Atifete Jahjaga (KOSOVO PRESIDENT)
By, Rr. Rahma Kanthi Suci
Atifete Jahjaga adalah
wanita pertama, kandidat non partisan, serta yang termuda yang terpilih untuk
posisi tersebut.
Atifete Jahjagaa bertugas sebagai Deputi Direktur Polisi
Kosovo, dengan pangkat Mayor jenderal, jabatan tertinggi untuk wanita di
seluruh Eropa Tenggara.
Presiden Wanita
Pertama Kosovo dan Termuda di Dunia
Karier polisi wanita yang dijalani Atifete Jahjaga
menghantarkan karier sebagai Presiden Kosovo sejak 7 April 2011 ketika
menggantikan Jakup Krasniqi yang menjabat Presiden pada periode 27 September
2010–22 Februari 2011 dan Presiden Sementara selama periode 4 April 2011–7
April 2011. Dia adalah Presiden Kosovo keempat dan wanita pertama yang meraih
jabatan itu serta kandidat non-partai pertama dan termuda yang terpilih menjadi
presiden. Dia juga kepala negara wanita pertama di Balkan modern.
Atifete Jahjaga di Đakovica, Republik Federal Sosialis
Yugoslavia (kini Kosovo) pada tanggal lahir 20 April 1975. Setelah
menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar dan menengah, Jahjaga belajar da
lulus dari Fakultas Hukum di Universitas Prishtina pada tahun 2000. Pada tahun
2006 atau 2007, ia mengambil program sertifikat pasca-sarjana bidang manajemen
kepolisian dan hukum pidana di Universitas Leicester di Inggris. Dia juga telah
menerima pelatihan profesional di Pusat Studi Keamanan George C Marshall Eropa
(George C. Marshall European Center for Security Studies)di Jerman dan Akademi
Nastional FBI (FBI National Academy) di Amerika Serikat.
Setelah Perang Kosovo, Jahjaga mulai bekerja sebagai
penerjemah untuk kepolisian internasional.
Kemudian, ia menyelesaikan pelatihan untuk menjadi
perwira dan secara bertahap berusaha menaikkan pangkat yang lebih tinggi.
Semula berpangkat mayor, kemudian kolonel, dan akhirnya meraih pangkat mayor
jenderal. Dia pertama kali bertugas sebagai polisi di perbatasan dan kemudian
dimutasi ke departemen pelatihan. Atifete Jahjaga menikah dengan Astrit Kuçi
yang berprofesi sebagai dokter gigi. Pasangan ini belum/tidak memiliki anak
hingga berita ini ditulis pada Januari 2012. Media melaporkan bahwa keduanya,
baik dia maupun suaminya telah menyewa apartemen sederhana di Pristina.
Jahjaga menjabat wakil direktur Kepolisian Kosovo. Pada
tahun 2010, dia menjabat direktur umum. Ketika sebagai perwira polisi, ia
menarik perhatian petugas diplomatik Amerika, sehingga kemudian dapat bertatap
muka secara khusus dengan pejabat senior Amerika Serikat. Pose fotonya
terpampang bersama dengan George Walker Bush (Presiden Amerika Serikat ke-43
periode 20 Januari 2001–20 Januari 2009) selama kunjungan Presiden Amerika
tersebut Akademi Nasional FBI. Fotonya bersama dengan Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat ke-67, Hillary Rodham Clinton selama kunjungan ke Kosovo
diposting ke jaringan internet sebelum kemudian dia menjadi sorotan secara
nasional sebagai calon presiden.
Pada tanggal 6 April 2011, namanya diumumkan sebagai
calon konsensus Presiden Kosovo oleh Partai Demokrat Kosovo (PDK: Partia Demokratike
e Kosovës atau Democratic Party of Kosovo) yang dipimpin Hashim Thaçi (Perdana
Menteri Kosovo periode 2 April 1999–1 Februari 2000 dan sejak 9 Januari 2008),
Liga Demokratik Kosovo (LDK: Lidhja Demokratike e Kosovës atau Democratic
League of Kosovo) pimpinan Isa Mustafa (Menteri Perekonomian dan Keuangan
Kosovo periode 1991–1999 dan Walikota Pristina sejak Desember 2007), dan
Aliansi Kosovo Baru (AKR: Aleanca Kosova e Re atau New Kosovo Alliance)
pimpinan Behgjet Pacolli (Presiden Kosovo ke-3 periode 22 Februari 2011–4 April
2011 dan Deputi I Perdana Menteri Kosovo sejak 15 April 2011) serta mendapat
dukungan Christopher William Dell (Duta Besar Amerika Serikat untuk Kosovo
dalam pemerintahan pimpinan Presiden Barack Obama). Meskipun menikmati reputasinya
sebagai seorang komandan polisi, dia memilih meninggalkan karier kepolisian dan
memilih menjadi calon sebagai pejabat tinggi negara. Sebagian besar pemimpin
publik dan politik sempat tidak menyadari pijakan politiknya.
Pada tanggal 7 April 2011, dia terpilih sebagai Presiden
pada putaran pertama pemungutan suara oleh Parlemen. Dari 100 anggota parlemen
yang hadir, dia meraih 80 suara, sedang 10 suara lain masuk ke Suzan
Novoberdali (di Albania dikenal dengan Suzana Novobërdaliu). Suzan adalah
politikus Kosovo yang menjadi Anggota Parlemen sejak tahun 2007. Suzan juga
seorang anggota partai politik Aliansi Kosovo Baru dan Koalisi Baru Kosovo
kaukus parlemen. Suzan sempat tidak terpilih di parlemen setelah pemilihan umum
tahun 2010, namun dia kembali ke parlemen setelah 14 anggota parlemen
mengundurkan diri untuk mengambil posisi kabinet. Pada tanggal 1 April 2011,
Suzan mengumumkan diri sebagai calon Presiden Kosovo dan menyaingi mantan ketua
partai Behgjet Pacolli pada pemilihan parlemen mendatang. Suzan menjabat Ketua
Komite Parlemen bidang Hak Asasi Manusia (HAM), Kesetaraan Jender, Orang
Hilang, dan Petisi. Suzan juga menjabat pada Komite untuk Integrasi Eropa.
Hingga saat ini, dia menjadi presiden terpilih melalui
putaran pertama pemungutan suara. Meski Ibrahim Rugova (Presiden Kosovo Pertama
periode 25 Mei 1992–21 Januari 2006) yang menjadi Presiden Pertama menerima
suara Parlemen 88:3 melebihi yang diperolehnya pada tahun 2002, suara itu
diraih pada babak ketiga, sehingga menang secara telak dalam pemilihan presiden
langsung pada tahun 1992 dan 1998. Dalam pidato pelantikannya, Jahjaga
menyatakan bahwa salah satu tujuan utamanya sebagai Presiden adalah untuk
mengamankan keanggotaan Kosovo di Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-bangsa.
“Saya mencita-citakan agar Kosovo menjadi bagian Uni Eropa dan dapat menjalin
persahabatan yang permanen dengan Amerika Serikat. Saya percaya dan meyakini
bahwa mimpi itu akan terwujud,” katanya dalam pidato pertamanya di Parlemen.
Sebelum menjadi Presiden Kosovo, Jahjaga menjabat Deputi Direktur Kepolisian
Kosovo dengan pangkat Mayor Jenderal. Pangkat tersebut merupakan tertinggi di
antara perempuan di Eropa Tenggara. (wkd/Epaphroditus Ph. M.)