Ayat Al Qur'an Tentang Musibah Dan Doa Ada Berita Musibah
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.
Dalam kehidupan manusia, musibah adalah sebuah keniscayaan. Musibah merupakan takdir dari Allah subhanahu wata’ala yang hadir untuk menguji kesabaran manusia sekaligus mengingatkan bahwa Allah-lah yang Mahakuasa.
Kata musibah berasal dari bahasa Arab ‘ashaba yang dalam kamus bahasa Arab al-Munawwir diartikan sebagai bencana atau malapetaka. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, musibah diartikan dengan kejadian menyedihkan yang menimpa, atau malapetaka, atau bencana.
Dalam Al-Qur’an banyak disebut kata musibah termasuk bentuk-bentuk sepadanannya. Dalam kitab al-Mu’jam al-Mufradat fi Alfadz al-Qur’an al-Karim disebutkan bahwa ada 77 kata musibah, 33 di antaranya berbentuk kata kerja lampau (fi’il madhi), 32 berbentuk kata kerja sekarang (fi’il mudhari’), dan 12 berbentuk kata benda (isim).
Dalam Al-Qur’an, kata-kata tersebut memiliki pemaknaan masing-masing sesuai dengan asbabun nuzulnya dan berpedoman pada kitab-kitab tafsir yang ditulis oleh para ulama otoritatif di bidangnya.
Bukan hanya dari pemaknaan kata, hikmah dari kata musibah dalam Al-Qur’an juga sangat luas bagi manusia sehingga tidak hanya diartikan semau sendiri. Musibah bisa saja berarti azab, teguran atau peringatan, bahkan bisa berarti nikmat yang semuanya hanya Allah subhanahu wata’ala yang tahu.
Sebagai sebuah renungan, berikut beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang di dalamnya termaktub kata “musibah” berikut dengan artinya :
1. Surat al-Baqarah ayat 156
2. Surat asy-Syura ayat 30
3. Surat at Taghabun ayat 11
4. Surat at-Taubah ayat 50
5. Surat Al-Qashash ayat 47
6. Surat Ali Imran ayat 165
7. Surat al-Hadid ayat 22
8. Surat an-Nisa ayat 62
9. Surat an-Nisa ayat 72
10. Surat al-Maidah ayat 106
Doa Melihat Musibah agar Diberi Perlindungan oleh Allah SWT
Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'un. Allâhumma ajirnî fî mushîbatî wa akhlif lî khairan minhâ. Artinya: "Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya."
Doa melihat musibah dapat dipanjatkan seseorang ketika menyaksikan orang lain mendapat cobaan, misalnya terkena penyakit atau bencana alam. Doa ini bertujuan agar orang yang mengalami musibah diberikan kemudahan dalam menjalaninya.
Mengutip jurnal Musibah dalam Al-Qur'an tulisan Muhammad Abdul Ghaniy Morie, musibah dapat dipandang sebagai ujian, teguran, hukuman, ataupun petunjuk dari Allah kepada umat-Nya. Berapa pun besarnya ujian yang menimpa manusia lebih sedikit jika dibandingkan dengan ganjaran yang akan diterima.
Musibah dapat dialami siapa saja, baik diri sendiri maupun orang lain. Ketika mengalami musibah, seseorang dianjurkan untuk membaca kalimat istirja, yakni innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun. Rasulullah bersabda:
"Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah, lalu ia mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un. Allahumma'jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khairan minhaa. (Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ga jaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik)', maka Allah SWT akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik…"
Doa Melihat Musibah
Ada kalanya seseorang hanya menjadi saksi dari sebuah musibah yang menimpa orang lain. Musibah itu bisa disaksikan secara langsung maupun melalui televisi atau media sosial. Sebagai contoh, melihat berita gempa bumi di Turki yang baru saja terjadi dari pemberitaan di televisi.
Dijelaskan dalam buku Kuliah Adab oleh Ilham Ibrahim dkk., orang yang tidak mengalami musibah dan melihat sesama saudaranya tertimpa cobaan dapat dapat dihukumi musibah pula. Dari Nu'man bin Basyir r.a. berkata, Rasulullah bersabda:
"Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, dan saling menyantuni adalah bagian satu tubuh; jika salah satu anggota tubuh merasakan sakit, niscaya seluruh anggota tubuh lainnya ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam." (HR. Muslim: 6751)
Itu sebabnya, seorang Muslim yang melihat saudaranya terkena musibah harus segera menolongnya. Namun, jika keadaannya tidak memungkinkan, mereka dapat mengirim doa agar Allah memberi kemudahan bagi orang yang tertimpa musibah tersebut.
Sama seperti ketika mengalaminya sendiri, umat Muslim dianjurkan membaca kalimat istirja Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un. Setelahnya, mereka dapat membaca doa berikut:
الـحَمْدُ لِلَّـهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّـا ابْتَلاكَ بِهِ، وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلاً، لَمْ يُصِبْهُ ذَلِكَ اْلبَلاَءُ
Alhamdulillahilladzi ‘afani mimma ibtalaka bihi wa faddhalani ‘ala katsirin mimman khalaqa tafdhila.
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang menimpamu dan memberikan keutamaan kepadaku atas makhluk (lainnya) yang Dia ciptakan), maka bencana tersebut tidak akan menimpa dirinya.” (HR. Tirmidzi No. 343)
Doa tersebut cukup dibaca sendiri, tidak didengarkan kepada orang lain, terutama orang yang terkena musibah. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan perseteruan yang tidak berkesudahan.
Kanti Suci Project