلَمَوَجْهَهُلِلّهِوَهُوَمُحْسِنٌفَلَهُأَجْرُهُعِندَرَبِّهِ-١١٢-
“Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhan-nya.”(Al-Baqarah 112)
5. Kasih Sayang
إِنَّرَحْمَتَاللّهِقَرِيبٌمِّنَالْمُحْسِنِينَ-٥٦-
“Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.”(Al-A’raf 56)
Karena itu Allah selalu mengajak kita untuk selalu berbuat baik,
وَأَحْسِنكَمَاأَحْسَنَاللَّهُإِلَيْكَ-٧٧-
Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu.”(Al-Qashas 77).
Kanti Suci Project