Ayat-ayat Perdamaian dalam Al-Qur’an
Damai
didefinisikan sebagai, tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman, atau
tenteram, tenang, keadaan tidak bermusuhan, rukun.
Kata
lain yang masuk derifasinya adalah berdamai, mendamaikan, perdamaian,
memperdamaikan, terdamaikan, pendamai, dan kedamaian.
Aman,
tenteram, tenang, adalah kata-kata sinonim yang dapat dimengerti dari makna
damai.
Perdamaian
yang merupakan idamansemua umat manusia ini sayangnya
sering
kali tidak diprioritaskan para pemimpin dunia dalam mengambil
kebijakankebijakan pemerintahannya.
Sedangkan
makna damai dalam tulisan ini adalah ayat-ayat yang mengandung makna
keselamatan dan kedamaian dalam Alquran. Kata sinonim damai dalam Bahasa arab
adalah salaam.
Damai adalah kata yang sekarang ini menjadi semakin penting. Perang dan konflik dengan berbagai sebab menjadi semakin umum saat ini. Banyak sekali alasan untuk berperang dan memulai konflik, tetapi tidak ada satu alasan pun yang dapat dibenarkan untuk itu. Umat manusia membutuhkan kedamaian dan generasi yang moderat untuk kehidupan yang lebih baik.
Dalam
kaitannya dengan hal itu, agama diharapkan menjadi alat yang sangat baik untuk
mencegah perang dan konflik. Sebagaimana diungkapkan oleh tokoh masyarakat di
Indonesia Prof. Azyumardi Azza, agama mempunyai dua peran besar :
Pertama,
agama mengajarkan bagaimana kita melaksanakan ritual.
Dalam Islam, misalnya, bagaimana seseorang melaksanakan salat, puasa, berzakat, dan sebagainya, berdoa, dll.
Dan kedua, agama mengajarkan kedamaian dan toleransi. Peran agama yang kedua inilah yang dapat berkontribusi dalam pencegahan perang dan konflik.
Artikel blogger ini bermaksud menegaskan peran Islam sebagai agama yang cinta damai untuk juga berkontribusi dalam perdamaian dunia. Secara teknis, tulisan ini akan mengupas ayat-ayat dalam Alquran yang membahas tentang perdamaian. Ayat-ayat tersebut kemudian diharapkan dapat menunjukkan signifikansi ajaran damai dalam Alquran. Hal ini diharapkan dapat menegaskan bahwa perdamaian adalah sesuatu yang dapat dan harus diprioritaskan dalam menghadapi sebuah permasalahan.
Lima / 5 Ayat Al-Quran tentang Perdamaian
1 Surat Al Anfal ayat 61 Ayat Al-Quran tentang perdamaian pertama
disebutkan dalam Surat Al Anfal ayat 61. Allah SWT berfirman :
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ
فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Latin:
Wa in janaḥū lis-salmi fajnaḥ lahā wa tawakkal ‘alallāh(i), innahū
huwas-samī‘ul-‘alīm(u).
Artinya:
(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya
hanya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ibnu katsir dalam kitab
tafsirnya menjelaskan, ayat tersebut berkaitan dengan Perjanjian Hudaibiyah.
Orang-orang
musyrik Quraisy mengajukan gencatan senjata. Usulan itu disambut baik oleh
Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut :
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم: "أنه سَيَكُونُ
بِعْدِي اخْتِلَافٌ -أَوْ: أَمْرٌ -فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ يَكُونَ السِّلْمُ، فَافْعَلْ"
Artinya:
Dari Ali ibnu Abu Talib r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw telah
bersabda: Sesungguhnya kelak akan terjadi perselisihan atau suatu perkara. Jika
kamu mampu mengadakan perdamaian, maka lakukanlah".
2 Surat An Nisa ayat 114 Ayat Al Quran tentang Perdamaian berikutnya
tertuang dalam Surat An Nisa ayat 114.
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْواهُمْ إِلاَّ مَنْ
أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذلِكَ
ابْتِغاءَ مَرْضاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْراً عَظِيماً
Latin:
Lā khaira fī kaṡīrim min najwāhum illā man amara biṣadaqatin au ma‘rūfin au iṣlāḥim
bainan-nās(i), wa may yaf‘al żālikabtigā'a marḍātillāhi fa saufa nu'tīhi ajran
‘aẓīmā(n).
Artinya:
Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada
pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau
mengadakan perdamaian di antara manusia. Siapa yang berbuat demikian karena
mencari rida Allah kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar.
Menurut
Ibnu Katsir, ayat tersebut merupakan anjuran kepada manusia untuk
berlomba-lomba mengajak perdamaian.
Hal
ini dikuatkan dengan beberapa hadits berkaitan dengan ayat tersebut.
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلِ مِنْ دَرَجَةِ
الصَّلَاةِ، وَالصِّيَامِ وَالصَّدَقَةِ؟ " قَالُوا: بَلَى. قَالَ: "إِصْلَاحُ
ذَاتِ الْبَيْنِ"
Artinya:
dari Abu Darda yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"Maukah kalian aku beritahukan hal yang lebih utama daripada pahala puasa,
salat, dan zakat?" Mereka menjawab, "Tentu saja, wahai
Rasulullah." Nabi Saw. bersabda, "Mendamaikan orang-orang yang
bersengketa." (HR. Imam Ahmad)
3 Surat Al Hujurat ayat 9 Ayata Al-Quran tentang perdamaian
selanjutnya termaktub dalam Surat Al Hujurat ayat 9.
وَاِنْ طَاۤىِٕفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا
فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَاۚ فَاِنْۢ بَغَتْ اِحْدٰىهُمَا عَلَى الْاُخْرٰى فَقَاتِلُوا
الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْۤءَ اِلٰٓى اَمْرِ اللّٰهِ ۖفَاِنْ فَاۤءَتْ فَاَصْلِحُوْا
بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَاَقْسِطُوْا ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
Latin:
Wa in ṭā'ifatāni minal-mu'minīnaqtatalū fa aṣliḥū bainahumā, fa im bagat iḥdāhumā
‘alal-ukhrā fa qātilul-latī tabgī ḥattā tafī'a ilā amrillāh(i), fa in fā'at fa
aṣliḥū bainahumā bil-‘adli wa aqsiṭū, innallāha yuḥibbul-muqsiṭīn(a).
Artinya
: Jika ada dua golongan orang-orang mukmin bertikai, damaikanlah keduanya. Jika
salah satu dari keduanya berbuat aniaya terhadap (golongan) yang lain,
perangilah (golongan) yang berbuat aniaya itu, sehingga golongan itu kembali
kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah),
damaikanlah keduanya dengan adil. Bersikaplah adil! Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang bersikap adil. (QS. Al Hujurat: 9)
Menurut
Ibnu Sai'd Jubair, ayat ini terkait dengan peperangan yang terjadi antara kaum
Aus dan Khozrj yang berperang dengan pedang dan sandal. Maka ayat ini turun
untuk mendamaikan antara keduanya. Namun, ayat tadi tentunya juga bermakna
luas. Bahwa umat Islam hendaknya mengupayakan perdamaian antarsesama manusia.
Hal inilah yang tercantum dalam hadis yang juga dikutip oleh Imam Ibnu Katsir
saat menjelaskan ayat tersebut.
Seperti
yang disebutkan di dalam hadits sahih, dari Anas r.a., bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda :
"انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا".
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا نَصَرْتُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ أَنْصُرُهُ ظَالِمًا؟
قَالَ: "تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمَ، فَذَاكَ نَصْرُكَ إِيَّاهُ"
Artinya:
Tolonglah saudaramu, baik dalam keadaan aniaya atau teraniaya. Aku bertanya,
"Wahai Rasulullah, kalau dia teraniaya, aku pasti menolongnya. Tetapi
bagaimana aku menolongnya jika dia aniaya?" Rasulullah Saw. menjawab:
Engkau cegah dia dari perbuatan aniaya, itulah cara engkau menolongnya.
4 Surat Al Hujurat ayat 10 Ayat Al-Quran tentang Perdamaian
berikutnya disebutkan dalam Surat Al Hujurat ayat 10.
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا
بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ
Latin
: Innamal-mu'minūna ikhwatun fa aṣliḥū baina akhawaikum wattaqullāha la‘allakum
turḥamūn(a).
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua
saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.
(QS. Al Hujurat: 10)
Menurut
Ibnu Katsir, ayat tersebut secara tegas menjelaskan bahwa setiap orang yang
beriman atau mukmin adalah saudara seagama. Karena itu, sudah semestinya
mendamaikan mereka jika terjadi perselisihan. Banyak hadits yang menjelaskan
mengenai masalah tersebut.
"مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوادِّهم وَتَرَاحُمِهِمْ
وَتَوَاصُلِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى
لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بالحُمَّى والسَّهَر"
Artinya
: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam persahabatan kasih sayang dan
persaudaraannya sama dengan satu tubuh; apabila salah satu anggotanya merasa
sakit, maka rasa sakitnya itu menjalar ke seluruh tubuh menimbulkan demam dan
tidak dapat tidur (istirahat).
Di
dalam hadits sahih disebutkan pula :
"الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ،
يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا"
Artinya:
Orang mukmin (terhadap mukmin lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama
lainnya saling kuat-menguatkan. 5. Surat Al Baqarah Ayat 224 Ayat Al-Quran
tentang Perdamaian disebutkan juga dalam Surat Al Baqarah ayat 224.
وَلَا تَجْعَلُوا اللّٰهَ عُرْضَةً لِّاَيْمَانِكُمْ
اَنْ تَبَرُّوْا وَتَتَّقُوْا وَتُصْلِحُوْا بَيْنَ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Latin:
Wa lā taj‘alullāha ‘urḍatal li'aimānikum an tabarrū wa tattaqū wa tuṣliḥū
bainan-nās(i), wallāhu samī‘un ‘alīm(un).
Artinya: Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang dari berbuat baik, bertakwa, dan menciptakan kedamaian di antara manusia. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah: 224) Dalam ayat ini dilarang bersumpah untuk tidak berbuat baik atau tidak bertakwa atau tidak mengadakan islah di antara manusia. Kalau sumpah seperti itu sudah diucapkan, wajib dilanggar (dibatalkan), sebab sumpah tersebut tidak pada tempatnya, tetapi sesudah sumpah itu dilanggar, harus ditebus dengan membayar kafarat, yaitu memerdekakan seorang budak atau memberi makan sepuluh orang miskin atau memberi pakaian kepada mereka atau kalau tak sanggup, berpuasa selama 3 hari.
Rasulullah
SAW bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنِ اسْتَلَجَّ فِي أَهْلِهِ بِيَمِينٍ،
فَهُوَ أَعْظَمُ إِثْمًا، لَيْسَ تُغْنِي الْكُفَّارَةُ".
Artinya:
Dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda :
Barang siapa yang bersitegang terhadap keluarganya dengan sumpahnya, maka
perbuatan itu dosanya amat besar, kifarat tidak cukup untuk menutupinya.
5 Surat Al Baqarah Ayat 224 Ayat Al-Quran tentang Perdamaian
disebutkan juga dalam Surat Al Baqarah ayat 224.
وَلَا تَجْعَلُوا اللّٰهَ عُرْضَةً لِّاَيْمَانِكُمْ
اَنْ تَبَرُّوْا وَتَتَّقُوْا وَتُصْلِحُوْا بَيْنَ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Latin:
Wa lā taj‘alullāha ‘urḍatal li'aimānikum an tabarrū wa tattaqū wa tuṣliḥū
bainan-nās(i), wallāhu samī‘un ‘alīm(un).
Artinya:
Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang dari
berbuat baik, bertakwa, dan menciptakan kedamaian di antara manusia. Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah: 224)
Dalam
ayat ini dilarang bersumpah untuk tidak berbuat baik atau tidak bertakwa atau
tidak mengadakan islah di antara manusia. Kalau sumpah seperti itu sudah
diucapkan, wajib dilanggar (dibatalkan), sebab sumpah tersebut tidak pada
tempatnya, tetapi sesudah sumpah itu dilanggar, harus ditebus dengan membayar
kafarat, yaitu memerdekakan seorang budak atau memberi makan sepuluh orang
miskin atau memberi pakaian kepada mereka atau kalau tak sanggup, berpuasa selama
3 hari. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"مَنِ اسْتَلَجَّ فِي أَهْلِهِ بِيَمِينٍ، فَهُوَ أَعْظَمُ إِثْمًا، لَيْسَ تُغْنِي
الْكُفَّارَةُ".
Artinya:
Dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Barang siapa yang bersitegang terhadap keluarganya dengan sumpahnya, maka
perbuatan itu dosanya amat besar, kifarat tidak cukup untuk menutupinya.
Demikian
ulasan 5 Ayat Al-Quran tentang Perdamaian yang bisa dijadikan pedoman bagi
muslim untuk berbuat baik dengnan menyebarkan perdamaian dan mendamaikan mereka
yang bertikai.
Kanti Suci Project