Penyakit Hati
Penyakit hati adalah gangguan yang ada pada hati dan perasaan seseorang. Dalam Islam, penyakit hati yang ada pada setiap orang dapat mempengaruhi perilaku dan perbuatannya. Bahkan, Allah SWT berfirman terkait penyakit hati dalam surat At Taubah ayat 125 "Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surat itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir."
At-Taubah Ayat 125
وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوْا وَهُمْ كٰفِرُوْنَ ١٢٥
wa ammalladzîna fî qulûbihim maradlun fa zâdat-hum rijsan ilâ rijsihim wa mâtû wa hum kâfirûn
Artinya :
Adapun (bagi) orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, (surah yang turun ini) akan menambah kekufuran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir.
Tafsir Wajiz / Tafsir Tahlili :
Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit batin, seperti kekafiran, kemunafikan, keragu-raguan, dan sebagainya, maka dengan turunnya surah itu akan menambah kekotoran rohani, yakni kekafiran mereka yang telah ada selama ini dalam hati mereka dan mereka akan mati dalam keadaan kafir.
Dalam firman itu dijelaskan kalau penyakit hati yang dimiliki seseorang akan membawanya pada kekafiran hingga mati dalam keadaan kafir. Tentunya hal tersebut tidak diinginkan oleh umat muslim. Oleh sebab itu, sebagai muslim kita harus bisa menjaga hati dari berbagai kotoran dan penyakit yang dapat merusak keimanan.
Berikut merupakan beberapa penyakit hati yang sering ditemui seperti :
Pertama, Amarah. Rasa amarah dimiliki oleh semua makhluk hidup, khususnya manusia. Bahkan Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya untuk mengendalikan amarah sebagaimana disebutkan dalam satu hadits.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ada seseorang berkata kepada Rasulullah Saw, "Berilah saya nasihat," Kemudian, beliau bersabda, "Janganlah marah," Orang itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, "Janganlah marah," (HR. Bukhari).
Seseorang yang mudah mengumbar amarah akan jauh dari keberhasilan. Amarah yang tak terkendali tergolong ke alam penyakit hati. Rasulullah Saw sendiri bukan seorang pemarah, beliau adalah pribadi yang sangat dicintai keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan umatnya.
Kedua, Iri hati. Penyakit hati yang kedua yaitu iri hati. Allah SWT melarang hambanya untuk dengki kepada sesamanya dalam hal kemewahan dan kenikmatan dunia, karena segala sesuatu yang Allah berikan telah sesuai dengan usaha masing-masing hambanya.
Dalam Al-Qur'an surat An Nisa ayat 32, Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah maha mengetahui segala sesuatu."
Orang yang memiliki sifat iri hati apabila melihat orang lain senang, ia akan merasa susah hati dan gelisah. Lalu, ketika melihat orang lain susah, ia akan merasa senang. Perbuatan dengki dapat membuat orang menderita penyakit hati dan melakukan perbuatan tercela, misalnya dengan cara memfitnah.
Ketiga, Ghibah. Ghibah merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh iri dan dengki. Arti dari ghibah sendiri berarti bergunjing dan biasanya membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang digunjingkan dengan maksud mengolok-olok. Kejelekan dari mengghibah diterangkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al Hujurat ayat 12 yang berbunyi : "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ?
Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima tobat, maha penyayang."
Dalam ayat 12 surat Al Hujurat, Allah SWT menerangkan bahwa menggunjing ibarat memakan bangkai saudaranya sendiri. Penyakit hati yang satu ini sangat dibenci oleh Allah SWT.
Keempat, Buruk sangka. Hati yang jernih, bening, dan bersih akan terpancar dari perilaku sehari-hari. Adanya buruk sangka terhadap sesama menandakan hati yang kotor. Penyakit hati yang satu ini biasa disebut dengan suuzan.
Islam mengajarkan kita untuk tidak berburuk sangka, agar terhindar dari penyakit hati ini hendaknya kita mencoba untuk berbaik sangka terhadap sesama. Kita harus dapat melatih hati dan pikiran untuk memikirkan segala hal yang positif.
Kelima, Fitnah. Fitnah adalah penyakit hati. Fitnah berarti menyebarkan berita yang tidak benar tentang seseorang dengan tujuan menjatuhkannya. Dalam Al-Qur'an, fitnah artinya membakar dengan api, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Anfal ayat 39.
"Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan."
Maksud dari ayat tersebut berarti fitnah adalah keburukan yang paling buruk. Perilaku seseorang yang memiliki penyakit hati.
Ada beberapa perilaku yang menandakan bahwa seseorang memiliki penyakit hati, yaitu :
- Kedurhakaan atau dosa. Perbuatan durhaka dan dosa dilakukan secara terang-terangan. Hal ini sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad Saw. "Setiap umatku akan terampuni kecuali mereka yang melakukan kedurhakaan secara terang-terangan/" (HR. Bukhari).
- Orang yang memiliki penyakit hati akan merasa malas saat beribadah.
- Perasaan gelisah dan resah kerap muncul karena masalah yang dihadapi.
- Hatinya tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
- Melupakan zikir dan doa.
- Sibuk dalam urusan dunia semata.
Bila seorang muslim dapat mengatasi penyakit hatinya, ia akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Beberapa ciri orang yang iri kepada kita adalah :
1. Meniru kita. Orang yang iri mungkin meniru gaya berpakaian, hobi, atau mengejar gelar yang sama dengan kita.
2. Suka adu nasib. Orang yang iri mungkin suka adu nasib untuk meninggikan kita.
3. Lebih tertarik pada hal-hal sulit. Orang yang iri mungkin lebih tertarik membicarakan hal-hal menyedihkan dalam hidup kita.
4. Memberitahu bahwa kita beruntung. Orang yang iri mungkin memberitahu bahwa kita beruntung hanya karena kita dipekerjakan untuk posisi pekerjaan yang mereka tahu kita telah bekerja keras.
5. Selalu membandingkan diri. Orang yang iri cenderung selalu membandingkan diri mereka dengan kita, sering kali menunjukkan bagaimana mereka merasa kurang beruntung atau kurang berhasil dibandingkan dengan kita.
Rasa iri muncul karena kita merasa kehidupan kita sendiri kurang sempurna dibandingkan dengan orang lain. Rasa iri sering muncul ketika kita merasa tersaingi oleh kehadiran orang lain.
Kanti Suci Project